NIM
: 1300023212
Kelas : 8A
TUGAS SERTIFIKASI IV
MENCIPTAKAN GENERASI MUDA YANG BERAKHLAQUL KARIMAH
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarukatuh
Alhamdulillah hirrabbil alamin,
Washolatu wassalamu ala ashrafil anbiyai wal mursalin waala alihi waashhabihi ajmain.
Patutlah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, dan
hidayahNya, sehingga kita dapat hadir dalam acara Lomba Pidato Remaja Kabupaten Jember
dalam keadaan sehat walafiat Isya Allah.
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan pada junjungan besar kita, Rasulullah SAW, yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang Islamiyyah.
Masa muda merupakan masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita-cita
dan penuh dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda dihiasi
dengan bentuk fisik yang masih kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran
masih cermat, kulit wajah indah mengkilat, walaupun banyak jarawat, tetapi tidak gawat karena
masih banyak obat ditoko-toko terdekat. Generasi muda merupakan rahasia kekuatan suatu umat,
tiangnya kebangkitan dan kebanggaan bangsa. Di atas pundak merekalah masa depan umat
terpikul, karena pemuda memiliki keistimewaan tersendiri, baik dari segi keberanian,
kecerdasan, semangat, maupun dari kekuatan jasmaninya. Oleh karena itu pantas bila para
pemuda merupakan salah satu penentu maju dan mundurnya suatu Negara, Bangsa, dan Agama.
Sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini dan sampai yang akan datang sesuai dengan
fitrohnya pemuda merupakan tulang punggung penerus estafet perjuangan terhadap bangsa
agama, dan Negara.
Namun yang menjadi pertanyaan kita adalah pemuda yang seperti apakah yang akan
menjadi tulang punggung penerus estafet perjuangan terhadap Bangsa, Agama, dan Negara
Jawabannya adalah pemuda yang memiliki Akhlaqul Karimah seperti yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana Allaah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Ahzab,
33:21 yang berbunyi
Artinya: Sesunggunya telah ada pada diri Rasulullah SAW itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.
Dari firman tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwasannya Rasulullah SAW
merupakan suri tauladan bagi setiap umat, Akhlak sempurna yang beliau miliki seharusnya ada
pada diri pemuda kita untuk membentuk pribadi muslim yang islami yang dapat meneruskan
perjuangan generasi yang akan dating. Akan tetapi pada kenyataannya generasi muda sekarang
lebih mementingkan hal-hal yang berbau duniawi
mengajarkan
umatnya
untuk
mencari
ilmu
hingga
akhir
hayat,
dan
bagi kemajuan masyarakat dunia. Seperti yang dulu pernah dilakukan oleh ilmuwan Islam seperti
Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Biruni, Al-Khawarizmi, Ibnu Ismail Al Jazari, dan banyak lagi yang
lainnya.
Allah Taala berfirman :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar. (QS. Ali Imran: 110). Ayat di atas sangat jelas
menyiratkan bahwa umat Islam adalah umat terbaik di dunia. Karena umat Islam yang taat
kepada Allah dan Rasul-Nya senantiasa berbuat terbaik bagi dirinya, lingkungannya, dan sesama.
Untuk mewujudkan visi sebagai umat terbaik, maka diperlukan upaya pembentukan
karakter muslim yang kuat. Hal ini harus dilakukan melalui pendidikan sejak usia dini atau
kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Dalam hal ini peran orang tua, guru, dan pemerintah
sebagai penyedia fasilitas sangat besar sekali dalam pembentukan watak dan kepribadian seorang
muslim.
Untuk membentuk karakter remaja islami yang cerdas, mandiri, tangguh, berakhlakul
karimah, amanah, dan tawaduk tidak hanya dilakukan melalui pendidikan formal seperti di
sekolah atau pesantren. Pendidikan dan penanaman nilai-nilai islami justru dimulai dari
lingkungan keluarga. Dalam hal ini orang tua memikul tanggung jawab dan peran utama
mendidik anak. Orang tualah yang menentukan mau dijadikan seperti apa dan diarahkan ke mana
jalan hidup anak.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Setiap (anak) yang dilahirkan (pasti)
dilahirkan di atas fitrah, kedua orang tuanyalah yang membuat dia jadi Yahudi atau Nasrani atau
Majusi (HR. Abu Hurairah). Hadist ini menekankan pentingnya tugas orang tua dalam
mengawali pendidikan pada anaknya. Orang tua mesti mengenalkan Islam secara dini, karena
dengan memeluk agama Islam dan menjalankan syariat dengan benar akan menjadi benteng
sekaligus penyelamat bagi hidupnya, baik di dunia maupun di akherat.
Allah Ta ala berfirman: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anaknya,
demikian pula Yaqub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku, Sesungguhnya Allah telah memilih
agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam. (QS. AlBaqarah: 132). Selanjutnya keyakinan pada agama Islam ini dikuatkan dengan pelajaran tauhid,
yakni penghambaan dan penyerahan diri kepada Allah SWT.
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
Shiddiq
Amanah
Tabligh
Fathanah