Anda di halaman 1dari 3

PESANTREN SEBAGAI REFORMATOR PEMUDA GENERASI PENERUS

BANGSA
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Masa muda merupakan masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita-cita dan
penuh dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Pemuda, ya, kita semua adalah
pemuda muslim yang senantiasa berjuang terhadap diri sendiri, masyarakat dan bangsa ini.
Menjadikan Negara begitu menanti sosok pemuda yang tangguh dengan jiwa yang senantiasa
mengabdi terhadap agama dan negaranya. Sehingga yang menjadi sorotan utama adalah
pemuda pemudi Indonesia yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa yang baik. Ir.
Soekarno berkata dalam sebuah pidatonya “berikan aku 10 pemuda , niscaya akan ku
goncangkan dunia”. Dari ungkapan tersebut menegaskan kepada kita bahwasanya pemuda
merupakan agent of change, penyambung tongkat estafet perjuangan dan cita-cita seluruh
umat. Sebagai mana perkataan syaikh Mustofa Al-ghalayaini dalam sya’irnya
“sesungguhnya pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah
terdapat kehidupan umat”. Namun hadirin, bagaimana jika tangan-tangan pemuda bangsa ini
tidak amanat, bagaimana jika kaki-kaki generasi bangsa ini bergelimang maksiat. Sebagai
jawabannya mari kita simak bersama syarahan Al-qur’an bertajub PESANTREN SEBAGAI
REFORMATOR PEMUDA GENERASI PENERUS BANGSA. Sebagai rujukan surah
An-nisa ayat 9:

Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.”

Ma’asyiral muslimiin, wal muslimaat

Ayyuhal mustami’un, wal mustami’aat

Wal afaadilatil hukama’ al-‘izzah

Ayat tersebut diawali dengan kalimat ‫ واليخش‬, kita kaji lebih mendalam. Secara semantik:

‫الواو واو العاطفة واالم الم اآلمر يخش فعل مضارع مجزوم بالم اآلمر‬

Istinbatnya, ‫ واليخش‬merupakan sighat amr, kaedah mengatakan: ‫“ األصل في األمر للوجوب‬pada


dasarnya setiap perintah menunjukkan kewajiban”. Oleh karena itu wajib bagi kita semua
merasa takut untuk meninggalkan anak-anak, keturunan dan generasi yang lemah. Kelemahan
yang disorot oleh ayat tadi adalah semua bentuk kelemahan yang melahirkan kondisi
memprihatinkan. Kita tidak bisa menutup mata untuk keadaan lingkungan kita saat ini, betapa
berbagai kebejatan moral dengan leluasa dipamerkan sedangkan nilai pendidikan dan
keagamaan jauh ditinggalkan. Pergaulan bebas jadi kebanggaan, pornografi gencar
dikampanyekan dan prostitusi pun minta dilegalkan. MasyaAllah,lalu apakah kita rela
memberikan masa depan bangsa kita kepada pemuda pemudi seperti itu? Tentu saja tidak
saudara-saudara. Mereka bukan tidak akan menjadi pelopor pembangunan melainkan sebagai
virus pembangunan, penghambat pembangunan bahkan penghancur pembangunan.

Hadirin rahimakumullah. Marilah kita bersyukur. Karena dibalik kerusakan yang sudah subur
saat ini, masih ada naungan yang senantiasa dengan mendidik, membimbing dan membina
para pemuda-pemuda dengan nilai keagamaan dan keimanan yang kokoh. Naungan dari
kubah pesantren di era modern saat ini, menjadi penawar bahkan pemberantas bagi racun-
racun milenial. Pembinaan dan perbaikan kwalitas generasi muda sudah secara mutlak
dilakukan oleh oknum-oknum pesantren. Moral yang dijunjung tinggi, keseimbangan antara
nilai keagamaan dan ideology, Menciptakan revolusi mental yang dilaksanakan para generasi.
Jadi mari kita bulatkan tekad, satukan niat untuk mereformasi para pemuda generasi penerus
bangsa. Sebab, ‫ سبان اليوم رجال الغد‬, the young today is the leader tomorrow, pemuda hari ini
adalah pemimpin hari esok.

Hadirin, Untuk membuka kesadaran, mari kita dengarkan bingkaian surat al-anfaal ayat 53
yang berbunyi.

Artinya : yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya allah sekali kali tidak akan
merubah suatu kenikmatan yang telah di anugerahkanNya kepada suatu kaum. Hingga kaum
itu sendiri merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan sesungguhnya allah Maha
melihat dan Maha mengetahui.

Ma’asyiral muslimiin, wal muslimaat

Ayyuhal mustami’un, wal mustami’aat

Wal afaadilatil hukama’ as-syu’adah

Dalam tafsir al-muraghi juz 10, syaikh Mustafa al-muraghi menjelaskan bahwa kenikmatan
dan kesengsaraan suatu kaum berasal dari kaum itu sendiri. Dan Allah, tidak akan merubah
kenikmatan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya.
Hadirin, dari uraian tadi dapat kita Tarik kesimpulan. Yaitu, jangan katakan pesantren
sebagai kubah yang jadul. Karena keberadaan pesantren merupakan wujud dari reformator
yang membina kwalitas generasi penerus bangsa di era milenial ini. Jadi, mari para pemuda,
kita revolusi mental kita, sebab

Hari-hari esok adalah milik kita

Terciptanya masyarakat sejahtera

Terbentuknya tatanan masyarakat

Indonesia baru tanpa orba

Marilah kawan mari kita kabarkan

Ditangan kita tergenggam arah bangsa

Marilah kawan mari kita nyanyikan

Sebuah lagu tentang pembebasan

Mari kita reformasi mental bersama pesantren, dengan kerja keras, integritas dan solidaritas.

Ihdinasshiratalmustaqiim, tsummassalaamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai