Bahkan, secara lebih tegas lagi Imam Syafi’i berkata melalui bait-bait syairnya:
“Barangsiapa menyia-nyiakan waktu menuntut ilmu di masa mudanya, maka bertakbirlah empat kali
atas kematiannya.”
“Demi Allah, hakikat seorang pemuda terletak dalam ilmu dan ketakwaannya. Bila keduanya tidak
ada maka keberadaan sang pemuda dianggap tiada.”
“ Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, Ia akan merasakan hinanya
kebodohan sepanjang hidupnya.”
Mereka yang tidak memiliki ilmu laksana orang yang telah mati. Raga mereka memang hidup, namun
hati dan pikiran mereka telah dijemput maut. Karena itulah mereka layak dishalatkan dengan bertakbir
empat kali.
Jama’ah Sholat Jumat yang dirahmati Alloh
Usaha yang ketiga, menanamkan keluhuran akhlak.
Masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan untuk memperturutkan hawa nafsu. Dalam
kondisi seperti itu, peluang terjerumus ke dalam keburukan dan kesesatan sangatlah besar. Oleh karena
itu, dibutuhkan pondasi moral yang benar-benar andal, atau akhlak yang benar-benar kuat.
Bukankah di antara misi utama Rasulullah Saw adalah untuk menyempurnakan kemuliaan
akhlak? Beliau bersabda:
ِ
ُ ِْإمَّنَا بُعث
ْ ت ُألمَتِّ َم َم َكا ِر َم
اَألخالَق
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Syauqi Beik, seorang penulis dan penyair ternama berkebangsaan Mesir, pernah berkata dalam
syairnya:
ِ
َأخالَُق ُه ْم ذَ َهُب ْوا
ْ ت ْ َ فَِإ ْن ُه ُم ذَ َهب¤ ت
ْ َاَألخالَ ُق َما بَقي َ مَّنَا
ْ اُألم ُم ِإ
“Sesungguhnya kejayaan suatu bangsa terletak pada akhlak manusianya. Jika mereka telah
kehilangan akhlaknya maka hancurlah bangsanya.”
َ َ َو ِغن،ك
اك َقْب َل َ َ َو ِص َّحت،ك
َ ك َقْب َل َس َق ِم َ ك َقْب َل َهَر ِمَ َ َشبَاب:س ٍ ْاِ ْغتَنِ ْم مَخْ ًسا َقْبل مَخ
َ
ِ
كَ ِك َقْب َل َم ْوتَ َ َو َحيَات،ك َ َو َفَرا َغ،َف ْق ِر َك
َ ك َقْب َل ُش ْغل
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara; yakni masa mudamu
sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu
luangmu sebelum waktu sempitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. al-Hakim)
Semoga Allah memberi kekuatan dan kemudahan kepada kita dalam mewarisi tongkat
kepemimpinan para pendiri bangsa sehingga menjadikan bangsa ini bermartabat dan berjaya. Aamiin
ya Rabbal ‘alamin..
ِإنَّ ُه،الذ ْك ِر احْلَ ِكْي ِم ِ و َن َفعيِن وِإيَّا ُكم بِاآلي،آن الْع ِظي ِم
ِّ ات و ِ بار َك اهلل ىِل ولَ ُكم ىِف الْ ُقر
َ َ ْ ََْ َ ْ َ ْ ْ َ ُ ََ
.الر ِحْي ُم
َّ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر
Khutbah II