Anda di halaman 1dari 2

“PEMUDA PEMERSATU BANGSA DAN PENGGERAK PERUBAHAN”

Oleh : Herdiansyah Iskandar


(Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kota Bogor)

Ernest Renan pernah mengatakan “Qu’est le qui rai tune nation? L’est le desir d’etre ensemble”.
Apa yang melahirkan sebuah bangsa ? ialah kemauan yang kuat untuk kebersamaan. Semangat
kebersamaan itulah, dalam konteks bangsa ini menjadikan para pemuda mampu mewujudkan ikrar sumpah
pemuda.
Sejarah masa lalu bangsa ini merupakan kontinuitas perjuangan yang tiada henti-hentinya.
Bagaikan gelombang pasang ditengah lautan yang selalu datang menghempas daratan, saling bergantian.
Gelombang yang satu lebih besar dari gelombang yang lain, gelombang yang satu merupakan kelanjutan
gelombang yang sebelumnya. Itulah proses perjuangan yang mereka lakukan sehingga lahirlah momentum-
momentum besar seperti, sumpah pemuda 1928, kemudian proklamasi kemerdekaan 1945 yang dimana ada
peranan dari kaum muda.
Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari pengalaman pendahulu kita dimasa lampau, pertama,
mutlaknya persatuan dan kesatuan untuk memenangkan kemerdekaan, kedua, kepeloporan pemuda dalam
setiap lika-liku perjuangan. Ini artinya adalah sejarah kita selalu di isi oleh peristiwa-peristiwa besar yang
dilahirkan oleh kaum muda.
Namun, saat ini pemuda telah kehilangan arahnya, jauh melesat dari apa yang diharapkan para
pendiri bangsa dengan tujuan dan cita-citanya yang mulia. Pemuda yang disematkan pada bahunya tampuk
kepemimpinan kini kurang berdaya, tak sehebat dahulu. Dan ini menjadi sebuah bahan evaluasi untuk
generasi muda hari ini. Sebuah harapan yang tumbuh dari pemuda untuk mewujudkan pemerintahan yang
sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya harus terus dilakukan, dan berbagai perbaikan harus terus di upayakan
diberbagai instansi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Oleh karena itu, diperlukan adanya
peneguhan kembali komitmen dan pembaharuan tekad bersama dalam semangat persatuan seperti yang
disampaikan Bung Karno “Semen Bundeling Van Alle Krachten Van de Natie”. Pengikatan bersama
seluruh kekuatan bangsa, pengikatan itu motor potensialnya adalah pemuda. Semangat pemuda untuk
Indonesia Bersatu untuk perubahan yang lebih maju perlu di galang pada semua lapisan.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya di Indonesia peran agama sangat penting,
karena agama adalah satu kekuatan dahsyat untuk mengubah masyarakat. Sementara pemuda adalah
kekuatan besar lain ditengah-tengah kehidupan sosial. Masalahnya adalah kedua-duanya, agama adalah
bahan mentah belaka jika tidak dijabarkan ke dalam konsep-konsep yang bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Agama secara sederhana mengandung dua aspek. Tuntunan dan tuntutan, sehingga ia perlu
dirincikan tuntunan seperti apa yang bisa dipakai dan tuntutan apa yang mesti dipenuhi secara jelas.
Sedangkan pemuda, pada dasarnya belum dapat bergerak sebelum mereka tahu betul apa tugas dan
kewajiban dalam masyarakat, sehingga motivasi pemuda harus dibangkitkan, dalam hal ini ruh agama. Oleh
sebab itu, kajian keagamaan sudah selayaknya diarahkan kepada penggalian nilai-nilai agama dan
mengoperasionalkannya secara gamblang, kemudian dengan itu para pemuda menjadi tahu apa yang harus
dilakukan dengan agamanya untuk kesejahteraan hidupnya dan kehidupan manusia lainnya serta bangsa
dan negaranya.
Perlu ditegaskan bahwa, kajian agama bukan hanya sebatas spiritual saja atau hal-hal yang sifatnya
normatif. Jangan sampai agama hanya digunakan sebagai alat untuk mengesahkan dan menolak sautu
gagasan atau praktek. Akibatnya agama terkesan kaku, sangat sakral dan mengekang. Padahal agama juga
menyediakan jalan keluar atau alternatif jika ia memberikan batasan-batasan, maka sudah seharusnya sisi
“Mudah”nya lah yang dikembangkan untuk generasi muda. Kenapa demikian, karena pemuda umumnya
cenderung mencari alternatif jika menghadapi masalah atau pembatasan.
Sesuai dengan pesan Nabi Muhammad SAW kepada Mu’az bin Jabal ketika sahabat itu ditugaskan
Rasulullah menjadi Qadhi di negeri yaman, saat itu Nabi bersabda “yassirruu Walaatu’assirruu Bassirruu
Walatubaffirruu, Wakuunuu’Ibadallahi Ikhawana”. Artinya “Beri kemudahanlah mereka, jangan
dipersulit, beri kabar gembira lah mereka jangan ditakuti, jadilah kamu semua hamba-hamba Allah SWT
yang bersaudara”.
Dalam AL-Qur’an menggambarkan agama sebagai penggerak perubahan sosial tampak dari kisah
“Ashabul Kahfi” di lukiskan dalam Al-Qur’an, Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman
kepada Allah SWT, teguh pendiriannya dan aktif dalam menentang kezaliman dan kesombongan raja
Decius. Dalam usahanya menentang kezaliman raja demi membela keadilan rakyat itu hingga mereka harus
bersembunyi di gua demi mempertahankan prinsip dan kebenaran.
Tugas pemuda sekarang pada prinsipnya adalah sama dengan pemuda Ashabul Kahfi, kalau
pemuda Ashabul Kahfi menentang raja yang zalim dan sombong, maka generasi muda sekarang juga
mempunyai kewajiban memberantas penyakit-penyakit yang merugikan rakyat yaitu, kemiskinan,
kebodohan, ketertinggalan dan ketidak adilan. Oleh sebab itu, tugas pemuda tidak lah mudah ia merupakan
tulang punggung masa depan bangsa, butuh perjuangan yang kontinuitas untuk menciptakan perubahan
demi terwujudnya kesejahteraan ummat.
Semoga kita termasuk dalam golongan pemuda yang besar kepekaan individualnya sekaligus tinggi
pula kesalehan dirinya. Dan termasuk pemuda yang tidak memikirkan keselamatan dirinya, tetapi ikut pula
memikirkan kesejahteraan saudara sesamanya, bangsanya dan ummat manusia seluruhnya. Mari kita bahu
membahu membangun pemuda yang berkualitas secara mental dan intelektual, menjadi pemersatu bangsa
yang mampu menerjemahkan dan memformulasikan cita-cita Negara Kesatua Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai