A. Pendahuluan
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang
menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan
dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa
minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas
minatnya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan
yang didasari oleh minat dan minat ini dapat bertahan selama hidupnya.
Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa.
Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah.
Namun dalam prakteknya tidak sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di dalam kelas,
karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa. Jika hal ini terjadi, maka
proses belajar mengajar pun akan mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang bergairah dalam mengikuti
pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang bisa memahami dan mengerjakan tugas dengan semangat.
Sebagian besar siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini
menyebabkan tugas yang diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan asal jadi. Jika mereka
ditanya, alasannya mereka tidak mempunyai bakat di bidang seni atau tidak punya bakat menggambar. Dengan
kondisi seperti ini, guru perlu mencari upaya bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam
pembelajaran Seni Rupa.
Pengertian minat
Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang datang dari dalam diri
seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk,
tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Menurut
Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Crow and Crow (dalam Djaali 2006:121) mengatakan
bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan
dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Pengertian Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada umumnya mereka memberikan
penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155)
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola
respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Crow and Crow
Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar dikemukakan para ahli, antara lain menurut
Di Vesta and Thompson (1970:112) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman. Sedangkan menurut Hilgard (1983:630),
mengemukakan bahwa belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang brelatif permanen yang
terjadi karena pengalaman.
Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau lingkungannya antara
lain sebagai berikut :
Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima
sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan
kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya
minat belajar pada dirinya. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan,
tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis
yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar.
Faktor dari luar siswa, meliputi:
Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media
pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta berbagai kegiatan
kokurikuler.
Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan
tempat tinggal.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam
menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang atau
hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang
secara tidak langsung dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-
faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar sisbwa adalah sebagai berikut :
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu
subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner
(1975) menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai
melalui jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan dismpaikan dengan menghubungkan
bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan datang. Roijakters (1980)
berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita
yang sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the laws of
interest), yang berbunyi :
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan selengkap mungkin mengenai
mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik.
Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau
berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan mata
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa
adalah sebagai berikut :
Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.
Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak
untuk belajar
Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran
saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.
Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di
rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya
tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat
menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita
lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan
minatnya dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan
penanganan yang berbeda pula, termasuk dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya
dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa.
Penutup
Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Untuk
menumbuhkan minat belajar pada diri siswa, terlebih dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi latar
belakang yang menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah itu baru kita mengambil
langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa. Dengan
demikian upaya untuk menumbuhkan minat belajar sesuai dengan sasarannya.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan
upaya menumbuhkan minat belajar pada peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik
dan psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam penyajian materi pembelajaran.
Ketiga, penggunaan media pembelajaran hendaknya dapat merangsang siswa untuk tertarik ikuti serta dalam
pembelajaran. Keempat, pahami kondisi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat
mencari jalan keluar dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
Rujukan
[1] Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
[2] Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para
Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
[3] Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
[3] Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[4] Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
[5] Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
[6] Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia
membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun
belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada
sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa
Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari
sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas
internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas
yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar
dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN,
mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi
“budak” di negeri sendiri.
Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam
jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang
mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi
pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan
kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri
bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat
menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu
saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan
masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka
di tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas
yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin
terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam
jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat
masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka
di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial.
Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat
ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.
1.3 Tujuan
1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah pengantar pendidikan.
Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan
yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam lingkup universitas negeri malang maupun di civitas akademika yang
lain.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan dan menambah
ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Para pembaca yang dominan dari kaula mahasiswa bisa digunakan
untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yang unggul.
3. Bagi Masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk
terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak positif dan negatif dari dari pengaruh
globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin berikut:
Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah
objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa
bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan
dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005)
yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal
menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti
mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.
Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat
kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang
dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif
siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan
pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang
memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi
sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa
menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.
Komersialisasi Pendidikan
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan
tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis
yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan
pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji
murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini
harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang
saham.(John Micklethwait, 2007:166). .
Ketergantungan
Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan
pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar
mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.
sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan pesantren yang
dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah,
kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang
sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang
sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari
proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah satu aspek yang
perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek.
Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai sains-
teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal
membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama. Banyak lulusan pendidikan umum yang
‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama
memang menguasai ilmu agama dan kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi.
Sehingga, sektor-sektor modern diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya
sendiri, karena tidak mampu terjun ke sektor modern.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP).
Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis
dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung
jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas.
Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan
utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen
dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang
menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8
persen (Kompas, 10/5/2005).
Koordinator LSM Education network foa Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai
bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersalialisasi pendidikan dengan
menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki
otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya
setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang
mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak
berdasarkan status sosial, antara kaya dan miskin.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapi persoalannya siapa yang seharusnya
membayarnya?. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan
menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataan
Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan
bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan
menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia
Perubahan Corak Pendidikan, mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk
berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik
dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan.
Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi di indonesia adalah Mahalnya Biaya Pendidikan, Kualitas
SDM yang Rendah dan fasilitas pendidikan ang kurang, itu yang mengakibatkan pendidikan tidak berjalan
dengan lancar
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan
leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus
berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta
kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu
DAFTAR PUSTAKA
Dengan adanya Contoh Karya Ilmiah diatas Evi berharap semoga bisa membantu dan bermanfaat bagi yang
membutuhkan dan sedang mencari refrensi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
A. Pendahuluan
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan.
Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang
dapat menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan
motivasi. Prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas minatnya. Minat menimbulkan kepuasan. Seorang
anak cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat dan minat ini dapat bertahan
selama hidupnya.
Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa. Disamping itu
minat belajar juga dapat mendukung dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya
tidak sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di dalam kelas, karena kurangnya minat siswa dalam
pembelajaran Seni Budaya khususnya seni rupa. Jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami
Berdasarkan pengalaman penulis, pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang bergairah dalam mengikuti
pelajaran. Hanya sebagian kecil saja siswa yang bisa memahami dan mengerjakan tugas dengan semangat. Sebagian
besar siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa atau takut. Hal ini menyebabkan tugas yang
diberikan hasilnya kurang memuaskan sehingga terkesan asal jadi. Jika mereka ditanya, alasannya mereka tidak
mempunyai bakat di bidang seni atau tidak punya bakat menggambar. Dengan kondisi seperti ini, guru perlu mencari
upaya bagaimana menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam pembelajaran Seni Rupa.
Pengertian minat
Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang
tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie (1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat
sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Menurut Slameto (dalam Djaali
2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Sedangkan menurut Crow and Crow (dalam Djaali 2006:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak
yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Pengertian Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada umumnya mereka memberikan
penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman. Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan
bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata
2007:155) mengemukakan bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul
atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi.
Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar dikemukakan para ahli, antara lain menurut Di Vesta
and Thompson (1970:112) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil
dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku yang muncul karena pengalaman. Sedangkan menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan bahwa belajar dapat
dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi karena pengalaman.
1. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima
sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan
kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan
berkurangnya minat belajar pada dirinya. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
2. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan,
tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis
yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar.
1. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa saling berkaitan dalam
menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang atau hilangnya minat
belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang
atau hilangnya minat belajar sisbwa adalah sebagai berikut :
Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang minat (the laws of interest),
yang berbunyi :
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu
Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang menyangkut hal itu.
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan selengkap mungkin mengenai mata
pelajaran itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu
dapat diperoleh dari buku pegangan. ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau berminat pada mata
pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada
mata pelajaran seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau melukis.
Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh.
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah
sebagai berikut :
Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.
Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang anak
untuk belajar
Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya terdapat pada pelajaran
saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.
Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah
perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak. (Kumpulan Tugas Sekolahku)
Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya
tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali faktor yang dapat
menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai
seorang guru dalam memecahkan masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk
dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat
belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar
siswa.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan upaya
menumbuhkan minat belajar pada peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik dan psikologis
siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan
media pembelajaran hendaknya dapat merangsang siswa untuk tertarik ikuti serta dalam pembelajaran. Keempat,
pahami kondisi lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga kita dapat mencari jalan keluar dalam
menumbuhkan minat belajar siswa.
Rujukan
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang
Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.
Karya Ilmiah yang berjudul DAMPAK NEGATIF NARKOBA BAGI KEHIDUPAN REMAJA telah
diselesaikan oleh :
Dan disahkan serta disetujui oleh Kepala MTs N Model Brebes dan guru pembimbing
Pada hari :
Tanggal :
Mengetahui :
MOTTO :
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini kami persembahkan untuk:
1. Drs. H. Muh. Muntoyo,M.Pd selaku Kepala MTs N Model Brebes
2. Dra.Sururoh selaku guru pembimbing Karya Ilmiah Remaja
3. Moh. Firdaus,M.Si selaku wali kelas VII Excellent
4. Kedua orang tua yang telah membiayai Karya Ilmiah
5. Teman-teman yang telah mendukung Karya Ilmiah
Dengan mengucapkan Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melipahkan rahmat hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun Karya Ilmiah yang berjudul DAMPAK NEGATIF
NARKOBA BAGI KEHIDUPAN REMAJA.
Setelah mencari dengan susah payah, akhirnya penulis mendapatkan data-data tersebut melalui media
internet. Adapun penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Karya Ilmiah
Remaja kelas VII Excellent tahun pelajaran 2010/2011.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membimbing
penyusunan karya ilmiah ini diantaranya :
1. Drs. H. Muh. Muntoyo. M. Pd. Selaku Kepala MTs N Model Brebes
2. Dra. Sururoh selaku guru pembimbing Karya Ilmiah Remaja
3. Moh. Firdaus. M.Si selaku wali kelas VII Excellent
4. Kedua orang tua yang telah membiayai penyusunan Karya Ilmiah
5. Teman-teman yang telah mendukung penyusunan Karya Ilmiah
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih benyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Harapan penulis semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.
Penulis
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………...…iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….....iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….v
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………...1
I.2 Tujuan Penulisan……………………………………………………..2
I.3 Metode Penulisan………………………………………………….....2
I.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………....3
I.5 Sistematika Penulisan………………………………………………...3
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Sejarah Narkoba………………………………………………………4
II.2 Definisi Narkoba………………………………………………...……5
II.3 Sebab-Sebab Narkoba Beredar di Kalangan Remaja………...……….5
II.4 Upaya Pencegahan Narkoba………………………………………….6
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan…………………………………………………………...8
III.2 Saran………………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….10
LAMPIRAN – LAMPIRAN………………………………………………………...11
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Orang tua adalah tokoh percontohan oleh anak-anak termasuk didalam aspek kehidupan sehari-hari
tetapi didalam soal keagamaan hal itu seakan-akan terabaikan. Sehingga akan lahir generasi baru yang
bertindak tidak sesuai ajaran agama dan bersikap materialistik.
Kebanyakan remaja yang tinggal di kota besar menjalankan kehidupan yang individualistik dan
materialistik. Sehingga kadang kala didalam mengejar kemewahan tersebut mereka sanggup berbuat apa saja
tanpa menghiraukan hal itu bertentangan dengan agama atau tidak, baik atau buruk.
Beberapa remaja mengalami tekanan psikologi ketika di rumah diakibarkan adanya perceraian atau
pertengkaran orang tua yang menyebabkan si anak tidak betah di rumah dan menyebabkan dia mencari
pelampiasan.
Remaja yang gagal dalam pendidikan atau tidak mendapat pendidikan, mempunyai waktu senggang
yang banyak, jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, bisa menjadi hal yang buruk ketika dia
berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik untuk mengisi kekosongan waktunya.
Remaja adalah kelompok atau golongan yang mudah dipengaruhi, karena remaja sedang mencari
identitas diri sehingga mereka dengan mudah untuk meniru atau mencontoh apa yang dia lihat, seperti pada
film atau berita yang sifatnya kekerasan, dan sebagainya.
Dengan perkembangan teknologi modern saat ini seperti mengakses informasi dengan cepat, mudah dan
tanpa batas juga memudahkan remaja untuk mendapatkan hiburan yang tidak sesuai dengan mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurang lebih th. 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau kemudian dikenal opium (candu =
papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas
permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India, Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya, cina
kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan karena iklim dan
keadaan negeri). Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi cina telah menjadi masalah nasional, bahkan
di abad XIX terjadi perang candu dimana akhirnya cina ditaklukan Inggris dengan harus merelakan Hong
Kong. Terjerumusnya para kalangan remaja dengan narkoba disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kurangnya perhatian dan pendidikan Agama dalam keluarga
2. Pengaruh Lingkungan yang tidak baik
3. Tekanan Psikologi yang dialami remaja
4. Gagal dalam studi / pendidikan
3.2 Saran
Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan
kemoralan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam
bergaul.
Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan
yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh
dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
makalah-bahaya-narkoba-bagi-remaja.html
KARYA ILMIAH
“BAHAYA NARKOBA”
PUTRI INDRIASARI
22209360
3EB23
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah
saya dengan lancar. Kemudain saya ucapkan terima kasih untuk Dosen Bahasa Indonesia yang telah
memberikan saya kesempatan untuk menyelesaikan tugas karya ilmiah ini, untuk memenuhi tugas Mata kuliah
Softskil Bahasa Indonesia.
Karya ilmiah ini dibuat untuk memberikan informasi mendasar bagi masyarakat Indonesia mengenai
bahaya narkoba, khususnya kaum pemuda yaitu para remaja yang mudah sekali terkena narkoba. Tak ada
gading yang tak retak, saya menyadari kekurangan dalam tulisan ini, untuk itu saya mengharapkan kritik dan
saran yan bersifat membangun dari pembaca, dosen, dan teman – teman.
Terima Kasih
02 November 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba atau sering disebut dengan narkotika adalah psikotropika dan zat adiktif yang sangat berbahaya bagi
tubuh manusia, apabila zat ini dikonsumsi oleh tubuh maka akan menyebabkan seseorang mengalami
kecanduan atau ketagihan, yang berujung kematian.
Awalnya narkoba adalah obat bius yang dipakai oleh paramedis untuk membius orang yang ingin dioprasi dan
untuk penyakit tertentu yang pemakainannya diresepkan oleh dokter dengan dosis yang wajar. Namun kini
persepsi kebanyakan orang telah salah, sehingga menggunakan narkoba untuk kesenangan bukan untuk medis.
Dewasa ini penyalahgunaan narkoba telah menyerang banyak orang diseluruh dunia, dan berbagai kalangan
baik anak-anak remaja, orang dewasa, sampai orang tua. Hal ini sudah tidak dapat dibiarkan lagi, begitu banyak
korban karena pemakain narkoba, bahaya narkoba mulai dari terjangkit penyakit menular karena berganti-
gantian jarum suntik seperti HIV, hingga kematian karena overdosis.
Begitu mudahnya mendapatkan narkoba adalah hal utama yang patut disalahkan, penjualan narkoba bisa
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja, baik dilingkungan sekolahan, perkantoran, sampai lingkungan
pemerintah, bahkan petugas hukum ada yang sampai menjual maupun menggunakan barang haram ini. Ini
merupakan permasalahan utama bagi pemerintah dan penegak hukum, yang patut diselesaikan.
Penanganan narkoba hingga saat ini belum lah begitu maksimal, karena terbukti bahwa pemakai , pengedar,
serta bandar semakin lama semakin banyak dan merajalela, hal ini tidak dapat dibiarkan. Untuk itu pengertian
maupun pendidikan mengenai apa itu narkoba harus sudah ditanam atau diajarkan kepada putra-putri sejak dini,
baik melalui progam disekolahan, orang tua, mau pun organisasi.
B. Batasan Masalah
Untuk memudahkan pembaca makan penulis akan membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan
karya ilmiah ini :
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat luas khususnya para
kaum remaja Putra – Putri mengenai apakah itu narkoba, apakah bahaya pengkonsumsian narkoba, agar
masyarakat Indonesia khususnya remaja dapat memahami bahaya-bahaya narkoba dan tidak terjebak dalam
kehidupan narkoba.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode secara tidak langsung, dengan mencari informasi melalui buku-buku,
maupun internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
Narkoba ( Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif ) adalah sebuah obat-obatan terlarang berbahaya yang
dikonsumsi oleh manusia melalui jarum suntik, diminum, dihirup, dan dihisap yang pengkonsumsiannya
menyerang sistem kerja otak manusia yangt menimbulkan rasa senang, stamina, dan mengubah perilaku
seseorang, dimana penggunaanya dapat menyebabkan seseorang ketergantungan dan berujung pada kematian.
Pengenalan mengenai jenis-jenis narkoba sangat perlu, agar para pembaca mengetahui ragam narkoba apa saja
yang ada. Brikut ini Jenis-jenis narkoba:
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan
kesadaran.
Narkotika golongan 1: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contohnya : Heroin, Kokain, Ganja.
Narkotika golongan 2: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan dan di gunakan pada terap. Contoh :
Morfin Petidin, metadon.
Narkotika golongan 3:berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyal digunakan untuk terapi,
salah satunya juga untuk penyembuhan orang yang ketergantungan obat dengan peresepan dokter. Contoh :
Kodein
2. Psikotropika
Yaitu zat/obat baik alamiah/sintetis yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Jenis- jenisnya :
Psikotropika golongan 1: ketergantungan yang sangat kuat. Contohnya : Ekstasi dan LSD.
Psikotropika golongan 2 : Ketergantungannya kuat. Contohnya : Amfetamin dan Sabu.
Psikotropika golongan 3 : Ketergantungannya sedang. Contohnya : pentobarbital.
Psikotropika golongan 4 : Ketergantungannya ringan. Contohnya : diazepam.
BegItu banyak faktor yang menyebabkan para remaja terjerumus dalam bahaya narkoba, berikut ini adalah
berbagai macam faktor yang menyebabkan para remaja mudah terjerumus dalam narkoba :
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga dapat menjadi faktor utama penyebab remaja terjerumus narkoba, Misalnya seorang anak
yang tinggal dilingkuan keluarga Broken Home, keluarga yang broken home adalah masalah terbesar bagi
seorang anak, perpisahan, pertengkaran dalam keluarga adalah penyebab utama seorang anak menjadi depresi,
dimana anak tidak dapat menceritakan permasalahannya pada siapa pun hingga akhirnya ia terjerumus kedalam
narkoba sebagai jalan keluar.
2. Ekonomi
Orang tua yang mapan biasa memberikan uang berlebihan kepada seorang anak sebagai bentuk kasih sayang,
tapi itu adalah hal yang salah karena memberikan uang berlebihan kepada anak tanpa maksud, tujuan, serta
pengawasan yang jelas dapat membuat seorang anak membeli Narkoba dengan mudah.
3. Pergaulan
Pergaulan seorang anak harus diawasi, karena pergaulan termasuk faktor utama seorang anak memakai
narkoba, semua itu berawal dari ajakan seorang teman, gaya-gayaan antar teman agar dibilang keren, kalau
tidak memakai narkoba belum bisa dibilang keren oleh teman-temannya, hal ini kembali lagi kepada
pengawasan orang tua.
Penggunaan narkoba jelas akan menimbulkan dampak negatif kepada diri seseorang, bahkan dampak ini tidak
hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi keluarga teman serta kerabat, karena narkoba sangat merugikan.Berikut
ini bahaya yang ditimbulkan narkoba :
Bagi Keluarga :
Hilangnya suasana harmonis didalam keluarga, timbulnya ketidakpedulian seorang anak kepada orang tua, anak
menjadi jarang pulang kerumah, anak menjadi sering meminta uang berlebih, menjual barang-barang yang ada
dirumah.
Bagi sekolah :
Semangat kedisiplinan serta kerajinan seorang anak menjadi berkurang, anak menjadi malas sekolah, dan nilai-
nilai seorang anak turun drastis.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghentikan penyebaran maupun pemakaian narkoba. Narkoba
adalah musuh bangsa ini, ia adalah perusak pemuda bangsa ini untuk itu seluruh masyarakat serta golongan
haruslah mau ikut mencegah berkembangnya penyebaran narkoba ini dan menghentikannya agar tidak banyak
korban-korban lain. Pemerintah dan penegak hukum haruslah tegas menangkap para bandar narkoba yang ada
di Indonesia, maupun para penyelundup narkoba di Indonesia, berikan hukum seberat-beratnya. Berikan
informasi penyuluhan mengenai pengertian narkoba, jenis-jenis narkoba, serta bahaya narkoba kepada seorang
anak sejak dini melalui sekolah, keluarga,organisasi manapun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Narkoba ( Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif ) adalah sebuah obat-obatan terlarang berbahaya yang
dikonsumsi oleh manusia melalui jarum suntik, diminum, dihirup, dan dihisap yang pengkonsumsiannya
menyerang sistem kerja otak manusia yangt menimbulkan rasa senang, stamina, dan mengubah perilaku
seseorang, dimana penggunaanya dapat menyebabkan seseorang ketergantungan dan berujung pada kematian.
Narkoba memiliki jenis-jenis yang beragam, serta efek yang beragam, dan penggunaan yang beragam, serta
memiliki bahaya yang pasti bagi pengkonsumsi narkoba. Penyebab narkoba dapat timbul dari mana saja dari
keluarga, diri sendiri, sampai faktor ekonomi yang menyebabkan seseorang terjerta narkoba. Untuk itu narkoba
harus diberantas oleh seluruh rakyat demi kemajuan bangsa.
B. Saran
Narkoba adalah Zat adiktif yang sangat berbahaya bagi manusia, untuk itu sedini mungkin kita sebagai warga
negara Indonesia yang baik yang peduli akan masa depan bangsa ini mari bersama-sama dari berbagai golongan
orang tua, orang dewasa, remaja, hingga anak-anak bersatu untuk memberantas narkoba, dan konseling
mengenai bahaya narkoba penting diajarkan kepada anak-anak sedini mungkin agar kelak ketika mereka
beranjak dewasa mereka tidak terjerumus dalam dunia narkoba baik sebagai pemakai maupun pengedar.
C. Daftra Pustaka
http://fadilla-azhar.blogspot.com/2011/03/karya-ilmiah-tentang-narkoba.html
http://wennymochi24.wordpress.com/2012/12/18/karya-ilmia-tentang-bahaya-narkoba-bagi-generasi-muda/
Walaupun Pancasila secara formal menjadi dasar Undang Undang Dasar bukanlah satu-satunya hukum
dasar, hanya sebagian dari hukum dasar, yaitu hukum
negara setelah Proklamasi tetapi nilai-nilai Pancasila dasar yang tertulis. Menurut Penjelasan UUD 1945 “aturan-
telah ada sejak zaman dahulu. Beberapa bukti tulisan, aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
semboyan, legenda dll dalam nilai kehidupan yang penyelenggaraan Negara, meskipun tidak tertulis. Aturan ini
sering disebut ‘konvensi”.
mencerminkan sila I : mahabarata, tajus salatina,
sanghyang kamahayanikan, serat menak, agama Pasal-pasal UUD 1945 tersebut mengandung semangat
ageming aji dll. Sila II : Aja dumeh, Bharata yudha, dan perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung
Ramayana, Malin Kundang, batu pegat, bontu sinaga, dalam Pembukaan UUD 1945, dan pasal-pasalnya
danau Toba, Cindhe laras dll. Sila III : Sadhumuk merupakan rangkaian kesatuan bulat dan terpadu. Pokok –
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan adalah ;
batuk sayari bumi, crah agawe bubrah, nini lan I : Negara Persatuan, II : Keadilan Sosial, III : Kedaulatan
mintuna, rukun agawe santosa, dll. Sila IV : Putri rakyat dan IV : Ketuhanan YME dan Kemanusiaan yang
Dayang Merindhu, Loro Jongrang. Kisah Negeri Suli Adil dan Beradab.
dll. Sila V : Raja Erlangga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Tiga
Secara garis besar sistem pemerintahan negara yang
Piatu, Tomang patawine to kai langi mai.
dianut UUD 1945 yang telah diamademen :
Pancasila memenuhi syarat sebagai sistem filsafat.
1. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
Sebagai sistem filsafat Pancasila terdiri dari bagian menurut UUD
sila-silanya yang bersama-sama membentuk satu 2. Sistem Konstitusional
kesatuan yang utuh. Tiap-tiap bagian merupakan tata 3. Negara Indonesia adalah negara hukum
rakit yang teratur, sesuai dan selaras dengan 4. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD
MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD. Kewenangan Bab IV Pembanguan Lima Tahun Ke Tujuh : umum,
MPR adalah menetapkan dan mengubah UUD, melantik tujuan sasaran, prioritas, sasaran bidang, kebijks
Presiden dan Wapres. Presiden memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD. Presiden memegang masa Bab V Pelaksanaan : Pembg Nasional, Pelita ke VII
jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali hanya satu kali masa jabatan. DPR memiliki fungsi Bab VI Penutup.
legislasi, anggaran dan pengawasan dan untuk itu DPR
diberi hak-hal interpelasi, angket, menyatakan pendapat, Dalam GBHN 1998, pengertian GBHN adalah haluan
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan imunitas.
DPR memegang kekuasaan membentuk UU dan setiap negara dalam garis besar tentang pembangunan
RUU dibahas oleh Presiden dan DPR secara bersama nasional dalam garis-garis besar sebagai pernyataan
untuk kemudian distujui secara bersama dan selanjutnya kehendak rakyat yang ditetapkan oleh MPR setiap
disahkan oleh Presiden. RUU yang tidak mendapat lima tahun. Sementara itu, maksud ditetapkannya
persetujuan tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan
masa itu. RUU yang telah disetujui bersama tidak disahkan adalah untuk memberikan arah bagi perjuangan
oleh Presiden, 30 hari terhitung sejak RUU itu disetujui sah bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaannya,
menjadi UU. Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi dengan tujuan mewujudkan kondisi yang diinginkan
melalui pemilu setiap provinsi sama jumlahnya dan tidak
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
boleh lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. Komisi Yudisial
bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan sehingga secara bertahap cita-cita bangsa Indonesia
pangangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang seperti termaktub dalam UUD 1945 dapat tercapai,
lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan
keluhuran martabat serta perilaku hakim. Mahkamah
Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
makmur. GBHN disusun dengan Pancasila sebagai
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan
terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga konstitusional.
negara, memutus pembubaran parpol dan perselisihan
hasil pemilu. MK beranggotakan 9 anggota hakim konstitusi Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
yang memiliki integritas, pribadi tidak tercela, adil,
pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi
negarawan dan menguasai konstitusi. KPU dibentuk dalam
rangka pelaksanaan pemilu luas, bersih, jujur, adil. seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara
untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan
nasional yang termaktub dalam pembukaan UUD
1945, yaitu melindungi seganpa bangsa dan seluruh
GBHN / PROPENAS / Platform Politik tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut
GBHN ditetapkan oleh MPR tahun 1999 berbeda
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
dengan GBHN 1998, 1993 dan periode tahun-tahun
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
sebelumnya. GBHN 1999 tentang GBHN tahun 1999-
Tujuan Pembangunan nasional bertujuan untuk
2004 mengamanatkan dalam pelaksanaannya
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
dituangkan dalam Program Pembangunan Nasonal
merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila
Lima Tahun (Propenas). Oleh karena itu naskah
dan UUD 1945 dalam wadah NKRI yang merdeka,
Rencana Pembangunan Lima ke depan, sejak tahun
berdaulat dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
1999 bukan merupakan lampiran yang tak terpisahkan
perikehidupan bangsa yang aman, tertib dan dinamis
dari TAP MPR. Naskah tersebut dituangkan lebih
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
lanjut dalam undang – undang.
bersahabat tertib dan damai.
Dalam GBHN 1998, sebagaiman kerangka GBHN
Periode reformasi GBHN dituangkan lebih lanjut
periode tahun sebelumnya ditetapkan sistematika
dalam Propenas. Propenas 2000 – 2004 ditetapkan
yang cukup lengkap sebagai pedoman pembangunan
malalui UU Nomor 25 Tahun 2000 merupakan
lima tahun ke depan. Sistematika tersebut adalah :
penjabaran dari Tap MPR Nomor IV/MPR/1999
Bab I Pendahuluan : pengantar, pengertian, maksud tentang GBHN Tahun 1999-2004. Propenas sebagai
tujuan, landasan dan ruang lingkup penjabaran GBHN merupakan rencana pembangunan
lima tahunan. Propenas harus menjadi acuan bagi
lembaga tinggi negara departemen, dalam menyusun
Dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 3. Pelindung dan pengayom anggota;
Tahun 2005 tentang Pengesahan Perubahan Anggaran 4. Penyalur kepentingan anggota;
Dasar Korps Pegawai Republik Indonesia, dalam Anggaran
Dasar Korpri disebutkan bahwa untuk pemberdayaan 5. Pendorong peningkatan taraf hidup sosial ekonomi
organisasi Korpri diarahkan pada terbangunnya organisasi masyarakat dan lingkungannya;
yang demokratis, mandiri, bebas, aktif, profesional, netral,
produktif dan bertanggung jawab dengan lebih 6. Pelopor pelayanan publik dalam mensukseskan
mengutamakan pada perlindungan dan kesejahteraan
anggota serta mewakili anggota di forum nasional maupun
program-program pembangunan;
internasional.
7. Mitra aktif dalam perumusan kebijakan instansi
Keanggotaan KORPRI terdiri dari Anggota Biasa, Anggota yang bersangkutan, sesuai dengan
Luar Biasa dan Anggota Kehormatan. ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Anggota Biasa mempunyai hak :
berlaku;
a. Memilih dan dipilih dalam kepengurusan;
b. Mengajukan pendapat dan saran untuk kemajuan
organisasi; 8. Pencetus ide, serta pejuang keadilan dan
c. Mendapat perlindungan dan pembelaan atas perlakuan kemakmuran bangsa.
yang tidak adil;
Reformasi yang salah satunya menyuarakan Sisi lain dengan netralitasnya pegawai negeri dalam
demokrasi dan pembaharuan diberbagai aspek berpolitik, membuat suasana kerja menjadi tenang
kehidupan, termasuk reformasi birokrasi yang semula dan pegawai negeri dalam bekerja dapat lebih
menganut sistem sentralisasi menjadi desentralisasi berkonsentrasi. Ini dikarenakan secara moral dalam
atau otonomi daerah. Perubahan penyelenggaraan bekerja tidak terpengaruh adanya perubahan politik
pemerintahan ini diikuti berubahnya sistem baik pada Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden/Wakil
administrasi birokrasi ke sistem administrasi publik. Presiden maupun Pemilu Kepala Daerah. Dengan
Dalam pada itu, reformasi birokrasi juga menuntut kata lain apapun apapun hasil Pemilu, tetap tenang
terwujudnya Good Goverment dan Clean Goverment. bekerja karena siapapun Presiden atau Kepala
Kondisi ini telah mendorong pemerintah merubah Daerahnya, tugas pegawai negeri tidak menjalankan
peran dan fungsinya yang semula sebagai aktor kebijakan partai pemenang, melainkan tetap
pembangunan menjadi fasilitator pembangunan. menjalankan kebijakan pemerintah yang sah
Artinya transparansi dan keberpihakan pada berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila. Disinilah
masyarakat menjadi bagian penting yang harus dapat perlunya memperkuat jiwa korsa dan netralitas,
Kemudian sebagai abdi masyarakat hendaknya Ada beberapa kriteria yang bisa menjadikan pemimpin itu
senantiasa : 1) mengutamakan kepentingan sukses:
masyarakat banyak (bangasa dan negara) di atas
1. Pemimpin itu dicintai oleh bawahannya.
kepentingan pribadi, kelompok atau golongan; 2)
peka, tanggap dan peduli terhadap berbagai Organisasi yang dipimpinnya akan berjalan baik jika
permasalahan yang terjadi dan berkembang di tengan kepemimpinannya dinakhodai oleh seorang pemimpin
masyarakat; 3) transparan, ramah, cepat dan adil yang dicintai bawahannya. Hal ini menggambarkan
dengan jelas bahwa seorang pemimpin disamping
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat harus memiliki kemampuan untuk melakukan tugas-
tanpa adanya diskriminasi status ekonomi dan sosial, tugas kepemimpinannya juga harus memiliki
terlebih lagi terhadap hal-hal yang bernuansa SARA. kemampuan untuk mengelola hati. Karena disadari
benar bahwa pekerjaan yang baik adalah pekerjaan
yang disertai dengan hati yang bersih.
Seorang pemimpin selain harus siap menerima dan Pada umumnya pemimpin dalam setiap organisasi
mendapat kritikan, pemimpin yang sukses juga selalu dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu :
bermusyawarah. Hal itu dilakukan dengan orang-orang
tertentu untuk membahas persoalan-persoalan yang 1. Tipe kepemimpinan Otokratis; Tipe pemimpin ini
berkaitan dengan kebijakan-kebijakan publik atau yang menganggap bahwa pemimpin merupakan suatu hak.
menyangkut kepentingan umum dari perusahaan
tersebut.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
4. Pemimpin harus tegas.
a. Menganggap bahwa organisasi adalah milik
pribadi
Tegas dalam hal ini bukan berarti bersifat otoriter
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
melainkan tegas dan bermusyawarah serta dicintai.
organisasi.
c. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat
semata-mata
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen dari orang lain karena dia
mengenai timbulnya seorang pemimpin. Di antara a. menganggap dialah yang paling benar.
berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada e. Selalu bergantung pada kekuasaan formal
tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu : f. Dalam menggerakkan bawahan sering
mempergunakan pendekatan (Approach) yang
1. Teori Genetie mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe
"leaders are born and not made". bahwa penganut ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena
teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat
pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang
ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi
2. Tipe kepemimpinan militeristis
pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya
takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin. Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang
dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis
2. Teori Sosial
tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin
born and not made", make penganut-penganut dalam militer adalah bertipe militeristis. Seorang
sosial mengatakan sebaliknya yaitu : "Leaders are pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-
made and not born". Penganut-penganut teori ini sifat sebagai berikut :
berpendapat bahwa setiap orang akan dapat
a. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah
menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan
ditetapkan, perintah mencapai
kesempatan untuk itu. a. tujuan digunakan sebagai alat utama.
b. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka
3. Teori Ekologis menggunakan pangkat dan
c. jabatannya.
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua
d. Sonang kepada formalitas yang berlebihan
teori genetis dan teori sosial. Penganut teori ini e. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan
berpendapat bahwa seseorang hanya dapat mutlak dari bawahan
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu f. Tidak mau menerima kritik dari bawahan
lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, g. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai
bakat mana kemudian dikembangkan melalui keadaan.
pendidikan yang teratur dan pangalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk
Dalam beberapa kondisi, pemimpin (formal leader) “Leader harus mencari cara untuk mengenali
bahkan tidak dibutuhkan. Misalnya untuk memotivasi kesuksesan dalam kelompok, menggunakan kartu
dari dalam sebuah kelompok. Untuk maksud ini tidak atau grafik, dengan sedikit presentasi dan ide-ide
membutuhkan seorang pemimpin (formal leader), yang menyenangkan” leader adalah pengamat dan
tetapi lebih dibutuhkan dominasi beberapa leader sensitif, mereka tahu kelompoknya dan
informal. Ini adalah fakta bahwa seorang leader tidak mengembangkankepercayaan bersama didalamnya.
selalu memrlukan pengakuan formal, bahwa
5. Leader diikuti, Manajer Mengatur
leadership adalah aset dan tidak esential. Seorang leader adalah seorang yang secara alami
dikuti oleh orang lain atas pilihan mereka sendiri,
sementara seorang manajer harus dipatuhi, seorang
2. Perbedaan sudut pandang Manager berfikir manajer hanya bisa mendapatkan jabatanya melalui
bertingkat, sementara leader berfikir secara waktu dan loyalitas yang sudah diberikan pada
radikal. “Manajer melakukan sesuatu dengan organisasi, bukan hasil dari kualitas leadershipnya.
benar, sementara leader melakukan hal benar”
Seorang leader bisa jadi tidak memiliki skil organisasi,
Ini berati bahwa manajer melakukakn tugasnya
tetapi pandangannya telah menggabungkan orang-
dengan mengikuti peraturan dan kebijaksanaan
orang dibelakangnya.
atasan, sementara leader mengikuti intuisi mereka,
yang mana bisa menciptakan keutuhan organisasi. 6. Manajemen mengatahui bagaiman cara kerja
Seorang leader lebih emosional dari pada manajer. Manajemen biasanya terdiri dari orang-orang yang
“Manusia diatur oleh emosinya daripada intelegensi” berpengalaman di bidangnya dan sudah mengabdi
pada organisasi, seorang manajer mengetahui
Peribahasa ini menunjukkan mengapa anggota
bagaimana setiap lapisan sistem dalam organisasinya
kelompok lebih mengikuti si Leader.
bekerja dan menguasai bidangnya dengan baik.
“Leader berani tampak beda. Mereka Seorang leader bisa saja pendatang baru yang
mempertanyakan asumsi-asumsi. Mereka mencari memiliki ide-ide segar dan kuat, tetapi bisa saja tidak
kebenran dan membuat keputusan berdasarkan fakta, memiliki pengalaman.
bukan pragduga. Mereka lebih menyukai inovasi”
Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kegiatan Manajemen strategis harus dipandang untuk mendorong
untuk mempertahankan kondisi barang sehingga kemauan belajar dan bertindak, tidak semata-mata sebagai
terdapat kesiapan operasional yang maksimal, artinya suatu sistem formal untuk melakukan pengendalian. Dalam
menyusun rencana, yang harus diutamakan adalah uraian
barang selalu dipergunakan dengan baik secara argumentasi yang disusul dengan angka-angka untuk
berdayaguna dan berhasilguna. Pemeliharaan mendukungnya. Manajemen strategis sifatnya terbuka
ditujukan terhadap barang yang sedang dipakai terutama dalam menerima informasi baru, terbuka dalam
operasional) dan juga terhadap barang-barang menerima koreksi, termasuk koreksi dari konsumen. Hal ini
akan memberikan angin segar bagi organisasi dan
persediaan atau barang yang disimpan dalam gudang menghidupkan iklim organisasi yang selalu menantang.
(ruang penyimpanan). Pemeliharaan bertujuan untuk
mempertahankan daya pakai dan daya hasil maksimal Manajemen adalah suatu proses mengkombinasikan dan
mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif
dan menambah unsur pemakaiaan dari barang yang
untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Untuk
ada pada instansi/organisasi itu, manajemen melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, perencanaan dan pembinaan pekerja,
pelaksanaan dan pengawasan dalam hubungan ini,
manajemen berperan melakukan fungsi-fungsi berikut ini :
Penghapusan adalah kegiatan untuk menghapuskan a. merumuskan atau mengkoordinasikan perumusan visi
barang milik/kekayaan negara dari daftar inventaris dan misi organisasi serta menguraikannya menjadi
tugas pokok unit-unit organisasi, hingga tugas pokok
sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan dan uraian jabatan setiap individu;
yang berlaku. Beberapa pertimbangan tujuan b. menyusun struktur organisasi dengan tugas pokok,
Penghapusan adalah barang dalam keadaan rusak fungsi-fungsi dan sasaran masing-masing unit
berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau organisasi;
c. menyusun sistem dan mekanisme kerja yang jelas baik
dipergunakan lagi, hilang karena di masing-masing unit organisasi maupun antar unit
dicuri/dirampok/diselewengkan dan musnah akibat organisasi;
bencana alam. d. merencanakan dan mengadakan saran dan peralatan
kerja, termasuk gedung dan peralatan kantor dan atau
tempat kerja serta alat-alat kerja lainnya;
e. merencanakan dan mengadakan karyawan atau pekerja
Inventarisasi ialah kegiatan untuk mencatat dan untuk mengisi semua jabatan yang ada, masing-masing
dengan kualifikasi yang sesuai dengan persyaratan
menyusun daftar inventarisasi barang-barang jabatan;
milik/kekayaa negara yang terdapat dalam lingkungan f. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di masing-
kekuasaan Departemen/Lembaga Non Departemen masing unti organisasi;
g. mengawasi pelaksanaan tugas di semua unit organisasi.
secara teratur dan tertib menurut ketentuan don tato
cara yang berlaku. Inventarisasi dilaksanakan dalam Kinerja perusahaan dan kinerja setiap orang juga sangat
upaya menuju penyempurnaan pengurusan, tergantung kemampuan manajerial para manajemen atau
pengawasan keuangan dan kekayaan negara secara pimpinan, baik dengan membangun sistem kerja dan
hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun
efektif serta dalam rangka meningkatkan efektifitas
dengan mengembangkan kompetensi pekerja, demikian
perencanaan penganggaran, pengadaan, juga dengan menumbuhkan motivasi dan memobilisasi
penyimpanan dan pemeliharaan, penyaluran serta seluruh karyawan untuk bekerja secara optimal.
penghapusan perlengkapan. Tujuan Inventarisasi
Dukungan manajemen
adalah tertib administrasi barang, penghematan
a. Pancasila
b. UUD 1945
i. Bahasa Inggris
e. Tekhnologi Informasi
Visi Misi
VISI
MANDIRI
TERTIB
mewujudkan perilaku aparatur pemerintah dan masyarakat yang selalu berpegang pada aturan
dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
SEJAHTERA
1. Terpenuhi hak-hak dasarnya baik dari aspek kesehatan, pendidikan dan ekonomi
(meningkatnya Indek Pembangunan Manusia /IPM)
2. kebebasan kehidupan beragama dan bernegara.
3. penurunan angka kemiskinan.
MISI
1. Meningkatkan kualitas SDM yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudaya
serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Mengembangkan produk unggulan berbasis potensi lokal (intanpari) yang sinergi dan
berdaya saing serta berwawasan lingkungan untuk menciptakan lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan.
3. Menciptakan pemerintahan yang katalistik dan dinamis dengan mengedepankan prinsip
good governance didukung kelembaggan yang efektif dan kinerja aparatur yang
kompeten, serta pemanfaatan teknologi informasi.
4. Menyediakan infrastruktur daerah yang merata guna mendukung peningkatan kualitas
pelayanan dasar dan pembangunan.
5. Mendorong terciptanya partisipasi dan kemandirian masyarakat, kesetaraan dan keadilan
gender serta perlindungan anak di semua bidang pembangunan.
VISI
MISI