Anda di halaman 1dari 11

Generasi Muda Masa Depan Bangsa

Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa Indonesia di masa mendatang harus
dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki 3 modal dasar yang membuat ia
mampu disebut sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas
sosial) yaitu kekuatan moralnya dalam berjuang karena pada intinya apa yang dibuat adalah semata–
mata berlandaskan pada gerakan moral yang menjadi idealismenya dalam berjuang.

Pemuda merupakan suatu potensi bagi negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda
sangat penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Saat era
globalisasi seperti sekarang peran mahasiswa sangat berpengaruh terhadap bangsa. Baik dalam lingkup
ilmu pengetahuan, etika, para mahasiswa yang akan merubah status suatu bangsa, karena mahasiswa
merupakan sosok insan akademis yang sedang menjalankan aktifitas pendidikan yang terbilang
tingkatannya yang paling tinggi.

Jika moral mahasiswa buruk maka nama bangsa juga akan ikut tercemar, jika cara berfikir mahasiswa
kearah yang positif maka Indonesia akan lebih mudah untuk menemukan penemuan-penemuan baru
yang akan mencuitkan nama Indonesia dibelahan dunia maka mahasiswa harus bisa membawa NKRI
kedalam perubahan yang lebih baik.

Peran Generasi Pemuda Dalam Membentuk Karakter Bangsa

Perkataan Bung karno “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia”, yang menegaskan
betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan negara. Baik buruknya suatu negara
dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan negara.

Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya,
memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan
dan teknologi guna bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka
mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and social control sehingga fungsi tersebut
dapat berguna bagi masyarakat.

Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu mempunyai peran yang
sangat strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi. Ketika memperebutkan kemerdekaan dari
penjajah Belanda dan Jepang kala itu. Pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan
perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Pemuda akan selalu menjadi
People make history (orang yang membuat sejarah) di setiap waktunya. Pemuda memang mempunyai
posisi strategis dan istimewa.

Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi besar dalam
perubahan sosial dan secara kuantitatif. Pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan
ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di hadapi
yang tidak kunjung terselesaikan.

Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak ada masalah serius yang
dihadapi, pemuda akan cenderung diam/pasif, tidak banyak berbuat, lebih apatis dan mempertahankan
kenyamanan yang dirasakan. Padahal baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa
masalah serius, pemuda dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik,
lebih produktif dan lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang lebih baik.

Kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa
akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik, pemuda tidak lagi
memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang
berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial
masyarakat saat ini, dalam urusan akademik juga banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka
adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan
bangsa.

Peran Generasi Pemuda Dalam Menegakan Pancasila

Peranan sosok pemuda/generasi muda adalah dengan memperteguh penanaman nilai-nilai Pancasila di
dalam kehidupan sehari-hari, karena saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan dan
bahkan melupakan nilai-nilai Pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat bersatu dan damai walaupun berbeda
agama, suku, dan budaya. Dapat berpikir rasional, demokratis, dan kritis dalam menuntaskan segala
masalah yang ada di NKRI.

Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun NKRI yang mandiri dapat mencontoh seperti
karakter para pahlawan bangsa Indonesia. Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa
Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi
semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia.

Kecintaan bangsa pemuda adalah harapan bagi masa depan bangsa. Dalam upaya mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia mengharapkan peranan pemuda dapat menjadi karakteristik yang baik bagi Indonesia.
Untuk mencapai kondisi yang baik generasi muda Indonesia harus mempunyai jati diri yang sesuai
dengan nilai-nilai luhur bangsa. Masa depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi
muda terdidik dan terlatih, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan berbagai
pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-tema pembangunan bangsa.

Karena pemudalah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan
para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang
berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat. Sementara itu, catatan sejarah mengingatkn peran pemuda senantiasa menjadi pilar dan
motor untuk mencapai kemerdekaan bangsa.

Dalam situasi yang senantiasa tumbuh dan berkembang di era globalisasi ini, menuntut peran aktif
pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan
nasional. Selain itu, dalam Pembangunan Nasional pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab
dalam menjaga Pancasila, keutuhan NKRI, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan
demikian kesadaran pemuda akan kecintaan terhadap tanah air dan bangsanya semakin meningkat.
Dimana mahasiswa merupakan generasi kelas menengah yang selalu hadir dalam garda terdepan setiap
perubahan penting dan mendasar di NKRI.
Bersama Pemuda Menjaga Persatuan Kesatuan

Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan dan masalah
yang harus dihadapi bersama. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa merupakan kewajiban seluruh
rakyat Indonesia karena negara ini tidak hanya terdiri atas satu golongan suku, ras, dan agama, tetapi
banyak sekali golongan yang ada di tanah air kita tercinta.

Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika mari kita perkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai
generasi muda kalian memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa. Posisi kalian sebagai generasi penerus menuntut perilaku yang mampu mendukung persatuan
dan kesatuan. Kalian harus mampu menunjukkan peran yang positif sebagai pemuda yang memiliki
tanggung jawab moral untuk kejayaan bangsa pada masa depan.

Bukan zamannya lagi bermalas-malasan dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji apalagi
melakukan tawuran. Pemuda harus bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan untuk menempa
diri. Pemuda adalah harapan akan masa depan Indonesia yang adil dan makmur dalam bingkai
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

Pemuda juga diharapkan tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki
kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat
pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara yang tinggi.

Pemuda sebagai garda terdepan dalam proses perjuangan, pembaruan dan pembangunan bangsa,
diharapkan mampu mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah di raih selama ini.

PEMUDA ”POTENSI, MASALAH, PERAN, DAN HARAPAN UNTUK BANGSA”

PEMUDA INDONESIA

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis
sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia
pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan
menggantikan generasi sebelumnya.Secara internasional, WHO menyebut sebagai ”young people”
dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja.
International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24
tahun sebagai kelompok pemuda.Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang
dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda
menghadapi masa perubahan sosial maupun cultural.Dalam kosakata Bahasa Indonesia, pemuda juga
dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda,
atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis
berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi
muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.

PERAN PEMUDA INDONESIA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Peran pemuda Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat diragukan lagi. Sumpah
Pemuda adalah sebuah hasil yang sangat brilian pada zaman itu. Dimana pada tahun 1928 rakyat
Indonesia masih dalam kekolotan kesukuan dan kedaerahan, bahkan dalam kehidupan beragama
sekalipun.Ketika itu para pemuda tampil bersatu dengan dikumandangkannya lagu Indonesia Raya karya
WR. Soepratman. Dan dengan deklarasi pada 28 Oktober 1928 tersebut, seluruh tanah dari kota Sabang
sampai Merauke, bagaikan satu kesatuan. Satu kebangsaan, satu bahasa, dan satu persaudaraan
walaupun dipisahkan oleh berbagai selat dan laut. Yaitu Indonesia.

Semangat kepemudaan bangsa Indonesia tidak luntur ketika para pendahulunya (Ir. Soekarno dan
generasinya) mengalami suatu ‘kegagalan’ dalam memimpin bangsa dan negara. Sikap otoriter dan
kekejaman pada tahun 1960-an ditentang oleh para pemuda. Baik itu yang terpelajar (mahasiswa)
ataupun rekan-rekannya.Sikap yang sama juga terlihat pada tahun 1998 ketika para pemuda Indonesia
kembali menuntut perubahan atas kediktatoran Jendral Soeharto yang mengkudeta Ir. Soekarno dari
jabatan presiden Indonesia. Sikap kekejaman juga ditunjukkan membarengi Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN) yang sangat menonjol dalam setiap kabinetnya. Karena itu, para pemuda Indonesia
bangkit melawan kediktatoran dan kekolotan dalam kehidupan bernegara setelah dikerangkeng 32
tahun.Memang tidak dapat dinafikkan peran pemuda dalam kehidupan bernegara terutama dalam
perubahan yang telah mereka hasilkan dalam setiap zaman. Kebangkitan nasional, kemerdekaan,
revolusi, sampai reformasi. Bagi mereka serasa tidak ada kekolotan dalam kehidupan bernegara dan
berpolitik. Karena merekalah yang akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa dan Negara. Dalam
sejarah peradaban bangsa, pemuda merupakan aset bangsa yang sangat mahal dan tak ternilai
harganya. Kemajuan atau kehancuran bangsa dan negara banyak tergantung pada kaum mudanya
sebagai agent of change (agen perubahan). Pada setiap perkembangan dan pergantian peradaban selalu
ada darah muda yang memeloporinya. Namun, pemuda Indonesia dewasa ini telah banyak kehilangan
jati dirinya, terutama dalam hal wawasan kebangsaan dan patriotisme (cinta tanah air) Indonesia. Oleh
karenanya dibutuhkan adanya re-thinking (pemikiran kembali) dan re-inventing (penemuan kembali)
dalam nation character building (pembangunan karakter bangsa) bagi pemuda yang berwawasan
kebangsaan dan patriotisme untuk menemukan kembali jati diri bangsa

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PEMUDA INDONESIA

Dewasa ini, permasalahan akut yang dihadapi pemuda Indonesia dalam konteks character building
meliputi:

Adanya arus materialisme dan hedonisme mengakibatkan redupnya nasionalisme para pemuda
sehingga menurunkan rasa persaudaraan dan semakin tajamnya individualisme.

Ketidakmampuan para pemuda dalam menyesuaikan dengan peluang partisipasi politik yang makin
terbuka di era reformasi, sehingga menimbulkan anarkhisme, tindak kekerasan, dan liberalisme.

Banyaknya rintangan untuk menjadi pelaku ekonomi yang mandiri sehingga menurunkan etos kerja
pemuda.(Sakhyan, 2008).

Hal senada juga disampaikan oleh Lickona (1992) yang mengemukakan bahwa permasalahan umum
yang dihadapi oleh para pemuda adalah:

Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja,

Ketidakjujuran yang merajalela

Menurunnya rasa hormat kepada orang tua, guru dan pemimpin

Tindakan kekerasan
Meningkatnya rasa saling curiga dan kebencian

Penurunan etos kerja

Menurunkan rasa tanggungjawab sebagai individu dan warga Negara

Perilaku merusak diri dengan narkoba, dan seks bebas, dan semakin kaburnya pedoman moral.

Sedangkan dari perspektif ekonomi, permasalah pemuda sekarang ini adalah:

Adanya ledakan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan lapangan kerja, sehingga angka
pengangguran tinggi, dan

Meningkatnya angka kemiskinan yang mencapai angka hingga 40% dari jumlah penduduk.

PEMUDA SEBAGAI WAJAH BANGSA

Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan para pemudanya. Karena merekalah yang akan
menunjukkan wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala kontes kehidupan. Jika para pemuda dalam
suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka sangat disayangkan nasib bangsa itu
nantinya.Karena bagaimana pun, pemuda adalah kader bangsa yang harus terbina dengan segala bentuk
pendidikan. Baik itu pendidikan kejiawaan (Psykologi) sampai pendidikan politik. Jangan sampai
pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara tidak memerhatikan masa depan para
pemudanya. Apalagi hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan saja. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, bahwa pemuda merupakan generasi penerus bangsa Indonesia, maka
sebenarnya generasi muda juga menjadi komponen yang penting dan perlu dilibatkan dalam
pembangunan bangsa Indonesia, baik secara nasional maupun daerah. Mengapa demikian? Hal ini
berkaitan erat dengan dasar dari generasi muda yang sebenarnya memiliki fisik yang kuat, pengetahuan
yang baru, inovatif, dan juga memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula. Kondisi tersebutlah yang
membuat peranan pemuda sebenarnya penting dalam proses pembangunan bangsa Indonesia maupun
sebagai penerus bangsa. Tanpa adanya peranan generasi muda atau pemuda Indonesia maka bangsa
Indonesia pastinya akan sulit mengalami perubahan dan akan mudah pula kehilangan identitas bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu, peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa sebenarnya memiliki
beberapa peranan yang seharusnya dapat dilakukan oleh para pemuda Indonesia. Beberapa peranan
tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

Agent of Change

Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa Indonesia yang pertama dapat dilihat dari peran
pemuda sebagai agent of change atau agen perubahan. Artinya bahwa pemuda Indonesia sebenarnya
memiliki peranan untuk menjadi pusat dari kemajuan bangsa Indonesia itu sendiri. Dalam hal ini dapat
dilakukan melalui pengadaan perubahan-perubahan dalam lingkungan masyarakat, baik secara nasional
maupun daerah, menuju kepada arah yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Hal ini pula yang
menjadi alasan mengapa ada pernyataan seperti peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa,
karena yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia dimasa depan adalah para generasi mudanya
melalui keberhasilan perubahan-perubahan positif yang dapat dilakukan. Memang berbagai macam
tantangan pastinya akan dihadapi atau dialami oleh para generasi muda, tetapi setidaknya para pemuda
dapat kembali menengok pada makna sumpah pemuda atau pun makna kemerdekaan Indonesia.
Di mana segala tantangan yang ada akan dapat dihadapi jika perbedaan-perbedaan yang ada dapat
dihadapi dengan positif dan dilakukan secara bersama-sama yang juga sesuai dengan asas Bhinneka
Tunggal Ika. Seperti melalui upaya saling memotivasi dan mendorong adanya kemajuan pada
masyarakat. Salah satu kunci agar dapat sukses menjadi agent of change pastinya adalah keyakinan yang
dimiliki para pemuda, maksudnya adalah para generasi muda harus yakin akan apa yang mereka miliki
dan selalu melakukannya dengan baik dan benar.

Agent of Developmet

Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agent of development atau agen
pembangunan sebagai penerus bangsa. Artinya bahwa para pemuda Indonesia memiliki peran dan
tanggung jawab dalam upaya melancarkan atau melaksanakan berbagai macam pembangunan di
berbagai macam bidang, baik pembangunan nasional maupun pembangunan daerah.

Mengapa agen pembangunan juga menjadi suatu peran penting pemuda sebagai penerus bangsa? Hal
ini disebabkan karena para pemuda Indonesia wajib menjaga eksistensi bangsa Indonesia di kancah
dunia, serta selalu dapat memberikan kesan yang baik di mata dunia. Sebagai contoh seperti
mengembangkan bidang kebudayaan daerah Indonesia, kemudian memperkenalkannya pada dunia
internasional.

Bahkan agen pembangunan disini bukan hanya sebatas pembangunan fisik maupun non fisik secara
nasional dan daerah saja, tetapi juga menyangkut mengenai kemampuan pengembangan potensi
generasi muda lainnya. Artinya adalah diperlukan adanya upaya bagaimana potensi dan produktifitas
yang ada di diri para generasi muda dapat dikembangkan secara bersama-sama demi mencapai tujuan
pembangunan bangsa Indonesia dimana sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Agent of Modernizations

Peran yang selanjutnya adalah menjadi agent of modernization atau agen pembaharuan bangsa
Indonesia. Artinya bahwa para pemuda Indonesia wajib memiliki kemampuan dalam menganalisa
perubahan zaman yang pastinya memberi pengaruh besar pada bangsa Indonesia, sehingga mereka
dapat memilih mana yang memang perlu untuk dirubah dan juga mana yang seharusnya dipertahankan.

Sebagai contoh seperti perkembangan teknologi yang semakin maju di berbagai bidang, dimana melalui
aktivitas pemuda pula bangsa Indonesia kemudian dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
teknologi yang semakin maju, sehingga tidak menjadi suatu bangsa yang tertinggal. Namun dengan
adanya perkembangan teknologi yang semakin maju dan modern juga menjadikan segala pengaruh
bahkan kebudayaan asing masuk lebih mudah, maka disinilah muncul tantangan bagi pemuda Indonesia
untuk tetap dapat mempertahankan identitas bangsa Indonesia.

Membangun Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu pondasi dari berbagai peranan diatas, tanpa adanya pendidikan yang kuat
maka para pemuda Indonesia pastinya akan merasakan kesusahan dalam menjalankan peran mereka
sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, wajib berpendidikan juga penting untuk
ditanamkan pada generasi muda bangsa Indonesia. Beberapa peran pemuda dalam membangun
pendidikan di Indonesia juga dapat dilihat dari adanya banyak tenaga pendidik yang masih tergolong
muda dan semangat memberikan pendidikan yang bermutu pada generasi penerusnya. Belum lagi
banyak pula kegiatan-kegiatan pemuda Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
terutama pada daerah-daerah terpencil di pulau-pulau yang tersebar diseluruh pelosok bangsa
Indonesia. Kondisi tersebut juga sudah termasuk dalam upaya para pemuda Indonesia sebagai generasi
penerus bangsa dalam usahanya membangun pendidikan yang lebih baik lagi dari masa-masa
sebelumnya.

Memiliki Semangat Juang yang Tinggi

Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang terakhir adalah tertanamnya jiwa semangat
perjuangan yang tinggi pada generasi muda baik pada masa sekarang maupun masa terdahulu. Hal yang
dapat dilakukan adalah seperti selalu berusaha sebaik mungkin untuk dapat mencapai prestasi yang
membanggakan bangsa Indonesia di mata dunia, menghilangkan jiwa mudah menyerah, menjaga
kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, dan lain sebagainya. Terlebih lagi semangat pemuda dalam
usahanya mencapai tujuan pembangunan nasional, seperti dengan menyampaikan ide-ide
pembangunan yang baru maupun keinginan untuk terjun langsung dalam pembangunan bangsa
Indonesia. Walaupun kegagalan sering dialami oleh para pemuda Indonesia, tetapi perlu diingat kembali
untuk tidak mudah menyerah karena sebenarnya kegagalan merupakan suatu awal dari kebangkitan dan
juga kesuksesan. Tidak lupa pula, semangat yang tinggi ini juga dapat diraih dengan terus menerapkan
makna sumpah pemuda dan juga makna kemerdekaan Indonesia.

Itulah dia beberapa peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang penting untuk dipahami dan
juga diupayakan untuk dilakukan demi kebaikan bangsa Indonesia sendiri, baik masa masa dahulu,
sekarang, maupun di masa depan. Dari beberapa peranan tersebut juga dapat disimpulkan bahwa
memang benar pemuda merupakan suatu tonggak atau kunci dari adanya pembangunan dan perubahan
yang terjadi pada bangsa Indonesia, oleh sebab itulah pemuda dianggap sebagai suatu penerus bangsa,
terutama bagi bangsa Indonesia sendiri. Dengan adanya peran pemuda yang signifikan, seperti peran
generasi muda dalam mengisi kemerdekaan, dapat menjadi suatu langkah atau pintu awal bagi bangsa
Indonesia untuk menjadi lebih maju dan berkembang lagi dimasa yang akan datang, terlebih di mata
dunia. Demikian ulasan mengenai peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa.

Arus globalisasi merupakan fenomena menarik yang sedang terjadi dalam kehidupan masyarakat
dewasa ini. Budaya global dan gaya hidup (life style) merupakan dampak paling kentara akibat
fenomena ini. Globalisasi sendiri diartikan sebagai proses mendunianya seluruh kehidupan sosial,
ekonomi, politik hingga budaya antara satu negara dengan negara lainnya hingga seluruh dunia
dinyatakan tidak memiliki ‘batas’ alias borderless. Berita yang masuk terkait permasalahan tiap negara
dengan mudahnya tersebar melalui internet, media sosial, maupun aplikasi berbasis internet lainnya
dalam satu perangkat yang disebut gadget. Hal tersebut terjadi pada generasi muda Indonesia saat ini
disebut sebagai generasi gadget atau yang sering kita kenal sebagai generasi milenial.

Rata – rata di antara kalangan remaja Indonesia telah mengenal dan menggunakan internet dalam
keseharian mereka. Namun kebanyakan dari mereka belum mampu untuk memilah antara aktivitas
internet yang bersifat posistif dan negatif, serta cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial
mereka dalam penggunaannya.
Inilah yang mejadi keluhan masyarakat akhir – akhir ini. Generasi muda bangsa yang seharusnya menjadi
tokoh dibalik kemajuan bangsa justru muncul dengan perilaku kesehariannya yang mengesampingkan
etika dan moral. Waktu demi waktu terus berlalu, namun dampak yang ditimbulkan arus globalisasi kian
marak dalam budaya anak muda saat ini. Sebagian besar masayarakat khususnya anak muda telah
terpengaruh oleh budaya barat yang dijadikan sebagai ‘kiblat’ setiap perilaku mereka, sehingga hilanglah
sudah identitas dan jati diri mereka sebagai Bangsa Indonesia. Berkaca dari permasalahan yang terjadi,
maka sudah seharusnya dilakukan upaya-upaya yang dapat membangun karakter bangsa khususnya
dalam hal budaya di Era Milenial ini.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalu proses pendidikan yang diterapkan di sekolah-
sekolah. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa, “pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak. Bagian-bagian
itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak kita.”

Maka, pesan yang didapatkan dalam pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan memiliki
peranan yang besar dalam membangun karakter bangsa Indonesia. Pertanyaannya sekarang adalah
apakah proses pendidikan di Indonesia saat hingga saat ini belum menunjukkan adanya
pembangunan karakter bangsa?

Menurut saya, hingga saat ini pendidikan di Indonesia merupakan pendidikan yang masih
berorientasi pada penyampaian teori daripada penerapannya dalam kehidupan. Sehingga tidak ada
keseimbangan antara IPTEK dengan akhlak atau perilaku generasi muda.

Seiring berjalannya waktu, generasi muda saat ini justru lebih mudah terpengaruh oleh arus globalisasi
yang melunturkan perilaku-perilaku kebangsaan mereka padahal ilmu yang diberikan baik di sekolah
maupun di kampus tergolong semakin berat dan mulai bersaing dengan ilmu yang berada di luar sana.
Harusnya, ada keseimbangan diantara keduanya maka akan diperoleh generasi muda cerdas dan
bermartabat yang siap memajukan bangsa.

Oleh karena itu, dalam mendidik budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan nilai-nilai Pancasila
pada diri peserta didik melalui pendidikan hati,otak dan fisik.

Dalam hal ini, pengajar baik guru maupun dosen merupakan fasilitator yang memiliki peran untuk
membimbing peserta didik hingga mampu secara aktif mengembangkan potensi dirinya, serta
mengembangkan proses untuk berbagi pengetahuan dengan sekitar sehingga ilmu yang diserap dapat
diterapkan pada orang lain dan ligkungan sekitar.

Lebih pentingnya lagi apabila dalam penerapannya juga dilakukan penghayatan nilai-nilai menjadi
kepribadian dalam bergaul di lingkungan masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang
lebih sejahtera dan bermartabat.

Pada dasarnya pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai – nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sebagai warga negara
yang religius, nasionalis, dan kreatif sehingga dapat mewujudkan kemajuan dan keunggulan bangsa di
masa mendatang.
Bung Karno mengemukakan bahwa karakter bangsa Indonesia merupakan kesatuan seluruh wilayah dan
hati Bangsa Indonesia serta kepercayaan diri bangsa Indonesia yang tinggi sehingga mampu menjadi
bangsa yang patut dibanggakan.

Berkaca dari pendapat yang telah dikemukaan oleh beliau, maka solusi yang paling tepat dalam
membangun karakter bangsa di era millenial saat ini adalah dengan membangun dan menata kembali
karakter dan watak bangsa Indonesia sendiri dengan terus melakukan pengembangan diri untuk
menerapkan pendidikannya di masyarakat.

Tentunya, juga dapat dilakukan penerapan metode-metode yang dapat menarik perhatian orang lain
dan lingkungan untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan karakter bangsa yang religius, nasionalis
dan kreatif.

Bahasa maupun kebudayaan suatu daerah bisa dijadikan salah satu sarana yang efektif dalam
penyampaian ilmu di masyarakat. Pendidikan ‘luar kelas’ pun juga dapat diterapkan agar peserta didik
tidak terpaku pada hafalan materi yang ia dapatkan, namun dengan disajikan beberapa studi kasus atau
menganalisis langsung suatu permasalahan dalam masyarakat kemudian diterapkan dalam proses
kehidupannya.

Namun, perlu diingat bahwa setiap penerapan yang dilakukan haruslah sesuai dengan norma dan aturan
yang berlaku sehingga terjadi kesalahpahaman di masyarakat. Disinilah peran dari kaum cendekiawan
sangat diperlukan untuk meningkatkan pendidikan dan karakter bangsa yang lebih inovatif kedepannya
untuk memajukan bangsa Indonesia. Mari pemuda Bangsa Indonesia, wujudkan generasi milenial ini
bukan sebagai generasi gadget melainkan sebagai generasi pembangun karakter bangsa yang siap
memajukan Indonesia.

Kualitas suatu negara bergantung dengan kualitas sumber daya manusianya. Salah satu penunjang
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tak lain dengan pendidikan.

Pendidikan sendiri dianggap menjadi suatu media paling efektif dalam mengembangkan potensi
generasi muda, baik berupa keterampilan ataupun wawasan. Namun, dalam hal ini tidak hanya
pendidikan formal dan informal saja yang dibutuhkan generasi muda, dibutuhkan juga pendidikan
karakter khususnya dalam membangun moral dan budi pekerti.

Pendidikan karakter adalah upaya dalam membentuk dan mengembangkan karakter positif siswa.
Karena bisa kita lihat dengan rendahnya tanggung jawab individu, muncul kekerasan yang dilakukan
oleh remaja, melunturnya sopan santu dalam bersikap dan bertuturkata, dan masih banyak lagi bentuk
degradasi moral yang ada di Indonesia (Suprayitno & Wahyudi, 2020).

Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi degradasi moral para generasi muda yakni dengan
mencanangkan seluruh kegiatan belajar mengajar yang merujuk pada pelaksanaan pendidikan karakter.

Tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencanangan
pendidikan karakter dimaksudkan agar menjadi suatu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa
yang saat ini banyak kita lihat.
Ada 18 nilai nilai pendidikan karakter menurut Diknas, diantaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
dan tanggung jawab. Dengan kedelapan belas nilai-nilai pendidikan karakter tersebut, diharapkan dapat
menghasilkan generasi muda yang berkualitas.

Mengapa sangat penting suatu negara menghasilkan generasi muda yang berkualitas? Karena generasi
muda menjadi sebuah tongkat estafet kepemimpinan bangsa di masa selanjutnya. Masa depan suatu
negara bergantung pada generasi penerusnya. Mau dibawa ke arah mana negara ini dimasa yang akan
datang? Ke masa yang lebih baik atau malah mengalami kemunduran dari masa sebelumnya, itu semua
bergantung pada generasi mudanya.

Kemampuan generasi muda yang begitu maju dalam mengikuti kemajuan teknologi tidak disertai
dengan pengetahuan yang mumpuni terkait wawasan kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila. Bahkan,
generasi muda lebih mudah menerima ideologi dan budaya asing yang tidak sesuai dnegan Pancasila
dan budaya Indonesia

“Hari Pahlawan saat ini harus diperingati dan dimaknai sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga
selain menghormati para pahlawan bangsa, juga dapat membangkitkan rasa cinta Tanah Air lebih
dalam,” ujarnya.

Dikatakan, pada era keterbukaan dan digital saat ini tentu kita harus dapat menangkap perkembangan
dan perubahan karakter bangsa. Saat ini, kemampuan deteksi dini dan cegah tangkal pun harus dimiliki
masyarakat, terutama generasi muda kita yang populer disebut generasi milenial, dalam menghadapi
budaya asing yang berlawanan dengan Pancasila.

“Sangat disayangkan, kemampuan generasi muda yang begitu maju dalam mengikuti kemajuan
teknologi tidak disertai dengan pengetahuan yang mumpuni terkait wawasan kebangsaan dan Pancasila.
Bahkan, generasi muda menjadi lebih mudah menerima ideologi atau budaya dari luar negeri yang tidak
sesuai dengan Pancasila dan budaya kita,” kata Nuning.

Menurut dia, anak muda yang saat ini populer dengan sebutan “Kids Zaman Now” tentu saja bisa
menjadi pemangku serta pelaku persatuan dan kesatuan bangsa yang piawai menjaga kedaulatan NKRI.
Asalkan, mereka mendapatkan pendidikan dan pemahaman yang utuh dari sekolah dann orangtuanya
terkait cinta Tanah Air, wawasan kebangsaan, serta kewaspadaan terhadap ajaran-ajaran radikal dan
terorisme.

Memantau situs internet yang mengandung konten ekstremis, kata Nuning, adalah suatu keniscayaan.
Para pemangku kepentingan dan berbagai tokoh masyarakat, tokoh agama, dan elite politik, termasuk
tokoh pemuda, harus serentak mengamankan kedaulatan NKRI di segala lini dan aspek kehidupan
berbangsa.

“Anak muda kita yang kini tidak lepas dari gadget tentu harus diajak menjaga Bhinneka Tunggal Ika,
bangsa, dan negara kita. Apalagi, ketika perkembangan media sosial sudah jauh berbeda dengan 5 tahun
lalu, saat ini adalah suatu keadaan di mana daya tarik emosional lebih berpengaruh dalam membentuk
opini publik daripada fakta yang objektif,” tuturnya.
Hal itu, ujar Nuning, sangat rentan bagi munculnya disintegrasi bangsa bila tidak dijaga. Dialog
antargenerasi dalam bahasan-bahasan Wawasan Nusantara yang kekinian menjadi penting untuk
dilaksanakan oleh lembaga dan kementrian terkait.

“Harus ada terobosan saluran komunikasi. Mengedepankan interoperabilitas sangat penting, sehingga
lebih koordinatif dan terintegrasi untuk menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara. Selamat Hari
Pahlawan,” ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai