Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nyimas Muliandari (31)

Kelas : IX IPA 3

Rangkuman PERISTIWA RENGASDENGKLOK

Pada tanggal 15 agustus suasana kota Jakarta amat sibuk. Penjagaan ketat, demam keinginan
merdeka membara dimana mana.Berita kekalahan jepang memacu para pemimpin bangsa yang relative
lebih muda.Terutama para pemuda besiap siap segera mengumumkan kemerdekaan
Indonesia.Kemerdekaan harus segera di laksanakan.

Kaum muda yang di pelopori oleh mahasiswa kedokteran jepang jl.prapatan 10 ingin segera
memproklamasikan kemerdekaan mereka pun mempersenjatai diri mengadakan rapat berkali kali untuk
medesak ir soekarno dan hatta segera mengumumkan kemerdekaan sebaliknya ir soekarano dan hatta
menginginkan kapan proklamasi harus diselenggarakan tergantung atas sidang PPKI tanggal 16
agustus.Apalagi para anggota PPKI sudah berdatangan di Jakarta.Mereka tidak ingin terjadi
pertumpahan darah.Sebaliknya kaum muda berpendapat pertumpahan darah adalah resiko yang tak bisa
di hindarkan. Kemungkinan pertumpahan darah sangat mungkin terjadi sebab jepang bisa menganggap
proklamasi kemerdekaan dalam posisi status yang dianggap sebagai pelanggaran.

Pada hari rabu 15 agustus bung karno dan bung hatta berusaha menemui gunseikan (kepala
pemerintahan kepala jepang) tetapi semua itu gagal, mereka juga tidak berhasil menemui seorang pun
pejabat. Jepang yang berwenang memberi penjelasan tentang penyerahan jepang kepada sekutu.

Siang hari nya mereka berusaha menemui Ahamad Soebarjo yang di kenal dekat dengan kepala
kantor penghubung angkatan laut jepang di Jakarta yaitu Laksamana Muda Tadeshi Maeda. Ternyata
ahmad soebarjo pun belum mengetahui ia kemudian mengusulkan mereka bertiga, ahmad soebarjo
sebagai penghubung tentara jepang dengan para pemuda, ir soekarno dan moh. hatta agar datang ke
kantor laksamana tadeshi maeda di bekas gedung Volkscredietwezen (sekarang kantor Markas Besar
TNI jl. Merdeka Utara) pada pukul 14.30.laksamana ini memiliki padangan yang cukup positif tentang
keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka tetapi lagi lagi dari laksamana tadeshi maeda tidak
penjelasan tentang penyerahhan jepang terhadap sekutu.

Di ruang lembaga bakteriologi jl. Pegangsaan timur 17 sekarang mejadi kantor fakultas
kesehatan masyarakat UI malam itu berkumpul sejumlah pemuda mereka mengadakan rapat yang di
pimpin oleh caerul saleh mereka menghendaki proklamasi segera di selenggarakan. Kemerdekaan harus
lepas dari pengaruh dan bayang bayang jepang .PPKI mereka masih anggap di bawah pengaruh
jepang.Mereka tidak mempercayai janji jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia.Merdeka atau mati menjadi semboyan.

Akan tetapi mereka bung karno dan bung hatta adalah pemimpin tertinggi bangsa indonseia
ternyata kemerdekaan tak bisa di selengarakan tanpa mengikut sertakan kedua tokoh tersebut oleh
karena itu hasil rapat ini di laporkan kepada bung karno dan bung hatta. Hasil pertemuan masing masing
kelompok, satu kelompok ke bung karno dan satu yang lain ke bung hatta, dilaporkan pada rapat pemuda
yang lebih lengkap pada melam itu juga di jl. Menteng raya 31 (sekarang menjadi gedung joeang).
Bungkarno dan bung hatta merasa tetap diadakan rapat PPKI, sementara gol. Pemuda menginginkan
segera proklamasikan kermerdekaan RI besok pagi tanggal 16 agustus.
Wikana mengancam bung karno, bahwa bila tak di umumkan proklamasi besok pagi akan

terjadi pertumpahan darah .ancaman ini di jawab oleh marahan bung karno yang mengatakan, ini
batang leherku!, saudara dapat membunuh saya sekarang juga. Saya tidak bisa melepaskan
tanggungjawab saya sebagai ketua PPKI. Karena itu, Saya akan tanyakan kepada wakil wakil PPKI
besok .

Hari rabu malam itu juga mereka ir soekarno dan hatta telah dibawa oleh para pemimpin
pemuda, di antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, pada malam harinya ke garnisun
PETA (Pembela Tanah Air) di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak sebelah Utara Karawang.

Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada


perhitungan militer.Antara anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat
sejak keduanya melakukan latihan bersama.Secara geografis, Rengasdengklok letaknya terpencil,
sehingga dapat dilakukan deteksi dengan mudah setiap gerakan tentara Jepang yang menuju
Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa Tengah. Mr. Ahmad Subardjo, seorang
tokoh golongan tua merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan agar
proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Untuk tercapainya maksud tersebut,
Soekarno Hatta harus segera dibawa ke Jakarta.

Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok.
Rombongan tersebut tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB.Pada dini hari sekitar pukul 03.00 WIB
terjadilah seperti yang mereka yang rencanakan.Peristiwa ini kemudian terkenal sebagai peristiwa
rengasdengklok.

Sementara itu, ahmad soebarjo kebingungan mencari bung kanro dan bung hatta. Ahmad
soebarjo ingin menemui mereka terkait penyelenggarakan rapat PPKI tanggala 16 agustus. Dalam
pertemuannya dengan para tokoh pemuda, diambil kesimpulan untuk menjemput bung karno dan bung
hatta setelah ahmad soebarjo menjamin bahwa proklamasi akan diselenggarakan di Jakarta. Pada
tanggal 16 agustus rombongan berangkat ke Jakarta. Bung karno dan bung hatta menuju ke rumah
Laksamana Muda Tadeshi Maeda di jalam Miakodori (jl.imam bonjol no 1 / museum penyusun teks
proklamasi) rumah ini di pilih karena berdasarakan rumah ini merupakan rumah yang ekstra territorial dari
gangguan tentara angkatan darat jepang. Di sanalah teks proklamasi disusun.Laksamana Tadeshi
Maeda memberi kesempatan bagi pemimpin pemimpin bangsa Indonesia untuk menyusung teks
proklamasi. Akhirnya tiga org, yaitu bung karno, bung hatta dan ahmad soebarjo merumuskan naskah
tersebut. Naskah di tulis tangan oleh bung karno kemudian di ketik kembali oleh sayuti melik untuk di
gunakan dalam pembacaan teks proklamasi yang telah di sepakati jatuh pada esok hari tanggal 17
agustus 1945 yang mejadi tanggal atau harii kemerdekaan nya bangsa Indonesia tercinta .
Thriller Peristiwa Rengasdengklok

Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta tidak dapat ditemukan di Jakarta. Mereka telah
dibawa oleh para pemimpin pemuda, di antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, pada
malam harinya ke garnisun PETA (Pembela Tanah Air) di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang
terletak sebelah Utara Karawang.

Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada perhitungan
militer.Antara anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak
keduanya melakukan latihan bersama.Secara geografis, Rengasdengklok letaknya terpencil, sehingga
dapat dilakukan deteksi dengan mudah setiap gerakan tentara Jepang yang menuju Rengasdengklok,
baik dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa Tengah. Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan tua
merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan agar proklamasi
kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Untuk tercapainya maksud tersebut, Soekarno Hatta
harus segera dibawa ke Jakarta.

Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok. Rombongan
tersebut tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB. Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalam
peristiwa kembalinya Soekarno Hatta ke Jakarta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa
proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya
sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan
Soekarno Hatta ke Jakarta.

Setelah sampai Jakarta pada pukul 23.00, rombongan meminta ijin kepada Jenderal Nishimura untukm
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.Namun Nishimura menolak permintaan tersebut dengan
alasan bahwa Indonesia masih dalam status quo, artinya belum ada penyerahan kekuasaan dari Jepang
kepada Sekutu.Karena ditolak, maka usaha mempersiapkan proklamasi dilakukan di rumah Laksamana
Tadashi Maeda, seorang perwira Angkatan Laut Jepang. Mengapa di rumah Maeda ?ada dua alasan :

1.Laksamana Maeda mendukung perjuangan Bangsa Indonesia

2.Faktor Keamanan : Hak prerogatif kekuasaan wilayah militer angkatan laut yang tidak dapat
diganggu gugat oleh angkatan Darat.

Dalam proses penyusunan naskah proklamasi, ada tiga tokoh yang terlibat yaitu :

1. Ir. Soekarno

2. Mohammad Hatta

3. Ahmad Subardjo

Ketiga tokoh bermusyawarah tentang naskah proklamasi yang akan disusun untuk dibacakan keesokan
harinya. Ada dinamika yang berkembang dalam musyawarah itu terkait dengan redaksional naskah
proklamasi yaitu :

- Ahmad Subardjo mengusulkan kalimat yang ada di alinea pertama proklamasi yang intinya
kemerdekaan Indonesia adalah kemauan Bangsa Indonesia untuk merdeka dan menentukan
nasib sendiri

- Drs. Muhammad Hatta mengusulkan kalimat untuk alinea kedua yang berkisar pada masalah
pengalihan/pemindahan kekuasaan
Oleh Sukarno, kedua usul itu kemudian dirangkai dalam sebuah tulisan tangan yang kemudian diketik
oleh Sayuti Melik.

Peristiwa Rengasdengklok - Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Dengan
menyerahnya Jepang berarti situasi telah berubah, Jepang tidak lagi memerintah Indonesia tetapi hanya
berfungsi sebagai penjaga status quo yakni menjaga situasi dan kondisi seperti pada masa perang dan
melarang adanya perubahan-perubahan di Indonesia. Kemerdekaan tidak mungkin bisa didapat dari
Jepang. Oleh karena itu pada tanggal 15 Agustus 1945 itu juga para pemuda dipimpin Chaerul Saleh
mengadakan rapat di ruang Laboratorium Mikrologi di Pegangsaan Timur untuk membicarakan
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tanpa bantuan Jepang.

Dalam rapat tersebut menhasilkan keputusan bahwa :

1. Mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar melepaskan ikatannya dengan Jepang dan harus
bermusyawarah dengan pemuda.
2. Mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar dengan atas nama bangsa Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia malam itu juga atau paling lambat 16 Agustus 1945.

Keputusan rapat pemuda tersebut disampaikan oleh Darwis dan Wikana kepada Bung Karno dan Bung
Hatta di rumah kediamannya masing-masing. Akan tetapi Bung Karno dan Bung Hattamenolak dengan
alasan bahwa beliau tidak akan memproklamirkan kemerdekaan tanpa perantara PPKI, sebab PPKI
merupakan wakil-wakil bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke, sedang golongan pemuda
beranggapan bahwa PPKI merupakan butan Jepang.

Karena tidak ada kata sepakat, hari itu juga (15 Agustus 1945) dini hari di asrama Baperpi (Kebun
Binatang Cikini) golongan pemuda mengadakan rapat kembali dan mereka sepakat untuk menjauhkan
Bung Karno dan Bung Hatta dari pengaruh Jepang ke luar kota. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945
Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok
(Kabupaten Karawang) yaitu tempat kedudukan sebuah Cudan (Kompi) PETAyang dikomandani
Cudanco Subeno.

Perisitwa ini baru berakhir setelah Ahmad Subardjo memberikan jaminan bahwa proklamasi segera
dikumandangkan paling lambat keesokan harinya barulah Cudanco Subeno bersedia melepaskan Bung
Karno dan Bung Hatta.Pada hari itu juga Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta.

Perumusan Teks ProklamasiPerumusan teks proklamasi dilaksanakan di rumah Laksamana Tadasi


Maeda, seorang Angkatan Laut Jepang yang bersimpati dengan perjuangan bangsa Indonesia. Tokoh
yang bertindak sebagai perumus teks proklamasi berasal dari golongan tua yaitu:
Ir. Soekarno
Drs. Mohammad hatta
Ahmad Subardjo

Sedangkan yang bertindak sebagai saksi berasal dari golongan muda yaitu :

Buharnudin Muhammad Diah (BM Diah)


Sayuti Melik
Sukarni
Sudiro

Atas dasar musyawarah dan diskusi dihasilkan :

1. Teks Proklamasi yang Klad: Teks Proklamasi yang ditulis tangan oleh Bung Karno yang
sebelumnya didektekan Bung Hatta dan isinya masih bersifat konsep.
2. Teks Proklamasi yang Otentik: Teks Proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik dan
ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta yang kemudian dibacakan pada 17 Agustus
1945

Sumber :

http://www.pelitakarawang.com/2011/07/me

http://sma.pustakasekolah.com/peristiwa-rengasdengklok.html

http://history1978.wordpress.com/2012/08/14/mengapa-terjadi-peristiwa-rengasdengklok/
Mengapa Terjadi Peristiwa Rengasdengklok?

Tidak ada kemerdekan tanpa Peristiwa Rengasdengklok!. Lalu, apa itu peristiwa Rengasdengklok?
Mengapa terjadi ? Siapa yang terlibat ? Bagaimana hasilnya ?

Peristiwa Rengasdengklok dimulai dari penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (Soekarni,
Wikana dan Chaerul Saleh dari perkumpulan Menteng 31) terhadap Soekarno dan Hatta.Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke
Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno
dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan
dilaksanakan.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian.Sementara itu di
Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang
telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana
tersebut.

Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas dengan dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di
kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat
peristiwa tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita kekalahan Jepang terjawab ketika
tanggal 15 Agustus 1945 dini hari, Sekutu mengumumkan bahwa Jepang sudah menyerah tanpa syarat
dan perang telah berakhir.

Berita tersebut diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda yang termasuk orang-orang
Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Wikana, dan lainnya. Penyerahan Jepang
kepada Sekutu menghadapkan para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat.Indonesia
mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Jepang masih tetap berkuasa atas Indonesia
meskipun telah menyerah, sementara pasukan Sekutu yang akan menggantikan mereka belum datang.
Gunseikan telah mendapat perintah-perintah khusus agar mempertahankan status quo sampai
kedatangan pasukan Sekutu.Adanya kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara
golongan muda dan golongan tua mengenai masalah kemerdekaan Indonesia.

Golongan muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan.Mereka itu antara
lain Sukarni, B.M Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan Chaerul Saleh.Sedangkan
golongan tua menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota
PPKI.Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr. Buntaran,
Dr. Syamsi dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu
ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00
WIB.

Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh yang menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan
muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan soal rakyat Indonesia sendiri,
tidak dapat digantungkan kepada bangsa lain. Segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan harus
diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan perundingan dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta agar
kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.

Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan Darwis mewakili kelompok muda
mendesak Soekarno agar bersedia melaksanakan proklamasi kemer-dekaan Indonesia secepatnya lepas
dari Jepang.

Ternyata usaha tersebut gagal.Soekarno tetap tidak mau memproklamasikan kemerdekaan.Kuatnya


pendirian Ir. Soekarno untuk tidak memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan
golongan muda berpikir bahwa golongan tua mendapat pengaruh dari Jepang.

Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB
menjelang tanggal 16 Agustus 1945.Mereka membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.Rapat
tersebut menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta harus diamankan dari
pengaruh Jepang. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok antara lain:

agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan


mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas dari
segala ikatan dengan Jepang.

Anda mungkin juga menyukai