Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam perkembangan dunia saat sekarang ini begitu banyak hal-hal yang terjadi, secara
khusus pada remaja Kristen pada masa kini begitu banyak mengalami hal-hal yang tidak baik.
Ditengah-tengah kehidupan pemuda Kristen pada masa kini terlebih di kota-kota besar mereka
lebih mengikuti gaya-gaya hidup saat ini sehingga mereka kadang kala lupa akan kegiatan
kerohanian mereka bahkan menyimpang dari aturan-aturan yang ada. Karena itu peran orang tua
sangat diperlukan dalam membantu dan membentuk spiritual pemuda. Sebagai pemuda sangat
diharapkan menjadi generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,
generasi kita harus mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan di negeri ini. Pemuda
merupakan sosok yang selalu membawa pada perubahan. Perubahan dalam tatanan kehidupan
suatu zaman dipengaruhi oleh peranan pemuda. Seorang pemuda hendaknya dari hari ke hari
mengalami perubahan yang positif dalam kehidupannya.

Sungguh merugikan bila seorang pemuda dalam hidupnya mengalami stagnan atau
bahkan lebih buruk dari hari kemarin. Keberhasilan pemuda dalam menjalani berbagai rintangan
hidup dengan perubahan yang baik akan menjadi dasar bagaimana ia membawa perubahan di
lingkungan sekitarnya dan yang lebih luas dari itu. Perubahan disini bukan hanya dalam segi
materi saja atau secara fisikal, akan tetapi juga dapat membawa perubahan pada rohani atau
secara spiritual. Dan itulah prinsip dari perubahan. Keseimbangan antara materi dan spiritual ini
sangat penting. Tidak boleh hilang diantara keduanya.

Pada masa sekarang ini, pemuda sungguh berat tantangan kehidupannya dalam menapaki
titian jalan yang lurus yang tidak menyimpang dari norma, adat dan agama. Lihat saja aktivitas
anak-anak muda zaman sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan sekaligus sangat
disayangkan. Betapa tidak, pemuda dan remaja sekarang sudah banyak yang terlibat dalam
tindak kriminal, mulai dari ngelem, pencurian, mabukmabukan, penyalahgunaan narkotika,
pergaulan bebas (yang mengarah kepada seks bebas), keluyuran tak tentu arah dan tujuan yang
jelas (seperti anak-anak punk), dan lain sebagainya.

1
Di zaman yang serba modern ini, pemuda-remaja semakin lupa dengan apa yang
seharusnya mereka kerjakan sebagai generasi penerus. Kewajiban kita sebagai generasi pemuda-
remaja adalah belajar, patuh pada orangtua dan juga agama, namun harapan ini hanya tinggal
harapan, karena sangat berbeda dengan fakta kehidupan anak muda-remaja sekarang ini, mereka
lebih mementingkan hura-hura (hedonis) dan memperturutkan hawa nafsu daripada menjalankan
kewajibannya.

Lalu bagaimana sikap kita sebagai remaja-pemuda Kristen dalam menghadapi berbagai
tantangan dan godaan yang selalu menghampiri kita setiap waktu. Berikut ini adalah langkah-
langkah yang harus kita lakukan dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut:

Pertama, hidup sesuai dengan firman Tuhan. “Dengan apakah seorang muda
mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu”. Maz.
119:9. Kehidupan yang dibangun berdasarkan firman Tuhan dan berorientasi pada kemuliaan
Allah merupakan modal utama dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang ada saat
ini. Keteguhan hati untuk berpegang pada firman Allah secara benar dan bertanggung jawab,
maka kita akan terhindar dari berbagai pengaruh dan godaan.

Kedua, berjalan bersama Tuhan. Pemazmur menulis, “Tuhan menetapkan langkah-


langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya” (Mzm. 37:23). Raja Daud memberikan
gambaran indahnya tentang pemeliharaan Allah bagi orang yang setia pada-Nya. Berjalan
bersama Tuhan tidak pernah mengecewakan, tetapi sebaliknya “Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia…” Roma 8:28. Kita
berjalan ke arah yang tepat, apabila kita berjalan bersama dengan Allah. Allah menjadikan segala
sesuatu indah pada waktunya, karena Dia itu baik bagi semua orang.

Ketiga, bergaul dengan orang yang tepat. Tidak dapat dimungkiri bahwa masa muda
adalah masa suka berkumpul. Ikatan emosional dengan teman/sahabat jauh lebih kuat daripada
dengan keluarga. Namun, perlu diperhatikan bahwa "pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik" (1 Korintus 15:33). Menghadapi situasi ini, pilihan terbaik adalah bergaul
dengan orang yang dapat membangun dan mendukung dari sisi kerohanian.

Keempat, penguasaan diri yang benar. Gal. 5:23. Penguasaan diri (temperance) adalah
segala sikap, perbuatan, perkataan dan pikiran yang didasarkan pada pengetahuan akan firman

2
Tuhan. Menguasai diri berarti menahan diri untuk tidak melakukan suatu keinginan yang
berlawanan dengan kehendak Tuhan. Keinginan diri sendiri akan membawa kepada kesesatan.
Keinginan duniawi ialah keinginan mata (keserakahan), keinginan daging (hawa nafsu),
keangkuhan hidup. Tetapi sebagai anak-anak Tuhan, kita bertanggung jawab untuk tetap
menguasai diri di tengah godaan duniawi. Tentunya kita mustahil untuk melakukan itu seorang
diri, jadi kita harus meminta pertolongan dari Tuhan untuk mengendalikan diri kita ini. Seperti
tertulis di I Petrus 4:7a "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu." Di
dunia ini tidak ada yang kekal. Jadi buat apa kita mengejar sesuatu yang tidak kekal? Selain itu,
kitab Amsal juga menulis "Orang yang sabar melebih pahlawan, orang yang menguasai dirinya,
melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32).

Kelima, kesadaran tentang panggilan Tuhan. Allah memanggil Yeremia untuk menjadi
seorang nabi bagi bangsa Israel. Tuhan berkata kepadanya: “Sebelum aku membentuk engkau
dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan,
Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-
bangsa." Yeremia 1:5.

Awalnya, Yeremia tidak mengerti apa-apa tentang panggilan Tuhan atas hidupnya. Sama
hal dengan kita yang ada saat ini, kita seringkali tidak mengerti apa tujuan Tuhan dalam hidup
ini, saking kita tidak mengerti dan memahamai maksud-Nya, kita sering berjalan sesuai dengan
kehendak kita sendiri, maka jangan heran kalau banyak anak-anak remaja-pemuda diluar sana
yang hidupnya berantakan.

Kesadaran akan panggilan Tuhan adalah kesempatan yang baik untuk melakukan
kehendak Tuhan. Kita harus menyadari hal itu bahwa Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat-
Nya di bumi ini.

Sadar atau tidak, Allah memiliki rencana besar atas setiap hidup kita. Allah tidak melihat
latar belakang kehidupan kita sebelumnya, tidak melihat keterbatas dan kekuarangan kita, tetapi
Dia melihat bahwa kita mampu untuk melakukan apa yang Dia mau. “Ah, Tuhan ALLAH!
Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda. Tetapi TUHAN berfirman
kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus,
haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan”

3
Yer. 1:6-7. Lagi-lagi alasan yang disampaikan oleh Yeremia kepada Tuhan, Tuhan tidak
pedulikan, karena Tuhan tahu bahwa anak muda ini memiliki pengaruh, potensi dan kemampuan
dalam memimpin nantinya. Bambang Yudho menjelaskan bahwa “Seorang pemimpin haruslah
orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Tanpa memiliki
kemampuan tersebut, seseorang mustahil menjadi pemimpin”. 2 Memang betul juga pada
akhirnya Yeremia adalah seorang yang dihormati oleh para pemimpin pada saat itu, sekalipun
pada awalnya kepemimpinannya dia mengalami banyak pergumulan dengan masalah-masalah
yang ada. Tetapi karena dia mempunyai semangat juang dan motivasi yang tinggi maka
semuanya bisa diatasi dengan baik.

Jadikan masa muda adalah masa keemasan yang penuh dengan manfaat dan kebaikan,
sebelum datang masa tua, maka waktunya manfaatkan masa muda itu untuk menanam kebaikan
kepada semua orang dan menjadi bagian dari sejarah bangkitnya kejayaan Indonesia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

PRIBADI ORANG KRISTEN DALAM MASA MUDANYA

A. Pengertian Pemuda Secara Umum


Dalam bagian ini saya akan memaparkan pengertian pemuda secara umum.
Tujuannya adalah agar pembahasan lebih terarah dan dapat dimengerti oleh pembaca
nantinya. Pemuda adalah generasi penerus bangsa, dimana sosok pemuda diharapkan
dapat melanjutkan perjuangan dari generasi sebelumnya. Suatu bangsa pastinya memiliki
harapan yang besar agar pada masa yang akan datang para pemuda dapat menjadikan
bangsa Indonesia ini bangsa yang lebih maju.Hal tersebut diperkuat dengan pendapat
bahwa pemuda merupakan lapisan eksponental bangsa, yang berjumlah 30% dari jumlah
seluruh bangsa Indonesia dan merupakanlapisan yang penuh dengan dinamisme, vitalitas
heroism.3 Oleh karenanya para pem1uda ini memiliki beban untuk mewujudkan harapan
dan citacita bangsa dari generasi sebelumnya.Bung Karno, menegaskan bahwa pemuda
adalah tulang punggung bangsa. Pemuda adalah harapan bangsa. Pemuda adalah masa
depan bangsa. Menurut hemat saya bahwa pemuda ini bukan hanya sekedar tulang
punggung dan masa depan bangsasaja seperti yang di sampaikan oleh Bung Karno di
atas, tetapi pemuda adalah tulang punggung keluarga, gereja dan bangsa.
Di atas telah dikemukakan bahwa pemuda adalah generasi muda merupakan
istilah demografis dan sosiologis dalam konteks tertentu. Dalam pola dasar pembinaan
dan pengembangan generasi muda bahwa yang dimaksud pemuda adalah;
1. Dilihat Dari Segi Biologis
a. Bayi : 0-1 tahun
b. Anak : 1-12 tahun
c. Remaja : 12-15 tahun
d. Pemuda : 15-30 tahun
e. Dewasa : 30 tahun ke atas
2. Dilihat dari segi budaya
a. Anak : 0-12 tahun
1
Bambang Yudho, Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kristen, (Yogyakarta: Andi Offset, 2009), hlm. 6

5
b. Remaja : 13-18 tahun
c. Dewasa : 18-21 tahun ke atas
3. Dilihat dari angkatan kerja, ada istilah tenaga muda dan tenaga tua. Tenaga muda
adalah calon-calon yang dapat diterima sebagai tenaga kerja yang diambi antara
18-22 tahun.
4. Dilihat dari ideologis politis, maka generasi muda adalah calon pengganti dari
generasi terdahulu, dalam hal ini berumur antara 18-30 tahun, dan kadang-kadang
sampai umur 40 tahun.
5. Dilihat dari umur, lembaga dan ruang lingkup tempat diperoleh ada 3 kategori: 1.
Siswa, usia antara 6-18 tahun, masih ada di bangku sekolah.

Berdasarkan pengelompokan diatas, maka yang dimaksud dengan pemuda adalah


golongan manusia berusia muda antara 15-30 tahun. 4Secara biologis manusia yang
sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik baik
lakilaki maupun perempuan. Namun, di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu
identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya.5Sedemikian
pentingnya kedudukan dan peranan pemuda, sampai-sampai Bung Karno berucap,’’
Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.”
Bung Karno juga kerap kali berseru, “Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan
menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya
kepada Tanah Air, dan dengan mereka aku akan mengguncang dunia.” Pemuda menjadi
penting bukan saja karena bagian terbesar penduduk Indonesia saat ini berusia muda,
tetapi penting karena berbagai alasan antara lain, pertama, pemuda adalah generasi
penerus yang akan melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa; kedua, kelangsungan sejarah
dan budaya bangsa, corak dan warna masa depan suatu bangsa akan sangat ditentukan
oleh arah persiapan atau pembinaan dan pengembangan generasi muda pada saat ini;
ketiga, terjaminnya proses kesinambungan nilai-nilai dasar negara. Yaitu dipandang dari
sudut semangat kepemudaan yakni sumpah pemuda 1928, proklamasi 1945, Pancasila
dan UUD 1945.

B. Mengenal Masalah Pemuda Saat Ini

6
Usia muda adalah suatu masa antara anak-anak dan dewasa dimana suatu masa
mencari jati diri yang pada umumnya orang mengambil keputusan-keputusan terpenting
dalam kehidupannya pada masa mudanya. Usia muda, yaitu remaja dan pemuda,
disepakati oleh para ahli jiwa sebagai masa krisis identitas. Masa-masa ini pribadi
seseorang masih labil atau bingung mencari jati dirinya.7 Perkembangan pikiran, masa
ini ditandai pula dengan mulai digunakannya mekanisme pertahanan ego. Artinya bahwa
usia remaja dan pemuda adalah masa krisis identitas.
Kita sering menjumpai para remaja dan pemuda dalam kehidupan setiap hari saat
ini, bahwa mereka memiliki suatu keinginan yang besar untuk dapat diterima oleh teman-
teman sebayanya. Dan mereka memperhatikan apa yang orang lain pikirkan mengenai
diri mereka. Mereka kuatir mengenai bagaimana orang lain memperhatikan mereka
secara jasmani (penampilan: terlalu tinggi, terlalu pendek, terlalu gemuk, terlalu kurus,
pemahaman mengenai seks) dan secara mental (kepandaian: terlalu pandai atau terlalu
bodoh). Merek2a pun memperhatikan para teman, guru, olahragawan, personal media
sebagai contoh bagi diri mereka. Sehingga pada akhirnya mereka melakukan apa saja
demi tercapainya suatu keinginan tersebut.
Jadi, masa seperti ini adalah masa labil atau bingung mencari jati dirinya.
Misalnya tipu muslihat untuk sekadar bergurau, membual demi menutupi rasa iri,
membantah kesalahan dengan alasan rasional, dan sebagainya. Tumbuhnya rasa
kepemilikan (sense of beloging) dalam berkelompok. Demi kekompakan dengan teman
sebaya sanggup berbuat apa saja, bahkan mungkin hal-hal yang bertentangan dengan
prinsip dan suara hati sekalipun. Tidak heran bila pada usia ini banyak yang terjebak
dalam aksi ikut-ikutan. Singgih D. Gunarsa & Yuliana Singgih D. Gunarsa, mengatakan
bahwa salah satu masalah yang sangat mempengaruhi kehidupan kaum muda masa kini
adalah perubahan teknologi dan modernisasi, dalam berbagai sektor yang berhubungan
dengan kehidupan manusia, demikian pesat sehingga memengaruhi keseimbangan dan
keserasian, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
Rangsangan dari berbagai perubahan dan kemajuan ini tidak mungkin dihindari remaja.8
Jadi,berdasarkan penjelasan di atas, maka saya akan menguraikan beberapa penyebab

2
Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 83.

7
terjadinya krisis atau persoalan-persoalan yang sering dihadapi oleh remaja dan pemuda
saat ini, yaitu:
Pertama, kebutuhan akan figur keteladanan dari orang tua sangat lemah; kedua,
sikap apatis. Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada
saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya; ketiga, kecemasan dan
kurangnya harga diri. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam
bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan
lainnya); keempat, ketidakmampuan untuk terlibat. Kecenderungan untuk
mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remajadan
pemuda sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi
dan dalam kehidupan di masyarakat; kelima, perasaan tidak berdaya. Perasaan tidak
berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan
pola berpikir masyarakat modern; keenam, pemujaan akan pengalaman. Sebagian besar
tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada
mulanya berawal dari hanya mencoba-coba.
Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru
tentang pengalaman. Hal-hal di atas sangat berpengaruh besar dalam kehidupan rohani
remaja dan pemuda, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam berkomitmen
untuk melayani Tuhan. Pelayanan serta kegiatan rohani lainnya adakalanya hanya dinilai
sebagai peralihan dalam usia muda. Biasanya pada masa muda pulalah orang mengambil
keputusan mengenai perkara-perkara rohani yang kekal. Raines dan Richardson
menjelaskan bahwa “Kebanyakan orang memutuskan untuk menjadi orang Kristen pada
usia antara 12 dan 14 tahun. Dikatakan bahwa 95 persen dari semua orang Kristen
diselamatkan pada waktu mereka berumur 18 tahun; dan hanya 2 persen yang
diselamatkan sesudah usia 21 tahun.
Tidaklah mengherankan jika oarng berkata, bahwa keputusankeputusan yang
diambil pada masa muda, dimana dua jalan kehidupan terbuka bagi kita yaitu yang satu
berjalan beserta Allah, dan yang lainnya berjalan di dalam dosa. Sungguh ironis memang
kehidupan kaum muda saat ini yang sering dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat yang
ada disekitarnya dimana dia hidup dan bertumbuh.Dalam perubahan batin kaum muda
yaitu segenap jiwa dan rohnya terlibat dalam proses dewasa dimana emosinya

8
berkembang dan sambil mendapat isi dan tujuan yang baru. Seorang anak belum sanggup
berpikir secara abstrak, tetapi pemuda dapat mempergunakan daya pikirannya makin
lama makin tajam dan baik.10 Memang kehidupan kaum muda perlu dimotivasi dan
diarahkan pada tujuan yang jelas berdasarkan pengajaran Alkitab sehingga mengalami
pembaruan hidup menjadi dewasa dalam iman. Sebagai pemuda telah mempunyai
kemampuan produktif baik secara fisik, intelek maupun mental. Jika kemampuan ini
diarahkan dan dimanfaatkan secara sadar dan integral, maka potensi pemuda yang secara
kuantitatif sangat besar itu akan sangat menentukan dalam pencapaian tujuan program
pembangunan keluarga, masyarakat, gereja dan bangsa Indonesia.Pemuda-pemudi saat
3
ini telah terpengaruh oleh pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan
remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang seharusnya membuat mereka lebih
terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar informasi justru malah
disalahgunakan. Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun
drastis.
Saat adalah mereka masih hidup di masa lalu. Selain persoalan-persoalan di atas,
kita akan mengetahui apa saja sumber-sumber kenakalan remaja-pemuda di zaman
sekarang ini.
C. Peran Pemuda Dalam Masyarakat
Rata-rata lima puluh persen (50%) penduduk dunia adalah di bawah umur 20
tahun (Kaum Muda). Di Indonesia bahkan enam puluh persen (60%) dari jumlah
penduduk adalah di bawah umur 20 tahun.11 Pemuda dan kepemudaan atau angkatan
muda adalah sebuah entitas spirit yang maha dasyat kekuatannya, sejarah telah mencatat
kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh
semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-
pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung
Tomo dan lain-lain dengan penuh semangat perjuangan. Artinya pergerakan kaum
mudalah yang mengawali setiap perjuangan kemerdekaan, setiap perubahan dan
pembangunan bangsa.
Kita harus mengakui hal itu bahwa pemuda merupakan generasi penerus sebuah
bangsa, kader keluarga, kader masyarakat, kader pemimpin gereja dan kader pemimpin

3
T. G. R. Boeker, Dengan Obor Injil Memasuki Tahun 2000, (Malang: Lumen Cristy, 1992, hlm. 17

9
bangsa Indonesia. Karena, pemuda selalu diidentikan dengan perubahan betapa tidak,
peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan,
peran pemuda yang menolak kekuasaan, peran pemuda sebagai generasi penerus, peran
pemuda sebagai generasi pengganti dan peran pemuda sebagai generasi pembaharu. Agar
prinsip-prinsip di atas dapat dipertahankan oleh kaum remaja dan pemuda saat ini, maka
diperlukan suatu sikap yang positif yang di bangun melalui: Pertama, kemurnian
idealismen, kedua, keberanian dan keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan
gagasan-gagasan yang baru; ketiga, semangat pengabdian kepada masyarakat; keempat,
memiliki jiwa nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan
teknologi untuk bersaing secara global;kelima, sepontanitas, kritis dan dinamis; keenam,
inovasi dan kreativitas; ketujuh, keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan
baru; kedelapan, keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan
keperibadiannya yang mandiri; kesembilan, mampu merealisasikan
pengalamanpengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya
dengan kenyataan yang ada; kesepuluh, memiliki kepekaan yang tinggi pada masalah
sosial secara murni.
Dari kesepuluh indikator di atas menjadi poin penting bagi kaum muda dalam
berinteraksi dengan berbagai hal yang ada di masyarakat pada umunya, agar peran, fungsi
dan tanggung jawab pemudapemudi ini bisa teralisasikan dengan baik dimasyarakat maka
kaum remaja dan pemuda-pemudi seharusnya melakukan hal-hal berikut.
Pertama, memiliki kontribusi positif di masyarakat. Salah satu kontribusi kaum
remaja dan pemuda dalam masyarakat adalah bergotong royong. Pemuda yang
berkontribusi positif menyadari betul tujuan hidupnya, dan karena itu berani berbuat
sesuatu yang baik bagi bangsa ini.
Kedua, menghindari permusahan antara satu dengan lain, antara kelompok
dengan kelompok. Contohnya mereka yang terlibat dalam tawuran antar warga satu
dengan warga lain. Pemuda harus menjadi penengah dalam setiap persoalan yang ada
dalam masyarakat, tetapi bukan menjadi provokator yang berujung pada perpecahan.
Ketiga, menciptakan kedamaian. Konsep damai membawa konotasi yang positif;
hampir tidak ada orang yang menentang perdamaian; Perdamaian dunia merupakan
tujuan utama dari kemanusiaan. Firman Tuhan berkata kepada nabi Yeremia

10
“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu
kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” Yeremia 29:8.
Artinya di mana kita berada, kita harus mengusahakan kesejahteraannya atau kedamaain
bangsa ini sekalipun banyak kekurangan sana-sini tetapi paling tidak ada rasa kepedulian.
Kita sering kali sebagai kaum remaja dan pemudapemudi khususnya pemuda
Kristen hanya berhenti sampai tahap mengkritik, menyanggah, atau bahkan mencela,
tetapi tiba waktu mengambil bagian di dalam masyarakat tersebut, kadang-kadang tidak
siap atau tidak ada waktu. Sebenarnya ada banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai
pemuda-pemudi Kristen di tengah-tengah gereja, atau bahkan bangsa dan negara ini.
Salah satunya adalah memberikan pendidikan pemantapan kesadaran kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada masyarakat yang ada dan aktif dalam
pembangunan masyarakat melalui sumbangan material dan moral.
Keempat, menjaga sikap kritis. Sikap kritis harus tetap ada dalam 4diri remaja dan
pemuda, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi
terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Tujuannya adalah agar jati diri
bangsa Indonesia yang dikenal religius, ramah tamah,dan kekeluargaan jangan sampai
memudar karena pengaruh-pengaruh global yang bersifat
sekular,anarkis,individualitis,dan materialitis. Oleh karena itu,peranan pemuda sangat
penting mengatasi memudarnya jati diri bangsa ini.
D. Menggali Potensi Diri Anak Muda
Sadar atau tidak sadar bahwa kita ini memiliki keunikan tersendiri dihadapan
Allah. Maksud keunikan disini adalah memiliki keistimewaan dari yang lain. Sekalipun
kita memiliki banyak kekurangan disanasini, namun kita adalah cipta Tuhan yang luar
biasa dari segala cipta lain, karena Allah langsung yang menciptakan kita menurut
gambar dan rupa Allah itu sendiri, Kej. 1:26-27; Maz. 139:13-15. Artinya memiliki
“gambar” atau “rupa” Allah, dalam pengertian yang paling sederhana, berarti manusia
dibuat menyerupai Allah itu sendiri.
Jadi, keunikan ini tidak bisa digantikan dengan apapun, seperti emas, perak, uang
atau barang-barang lain yang sifatnya sementara. Sebab, kita ini lebih istimewa dan
berharga dari apapun yang ada di dunia ini. Oleh sebab itu, mari kita mengenal

4
Warren Rick, The Purpose Driven Life, (Malang: Gandum Mas, 2005), hlm. 17

11
keistimewaan itu berdasarkan kaca matanya Tuhan dan buka berdasarkan kaca mata
dunia (manusia).
Saya melihat dan mengamati masih banyak anakanak remaja dan pemuda saat ini
yang belum menyadari dirinya adalah ciptaan Tuhan yang istimewa dan berharga di mata
Tuhan. Padahal jelas-jelas dalam Alkitab berkata “Oleh karena engkau berharga di
mataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia
sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.” Yes. 43:4.
Dari ayat ini sangat jelas bahwa Allah mengasihi setiap kita bagaimanapun
keadaan kita saat ini, Dia tidak peduli seperti apa latar belakang keluarga kita, hidup kita
dan kemampuan kita, Dia cuma mau hidup kita lebih dari segala apa yang kita miliki saat
ini, karena bagi Dia tujuan hidup anda jauh lebih besar daripada prestasi pribadi anda,
ketenangan pikiran anda, atau bahkan kebahagian anda.12Tidak ada yang salah dalam
hidup ini dan tidak ada juga secara kebetulan semuanya ada dalam rencananya Tuhan.
Oleh karena itu, jangan menilai hidup ini dengan cara sendiri, karena penilaian
kita terhadap diri kita kadang tidak sesuai dengan apa yang Tuhan mau terhadap diri kita.
Akibat dari pandangan yang salah terhadap diri sendiri maka hidup ini terasa berat untuk
dijalani. Tidak sedikit anak-anak muda akhir-akhir ini mengakhiri hidupnya dengan cara-
cara yang mengenaskanhanya karena dia merasa gagal, kecewa, putus cinta dan banyak
hal lain yang bisa membuat diatidak bernilai terhadap dirinya dan orang lain.
Padahal setiap manusia memiliki kekuatan dan potensi masing-masing sebagai
anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap manusia.Oleh sebab itu, kita perlu
tahu bahwa “Allah tidak menciptakan orang-orang yang tidak berharga. Dia telah
memberikan kepada setiap orang potensi ilahi untuk melakukan pencapai supernatural
sehingga memuliakan nama-Nya.13Karena keinginan Allah yang utama adalah melalui
anda Dia dapat bekerja untuk menggenapi kehendak-Nya. Inilah rencana Allah sejak
mulanya. Ketika Dia menciptakan langit dan bumi, Dia menciptkan Adam di Taman itu
“untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Sekarang, pikirkanlah. Allah telah
menciptakan segalanya. Dia tidak membutuhkan bantuan manusia, namun Dia
menempatkan manusia itu di Taman untuk mengusahakan dan memeliharanya.
Jadi, inti dari tujuan hidup kita saat ini sebagaimana yang dirancang oleh Allah
ketika Ia menciptakan manusia pada mulanya, adalah: pertama, untuk memuliakan Allah

12
dan menikmati persekutuan dengan-Nya; kedua, untuk berhubungan baik dengan sesama;
ketiga, untuk bekerja; keempat, untuk berkuasa atas bumi. kelima, untuk menjadi teman
sekerjanya Allah dalam memberitakan Injil Kristus.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dibawah ini saya akan menguraikan
beberapa tips untuk menggali potensi diri yang sudah ada saat ini: 1. Mengenal tujuan
Allah dalam hidup anda 2. Mengenal diri sendiri berdasarkan perspektif yang benar 3.
Menerima diri sendiri berdasarkan prinsip kebenaran 4. Mengembangkan diri
sendiriberdasarkan nilai-nilai yang sudah ada 5. Menentukan tujuan hidup yang benar 6.
Mengenali motivasi hidup yang benar 7. Menghilangkan negatif thinking dalam pikiran
anda 8. Menghindari pikiran yang suka mengadili diri sendiri dan orang lain 9.
Membangun komunikasi yang baik kepada orang lain 10. Banyak membaca, melihat, dan
merasakan apa yang terjadi di sekitar anda.
E. Mengembangkan Potensi Yang Sudah Ada
Di atas tadi saya telah menjelaskan bahwa kita ini memiliki potensi yang luar
biasa. Kata potensi itu berasal dari bahasa Inggris yaitu potency, potential dan
potentiality, yang mana dari ketiga kata tersebut memiliki arti tersendiri. Kata potency
memiliki arti kekuatan, terutama kekuatan yang tersembunyi.
Kemudian kata potential memiliki arti yang ditandai oleh potensi, mempunyai
kemampuan terpendam untuk menampilkan atau bertindak dalam beberapa hal, terutama
hal yang mencakup bakat atau intelegensia. Sedangkan kata Potentiality mempunyai arti
sifat yang mempunyai bakat terpendam, atau kekuatan bertindak dalam sikap yang pasti
di masa mendatang.15Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi potensi adalah
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan,
kesanggupan, daya.Intinya, secara sederhana, potensi adalah sesuatu yang bisa kita
kembangkan.16Selain dari sudut pandang bahasa, kata potensi juga didefinisikan oleh
para ahli psikologi ataupun para ahli disiplin ilmu lain 5nya sesuai dengan kapabilitas
keilmuan masingmasing. Di antaranya adalah Wiyono dan Slamet, mengungkapkan
bahwa potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih
terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan
nyata dalam diri sesuatu tersebut.17 Dengan demikian potensi diri manusia adalah

5
Wiyono, Slamet, Managemen Potensi Diri, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hlm. 37)

13
kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih terpendam didalam dirinya yang
menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri
manusia.
Menurut Endra K Pihadhi bahwa potensi bisa disebut sebagai kekuatan, energi,
atau kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Potensi diri yang dimaksud disini suatu kekuatan yang masih terpendam yang berupa
fisik, karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri tetapi
belum dimanfaatkan dan diolah.18 Sedangkan Sri Habsari menjelaskan bahwa potensi
diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun
mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang
dengan sarana yang baik.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru kita kenal adalah talenta. Kata talenta dalam
kitab Perjanjian Baru menggunakan kata “talantiai`o” pertaining to weighing a talent or
125 Roman pounds of twelve ounces each or approximately ninety pounds (English
weight) or forty kilograms - ‘weighing a talent.”20Talenta pertama kali diperuntukkan
untuk ukuran berat sekitar 40 kilogram. Alkitab tidak memberikan penjelaskan tentang
pergeseran arti talenta dari ukuran berat menjadi bakat pribadi manusia. Dianne Bergant
dan Robert Karris mengatakan “Kata Yunani yang melukiskan jumlah ini adalah
“Talenta” berarti bakat alam yang dapat dikembangkan dengan praktek yang
tekun.”21Artinya perumpamaan tentang talenta dalam Mat 25:14-30 mengindikasikan
bahwa Allah peduli dengan pengembangan potensi diri. Setiap orang yang diberi
kemampuan menurut kesanggupannya akan dituntut seberapa besar kemampuannya itu
dikembangkan. Bahkan dalam perumpamaan itu ditunjukkan adanya sanksi ketika talenta
tersebut tidak dikembangkan.Ini berarti setiap manusia yang pernah lahir akan
mendapatkan minimal satu talenta. Tampaknya, konsep talenta sebagai potensi diri
sumber dari perumpamaan Yesus tentang talenta seperti tertulis dalam Matius 25:14-30.”
Maksud dari perumpamaan tentang talentatersebut di atasadalah mengajarkan
kepada kita agar kitatetap setia dalam melaksanakan apa yang dipercayakan kepada kita
dengan tepat dan efisien sampai pada hari perhitungan tiba.
Bertolak dari pengertian atau definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli di atas,
maka dapat dikatakan bahwa potensi adalah merupakan karunia atau anugerah yang

14
diberikan oleh Tuhan kepada ciptaanNya. Istilah “karunia”diartikan sebagai kasih; belas
kasih; pemberian atau anugerah sebagai tanda kasih Allah atau raja. Mengaruniai:
menyatakan kasih kepada; memberi sesuatu sebagai tanda kasih. Mengaruniakan:
menganugerahkan. 23Konsep karunia seringkali digunakan Paulus untuk menjelaskan
tentang karunia-karunia roh. Dalam menjelaskan karunia Paulus menggunakan kata
“carismavtwn” 24 (kharismaton), yang penggunaan kata tersebut diartikan “karunia
Allah; anugerah yang didalamnya terdapat kekuatan dan otoritas Allah.
Jadi, berdasarkan penjelasan di atas maka saya berpendapat bahwa tidak ada
satupun diantara kita saat ini yang tidak memiliki pontensi atau kemampuan (talenta)
dalam melakukan segala sesuatu yang ada, hanya saja kita memiliki spesifikasinya yang
berbeda satu dengan yang lain. Contohnya ada yang memiliki potensi dibidang musik,
ada pula yang memiliki potensi dibidang mengajar, dibidang bernyanyi, dibidang
memasak, atau dibidang homiletik dan hermeneutik, dan sebagainya.
Setelah kita memahami bahwa potensi diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki
oleh seseorang yang diangurahkan oleh Tuhan kepaada setiap insa. Oleh karena itu, kita
juga harus tahu apa saja potensi itu yang ada dalam diri kita saat ini. Sebab, setiap
manusia memiliki beragam potensi diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, Potensi Berfikir. Manusia memiliki potensi untuk berfikir. Logikanya
orang hanya disuruh berfikir karena ia memiliki potensi berfikir. Kedua, Potensi Emosi.
Potensi yang lain adalah potensi dalam bidang afeksi/emosi. Ketiga, Potensi Fisik. Setiap
manusia memiliki potensi fisik, sekalipun kekuatan fisik ini sangat beragam ada yang
kuat dan ada yang lemah. Keempat, Potensi Sosial. Setiap kita memiliki potensi sosial
yang besar dan orang yang memiliki potensi sosialyang besar sudah pasti dia memiliki
kapasitas dalam menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain.
Menurut Hery Wibowo minimal ada empat kategori potensi yang terdapat dalam
diri manusia sejak lahir yaitu, potensi otak, emosi, fisik dan spiritual dan semua potensi
ini dapat dikembangkan pada tingkat yang tidak terbatas.26 Ahli lain berpendapat bahwa
manusia itu diciptakan dengan potensi diri terbaik dibandingkan dengan makhluk Tuhan
yang lain, ada empat macam potensi yang dimiliki oleh manusia yaitu, potensi
intelektual, emosional, spiritual dan fisik.

15
Lalu setelah kita benar-benar memahami apa sebenarnya potensi diri kita saat ini,
maka langkah selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah bagaimana cara
mengembangkan potensi diri tersebut. Oleh karena itu, ada tujuh langkah yang perlu kita
perhatikan dalam mengembangkan potensi tersebut:
Pertama, harus diawali dengan niat dan hati yang murni (bad. Kis. 24:16; Mat.
5:8). Kedua, harus berpikir positif dalam setiap hal (bad. Filipi 4:8).Ketiga, harus
memiliki komitmen (band. I Kor. 15:58; Yos. 24:15. Keempat, jangan menganggap
remeh orang lain (band. Fil. 2:3; I Kor. 10:24; 10:33. Kelima, menerima saran, kritik dan
masukan yang bersifat membangun dari orang lain (band. Am. 9:8-9). Keenam, konsisten
terhadap apa yag kita lakukan (band. Mat. 5:37). Ketujuh, yakinlah bahwa kita pasti bisa
(band. Mat. 18- 19).
Oleh karena itu, dalam mengembangkan potensi diri yang sudah ada maka
diperlukan suatu sikap yang harus diaktualisasikan melalui kehidupan sehari-hari. Salah
satu ciri-ciri orang yang memahami potensi dirinya bisa diukur atau dilihat dalam sikap
dan perilakunya sehari-hari dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut
Sugiharso dkk, menyebutkan bahwa orang yang berpotensi memiliki ciri-ciri27 sebagai
berikut:
Pertama, suka belajar dan mau melihat kekurangan diri sendiri. Kedua, memilki
sikap yang luwes. Ketiga, berani melakukan perubahan secara total untuk perbaikan.
Keempat, tidak mau menyalahkan orang lain maupun keadaan. Kelima, memilki sikap
yang tulus bukan kelicikan. Keenam, memiliki rasa tanggung jawab. Ketujuh, menerima
kritik saran dari luar. Kedelapan, Berjiwa optimis dan tidak mudah putus asa.

F. Gaya Hidup Pemuda Orang Kristen


Di zaman sekarang ini dekenal sebagai zaman modern karena dimana seseorang
dapat mampu mendapatkan segala berita atau sebuah informasai, baik itu informasi yang

16
baik maupu informasi tidak baik (buruk). Sehingga pemuda Kristen dikalangan saat ini
cepat terpengaruh dengan lingkungan kerena adanya gaya hidup yang tidak pantas atau
tidak baik.
Pemudah Kristen saat sekarang ini begitu banyak mengalami suatu pola
perubahan dalam diri mereka terlebih dalam kehidupannya disbanding dengan kehidupan
yang duluh, telebih saat sekarang ini kerena perubahan zaman sangat cepat terbawa
dengan hal-hal yang kurang beik atau kurang beretika.
Pembinaan orang tua terhadap sangat penting karena pemuda dalam gaya hidup
saat sekarang ini begitu sangat cepat berpengaruh karena mengikuti zaman. Pemuda
kebanyakan lebiih memiliki perkembangan yang ada disekitarnya sehingga mereka
menganggap bahwa apa yang mereka suka dan tidak dilakukan itu dianggap ketinggalan
karena adanya perkembangan globa.
Kita tidak dapat pingkiri lagi bahwa gaya hidup anak muda sekarang sangat
6
berbeda dengan gaya hidup anak mudah dahulu. Karena dalam kehidupan sering kali
gaya hidup disalah gunakan oleh pemuda terlebih yang ada di kota-kota besar. Ketika ada
program atau kegiatan rohani di gereja hanya dihadiri oleh beberapa dari sekian jumlah
pemudah saja, itu karena adanya kurang dukungan dari orang tua dalam mengikuti suatu
kegiatan tersebut
G. Strategi Dalam Membangun Karakter Pemuda Kristen
Usaha orang tua sangat diperlukan dalam membina anak mudah dengan cara yang
dikendaki Tuhan. Kerena ketika pemuda itu sudah merasa takut akan Tuhan maka dia
akan sadar dan menjauhi hal-hal yang tidak baik. Begitu sangat penting ketika pemudah
memahami dan Takut akan Tuhan. Sehingga mereka dapat menghasilkan buah-buah yang
dikehendak Tuhan. Dengan karekter sesuai dengan keteladana Tuhan Yesus dan
mengajarkan nilai-nilai Kristiani dan orang tua sangat diperlukan dalam membimbing
anak-anaknya dan memberikan sebuah keteladanan.Dimana kita ketahui bahwa
karakteradalah bagaman sesorang berpikir dan berpeilaku untuk menjadi ciri khas setiap
orang terlebih berkerja sama baik dalam keluarga maupundalam masyarakat diman
seseorang berada.

6
Majdi, Udo Yamin Efendi, Quranic Quotient, (Jakarta: Qultum Media, 2007), hlm.

17
Pemuda sebagai generasi dalam sebuah proses suatu perubahan, baik itu
perubahan sosial maupunperubahan ekonomi. Salah satu perubahan yang dialami oleh
pemuda adalah ketika mereka dalam menempuh pendidikan
H. Belajar Untuk Memimpin
Banyak orang saat ini ingin menjadi seorang pemimpin bahkan tidak sedikit orang
saat ini tergilagila menjadi seorang pemimpin, saking gilanya menjadi pemimpin mereka
menghalalkan segala cara demi sebuah tujuan menjadi seorang pemimpin. Mereka
beranggapan bahwa ketika mereka menjadi seorang pemimpin adalah kesempatan emas,
karena mereka berpikir bahwa ketika menjadi pemimpin mereka akan berkuasa, memiliki
posisi atau jabatan yang tertinggi di antara masyarakat. Melalui posisi, kedudukan dan
kekuasaan tersebut pasti orang-orang menjadi takut dan segan kepada mereka.Akhirnya
mereka seenaknya melakukan apa saja sesuai keinginan hati tanpa ada rasa takut dan
peduli dll.
Konsep kepemimpinan yang sesungguhnya bukan seperti yang barusan dibicarakan di
atas tetapi konsep kepemimpinan yang baik dan benar dimulai dari halhal kecil yang
selama ini dianggap tidak terlalu penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu dalam
bagian ini saya akan memaparkan tentang bagaimana cara untuk belajar menjadi
pemimpin. Di bawah ini ada beberapa prinsip penting yang perlu kita lakukan sebagai
kaum remaja dan pemuda dalam mempersiapkan diri sebagai pemimpin masa depan
sebagai berikut:
a. Belajar memimpin diri sendiri
Dalam bagian ini kita tidak bicara hal-hal yang besar, tetapi kita bicara hal-hal
kecil karena dari hal kecil adanya hal besar. Menjadi seorang pemimpin yang handal,
unggul dan luar biasa harus dimulai dari diri sendiri. Karena kunci kepemimpinan
yang baik dan benar adalah diri sendiri bukan apa kata orang, gelar dan uang. Sebab
diri sendirilah yang menentukan kita bisa atau tidaknya menjadi seorang pemimpin.
Arti pemimpin (NaturalLeader) adalah seseorang yang menggunakan
kemampuannya, sikapnya, nalurinya, dan ciri-ciri kepribadiannya yang mampu
menciptakan suatu keadaan, sehingga orang lain yang dipimpinnya dapat saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Orang hanya dapat memimpin orang lain

18
sejauh ia dapat mempengaruhi mereka.28 Oleh karena itu, sebelum kita mengatur
atau memimpindan mempengaruhi hidup orang lain mestinya kita harus mengantur
diri sendiri terlebih duhulu.
Kita sering mendengar kata-kata dari orang “emangnya lhu siapa, mau mengatur
hidup gua. Mengantur diri sendiri saja gak bisa, apa lagi mengatur diri saya.” Mereka
protes bukan karena mereka tidak mau diatur tetapi mereka protes karena ada yang
mengganjal dari kehidupan orang yang mencoba masuk, mengatur, atau dalam bahasa
lainnya adalah memimpin hidupnya.
Lantas apa yang membuat mereka tidak suka dengan diri kita ketika kita menjadi
pemimpin bagi mereka? Salah satu penyebab ketidaksukaan seseorang terhadap diri
kita adalah pribadi kita sendiri karena kehidupan kita tidak jauh beda dari kehiduapan
orang yang dipimpin. Sebab, hidup kita ini tidak mencerminkan sikap hidup orang
yang memotivasi, memberkati dan dapat diteladani.
Di sini akan terlihat bahwa apabila kepribadian pemimpin adalah dominan positif,
maka terwujudlah pengaruh kepemimpinan yang berorientasi positif, dan sebaliknya.
Karena itu, bagaimana seorang pemimpin merefleksikan dan mengekspresikan
pengaruh kepemimpinan yang ia miliki saat ini, ini merupakan pilihan sadar yang
harus dilakukan seorang pemimpin. Tentang meneguhkan sikap yang membawa
pengaruh positif, firman TUHAN berkata, “… orang yang luhur budinya
merencanakan hal-hal yang luhur dan bertindak luhur pula.” (Yesaya 32:8). Karena
itu, firman Allah menasihatkan, “Sebab itu, perhatikanlah baikbaik cara hidupmu.
Jangan hidup seperti orang-orang bodoh; hiduplah seperti orang-orang bijak.” (Efesus
5:15 BIS) Ayat ini menegaskan bahwa pemimpin hanya dapat menyatakan pengaruh
positif dari hati yang bijak, melalui gaya dan perilaku khasnya untuk memimpin
(memengaruhi) para bawahannya.
Jadi, kunci dalam mempengaruhi hidup orang lain bukan posisi, kedudukan dan
kekuasaan tetapikunci dalam mempengaruhi hidup orang lain adalah gaya hidup kita
sehari-hari seperti apa. Kepemimpinan yang baik memang harus dimulai dahulu dari
diri sendiri. Standar penilaian dan pengujian kualitas seorang pemimpin juga dilihat
dari kehidupan pribadinya, bukan hanya sekadar kinerja dalam ruang lingkup yang
lebih luas. Tetapi, ia juga dapat menjadi seorang pemimpin mulai dari kelompok yang

19
paling kecil. Yakni, “Aku pemimpin dalam keluargaku. Dan aku pemimpin atas dan
bagi diriku sendiri” karena “Aku tidak dapat memimpin orang lain, sebelum aku
dapat dan mampu memimpin diriku sendiri.29 Ini adalah suatu prinsip penting yang
harus diperhatikan oleh pemimpin muda saat ini.
b. Belajar menjadi orang yang dewasa
Kepemimpinan bukanlah soal jabatan tetapi kepemimpinan adalah soal praktik.
Kepemimipinan bukan dihadiahkan tetapi api diupayakan. Dikatakan sebagai
pemimpin yang baik apabila dirinya berhasil memimpin diri sendiri.Dalam
memimpin diri sendiri maka tidak terlepas dari kedewasaan seseorang. Kedewasaan
menjadi faktor utama dalam meningkatkan kemampuan sebagai pemimpin. Entah itu
diri sendiri, keluarga dan organisasi lainnya.
Kita biasa mendengar kata-kata seperti ini “menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa
itu pilihan” kedengarannya seperti slogan begitu saja, tetapi ketika kita menghayati
kata-kata ini sebenarnya mengandung makna yang sangat dalam, sekalipun kedua
kata ini memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu,arti dewasa dalam Kamus Besar
Indonesia adalah sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi),
2telahmencapai kematangan kelamin; 3matang (pikiran, pandangan, dsb):de·wa·sa
/déwasa/ nwaktu, masa (akhir-akhir ini).30 Sedangkan arti tua adalah sudah lama
hidup; lanjut usia.
Dalam membedakan seseorang yang masih dalam fase anak-anak dan yang sudah
memasuki dunia dewasa tidak semudah sebagaimana yang diketahui oleh banyak
orang. Karena sekali lagi-fase anak-anak dan dewasa tidak hanya diukur dari segi
usia. Hal ini disebabkan kedewasaan seseorang memiliki beberapa dimensi.
Pertama adalah dimensi fisik (physical maturity). Pada dimensi ini, kedewasaan
seseorang diukur dari penampilan fisik dan kesempurnaan fungsi fisiologisnya.
Kedua adalah dimensi intelektual (intelectual maturity). Kedewasaan pada
dimensi ini diukur dari seberapa kompleks dan rumit cara berfikir seseorang dalam
menganalisis suatu masalah.
Ketiga adalah dimensi emosional (emotional maturity). Kedewasaan pada dimensi
ini diukur sekaligus dibatasi dengan tingkat kemampuan seseorang dalam
memanipulasi emosinya sendiri serta emosi orang lain yang berinteraksi dengannya.

20
Keempat itu adalah dimensi spiritual (spiritual maturity). Kedewasaan pada
dimensi ini diawali oleh kesadaran akan makna dan hikmat tersembunyi dari
keberadaan semesta alam. Kedewasaan harus diawali oleh keyakinan dalam diri yang
diekspresikan dengan pernyataan bahwa “segala sesuatu yang ada di alam semesta ini
memiliki makna, hikmat, dan manfaat”.
Jadi, pengertian masa dewasa ini dapat dipahami dari sisi biologis, psikologis, dan
pedagogis (moralspiritual). Sebenarnya kedewasaan bukan hanya dipandang dari usia.
Ada anak umur 6 tahun yang dewasa, sementara ada juga orang tua berusia 80 tahun
yang tidak dewasa. Kedewasaan adalah tentang cara Anda memperlakukan diri
sendiri dan orang lain. Kedewasan adalah cara berpikir dan berperilaku.32 Jadi,
kedewasaanadalah orang yang mampu menempatkan diri pada tepat yang semestinya,
bisa berfikir kritis dan logis tentang suatu hal, dan mampu mengendalikan egonya.
Sedangkan menurut Yuli Sugiarti, bahwa dewasaadalah seseorang yang mempunyai
cara pandang dan cara berfikir yang selalu positif, mempunyai emosi yang tenang
(tidak labil).
Sedangkan dari sudut kebenaran firman Tuhan mencatat ada 3 tanda dari
seseorang yang masih kanakkanak, dengan kata lain belum dewasa:
Pertama, tidak fokus pada pribadi Yesus. Firman Tuhan berkata “Karena itu,
harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan
hanyut dibawa arus.” Ibr. 2:1. Kemudian firman Tuhan dalam Ibrani 3:1 berkata,
“Sebab itu, hai saudarasaudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan
sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus.”
Kedua, tidak mampu untuk menimbang. Firman Tuhan berkata “Tetapi makanan
keras adalah untuk orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih
untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.” Ibrani 5:14.
Ketiga, tidak bisa membedakan yang berguna dan yang tidak berguna. Firman
Tuhan berkata “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu
berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu
membangun.”I Kor. 10:23.
Menjadi dewasa sebenarnya tidak ada hubungannya dengan usia. Kedewasaan
diraih ketika seseorang mau berjuang, berusaha, dan bekerja keras untuk berubah

21
kearah yang lebih baik. Kedewasaan adalah kualitas hidup yang akan berpengaruh
terhadap diri sendiri maupun terhadap orang-orang yang di sekitarnya.
Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat yang ada Korintus bahwa: “Ketika aku
kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak,
aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku
meninggalkan sifat kanak- kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin
suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka.
Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan
mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.”1 Korintus 13:11-12.
Jadi kedewasaan yang dimaksud oleh Paulus di atas adalah kedewasaan
yangberhubungan dengan transisi dari masa kanak-kanak ke fase dewasa secara fisik
(ayat 11).Namun menurut pemahaman saya tentang ayat tersebut di atas bahwa bukan
hanya kedewasaan secara fisik saja yang ditekankan oleh Paulus tetapi Paulus juga
menekankan tentang kedewasaan cara berpikir “aku berpikir seperti kanak-kanak.
Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanakkanak itu” (ayat
11b). Artinya bahwa kedewasaan itu bukan dilihat dari bertambahnya umur tetapi
cara berpikir dan kelakuannya.Berpikir secara dewasa dan positif akan mendatangkan
perubahan dalam hidup kita. Dr. Yakub Tomatala menjelaskan bahwa “Perubahan ini
menjadi dasar yang kuat bagi perubahan paradigma. Perubahan paradigma ini begitu
penting untuk menopang kehidupan orang Kristen, dimana setiap orang Kristen yang
berhasrat untuk maju dan menang harus mengembangkan paradigma yang Alkitabiah
sebagai dasar untuk berkembang.

c. Belajar mandiri
Kita harus sepakat bahwa generasi muda adalah calon pemimpin di masa depan.
Mereka harus dipersiapkan untuk memiliki jiwa kepemimpinan sejak dini. Oleh
karena itu, agar mereka memiliki jiwa kepemimpinan yang baik maka mereka harus

22
dilatih untuk mandiri. Ketika mereka ada di dalam kedewasaan yang baik dan benar,
maka dengan sendirinya mereka terbentuk menjadi orang yang peka yang bisa
membedakan yang baik dan jahat, maka wujud dari kedewasaan itu adalah
terbentuklah sikap kemandirian yang positif. Selain dari pada itu, kemandirian juga
dibutuhkan sebagai dasar untuk mengatasi konflik dan juga dalam bergaulan. Apa
saja wujud dari kemandirian itu?
Penguasaandiri “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang
menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Amsal 16:32. Memiliki
kemampuan dalam menguasai diri merupakan syarat untuk memimpin diri sendiri.
Karena manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai perasaan, keinginan, emosi
dan juga nafsu.34 Banyak orang yang kuat secara fisik, besar dan berotot, namun
belum tentu juga kuat secara roh dan mampu menguasai dirinya sendiri. Kita bisa
belajar dari kehidupan Simson, di mana Alkitab mencatat bahwa ia sangat kuat,
bahkan mampu mengalahkan ribuan orang Filistin dan menguasai sebuah kota. Tetapi
Simson tidak berdaya dihadapan Delilah. Ia tak mampu mengendalikan nafsu
kedagingannya sehingga dengan mudahnya ia diperdaya oleh seorang wanita
sehingga ia menceritakan rahasia kekuatannya. Akibatnya tidak dapat menguasai
dirinya sehingga pada akhinya Simson harus mengalami nasib yang sangat tragis.
Simson tak dapat disebut sebagai orang yang kuat dalam roh. Jadi penguasaan diri
seseorang itu lebih utama daripada kekuatan fisik karena ini berhubungan dengan
karakter.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

23
Dalam makalah yang sudah saya paparkan diatas saya dapat menyimpulkan
bahwa pengembangan diri pada masa muda saat ini sangat dibutuhkan karena dunia
sekarang sangat jahat. Oleh sebab itu peran orang tua dala mendidik anaknya sangat
dibutuhkan dan orang tua harus mengajarkan anaknya dengan memberikan nasihat yang
mengandung firman Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

24
1. Bambang Yudho, Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kristen, (Yogyakarta: Andi Offset,
2009), hlm. 6
2. Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 83.
3. T. G. R. Boeker, Dengan Obor Injil Memasuki Tahun 2000, (Malang: Lumen Cristy,
1992, hlm. 17
4. Warren Rick, The Purpose Driven Life, (Malang: Gandum Mas, 2005), hlm. 17
5. Wiyono, Slamet, Managemen Potensi Diri, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hlm. 37)
6. Majdi, Udo Yamin Efendi, Quranic Quotient, (Jakarta: Qultum Media, 2007), hlm.

25

Anda mungkin juga menyukai