Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah adalah menyeru kepada umat manusia untuk menuju

kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar

dalam rangka memperoleh kebahagian di dunia dan kesejahteraan di

akhirat. Karena itu, dakwah memiliki pengertian yang luas. Dia tidak

hanya berarti mengajak dan menyeru umat Islam manusia agar memeluk

Agama Islam, lebih dari itu dakwah juga berarti upaya membina

masyarakat Islam agar menjadi masyarakat yang lebih berkualitas

(Khairo Ummah) yang dibina dengan Roh Tauhid dan ketinggian nilai-

nilai islam. Perintah berdakwah disampaikan Allah SWT dalam Q.S Ali

Imran ayat 104 :

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ُ ‫َولْ َت ُك ْن ِم ْنمُك ْ ُا َّم ٌة يّدْ ع ُْو َن ِاىَل الْ َخرْي ِ َويَْأ ُم ُر ْو َن اِب لْ َم ْع ُر ْو ِف َويَهْن َ ْو َن َع ِن الْ ُم ْن َك ِر َو ُاولَِئ َك مُه‬

‫الْ ُم ْف ِل ُح ْو َن‬

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar,merekalah orang-orang yang beruntung.
2

Masa muda adalah masa keemasan seseorang, baik dari segi fisik

maupun non fisik. Masa muda juga merupakan masa-masa puncak dari

pembentukan karakter seseorang. Pemuda adalah calon pemimpin pada

masa yang akan datang, dan di puncaknyalah terdapat kejayaan maupun

kehancuran. Para pemuda merupakan asas gambaran akan masa depan

suatu bangsa. Meski demikian, perlu juga digaris bawahi bahwasanya

masa muda adalah masa di mana segala hasrat berada di piuncaknya.

Hasrat dan keinginan bergejolak dahsyat dalam jiwa. Godaan dan

dorongan nafsu mendesak sangat kuat, sehingga peluang untuk tergeincir

pada lembah kemaksiatan terbuka lebar, sebagaimana peluang menuju

kesuksesan pun terhampar di depan mata.

Masa muda adalah sebuah kata yang identik dengan jiwa yang

penuh semangat, optimisme, percaya diri, penuh energi, penuh impian

dan cita-cita. Pemuda di setiap zaman dan ruang merupakan ujung

tombak yang memiliki peran dan andil besar dalam Islam.

Seorang Pemuda hebat seperti Usamah bin Zaid yang di usia 18

tahun sudah menjadi panglima perang menghadapi romawi, Umar bin

Abdul Aziz usia 22 tahun menjadi gubernur Madinah, Imam Syafi’i usia

15 tahun sudah menjadi seorang mufti, dan Muhammad Al Fatih pada

usia 22 tahun sudah menjadi sulthan bahkan setelah 2 tahun menjabat

berhasil menaklukan benteng legendaris Konstatinopel pada usia 24

tahun.
3

Sebuah peran pemuda Islam akan tampak jelas dengan sebuah

deskripsi, gambaran dan perumpamaan, karena perumpamaan merupakan

salah satu metode Al-Qur’an dan As-Sunah dalam menerangkan hakikat

suatu makna, mendekatkan dan mempermudah pemahaman, Allah Ta’ala

berfirman :

‫َّن اهَّلل َ اَل ي َْس َتحْيِي َأ ْن يَرْض ِ َب َمثَاًل َما ب َ ُعوضَ ًة فَ َما فَ ْوقَهَا‬
‫ِإ‬
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor
nyamuk atau yang lebih dari kecil itu”.1

Karena begitu besarnya peranan pemuda maka wajar apabila

perhatian islam terhadap pemuda sangat besar. Jika pendidikan, pelatihan

dan pengkaderan pemuda kita lakukan dengan maksimal maka dengan

izin Allah kita akan mencapai puncak kejayaan, begitu pula dalam bidang

dakwah.

Peran pemuda dalam dakwah sangat penting untuk memperkuat

nilai-nilai keagamaan di masyarakat. Namun, masih banyak pemuda

yang kurang aktif dalam kegiatan dakwah. Oleh karena itu perlu dicari

cara untuk meningkatkan peran pemuda dalam dakwah.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis termotivasi

untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “CARA

MENINGKATKAN PERAN PEMUDA DALAM DAKWAH”

1
QS.Al-Baqarah ayat 26.
4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah pada karya

ilmiah ini adalah:

1. Apa pengertian pemuda dan dakwah?

2. Apa keistimewaan pemuda menurut sudut pandang islam?

3. Apa sajakah peranan pemuda dan bagaimana cara memaksimalkan

peranan pemuda dalam perkembangan dakwah islam?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengertian pemuda

2. Untuk mengetahui keistimewaan pemuda menurut sudut pandang islam

3. Untuk mengetahui apa saja peranan pemuda dan cara-cara untuk

memaksimalkan peran pemuda dalam perkembangan dakwah islam

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan

metode studi kepustakaan (Library Study) yaitu pengumpulan data

dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang ada

kaitannya dengan masalah yang dibahas.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
5

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Metode Penulisan

E. Sistematika Penulisan

BAB II: PENGERTIAN DAN KEISTIMEWAAN PEMUDA

A. Pemuda

1. Pengertian Pemuda

2. Keistimewaan Masa Muda

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

2. Maksud Dan Tujuan Dakwah

3. Unsur-Unsur Dakwah

C. Hubungan Antara Pemuda dan Dakwah

1. Peranan Pemuda Dalam Dakwah

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Pemuda Dalam

Dakwah

3. Cara-Cara Untuk Memaksimalkan Peran Pemuda Dalam

Dakwah

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan
6

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


7

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN DAN KEISTIMEWAAN PEMUDA

A. Pemuda

1. Pengertian Pemuda

Masa muda adalah salah satu fase kehidupan pada saat seseorang

berada dalam usia muda. Masa muda dapat bermakna sebuah fase antara

masa kanak-kanak dan usia dewasa.2

Masa muda adalah masa yang lazim bagi setiap individu, yaitu

masa di mana seseorang berkembang pesat baik dari segi fisik, pemikiran

maupun kepribadian. Islam sendiri mendefinisikan hakikat dari pemuda

bahwa mereka adalah orang-orang yang berada di antara umur awal dia

baligh yakni kira-kira dari umur lima belas tahun sampai dengan empat

puluh tahun, karena batas pertumbuhan serta puncak kematangan

seseorang berada pada umur empat puluh tahun. Hal ini selaras dengan

firman Allah subhanahu wa ta’ala

‫َحىّٰت ٓ ِا َذا بَلَ َغ َا ُشدَّ ٗه َوبَلَ َغ َا ْرب َ ِعنْي َ َسنَ ًۙة‬

“Sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya mencapai empat


puluh tahun”. 3

2
Youth. Macmillan Dictionary. Macmillan Publishers Limited. Retrieved 2013-8-15.
3
QS. Al-Ahqaf ayat 15.
8

Untuk pemuda muslim, tidak ada pilihan yang harus diambil

melainkan menempa diri menjadi pemuda yang berkarir untuk kehidupan

akhirat. Ketaatan pada Allah dan berjuang dalam dakwah adalah satu-

satunya jalan hidup. Itulah makna ibadah yang telah Allah jadikan sebagai

tujuan pencapaian bangsa dan manusia.4

‫َو َما َخلَ ْق ُت الْجِ َّن َوااْل ِن ْ َس ِااَّل ِل َي ْع ُبدُ ْو ِن‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka mengabdi kepada-Ku”.5

2. Keistimewaan Masa Muda

Diantara keistimewaan dari masa muda adalah sebagai berikut :

a. Masa muda adalah masa paing produktif bagi setiap individu di

mana seseorang berada pada kekuatan fisik dan mentalnya yang

berkembang dengan pesat, dan masa muda adalah masa terkuat di

antara dua masa yang terdapat banyak kelemahan (yakni masa

kanak-kanak dan masa tua) sebagaimana Allah sifatkan keduanya

dalam al-qur’an:

‫ٱهَّلل ُ ٱذَّل ِ ى َخلَ َقمُك ِ ّمن ضَ ْع ٍف مُث َّ َج َع َل ِم ۢن ب َ ْع ِد ضَ ْع ٍف ُق َّو ًة مُث َّ َج َع َل ِم ۢن ب َ ْع ِد ُق َّو ٍة‬

‫ضَ ْع ًفا َو َشيْ َب ًة ۚ خَي ْ لُ ُق َما يَشَ ٓا ُء ۖ َوه َُو ٱلْ َع ِل ُمي ٱلْ َق ِد ُير‬

4
M. Iwan Januar . Bara Dakwah Para Pemuda, (Bogor: Al Azhar Fresh Zone
Publishing, Cet. I, Jumadil Tsani 1441 H/Februari 2020 M). h.6.
5
QS. Adz-Dzariyat ayat 56.
9

“Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia


menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan
beruban”.6

b. Masa muda adalah masa terpanjang dalam hidup kita. Rata-rata

umur hidup manusia sepeninggalan nabi Muhammad Shalallahu

‘alaihi wa salam. berada di antara enam puluh sampai tujuh puluh

tahun sebagaimana sabda beliau yang artinya “Rata-rata umur

dari ummatku di antara enam puluh tahun sampai tujuh tahun dan

sedikit dari mereka yang lewat dari itu.”7 Dan kisaran masa muda

seseorang adalah 25 tahun, oleh karena itu maka kita wajib

memanfaatkan masa muda kita dengan maksimal.

c. Para pemuda merupakan fondasi suatu bangsa, jika para pemuda

suatu negeri hancur maka hancurlah masa depan negeri tersebut.

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi berasal dari kata ً‫ َوة‬O‫ َد ْع‬- ْ‫ ْد ُعو‬Oَ‫ ي‬- ‫ َدعَا‬yang

berarti mengajak atau menyeru. Sedangkan secara terminologi, dakwah

adalah mengajak atau menyeru manusia kepada kebaikan di jalan Allah.

Sebagaimana Allah berfirman

‫ُا ْد ُع ِاىٰل َس ِب ْي ِل َرب ّ َِك اِب لْ ِحمْك َ ِة َوالْ َم ْو ِع َظ ِة الْ َح َسنَ ِة َو َجا ِدلْه ُْم اِب لَّيِت يِه َ َا ْح َس ُ ۗن ِا َّن َرب َّ َك‬

‫ه َُو َا ْعمَل ُ ِب َم ْن ضَ َّل َع ْن َس ِب ْيهِل َوه َُو َا ْعمَل ُ اِب لْ ُمهْ َت ِد ْي َن‬
6
QS. Rum ayat 54
7
HR. Tirmidzi no. 3550.
10

“Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui sisapa
yang sesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk”.8

Sedangkan arti dakwah menurut pandangan beberapa pakar atau

ilmuan adalah sebagai berikut:

a. Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah satu proses

menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud

memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.

b. Pendapat Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia

untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyeru

mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatam jelek

agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Pendapat ini juga selaras dengan pendapat Al-Ghazali bahwa

amar makruf nahi mungkar adalah inti gerakan dakwah dan

penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.9

Pada dasarnya setiap perkataan, pemikiran, atau perbuatan yang

bersifat mengajak orang ke arah kebaikan (dalam perspektif Islam), dapat

disebut dakwah.

Dakwah memiliki dimensi yang luas. Fuad Amsyari

mengemukakan ada empat aktivitas utama dakwah yaitu:

a. Dakwah Bil Lisan

8
QS. An-Nahl ayat 125
9
M. Munir, Metode Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, Cet. II.
2006), h.7.
11

Dakwah dengan lisan adalah dakwah yang disamapikan dalam

bentuk komunikasi lisan (verbal), seperti ceramah, pengajian,

khotbah, atau penyampaian dan ajakan kebaikan dengan kata-kata

(berbicara)

b. Dakwah Bil Hal

Dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan melalui aksi atau

tindakan nyata, misalnya memberi contoh keteladanan akan

perilaku/akhlak yang baik

c. Dakwah Bil Kalam/Bil Kitabah

Dakwah bil kalam adalah dakwah yang disampaikan melalui

tulisan yang diterbitkan atau diplublikasikan melalui media

massa, buku, bulletin, brosur, pamphlet, dan sebagainya.

d. Dakwah Bil Qudwah

Dakwah bil qudwah adalah dakwah melalui keteladanan sikap

atau perilaku yang mencerminkan moralitas/akhlak islam.

Dakwah pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengubah

seseorang, sekelompok, atau suatu masyarakat menuju keadaan yang lebih

baik sesuai dengan perintah Allah dan tuntunan Rasul-Nya. Dakwah

terhadap umat islam Indonesia adalah segala usaha untuk mengubah

posisi, situasi dan kondisi umat menuju keadaan yang lebih baik agar

terpenuhi perintah-Nya untuk menjadi ummatan wasathan yang

merupakan rahmatan lil ‘alamien.10

10
Dewan Da’wah Islamaiyah Indonesia , Khittah Da’wah , (Jakarta: PT. Sinar Media
Abadi, Cet. III. 1435 H/2013 M). h.7.
12

2. Maksud Dan Tujuan Dakwah

1. Fungsi dan Tujaun Dakwah

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses dalam

rangka mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi

arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa

tujuan yang jelas, seluruh aktivitas akan sia-sia atau tidak ada artinya.

Dengan demikian, tujuan dakwah adalah sebagai bagian seluruh aktivitas

dakwah. Bahkan lebih dari itu, tujuan dakwah sangat menentukan dan

berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media dakwah, serta sasaran

dakwah sekaligus strategi dakwah.

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang hendak

dicapai, secara umum dan secara khusus. Adapun tujuan dakwah secara

umum dapat dirumuskan dalam tiga bentuk, yakni sebagai berikut:

a. Membangun masyarakat Islam, sebagimana para Rasul yang

memulai dakwahnya di kalangan masyarakat Jahiliah, para Rasul

mengajak manusia memeluk agama Allah, menyampaikan wahyu

kepada kaumnya, dan memperingatkan mereka dari syirik kepada

Allah Swt.

b. Dakwah dengan melakukan perbaikan pada masyarakat Islam

yang terkena musibah berupa penyimpangan dan tampak di

dalamnya kemungkaran-kemungkaran, serta diabaikannya

kewajiban-kewajiban oleh masyarakat.


13

c. Memelihara keberlangsungan dakwah di kalangan masyarakat

yang telah berpegang pada kebenaran, yaitu dengan pengajaran

secara terus-menerus, tadzkiri (pengingatan), tazkiyah (penyucian

jiwa), dan ta’lim (pendidikan).

Sedangkan secara khusus tujuan dakwah adalah sebagai berikut:

a. Menganjurkan dan menunjukkan perintah-perintah Allah. Secara

garis besar perintah Allah dapat dikatakan terbagi kepada dua

yakni Islam dan Iman.

b. Menunjukkan larangan-larangan Allah. Larangan ini meliputi

larangan-larangan yang bersifat perbuatan (amaliah) ataupun

perkataan (qauliah).

c. Menunjukkan keuntungan-keuntungan bagi orang yang mau

bertakwa kepada Allah.

d. Menunjukkan ancaman bagi yang ingkar kepada Allah Swt.

3. Unsur-Unsur Dakwah

Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah adalah komponen-

komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur

tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), Mad’u (mitra dakwah), maddah

dakwah (materi dakwah), wasilah dakwah (media dakwah), thariqoh

dakwah (metode dakwah), dan atsar (efek dakwah).

Pertama, da’i (pelaku dakwah), yaitu orang yang melakukan

dakwah baik dengan lisan, tulisan, ataupun perbuatan, baik secara

individu, kelompok atau berbentuk lembaga (organisasi). Kewajiban


14

dakwah (amar makruf nahi mungkar) berlaku atas setiap umat Islam yang

mukallaf (yang telah berlaku hukum-hukum agama atas dirinya) dan

memiliki kemampuan. Kata da’i ini secara umum sering disebut dengan

sebutan mubalig (orang yang menyiarkan atau menyampaikan ajaran

Islam), tetapi sebenarnya sebutan ini bermakna sangat sempit karena

masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai orang yang

menyampaikan ajaran Islam melalui lisan saja seperti penceramah agama,

dan sebagainya.

Kedua, Mad’u (mitra dakwah), yaitu pihak yang menjadi sasaran

dakwah atau penerima pesan dakwah, baik individu maupun kelompok,

baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain

manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah Swt. Berikut:

ِ َّ‫اس بَ ِش ْيرًا َّونَ ِذ ْيرًا َّو ٰل ِك َّن اَ ْكثَ َر الن‬


‫اس‬ َ َ‫َو َمااَرْ َس ْلن‬
ِ َّ‫اك اِاَّل َكافَّةً لِّلن‬

‫اَل يَ ْعلَ ُم ْو َن‬


“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada
umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”11

Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan

untuk mengajak mereka mengikuti agama Islam, sedangkan kepada

orang-orang yang telah beragama Islam, dakwah bertujuan

meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan. Mereka yang menerima

dakwah ini lebih tepat disebut mitra dakwah daripada sebutan objek
11
QS. Saba ayat 28
15

dakwah, sebab sebutan yang kedua lebih mencerminkan kepasifan

penerima dakwah, padahal sebenarnya dakwah merupakan tindakan yang

menjadikan orang lain sebagai kawan berpikir tentang keimanan,

syari’ah, dan akhlak untuk kemudian diupayakan dihayati, dan

diamalkan bersama-sama.

Ketiga, maddah dakwah (materi dakwah), yaitu masalah isi pesan

atau materi yang disampaikan da’i kepada Mad’u dalam hal ini sudah

jelas. Maddah dakwah adalah ajaran Islam yang secara umum meliputi

akidah, muamalat, akhlak, dan syari’ah. Secara garis besar dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Akidah, yang meliputi enam rukun iman (iman kepada Allah,

malaikat, kitab-kitab Allah, Rasul-rasul, kiamat, qadha dan

qadhar).

2. Syariat, meliputi ibadah (dalam arti khusus) seperti salat, zakat,

puasa, haji, thaharah, dan sebagainya,

3. Muamalat (dalam arti yang luas) meliputi Al-Qununul khas

(hukum perdata), hukum niaga, hukum nikah, dan hukum waris,

dan al-qununul ‘am (hukum publik) yang terdiri dari jinayah

(hukum pidana), khilafah (hukum negara), dan jihad (hukum

perang dan damai).

4. Akhlak, meliputi akhlak terhadap Khaliq, akhlak terhadap

makhluk, yang meliputi: Akhlak terhadap manusia: 1) diri sendiri,


16

2) tetangga, 3) masyarakat lainya. Akhlak terhadap selain

manusia: 1) flora, 2) fauna, dan lain sebagainya.

Keempat, wasilah dakwah, yaitu alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi dakwah, yang dapat berupa lisan, tulisan, lukisan

audio visual ataupun akhlak. Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada

umat, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah. Hamzah Ya’qub

membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu:

a. Lisan, yaitu wasilah dakwah yang paling sederhana yang meng-

gunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat

berbentuk pidato, ceramah, kuliah, penyuluhan, dan sebagainya.

b. Tulisan, seperti buku majalah, surat kabar, surat menyurat, dan

sebagainya.

c. Lukisan, seperti gambar, karikatur, dan sebagainya.

d. Audiovisual, yaitu alat dakwah yang merangsang indera

pendengaran atau penglihatan, atau kedua-duanya, contohnya

televisi, film, internet, dan sebagainya.

e. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan

ajaran Islam yang dapat dilihat langsung oleh Mad’u.

Kelima, thariqah dakwah (metode dakwah), yakni metode yang

digunakan dalam berdakwah, yaitu jalan atau cara yang dipakai da’i

untuk menyampaikan ajaran Islam. Setiap unsur dakwah antara yang

satu dengan yang lainnya selalu memiliki kaitan yang erat, sehingga

metode dakwah merupakan lanjutan dari media dakwah. Secara garis


17

besar dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 telah dijelaskan metode

dakwah adalah dengan hikmah, mauidhotil hasañah, dan mujadalah.

a. Hikmah, Menurut Sayyid Qutub hikmah adalah melihat situasi

dan kondisi objek dakwah, serta tingkat kecerdasan penerima

dakwah. Memperhatikan kadar materi dakwah yang disampaikan

kepada mad’u sehingga mereka tidak merasa terbebani terhadap

perintah agama (materi dakwah) tersebut, karena belum siap

mental untuk menerimanya. Memperhatikan metode

penyampaian dakwah dengan bermacam-macam metode yang

mengunggah perasaan, tidak memancing kemarahan, penolakan,

kecemburuan, dan terkesan berlebih-lebihan sehingga tidak

mengandung hikmah di dalamnya.

b. Mau’izhah hasanah (dengan pelajaran yang baik) dipahami oleh

banyak pakar ilmu dakwah dari sudut pemahaman, yaitu

kemampuan juru dakwah dalam memilih materi dakwah itu

sendiri. Al-Baidlawy mengatakan bahwa mau’izhah hasanah

adalah perkataan yang menyejukkan. Perwujudan antara satu dan

yang lainnya dari dakwah hikmah dan mau’izhah hasanah itu

memiliki hubungan yang sangat erat. Juru dakwah yang

berperilaku baik akan selalu diamati, dihormati, dan disegani

serta dijadikan contoh yang terpuji oleh masyarakat. Menurut

c. Mujadalah bi al-laty hiya ahsan adalah dakwah yang tidak

mengandung unsur pertikaian, kelicikan, dan kejelekan sehingga


18

mendatangkan ketenangan dan kelegaan bagi juru dakwah.

Dengan demikian, mujadalah tidak dilakukan oleh orang-orang

yang berada dari golongan awam atau orang-orang yang berada di

antara golongan cerdik, pandai, terpelajar, dan memiliki wawasan

yang luas, karena dalam kehidupan seharí-harinya mereka telah

terbiasa berpikir kritis dan rasional.

Keenam, atsar (efek dakwah). Setiap aksi dakwah pasti akan

menimbulkan reaksi. Demikian juga jika dakwah telah dilakukan oleh

seorang da’i dengan materi dakwah, wasilah, thariqah tertentu maka

akan timbal respons dan efek (atsar) pada mad’u. Atsar itu sendiri

sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang berarti bekasan, sisa, atau

tanda. Istilah ini kemudian digunakan untuk menunjukkan suatu ucapan

atau perbuatan yang berasal dari sahabat atau tabi’in yang pada

perkembangan selanjutnya dianggap sebagai hadis, karena memiliki ciri-

ciri sebagai hadis.

Atsar yang sering disebut dengan feedback (umpan balik) dari proses

dakwah ini seringkali dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian

para da’i kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah

disampaikan maka selesailah dakwah itu. Padahal, atsar sangat besar

artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa

memperhatikan atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi

yang sangat merugikan, akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan

memperhatikan atsar dakwah secara cermat dan tepat maka kesalahan


19

strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan

pada langkah-langkah berikutnya, demikian juga strategi dakwah

dengan unsur-unsur dakwah yang dianggap baik dapat ditingkatkan.

C. Hubungan Antara Pemuda Dan Dakwah

1. Peranan Pemuda Dalam Dakwah

Sejarah mencatat bahwa pemuda memiliki peranan penting dalam

perkembangan islam di muka bumi ini. Dari awal nabi Muhammad diutus

sampai masa globalisasi ini, para pemuda lah yang banyak bergerak dalam

dakwah islam. Bukankah Allah mengutus para nabi dan rasul ketika mereka

masih berada pada masa muda? Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu berakata:

“Tak ada seorang nabi pun yang Allah utus melainkan dia dipilih ketika

masih muda. Begitu pula tidak seorang alim pun yang diberi imu melainkan

dia hanya di kalangan pemuda” lalu Ibnu Abbas membaca firman-Nya

“Mereka berkata: Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-

berhala ini yang bernama Ibrahim” (QS. Al- Anbiyya ayat 60)12.

Bukan hanya dari kalangan nabi, para pengikut nabi pun

kebanyakan mereka adalah pemuda. Kita ketahui bahwasanya Abu Bakar

adalah orang yang paling mulia di kalangan sahabat, dan beliau masuk islam

pada umur tiga puluh tahun. Ketika beliau masuk islam, beliau menginfakkan

seluruh harta dan jiwanya untuk menolong dakwah Rasulullah Shalallahu

‘alaihi wa salam. Umar bin Khattab, beliau masuk islam pada umur dua puluh

enam tahun, dengan keislamannya dakwah bisa berkembang pesat pada saat

12
Tafsir Ibnu Katsir 5/349.
20

itu, dan masih banyak lagi para sahabat muda yang selalu di barisan depan

dalam menolong dakwah Rasulullah.

Dan di era zaman modern ini, tantangan dakwah makin hari makin

kompleks, pemahaman masyarakat akan agamanya begitu dangkal sehingga

para musuh-musuh islam dengan mudahnya memasukkan ideologi mereka

sedikit demi sedikit ke dalam pikiran masyarakat muslim. Hanya dengan

modal bungkusan yang rapi mereka dapat memasukkan pemikiran-pemikiran

sesat ke dalam sanubari setiap orang yang mempunyai pengetahuan dangkal

akan agamanya.

Disinilah para pemuda dituntut untuk berperan aktif dalam

perkembangan dakwah, mengajarkan asas-asas Islam di masyarakat, mengajak

mereka untuk kembali ke jalan yang benar. Para pemuda harus bertindak cepat

dalam memberantas segala pemahaman-pemahaman sesat yang tersebar di

masyarakat.

Inilah misi dan tanggung jawab para pemuda dengan berperan aktif

mengembangkan dakwah islam sehingga islam dapat berjaya seperti dahulu.

Patut kita syukuri bahwa sudah banyak pemuda yang berperan aktif dalam

dakwah baik di ruang lingkup pendidikan seperti di perkuliahan maupun di

kalangan masyarakat. Dakwah islam pun sudah melebarkan sayapnya di dunia

maya dan mendapatkan tempat di kalangan masyarakat pengguna internet.

Namun perlu diketahui bahwa pemuda haruslah memiliki bekal yang cukup

untuk terjun di masyarakat sehingga mereka tidak akan merasa kesulitan dan
21

tidak membuat masalah baru sehingga perkembangan dakwah makin rumit

dan kompleks.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Pemuda Dalam Dakwah

Pemuda adalah asset terpenting dalam sebuah Negara, bangsa, dan

agama. Karena pemuda bukan hanya sekedar harapan regenerasi, tetapi

adalah bibit-bibit yang meneruskan sebuah peradaban hingga datangnya

akhir zaman. Jika kita lihat pada kenyataan pemuda saat ini, pemuda islam

mulai kehilangan semangat berjuang, semangat belajar, padahal sadar

maupun tidak sadar (secara otomatis) pemudalah yang akan melanjutkan

sebuah perjuangan-perjuangan islam kedepannya. Zaman yang dinamis

bukan menjadi alasan untuk mundur, tetapi akan menjadi sebuah alasan

untuk bangkit dan mendalami Al-Qur’an dan Sunnah dengan lebih tepat dan

bijak lagi. Karena kita juga meyakini bahwa Sunnah mengandung pancaran

dan teladan dari Nabi Muhammad SAW. Yang sudah terjamin dan menjadi

orang yang terpercaya dalam lingkungan masyarakatnya di Mekkah.13

Dalam pandangan islam, pemuda yang baik adalah yang berkarakter

Ashabul Kahfi dan beriman. Pemuda Ashabul Kahfi akan mendapat

kemuliaan dimata Allah SWT. Dengan keyakinan dan keimanan tersebut kita

akan selalu merasa diawasi oleh Allah, jadi kita akan merasa malu untuk

bermaksiat walaupun tidak ada manusia yang melihat.

13
Misbahul Wani, Jurnal “Pemuda Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah”, diterbitkan oleh
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
22

Habib Husein Ja’far memberikan beberapa contoh mengenai peran-

peran pemuda dalam berdakwah:

Karakter pemuda baik menurut Islam selanjutnya adalah harus

menjadi pribadi yang positif, artinya dia ingin selalu menjadi lebih baik

setiap harinya. Sebagai pemuda yang baik kita harus mempunyai sikap yang

konsisten. “Sedikit demi sedikit tetapi istiqomah akan lebih baik daripada

besar namun musiman,” tegas Habib Husein.

Selanjutnya adalah aktif dan produktif, karena jika positif saja dia

hanya akan menyelamatkan dirinya sendiri. Sedangkan Islam memerintahkan

untuk mengajak kepada kebaikan, makanya harus aktif dan produktif.

Kemudian pemuda juga harus kreatif dan kolaboratif dalam mengajak pada

kebaikan. “Sudah banyak dakwah yang kaku sehingga ditinggalkan oleh

pemuda, maka dari itu kita harus kreatif misalnya dengan menyertakan

humor, karena humor adalah bahasa yang dapat dimengerti oleh semua

kalangan.” terang Habib Husein.

Berikutnya adalah “solutif”, artinya kita harus memberi solusi bukan

hanya menghakimi. Hukum harus ditegakkan namun kita juga harus

mencarikan solusi yang sesuai dengan keadaan saat ini. “Generasi muda ini

tidak suka digurui namun mereka suka dirangkul, seperti Nabi Muhammad

yang menganggap pemuda adalah sahabat.” jelas Habib Husein Ja’far

Kemudian yang terakhir pemuda harus mempunyai wibawa. Pemuda

harus menjaga martabatnya dengan menghindari hal-hal yang akan


23

menjatuhkan harga dirinya. Generasi muda harus cakap dan professional

dalam keilmuan. Jangan sampai ada kesalahan dalam literasi. Pemuda harus

berwawasan luas dan menjadi sahabat perpustakaan. “Pemuda harus siap

melangkah kesepian dalam kebenaran dan tidak boleh terbawa arus”.

Pemuda merupakan kelompok yang memiliki peran yang sangat

penting dalam melakukan dakwah. Dakwah merupakan usaha atau tindakan

yang dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan agama dan ajaran-ajaran

Islam kepada masyarakat. Pemuda memiliki potensi besar untuk

memperjuangkan dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat.

Di era modern ini, terdapat banyak tantangan yang dihadapi oleh

pemuda dalam melakukan dakwah. Namun, pemuda juga memiliki banyak

kelebihan dalam melakukan dakwah. Pemuda memiliki semangat dan energi

yang tinggi, sehingga mampu menjadi motor penggerak dakwah di

masyarakat. Selain itu, pemuda juga memiliki kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.

Pemuda juga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan

baik, serta memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah

dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat. Selain

itu, pemuda juga memiliki kemampuan untuk menjadi contoh yang baik bagi

masyarakat, dengan menjalankan ajaran-ajaran Islam secara konsisten dan

konsisten.
24

Oleh karena itu, hubungan antara pemuda dan dakwah sangat erat,

karena pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan

dakwah. Pemuda harus memiliki strategi yang tepat dalam melakukan

dakwah agar pesan-pesan dakwah yang disampaikan dapat tersampaikan

dengan baik kepada masyarakat. Dengan demikian, pemuda dapat

memainkan perannya sebagai motor penggerak dakwah di masyarakat.

 Bagaimana Cara Pemuda Berdakwah?

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh

pemuda dalam melakukan dakwah:

a. Menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana dakwah. Di era

modern ini, media sosial merupakan salah satu media yang paling

efektif dalam menyebarkan pesan-pesan dakwah. Pemuda dapat

memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Twitter, atau

Facebook untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah yang bermanfaat

bagi masyarakat.

b. Menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Pemuda harus memiliki

sikap yang santun dan baik, serta mampu menjalankan ajaran-ajaran

Islam dengan konsisten. Dengan begitu, pemuda dapat menjadi

contoh yang baik bagi masyarakat, sehingga pesan-pesan dakwah

yang disampaikan lebih mudah diterima oleh masyarakat.

c. Memahami masyarakat. Pemuda harus memiliki kemampuan untuk

mengenali dan memahami kebutuhan masyarakat, sehingga pesan-


25

pesan dakwah yang disampaikan dapat lebih tepat sasaran dan lebih

mudah diterima oleh masyarakat.

d. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Dakwah

bukan hanya sekedar menyampaikan pesan-pesan agama, tetapi juga

harus memperhatikan cara penyampaiannya agar pesan-pesan

tersebut dapat mudah dipahami oleh masyarakat. Pemuda harus

memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah

dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh

masyarakat.

e. Menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Pemuda harus

memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan

masyarakat, sehingga pesan-pesan dakwah yang disampaikan lebih

mudah diterima oleh masyarakat. Pemuda juga harus memiliki

kemampuan

 Apa saja tantangan pemuda dalam berdakwah?

Di era modern ini, terdapat banyak tantangan yang dihadapi oleh

pemuda dalam melakukan dakwah. Berikut ini adalah beberapa tantangan

yang dihadapi oleh pemuda dalam berdakwah:

a. Perkembangan teknologi yang begitu cepat. Perkembangan

teknologi di era modern ini mempengaruhi cara pandang dan

perilaku masyarakat, termasuk pemuda. Seiring dengan

perkembangan teknologi, muncul berbagai macam media baru yang

dapat digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah. Namun,


26

perkembangan teknologi juga membawa dampak negatif bagi

pemuda dalam melakukan dakwah, misalnya munculnya media

sosial yang memudahkan penyebaran informasi yang tidak valid,

hoax, atau bahkan fitnah.

b. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Pemuda harus

mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi

di masyarakat, agar pesan-pesan dakwah yang disampaikan lebih

mudah diterima oleh masyarakat. Pemuda juga harus mampu

memberikan solusi-solusi yang tepat untuk masalah-masalah yang

dihadapi masyarakat.

c. Komunikasi yang kurang efektif. Pemuda harus memiliki

kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, agar pesan-pesan

dakwah yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada

masyarakat. Selain itu, pemuda juga harus mampu menyampaikan

pesan-pesan dakwah dengan cara yang sederhana dan mudah

dipahami oleh masyarakat.

d. Kurangnya pemahaman ajaran-ajaran Islam. Pemuda yang tidak

memahami ajaran-ajaran Islam dengan baik akan kesulitan dalam

melakukan dakwah yang efektif. Oleh karena itu, pemuda harus

memiliki pemahaman yang cukup akan ajaran-ajaran Islam agar

dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah dengan tepat.

e. Kekurangan dukungan dari lingkungan. Dakwah tidak hanya

menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga menjadi tanggung


27

jawab masyarakat. Pemuda yang tidak mendapat dukungan dari

lingkungannya akan kesulitan dalam melakukan dakwah yang

efektif. 14

3. Cara-cara Untuk Memaksimalkan Peran Pemuda Dalam Dakwah

Di pembahasan kali ini saya akan memaparkan beberapa langkah

atau cara untuk meningkatkan peranan pemuda dalam dakwah. Dan saya

akan membagi cara-cara tersebut menjadi dua bagian. Yang pertama langkah

yang harus diambil bagi para tetua atau senior, dan kedua adalah langkah-

langkah yang harus ditempuh oleh kalangan pemuda itu sendiri.

Adapun langkah yang harus ditempuh dari golongan tua atau para

senior yang berkompeten dalam dakwah adalah sebagai berikut:

a. Mengkader para pemuda muslim dengan memberikan pendidikan

islam yang benar, serta memberikan wejangan dan motivasi akan

pentingnya dakwah dan kedudukan orang yang berdakwah di jalan

Allah.

b. Memberikan ladang dakwah kepada pemuda. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara memberikan mereka ruang gerak baik dalam organisasi

sekolah maupun kuliah ataupun memberikan mereka kesempatan

berceramah di masjid maupun dalam kegiatan bersama lainnya. Bisa

juga dengan memperkenalkan mereka ke masyarakat dan

mendekatkan mereka kepada tokoh-rokoh masyarakat sehingga

14
https://www.kompasiana.com/handika251200/63a085b408a8b52b763199c2/hubungan-

pemuda-dan-dakwah, Desember, 2020


28

kedepannya, mereka tidak sulit dalam berbaur dan berdakwah di

masyarakat umum.

c. Memberikan pengarahan kepada para pemuda dalam dakwah, serta

menceritakan pengalaman-pengalaman mereka, sehingga para

pemuda dapat mengambil ibrah dan pembelajaran.

Sedangkan langkah yang wajib ditempuh oleh para pemuda

adalah:

a. Mengikhlaskan niat dalam berdakwah dan selalu berdoa agar Allah

memudahkan jalan mereka.

b. Membekali diri dengan ilmu serta akhlak yang mulia sehingga

mereka menjadi contoh dan teladan di masyarakat.

c. Sabar dan tidak tergesa-gesa dalam berdakwah. Dalam hal semangat

memang tidak dapat dipungkiri bahwasanya masa muda masa di

mana semangat juang memuncak, namun perlu digaris bawahi bahwa

banyak para pemuda yang tergesa-gesa dan tidak sabar sehingga itu

dapat menjadi penghalang terbesar mereka dalam berdakwah. Maka

di sinilah pemuda di tuntut untuk melatih kesabaran mereka, dan

tidak tergesa-gesa dalam berdakwah.

d. Para pemuda muslim juga harus bisa mengajak pemuda lainnya ke

arah yang positif. Agar terciptanya generasi-generasi pemuda muslim

yang berkualitas.
29

e. Para pemuda diupayakan memiliki kerja sama yang solid antar

sesama aktivis dakwah, sehingga ini akan mempermudah mereka

dalam menghadapi berbagai masalah.

f. Meminta saran kepada da’i-da’i senior jika mengalami kesulitan.


30

BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang penulis paparkan, maka

penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Meningkatkan pendidikan agama: Pendidikan agama yang baik

dapat membantu pemuda memahami ajaran agama dengan baik,

sehingga mereka dapat menyebarkan dakwah dengan cara yang

benar dan efektif.

2. Mendorong partisipasi aktif pemuda: Pemuda harus didorong

untuk terlibat aktif dalam kegiatan dakwah, baik di lingkungan

masyarakat maupun dalam organisasi keagamaan. Hal ini dapat

membantu mereka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam berdakwah.

3. Membangun lingkungan yang mendukung: Pemuda memerlukan

lingkungan yang mendukung dan memotivasi untuk berdakwah.

Oleh karena itu, perlu dibangun lingkungan yang kondusif dan

memfasilitasi kegiatan-kegiatan dakwah.

B. Saran
Pemberian saran merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan
dalam suatu karya tulis. Adapun saran yang dapat penulis berikan, sebagai
berikut.
Kepada seluruh umat Islam khususnya para pemuda, dakwah
hendaknya mencakup seluruh aspek kehidupan termasuk masa muda,
31

karena Islam itu agama yang sempurna, semua perkara kehidupan baik
ibadah ataupun muamalat diatur dalam Islam, dan pada dasarnya umat
islam diperintahkan berdakwah kepada seluruh umat manusia, bukan
hanya kepada sesama orang Islam saja. Dan apa pun profesi kita, sebagai
seorang muslim, kita adalah da’i yang mengemban perintah dakwah. Dan
agar dakwah tetap eksis dan diminati oleh semua generasi, maka dakwah
harus mengikuti zaman, karena zaman selalu mengalami perubahan begitu
juga dengan generasi nya.
Dan harapan penulis, semoga karya tulis ini bisa bermanfaat dan

bisa menambah wawasan kita khususnya bagi penulis umumnya bagi

pembaca, bahwa dakwah itu tidak hanya dimimbar atau tentang agama

saja, tetapi dakwah bisa dilakukan di mana saja, dan juga harus mencakup

segala aspek dalam kehidupan baik ibadah ataupun muamalat. Dan

semoga dakwah Islam bisa tersebar luas, dan digemari oleh semua

generasi.
32

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Khittah Da’wah, Jakarta: PT. Sinar Media
Abadi, Cet. III. 1435 H/2013 M.

https://www.kompasiana.com/handika251200/63a085b408a8b52b763199c2/hubungan-pemuda-

dan-dakwah, Desember, 2020

Januar, M Iwan. Bara Dakwah Para Pemuda, Bogor: Al Azhar Fresh Zone Publishing,

Cet. I, Jumadil Tsani 1441 H/Februari 2020 M

Munir M. Metode Dakwah Edisi Revisi, Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, Cet. II.

2006.

Wani Mishbahul, Jurnal “Pemuda Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah”, diterbitkan oleh Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Youth. Macmillan Dictionary. Macmillan Publishers Limited. Retrieved 2013-8-15.


33

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Khoiril Fathin


Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 14 April 2005
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Jl. Angsoka Jaya RT/RW 02/09 Desa.
Keganteran, Kec. Kasemen, Kota. Serang

No. Telpon : 083809921931


E-mail : ahmadkhoirilfathin@gmail.com
Instagram : @masspatenn_

Riwayar Pendidikan
1. MI / SD : SDN Angsoka Jaya
2. MTs. / SMP : Islamic Boarding School
Ash-Shiddiq, Jakarta Timur
3. Mu’allimin / SMA : Mu’allimin Persis 72 Padarincang

Riwayat Organisasi

Nama Oang Tua


1. Ayah : Humaidi
2. Ibu : Nurhayati

Alamat Orang Tua :Kp. Angsoka Jaya RT/RW 02/09

Pekerjaan Orang Tua


1. Ayah : Wiraswasta
2. Ibu : Ibu Rumah Tangga
34

Anda mungkin juga menyukai