Anda di halaman 1dari 16

Disusun Oleh :

KELOMPOK I
•KHOZINATUN NAFI’AH
•M. JURI SETIYAWAN
•NINDA MEIRISKA
KELAS : XII
MADRASAH ALIYAH BAHRUL ULUM GADINGMANGU PERAK JOMBANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
 PENGERTIAN BAROKAH DAN KAROMAH
 PENGERTIAN BAROKAH
Barokah secara etimologis berarti semakin
bertambahnya kebaikan dan manfaat.
Ibnul Qoyyim Al Jauziyah mengatakan
bahwa barokah adalah semakin dekat
kepada Allah. Pengertian istilah yang
sangat simpel dari Ar Raghib Al Ashfihani
“Kebaikan Tuhan yang ada pada
sesuatu”
 Karomah dikaruniakan oleh Allah kepada
para wali (kekasih)-Nya tanpa ada sebab,
dan juga tanpa ada tantangan dari orang
lain, sehingga mereka yang dikaruniai
karomah itu tidak boleh mempromosikan
diri sebagai wali (kekasih) Allah.
 Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang
menggambarkan betapa suatu karomah
diberikan oleh Allah kepada orang-orang
sholeh yang menjadi kekasih-Nya.
Diantaranya :
Dzul Qarnain, bukanlah Alexander Agung atau
Alexander the Greet seorang penakluk dari
Macedonia. Dzul Qarnain yang dimaksud
dalam Al-Qur’an adalah orang shalih yang
hidup pada zaman Nabi Ibrahim AS, bukan
Alexander Agung yang merupakan anak didik
dari seorang Filosof Yunani, Aristoteles.
Menurut riwayat Ibnu Hisyam dalam
kitabnya “At Tijan” bahwasannya Nabi Ibrahim
AS berhukum (memperkarakan suatu kasus
secara hukum) kepada Dzul Qarnain, maka ia
pun menghukuminya
 Dalil-dalil tentang Barokah
 Barokah yang ditempatkan pada kitab
suci al Qur’an : “ini adalah sebuah kitab
yang kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan
supaya mendapat pelajaran orang-
orang yang mempunyai pikiran” (QS.
Shaad : 29)
 Barokah yang ditempatkan pada
benda-benda tertentu seperti Ka’bah,
Hajar Aswad, Air Zamzam, dan air hujan
“sesungguhnya rumah pertama yang
dibangun untuk (tempat beribadat bagi
manusia ialah Baitullah) yang ada di
Bakkah (Makkah), yang diberkahi dan
menjadi petunjuk bagi semua manusia.
(QS. Ali Imran : 96)
 Upaya Memperoleh Barokah
 Dalam ajaran aswaja telah dikenal istilah
tabrik dan tabarruk. Tabrik : mendoakan
datangnya barokah buat orang lain,
misalnya kita mendoakan datangnya
barokah dalam acara walimatul ursy
buat pengantin berdua.
 Sedangkan tabarruk adalah upaya
memperoleh barokah dalam logat jawa
diistilahkan dengan ngalap barokah
 Tabut adalah peti tempat nabi musa diapungkan
oleh bunya Yohana ke sungai nil. Peti it uterus
mengikuti aliran sungai sehingga ditemukan oleh istri
firaun untuk kemudian bayi itu diasuh.
 Dalam QS Yusuf : menjelaskan tentang ngalap
barokah yang dilakukan oleh seorang pribadi yang
mulia yang sedang mengalami buta (Nabi Yaqub
AS) terhadap baju putranya, nabi Yusuf AS. Az
Zamakhsary itu adalah baju warisah yang dihasilkan
oleh Yusuf melalui doanya, baju itu datang dari surge
dibawa oleh malaikat Jibril kepada Yusuf, baju itu
tersimpan aroma surgawi yang tidak ditaruh pada
orang yang sedang mengidap penyakit kecuali
disembuhkan, ketika baju itu diusapkan pada muka
Nabi Yaqub seketika itulah beliau dapat melihat
seperti semula
 Upaya para sahabat (generasi salafus
sholih) untuk ngalap barokah dari
Rasulullah SAW
 Disebutkan dalam kitab (Musnad Al
Imam Ahmad bin Hanbal) Jilid III
halaman 938 pada hadist nomor (12237)
kitab al Bidayah dan Nihayah jilid VI
halaman 47 (yang telah dinyatakan
bahwa semua perawinya dapat
dipercaya (tsiqoh).
 Karomah adalah sesuatu yang mulia
munculnya pun tidak lain dari orang
yang mulia disisi Allah secaa naqli ada
beberapa prosedur sebagai upaya
untuk dapat memperoleh karomah :
 Beriman dan bertaqwa
 Gemar beramal shaleh sesuai syariat
Islam
 Tradisi Ziarah Kepada Para Ulama dan Auliya
Allah SWT dengan himah dan keadilan-Nya yang
maha sempurna memuliakan sebagian hamba-
hamba-Nya. Diantara sebab Allah memuliakan
mereka adalah karena ilmu, amal, kesabaran,
keikhlasan, dan keimanan mereka. Karena itulah
Allah SWT memuliakan para ulama, yaitu orang-
orang yang berilmu tentang Al Qur’an dan As
Sunnah dengan pemahaman sebagaimana yang
dipahami para sahabat, serta mengamalkannya.
Diantara dalil Al Qur’an dan Hadits yang
menunjukkan keutamaan para ulama adalah
sebagai berikut
 “Dan Kami jadikan di antara mereka itu
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar
(dalam menegakkan kebenaran). dan adalah
mereka meyakini ayat-ayat kami”.
 Tradisi sowan itu tidak hanya dilakukan oleh
santri yang masih belajar di pesantren. Banyak
santri yang telah berkeluarga dan hidup
bermasyarakat mengunjungi kyainya hanya
sekedar ingin bersalaman, atau sengaja
datang untuk membawa masalah yang
hendak ditanyakan kepada sang kyai.
Demikian inilah yang menjadikan hubungan
antara kyai-santri tidak mengenal kata putus.
Kyai selamanya tetap menjadi guru dan santri
tetap menjadi murid
 Dikenali dari ilmunya tentang ajaran Islam yang
meliputi aqidah, fiqih, dan tashawuf.
 Dikenali dari kekokohan pijakannya ketika
masyarakat dilanda perkara syubhat.
 Dikenali dari jihadnya beserta dakwahnya ke jalan
Allah.
 Dikenali dari ketekunan ibadahnya dan rasa
takutnya kepada Allah.
 Dikenali dari ketidak terkaitan hatinya dengan dunia
dan kemewahannya
 Dikenali dari kesaksian gurunya atas keulamaan dan
atau kewaliannya.
 Dapat dikenali pula dari kesaksian sesama ulama
dan atau sesama wali
 Dapat menimba ilmu dari mereka
 Dapat memperoleh fatwa, nasihat atau
wejangan dari mereka.
 Hanya dengan menatap wajah sang
kyai (ulama dan auliya) ataupun
sebaliknya sudah sedikit banyak
membawa barokah bagi kita.
 Dapat meminta barokah doa kepada
mereka
 Dapat mencium tangan mereka
 “Dari Buraidah RA, ia berkata
bahwasannya Rasulullah SAW bersabda :
“Dahulu saya melarang kalian menziarahi
kubur, tapi (sekarang) ziarahilah kubur itu!”
(HR. Muslim). Dalam riwayat lain (ada
tambahan) :”Barang siapa yang ingin
ziarah, maka berziarahlah, karena ziarah
kubur itu dapat mengingatkan kita kepada
akhirat (HR. Muslim pada kajian tentang
“Jenazah” (Bab “Nabi SAW meminta izin
kepada Tuhannya ‘Azza wa jalla untuk
ziarah ke makam ibunya).
 Ziarah ke makam ulama/kyai maupun
auliya/wali justru sudah mentradisi di
kalangan kaum santri. Biarpun di luar
mereka ada kelompok-kelompok yang
membid’ah-bid’ahkan, bahkan
mensyirik-syirikkan, namun tetap saja
amalan tersebut lestari sampai
kapanpun. Selain itu, mereka juga
menggandrungi wisata ruhani (ziarah ke
makam para ulama dan auliya)

Anda mungkin juga menyukai