Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir merupakan fungsi dari akal yang dianugerahkan kepada manusia. Dengan

berpikir, manusia akan dapat memanfaatkan akalnya untuk memahami hakikat segala sesuatu.

Hakikat segala sesuatu adalah kebenaran, dan kebenaran yang sejati adalah Allah Swt. Dengan

berpikir, manusia akanmengenal Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Maka, berpikir adalah

awal perjalanan ibadah yang tanpa-Nya ibadah menjadi tak bernilai.

Jika berkaitan dengan ibadah tentuya sudah ada ketentuan yang terperinci dari Allah Swt.

Disamping itu, dalam menjalankan kehidupan ini, tentunya kita pasti menghadapi berbagai hal

yang harus dihadapi dengan sebaik-baiknya. Adapun solusi dalam kehidupan ini untuk

menghadapi berbagai masalah selain dengan ibadah yakni dengan musyawarah.Musyawarah

adalah suatu kelaziman fitrah manusia dan termasuk tuntutan stabilitas suatu masyarakat.

Musyawarah bukanlah tujuan pada asalnya, melainkan disyariatkan dalam agama islam untuk

mewujudkan keadilan di antara manusia dan juga untuk memilih perkara yang paling baik bagi

mereka sebagai perwujudan tujuan-tujuan syariat dan hukum-hukumnya.

Sebagai warga negara yang baik, dalam bermusyawarah kita harus mengedepankan

kepentingan bersama, jangan hanya mengedepankan kepentingan pribadi. Termasuk dalam

pemberian dan penerimaan suatu pendapat pun kita harus tetap memperhatikan cara berpikir

kritis serta cara bersikap yang demokratis. Berikan masukan dengan berpikir secara kritis dan

menghormati pendapat orang lain.Oleh karenanya, kita diharuskan agar mampu untuk bertindak

secara demokratis agar dapat menjalankan kehidupan ini dengan sebaik mungkin.

Dalam Al-Qur’an banyak terdapatayat-ayat yang menyerukan manusia untuk

memperhatikan, merenung dan memikirkan penciptaan Allah baik yang di langit, bumi maupun
diantara keduanya. Dengan adanya hal ini, maka manusia dituntut agar mampu untuk berpikir

secara kritis terhadap penciptaan Allah serta memahami dan merenungkan apa makna yang

tersirat di dalamnya.

Selain dituntut untuk mampu berpikir secara kritis, manusia juga dituntut agar mampu

untuk bertindak secara demokratis.Pengertian dari demokrasi itu sendiri merupakan suatu paham

yang didalamnya mengandung asas-asas musyawarah yang pernah dilakukan Rasulullah

SAW.semasa hidup beliau dan diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’anul-Karim.

Indonesia juga merupakan negara demokrasi, akan tetapi demokrasi di Indonesia adalah

demokrasi pancasila yang didasarkan pada sila-sila yang terdapat dalam pancasila tersebut.

Seperti halnya ajaran islam demokrasi juga menjunjung nilai persatuan dan kesatuan, maka

dari itu kita sebagai generasi bangsa indonesia haruslah tahu tentang demokrasi. Maka dari itu,

penulis akan mengkaji hal-hal mengenai berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis

menurut ayat-ayat Al-Qur’an yang akan membahas tentang hakikat seta manfaatdari berpikir

secara kritis dan bertindak secara demokratis.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Apa sajakah hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis

menurut ayat Al-Qur’an ?

2. Ayat Al-Qur’an yang mana sajakah yang membahas tentang hakikat serta manfaatdari berpikir

secara kritis dan bertindak secara demokratis ?

3. Apa saja sikap dan perilaku terpuji yang dapat dikembangkan terkait dengan berpikir kritis dan

bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an ?


C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa sajakah hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak

secara demokratis menurut ayatAl-Qur’an.

2. Untuk mengetahui ayat Al-Qur’an yang mana sajakah yang membahas tentang hakikat serta

manfaatdari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis.

3. Untuk mengetahui apa saja sikap dan perilaku terpuji yang dapat dikembangkan terkait dengan

berpikir kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru, diharapkan dapat menjadikan karya tulis ini sebagai bahan masukan dalam

mengajarkan siswa untuk dapat memahami hakikat berpikir kritis dan bertindak secara

demokratis sesuai dengan ayat Al-Qur’an.

2. Bagi pelajar diharapkan agar karya tulis ini dapat dijadikan pembelajaran agar lebih

mengetahui apa saja hakikat dan manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara

demokratis sesuai dengan ayat Al-Qur’an.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Apa Itu “Berpikir Kritis” ?


Berpikir kritis, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang

valid (sah) serta argumen yang akurat. Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap

kritis, baik terhadap kenyataan empiris (realitas sosial,budaya, dan politik) maupun terhadap

kenyataan supraempiris (agama, mitologi, dan kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan

pada diri sendiri.Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat

yang berbeda.

Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa

yang drkritisi.Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu didukung dengan kemampuan

untuk menyelesaikan masalah secara damai.Masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat

berujung konflik, untuk itu perlu ditekankan penyelesaian masalah dilakukan dengan damai

bukan kekerasan.

B. Pengenalan Sekilas Mengenai Demokrasi

Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (etimologis) dan istilah (terminologis).

Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu demos

yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan

atau kedaulatan. Adapun secara terminologis, demokrasi adalah bentuk mekanisme sistem

pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga

negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut.

Dengan demikian, makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan benegara

mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah


mengenai kehidupannya, termasuk dalam hal kebijakan negara karena kebijakan tersebut akan

menentukan kehidupan rakyat. Maka, negara yang menganut sistem demokrasi adalah negara

yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat.Dari segi organisasi,

demokarasi berarti pengorganisasiannegara yang dilakukan rakyat sendiri atau atas

persetujuannrakyat karena kedaulatan berada di tangan rakyat.

Dalam agama islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orang islam hanya

mengenal kebebasan (al-hurriyah) yang merupakan pilar utama demokrasi yang diwarisi

semenjak zaman nabi Muhammad saw., termasuk didalamnya kebebasan memilih pemimpin,

mengelola negara secara bersama-sama (syura), kebebasan mengkritisi penguasa, dan kebebasan

berpendapat.

Basis empiriknya, demokrasi dan agama memiliki perbedaan yang mendasar.Demokrasi

berasal dari pergumulan pemikiran filosofis manusia, sedangkan agama berasal dari wahyu.

Meskipun keduanya dikatakan berbeda dalam basis empirik, dalam kaitan berbasis dialektis

agama dapat memberikan dukungan positif terhadap demokrasi dan demokrasi sendiri dapat

memberikan peluang bagi proses pendewasaan kehidupan bernegara.


BAB III
METODELOGI PENULISAN

A. Jenis Penulisan
Jenis penulisan yang digunakan oleh penulis pada karya tulis ini adalah deskriptif analisis,

yakni dengan mendeskripsikan dan mengkaji mengenai hakikat dan manfaat dari berpikir secara

kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al -Qur’an, ayat Al-Qur’an yang mana saja

yang membahas tentang hakikat serta manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara

demokratis, serta sikap dan perilaku terpuji apa saja yang dapat dikembangkan terkait dengan

berpikir kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat-ayat Al-Qur’an.

B. Waktu dan Tempat Penulisan

Penulisan dilakukan pada bulan Juli 2016 dan bertempat di SMA Plus Negeri 2 Banyuasin

III.

C. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam karya tulis ini adalahdengan

menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data-data melalui buku-buku

dan internet. Studi pustaka dilakukan untuk menambah data agar lebih lengkap. Data-data

diperolah melalui media cetak, seperti buku-buku dan media elektronik seperti melalui internet.

D. Metode Analisis Data


Pada metode analisis data, penulis menggunakan analisis kualitatif, yaitu memperoleh data-

datadengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, seperti buku-buku dan media massa

yaitu internet.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Apa Sajakah Hakikat Dan Manfaat Dari Berpikir Secara Kritis Dan Bertindak Secara

Demokratis Menurut Ayat Al-Qur’an ?

Berpikir kritis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan

pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.” Salah satu contoh

kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan “membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi

tentang suatu masalah, seperti memperkirakan apa yang akan terjadi besok berdasarkan analisis

terhadap kondisi yang ada hari ini.

Manfaat dari adanya perilaku berpikir kritis di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Dapat menangkap makna dan hikmah dibalik semua ciptaan Allah SWT.

b. Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.

c. Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah SWT. dalam mengembangkan IPTEKS.

d. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian).

e. Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejal dan fenomena alam.

f. Semakin bersyukur kepada Allah SWT. atas augerah akal dan fasilitas lain, baik yang berada di

dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta.

g. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.

h. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.

i. Semakin bersemangat dalam mengumpulkan bekal untuk kehidupan di akhirat, dengan

meningkatkan amal salih dan menekan / meninggalkan kemaksiatan.

Musyawarah termasuk salah satu sifat orang yang beriman. Hal ini perlu diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari seorang muslim terutama dalam hal-hal penting. Mencintai musyawarah
dalam mengambil keputusan pada segala hal yang terkait dengan kehidupan keluarga dan

masyarakat, seperti memilih lembaga pendidikan yang cocok, memilih tempat kerja, memilih

ketua RT, dan lain-lain.Adapun manfaat bersikap secara demokratis yang berupa musyawarah

adalah sebagai berikut.

a. Permasalahan yang sulit menjadi mudah setelah dipecahkan oleh orang banyak lebih-lebih kalau

yang membahas orang yang ahli.

b. Akan terjadi kesepahaman dalam bertindak.

c. Menghindari prasangka yang negative, terutama masalah yang ada hubungannya dengan orang

banyak.

d. Melatih diri menerima saran dan kritik dari orang lain.

e. Berlatih menghargai pendapat orang lain.

B. Ayat Al-Qur’an Yang Mana Sajakah Yang Membahas Tentang Hakikat Serta Manfaat

Dari Berpikir Secara Kritis Dan Bertindak Secara Demokratis ?

Surah Ali 'Imran Ayat 190-191

Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan

siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang

yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah

Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab

neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191).

Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit dan bumi serta

keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam silih bergantinya siang dan malam

secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh kita
dan cara berpikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya yang

ada pada dunia flora dan fauna merupakan tanda bukti yang menunjukan keesaan Allah Awt.,

kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaannya.

Berikut merupakan tabel yang berisi penjelasan mengenai tajwid dari QS.Ali-‘Imran ayat

190-191.

No. Lafaz Hukum Bacaan Alasan

1. ‫ت‬
ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫خ َْل‬
َّ ‫ق ال‬ Idgham Syamsiyah Alif Lam diikuti

huruf Sin

2. ِ ‫َو ْاْل َ ْر‬


‫ض‬ Izhar Qamariyah Alif Lam diikuti

huruf Hamzah

3. ‫قِ َيا ًما َوقُعُودًا‬ Idgham Bigunnah Tanwin dikuti

huruf Wawu

4. ‫ُجنُو ِب ِه ْم‬ Mad Thabi’i Dammah diikuti

huruf Wawu

mati/sukun

5. َ ‫َخلَ ْق‬
‫ت‬ Qalqalah Sugra Huruf qaf sukun

di tengah kata

6. َ ‫ع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ Mad ‘Arid Lissukun Mad Thabi’I

diikuti huruf

hidup dibaca

waqaf

Adapun Asbabun Nuzul mengenai QS. Ali-‘Imran ayat 190-191, yaitu : At-Tabari dan Ibnu

Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a., bahwa orang-orang Quraisy mendatangi kaum

Yahudi dan bertanya, “Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab,

“Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya.”


Kemudian mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan

Isa?”Dijawab, “Isa menyembihkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta

menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah saw. dan

berkata, “Mintalah Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.” Maka Nabi berdo’a, dan

turunlah ayat ini (Q.S. Ali-Imran/3:190-191), mengajak mereka memikirkan langit dan bumi

tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan, dan

matahari serta peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-

binatang, dan sebagainya.

Adapun ayat Al-Qur’an mengenai sikap demokratis yakni terdapat dalam surat Ali Imran

ayat 159, yakni sebagai berikut.

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah swt-lah kamu berlaku lemah lembut

terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan

diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan

bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, dan apabila kamu telah membulatkan

tekad maka berdakwahlah kepada Allah swt, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali Imran: 159).

Surah Ali 'Imran ayat 159 membahas tentang tata cara melakukan musyawarah. Ayat ini

diturunkan sebagai teguran terhadap sikap para sahabat Rasulullah Saw.yang telah menyepakati

keputusan musyawarah dalam menerapkan strategi Perang Uhud, tetapi mereka melanggar

kesepakatan tersebut. Oleh karena sikap melanggar dari keputusan musyawarah dalam Perang

Uhud, kaum muslimin menjadi sulit mengalahkan musuh.

Berikut merupakan tabel yang berisi penjelasan mengenai tajwid dari QS.Ali-‘Imran ayat

159.

Kalimat Hukum Bacaan Alasan


‫فَ ِب َما‬ Mad Thabi’i Fathah diikuti Alif
ٍ‫ِ ِّمنٍَ َر ْح َمة‬ Idgham Bilagunnah Tanwin diikuti huruf Mim
ٍَ ‫ِل ْن‬
‫ت‬ Ikhfa Nun sukun diikuti huruf Ta’
ٍَ ‫ظا َغ ِل‬
‫ظ‬ َّ َ‫ف‬ Izhar Tanwin diikuti huruf Ghain
‫ٰال ْنفَض ُّْوا‬ Ikhfa Nun sukun diikuti huruf Fa’
ٍْ ‫َح ِو ِل َۖ َك ِم‬
‫ن‬ Izhar Nun sukun diikuti huruf Ha
‫َوآ ْست َ ْغ ِف ٍْر َع ْن ُه ٍْم‬ Izhar Syafawi Mim sukun dikuti huruf

Wawu
ٍ‫اْأل َ ْم ِر ِف ْي‬ Izhar Qamariyah Alif Lam sukun diikuti

huruf Hamzah
‫الل ِۚ ِه َعلَى‬ Lam Tafkhim Lafaz Jalalah datang setelah

fathah
ٍَ‫اْل ُمت َ َو ِ ِّك ِليْن‬ Mad ‘Arid Lissukun Mad Thabi’I diikuti huruf

hidup lalu dibaca waqaf

Adapun Asbabun Nuzul dari QS. Ali-‘Imran ayat 159yaitu : sebab-sebab turunnya ayat 159

surat Ali-Imran ini kepada Nabi Muhammad saw. sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abas r.a.,

Ibnu Abas r.a. menjelaskan bahwasanya setelah terjadi perang Badar Rasulullah mengadakan

musywarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khatab r.a. untuk meminta pendapat mereka

tentang para tawanan perang Badar. Abu Bakar r.a. berpendapat, mereka sebaiknya

dikembalikan kepada keluarga mereka dan keluarga mereka membayar tebusan. Namun, Umar

bin Khatab r.a. berpendapat, mereka sebaiknya dibunuh dan yang diperintah membunuh adalah

keluarga mereka. Rasulullah saw. kesulitan dalam memutuskan, kemudian turun ayar 159 surat

Ali-Imran ini sebagai dukungan atas pendapat Abu Bakar r.a. (H.R.Kalabi).

C. Apa Saja Sikap Dan Perilaku Terpuji Yang Dapat Dikembangkan Terkait Dengan

Berpikir Kritis Dan Bertindak Secara Demokratis Menurut Ayat Al-Qur’an ?


Dalam mengembangkan sikap untuk dapat berpikir kritis dan bertindak secara demokratis,

tentunya ada berbagai sikap dan perilaku terpuji yang perlu dikembangkan.Berikut adalah

beberapa sikap dan perilaku terpuji yang perlu dikembangkan terkait dengan berpikir kritis

berdasarkan ayat Al-Qur’an.

a. Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. atas anugerah akal sehat.

b. Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. atas anugerah alam semesta bagi manusia.

c. Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an secara lebih mendalam bersama pakar di

bidang masing-masing.

d. Menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai inspirasi dalam melakukan penelitian-penelitian ilmiah

untuk mengungkap misteri penciptaan alam.

e. Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam mengembangkan

IPTEK.

f. Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat manusia.

g. Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya.

h. Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.

i. Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai tindak lanjut

dari keyakinannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan sebagai perwujudan dari rasa

syukur kepada Allah SWT. atas semua anugerahnya.

j. Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespons semua gejala dan fenomena alam

yang terjadi.

Sikap demokratis merupakan suatu hal yang bertujuan agar terciptanya persatuan

antarsesama.Persatuan merujuk pada hal kebersamaan baik itu dalam arti fisik maupun nonfisik

seperti dalam berorganisasi, kesepakatan, keluarga, maupun yang lainnya.Persatuan merupakan

akibat dari adanya ikatan batin dan ikatan hukum dari beberapa orang yang berada dalam suatu

kesepakatan untuk bersama.Adapun perilaku demokratis yang dibiasakan sebagai implementasi

dari ayat yang telah dibahas antara lain sebagai berikut.


a. Bersikap lemah lembut jika hendak menyampaikan pendapat (tidak berkata kasar ataupun

bersikap keras kepala).

b. Menghargai pendapat orang lain.

c. Berlapang dada untuk saling memaafkan.

d. Memohonkan ampun untuk saudara-saudara yang bersalah.

e. Menerima keputusan bersama (hasil musyawarah) dengan ikhlas.

f. Melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah dengan tawakal.

g. Senantiasa bermusyawarah tentang hal-hal yang menyangkut kemaslahatan bersama.

h. Menolak segala bentuk diskriminasi atas nama apapun.

i. Berperan aktif dalam bidang politik sebagai bentuk partisipasi dalam membangun bangsa.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Adapun simpulan dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al-Qur’an merupakan

perilaku yang pada hakikatnya memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal bersyukur dan

memecahkan masalah melalui proses kerja sama dalam musyawarah.

2. Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang hakikat serta manfaatdari berpikir secara kritis dan

bersikap secara demokratis adalah Q.S. Ali-‘Imran ayat 190-191dan Q.S. Ali-‘Imran ayat 159.

3. Pengembangan sikap dan perilaku terpuji terkait dengan berpikir kritis dan bertindak secara

demokratis merupakan hal penting yang perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari guna

perwujudan implementasi nyata dari ayat Al-Qur’an.

4. Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk

itu kepada guru pembimbing yaitu Bapak Ahmad Idris Jatnika, S.Ag.saran dan kritik sangatlah

diperlukan oleh penulis agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dan semoga

karya tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca yang ingin mengkaji tentang hakikat dan

manfaat dari berpikir secara kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat Al -Qur’an, ayat

Al-Qur’an yang mana saja yang membahas tentang hakikat serta manfaat dari berpikir secara

kritis dan bertindak secara demokratis, serta sikap dan perilaku terpuji apa saja yang dapat

dikembangkan terkait dengan berpikir kritis dan bertindak secara demokratis menurut ayat-ayat

Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai