Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian

A. Latar Belakang

Indonesia masih dihadapkan dengan dengan berbagai masalah di bidang

kesehatan, salah satunya adalah Angka Kematian Bayi (AKB) yang patut

menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat. Hasil survey Demografi

dan Kesehatan Indonesia (2017) menyatakan bahwa Angka Kematian Bayi

(AKB) di indonesian berada pada angka 24 kematian bayi per 1.000 kelahiran

hidup. Jumlah ini belum memenuhi target AKB (Angka Kematian Bayi) dalam

Millenium Development Goals (MDGs). Millenium Development Goals

(MDGs) di bidang kesehatan, telah menetapkan indikator Angka Kematian

Bayi, yang dinyatakan target Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 23 per 1.000

kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2018). Data tersebut menunjukan bahwa AKB

(Angka Kematian Bayi) di Indonesia masih tergolong lebih tinggi.

Listyaningrum (2015) menyatakan tingginya AKB (Angka Kematian Bayi) di

Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kelahiran prematur, infeksi

saat kelahiran, rendahnya gizi saat kelahiran, kelainan bawaan (kogenital) serta

rendahnya dalam pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan

bayi.
1
2

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun

2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada

bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti

dengan makanan minuman lain kecuali obat, vitamin, dan mineral (Kemenkes RI,

2018). ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat

alamiah karena mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan bayi (Rahayu & Apriningrum, 2014)

ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein

untuk daya tahan tubuh dan memiliki manfaat untuk mematikan kuman dalam

jumlah tinggi sehingga pemberian ASI Eksklusif dapat mengurangi risiko kematian

pada bayi (Kemenkes RI, 2018). Pernyataan tersebut sejalan dengan Badan

Kesehatan Dunia (2014) yang menyatakan bahwa perilaku pemberian ASI dapat

mencegah sekitar seperlima dari kematian neonatal, serta pada saat Ibu memberikan

ASI, ibu akan melepaskan oksitosin setelah melahirkan, juga mengurangi perdarahan

rahim.

ASI tidak tertandingi oleh makanan apapun, pemberian ASI Eksklusif pada bayi akan

meningkatkan involusi rahim sehingga mengurangi komplikasi masa nifas,

memberikan ASI juga berdampak positif bagi ibu karena isapan bayi akan

menyebabkan kontraksi uterus yang mencegah perdarahan post-partum. Hal ini bisa

menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu pasca melahirkan. Menyusui

mengurangi kanker ovarium 27% sampai 40% dan kanker payudara sebesar 40%

sampai 80% (WHO, 2014). Bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif morbiditas

dan mortalitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak
3

mendapatkan ASI Eksklusif (Rahayu & Apriningrum, 2014). Pemberian ASI dapat

menurunkan risiko penyakit infeksi akut seperti diare, pneumonia, infeksi telinga,

haemophilus influenza, meningitis, dan infeksi saluran kemih. Bayi yang tidak diberi

ASI akan rentan terhadap penyakit infeksi. Kejadian bayi dan balita menderita

penyakit infeksi yang berulang akan mengakibatkan terjadinya balita dengan gizi

buruk dan kurus (Kemenkes RI, Infodatin, 2018).

Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian ASI Eksklusif yaitu dapat

mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan

membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu (Fikawati, 2014). Negara-

negara anggota WHO memberikan strategi global dorongan lebih lanjut untuk

mendukung rencana implementasi yang komprehensif bagi ibu, bayi dan gizi anak.

Salah satu dari enam target rencana adalah setidaknya 50% dari bayi berusia di

bawah 6 bulan diberikan ASI Eksklusif pada tahun 2025. Hanya sekitar 38% dari

bayi usia 0 sampai 6 bulan di seluruh dunia yang diberikan ASI Eksklusif (WHO,

2014).

Berdasarkan hasil Riskesdas (2018), di Indonesia proporsi pola pemberian ASI pada

bayi usia 0-6 bulan hanya sebanyak 37,3%. Hal tersebut juga masih belum memenuhi

target yang telah di tetapkan oleh badan kesehatan dunia (WHO) yaitu sebanyak

50%. Proporsi ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan lebih banyak di perkotaan

yaitu 40,7%, perdesaan hanya sebanyak 33,6%. Hal ini menunjukkan sebuah keadaan

yang memprihatinkan, sehingga perlu upaya serius pemerintah dan masyarakat yang

bersifat segera ke arah yang dapat meningkatkan keberhasilan program ASI

Eksklusif (Kemenkes RI, Infodatin, 2018).


4

Upaya faktor pendorong ibu memberikan ASI Eksklusif adalah pengetahuan yang

baik tentang ASI sangat mendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif (Martini

dan Astuti, 2017). Pengetahuan merupakan aspek yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian telah terbukti

bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan menetap lebih lama dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Roesli, 2013). Semakin baik

pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, maka seorang ibu akan memberikan ASI

Eksklusif kepada anaknya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif, maka semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan

ASI Eksklusif kepada anaknya. Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah

satu nya adalah pendidikan. Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan

kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian

ASI eksklusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal.

Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya

terbuka mau menerima perubahan atau hal guna pemeliharaan kesehatannya.

Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari

pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan

(Widiawati, 2018). Selain pengetahuan yang baik mengenai ASI Eksklusif, motivasi

diri sendiri pada Ibu juga dapat mendorong keberhasilan pemberian ASI Eksklusif

(Martini dan Astuti, 2017).

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak

sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, diakses

Oktober 2019). Motivasi pemberian ASI dapat diartikan sebagai dorongan


5

kegairahan pada diri ibu sendiri untuk melakukan pemberian ASI pada bayinya

(Widiawati, 2018). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ibu termotivasi

untuk menyusui bayinya yaitu seperti faktor pengetahuan, faktor dukungan keluarga,

faktor gaya hidup, faktor budaya dan faktor bekerja dalam pemberian ASI Eksklusif

diantaranya ibu yang bekerja, kurangnya pengetahuan ibu tentang cara penyimpanan

ASI selama ibu bekerja, serta kurang tau cara merawat payudara untuk memperlancar

produksi ASI atau dengan alasan produksi ASI yang tidak lancar (Umami, 2018).

Berdasarkan hasil Kemenkes RI (2017), pemberian ASI Eksklusif di Jawa Barat

masih rendah yakni sebesar 55,40% dan menduduki peringkat 22 dari 34 provinsi.

Berdasarkan profil kesehatan provinsi Jawa Barat tahun 2017, persentase bayi yang

mendapat ASI Eksklusif sebesar 53%. Sebanyak 23 kabupaten dan kota di provinsi

Jawa Barat, persentase pemberian ASI Eksklusif masih di bawah target nasional

(80%), termasuk Kota Bekasi hanya sebesar 26,85% yang menduduki peringkat ke 3

dengan persentase pemberian ASI Eksklusif terendah.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Jatiranggon Kota

Bekasi, didapatkan hasil 7 dari 10 orang Ibu Primigravida Trimester III mengatakan

belum terlalu mengetahui mengenai menyusui ASI Eksklusif. Ibu masih merasa takut

dan kurang yakin dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

bayinya selama 6 bulan atau secara eksklusif, selain itu beberapa ibu beranggapan

pemberian ASI dapat digantikan dengan mudah menggunakan susu formula.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Hubungan Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif dengan Motivasi Ibu


6

Primigravida Trimester III dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas

Jatiranggon Bekasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah apakah ada Hubungan Pengetahuan Tentang ASI

Eksklusif dengan Motivasi Ibu Primigravida Trimester III dalam Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Jatiranggon Bekasi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif dengan

Motivasi Ibu Primigravida Trimester III dalam Pemberian ASI Eksklusif di

Puskesmas Jatiranggon Bekasi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden (usia, pendidikan,

agama, dan pekerjaan) pada Ibu Primigravida Trimester III di

Puskesmas Jatiranggon Bekasi.

b. Mengidentifikasi Pengetahuan dan Motivasi pada Ibu Primigravida

Trimester III dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Jatiranggon

Bekasi.

c. Mengidentifikasi Hubungan Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif

dengan Motivasi Ibu Primigravida Trimester III dalam Pemberian ASI

Eksklusif di Puskesmas Jatiranggon Bekasi


7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat diantaranya sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti

selanjutnya dalam mengembangkan mengenai Hubungan Pengetahuan

Tentang ASI Eksklusif dengan Motivasi Ibu Primigravida Trimester III

dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Jatiranggon Bekasi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

Hubungan Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif dengan Motivasi Ibu

Primigravida Trimester III dalam Pemberian ASI Eksklusif sehingga

dapat menjadi masukan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan

mengenai ASI Eksklusif.

2. Manfaat Metodologis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi mengembangkan

metode-metode penelitian lain sehiggga dapat di aplikasikan dengan baik

oleh peneliti selanjutnya.

3. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

meningkatkan pengetahuan serta motivasi Ibu untuk kemudian dapat

diterapkan dalam pemberian ASI secara eksklusif kepada bayinya.

b. Bagi Pelayanan Kesehatan


8

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pelayanan

asuhan keperawatan untuk memotivasi ibu primipara dalam menyusui

bayinya .

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada

masyarakat tentang Hubungan Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif

dengan Motivasi Ibu Primigravida Trimester III dalam Pemberian ASI

Eksklusif.
9

Daftar Pustaka BAB I :

Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Listyaningrum, T. U., Vidayanti, V., (2015). Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Ibu
Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu bekerja. Jurnal Ners dan
Kebidanan Indonesia. Ejournal.almaata.ac.id.

Rahayu, S. & Apriningrum, N. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan Pemberian ASI


Eksklusif pada Karyawan Unsika Tahun 2013. Jurnal Ilmiah. (1) 1.

WHO. (2014). Comprehensive implemantion plan on maternal, infant, and young child
nutrition. www.who.int.

Fikawati S., Syafiq A. (2010). Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif
dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia. Depok: Jurnal Kesehatan, vol. 14, no. 1,
Juni 2010: 17-24.

Kemenkes RI. (2018). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (InfoDatin) :
Menyusui Sebagai Dasar Kehidupan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Dinkes Jabar. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2017. Bandung : Dinas
Kesehatan Jawa Barat.

Umami, W. & Margawati, A., (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif. Semarang: Jurnal Kedokteran Diponegoro, vol. 7, no. 4, Oktober 2018.

Widiawati. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Primigravida Trisemester III dengan


Motivasi Pemberian ASI Eksklusif di Rumah Sakit Umum Daerah Tugu Koja.
Jakarta: Jurnal Fakultas Ilmu Keperawatan Muhammadiyah.

Martini, N. K., Astuti, N. P. W. (2017). Faktor-faktor pendorong Ibu dalam Memberikan


ASI Eksklusif di UPT Puskesmas II Denpasar Barat. Denpasar: Jurnal Kesehatan
Terpadu, vol. 1, no. 1, Oktober 2017: 17-24.

KBBI. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pengertian Motivasi Adalah.


www.kbbi.web.id. Diakses tanggal 9 Oktober 2019. Pukul 10.23 WIB.
10

Supiyatun. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap


Motivasi Ibu Hamil Primigravida dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa
Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Semarang : Jurnal
Stikes Ngudi Waluyo.

Anda mungkin juga menyukai