Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEMAHASISWAAN
”Pemuda & Mahasiswa Sebagai Pelopor Perubahan Bangsa”

PELATIHAN KADER DASAR – I (PKD – 1)

Disusun Oleh :
Chaca Nandita Dewi

RAYON TERBUKA
KOMISARAT UNMA BANTEN MALINGPING
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang
masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah
aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa
kita di masa depan. “The founding leaders” Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan
kebangsaan sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Kita mendirikan negara Republik
Indonesia untuk maksud melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai cita-
cita tersebut, bangsa kita telah pula bersepakat membangun kemerdekaan kebangsaan dalam susunan
organisasi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara Hukum yang bersifat demokratis
(democratische rechtsstaat) dan sebagai Negara Demokrasi konstitutional (constitutional democracy)
berdasarkan Pancasila. Dalam upaya mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak permasalahan, tantangan,
hambatan, rintangan, dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang harus kita
hadapi itu beraneka ragam corak dan dimensinya. Banyak masalah yang timbul sebagai warisan masa
lalu, banyak pula masalah-masalah baru yang terjadi sekarang ataupun yang akan datang dari masa
depan kita. Dalam menghadapi beraneka persoalan tersebut, selalu ada kecemasan, kekhawatiran, atau
bahkan ketakutan-ketakutan sebagai akibat kealfaan atau kesalahan yang kita lakukan atau sebagai
akibat hal-hal yang berada di luar jangkauan kemampuan kita, seperti karena terjadinya bencana alam
atau karena terjadinya krisis keuangan di negara lain yang berpengaruh terhadap perekonomian kita di
dalam negeri. Dalam perjalanan bangsa kita selama 100 tahun terakhir sejak kebangkitan nasional,
selama 80 tahun terakhir sejak sumpah pemuda, selama 63 tahun terakhir sejak kemerdekaan, ataupun
selama 10 tahun terakhir sejak reformasi, telah banyak kemajuan yang telah kita capai, tetapi masih jauh
lebih banyak lagi yang belum dan mesti kita kerjakan. “Saking” banyaknya permasalahan yang kita
hadapi, terkadang orang cenderung larut dalam keluh kesah tentang kekurangan, kelemahan, dan
ancaman-ancaman yang harus dihadapi yang seolah-olah tidak tersedia lagi jalan untuk keluar atau
solusi untuk mengatasi keadaan.

Lebih-lebih selama 4 tahun terakhir ini, demikian banyak bencana yang datang bertubi-tubi, baik karena
faktor alam maupun karena faktor kesalahan manusia. Bencana alam seperti tsunami di Aceh dan Nias
dipandang sebagai bencana kemanusiaan yang tergolong sangat luar biasa skalanya dalam sejarah
umat manusia. Bencana tsunami itu disusul pula oleh berbagai gempa bumi di berbagai daerah dan
meletusnya Gunung Merapi yang juga menimbulkan banyak korban di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Segala jenis bencana alam tersebut tentunya juga sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian
rakyat, tidak saja di daerah bencana, tetapi juga secara luas di seluruh Indonesia.
Namun, belum lagi usai pahit getirnya akibat bencana-bencana tersebut sekarang muncul lagi bencana
baru berupa ancaman krisis perekonomian sebagai akibat terjadinya krisis keuangan dan Amerika
Serikat. Tidak realistis untuk menganggap bahwa krisis keuangan di Amerika Serikat itu tidak akan
berpengaruh ke dalam perekonomian bangsa kita di Indonesia. Tidaklah bertanggungjawab jika kita
hanya berpangku tangan atau bersikap tidak perduli, meskipun kita juga tidak boleh menjadi panik
sebagai akibat gejolak yang sedang terjadi di dunia.
Di samping perkembangan yang bersifat eksternal tersebut di atas, kita pun perlu terus mencermati
dinamika perkembangan politik, ekonomi, dan sosial budaya di daerah-daerah dan di tingkat nasional
kita sendiri. Perkembangan kegiatan berpemerintahan dan bernegara setelah sepuluh tahun terus
menerus bergerak cepat, memerlukan langkah-langkah konsolidasi yang tersistematisasikan. Berbagai
fungsi yang bersifat tumpang tindih perlu ditata ulang.
Berbagai kegiatan yang alfa dikerjakan, perlu ditangani dengan cara yang lebih baik. Penting bagi kita
semua, terutama kaum muda Indonesia, membiasakan diri yaitu untuk mengerjakan apa saja yang
semestinya kita kerjakan guna memperbaiki keadaan dan meningkatkan produktifitas kita sebagai
bangsa dan negara. Setiap anak bangsa perlu bertekad melaksanakan tugas dan kewajiban masing-
masing melebihi apa yang seharusnya dikerjakan, dengan hanya mengambil hak tidak melebihi hak yang
memang seharusnya diterima.

B. Rumusan Masalah
Berikut ini batasan masalah yang akan dibahas pada makalah ini.
1. mengidentifikasi definisi pemuda dan mahasiswa.
2. mengidentifikasi sebab dikatakannya mahasiswa sebagai pelopor suatu bangsa.
3. mengidentifikasi peranan mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
4. mencari hubungan antara pemuda, mahasiswa dan perubahan.
5. mengetahui bagaimana cara mengasah kemampuan reflektif, membangun kebiasaan bertindak efektif
serta melatih kemampuan kerja teknis.
6. mengetahui peranan dan fungsi mahasiswa di era reformasi.

C. Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, penyusun melakukan pencarian data dan mempelajari wacana-wacana
yang berkaitan dengan batasan tema yang telah diberikan melalui media internet.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PEMUDA DAN MAHASISWA


1) Definisi Pemuda
Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan
secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan
sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon
generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional,
WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia
10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang
diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai
kelompok pemuda. Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan
bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda
menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
2) Definisi Mahasiswa
Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau pelajar
yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah
terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi
manusia terpelajar yang paripurna. Apakah yang diharapkan dari seorang mahasiswa ?
Memang harapan ini terbagi pada stratanya, yaitu untuk strata S1, seorang mahasiswa
diharapkan mampu memahami suatu konsep, dapat memetakan permasalahan dan memilih
solusi terbaik untuk permasalahan tersebut sesuai pemahaman mendalam konsep yang
telah dipelajari. Untuk strata S2, mahasiswa diharapkan mampu merumuskan sesuatu yang
berguna atau bernilai lebih untuk bidangnya. Sedangkan S3 diharapkan mampu
menyumbang ilmu baru bagi bidangnya.

Dari semua strata ada hal yang harus terus secara konsisten diperlihatkan oleh mahasiswa.
Yaitu dalam menghadapi permasalahan, seorang mahasiswa harus melakukan analisa
terhadap masalah itu. Mencari bahan pendukung untuk lebih memahami permasalahan
tersebut. Kemudian memunculkan alternatif solusi dan memilih satu solusi dengan
pertimbangan yang matang. Dan pada akhirnya harus mampu mempresentasikan solusi
yang dipilih ke orang lain untuk mempertanggung jawabkan pemilihan solusi tersbut.

B. PEMUDA, MAHASISWA DAN PERUBAHAN


Pemuda dan mahasiswa sama-sama diidentikkan dengan “agent of change”. Kata-kata
perubahan selalunya menempel dengan erat sekali sebagai identitas para mahasiswa yang juga
dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan,
harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini.

Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam


sebuah negeri bisa tercapai dengan membanggakan. Peran sentral perjuanganya sebagai kaum
intelektualitas muda memberi secercah sinar harapan untuk bisa memperbaiki dan memberi
perubahan-perubahan positif di negeri ini.

Dari mahasiswa dan pemudalah selaku pewaris peradaban munculnya berbagai gerakan-
gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah bangsa dan
negara. Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas, bahwa pemuda khususnya mahasiswa
selalu berperan dalam perubahan di negeri kita, berbagai peristiwa besar di dunia selalu identik
dengan peran mahasiswa didalamnya.

Berawal dari gerakan organisasi mahasiswa Indonesia di tahun 1908, Boedi Oetomo. Gerakan
yang telah menetapkan tujuannya yaitu “kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa” ini telah
lahir dan mampu memberikan warna perubahan yang luar biasa positif terhadap perkembangan
gerakan kemahasiswaan untuk kemajuan bangsa Indonesia.Gerakan kemahasiswaan lainnya
pun terbentuk, Mohammad Hatta mempelopori terbentuknya organisasi kemahasiwaan yang
beranggotakan mahasiswa-mahasiswa yang sedang belajar di Belanda yaitu Indische
Vereeninging (yang selanjutnya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia). Kelahiran organisasi
tersebut membuka lembaran sejarah baru kaum terpelajar dan mahasiswa di garda depan
sebuah bangsa dengan misi utamanya “menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak
kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan”.
Gerakan mahasiswa tidak berhenti sampai disitu, gerakannya berkembang semakin subur,
angkatan 1928 yang dimotori oleh beberapa tokoh mahasiswa diantaranya Soetomo
(Indonesische Studie-club),Soekarno (Algemeene Studie-club), hingga terbentuknya juga
Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang merupakan prototipe organisasi telah
menghimpun seluruh gerakan mahasiswa ditahun 1928, gerakan mahasiswa angkatan 1928
memunculkan sebuah idieologi dan semangat persatuan dan kesatuan diseluruh pelosok
Indonesia untuk meneriakkan dengan lantang dan menyimpannya didalam jiwa seluruh
komponen bangsa, kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu tumpah
darah Indonesia, berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa satu yaitu
bahasa Indonesia dan hingga kini kita kenal sebagai sumpah pemuda.
Gerakan perjuangan mahasiswa sebagai kontrol pemerintahan dan kontrol sosial terus tumbuh
dan berkembang, hinggalah gerakan perjuangan mahasiswa sampai pada terjadinya peristiwa
10 tahun yang lalu yaitu tragedi trisakti mei 1998.

Lagi-lagi mahasiswa menjadi garda terdepan didalam perubahan terhadap negeri ini, gerakan
perjuangan ini menuntut reformasi perubahan untuk mengganti rezim orde baru yang korupsi,
kolusi, dan nepotisme serta tidak berpihak kepada rakyat dan memaksa turun presiden soeharto
dari kursi kekuasaannya yang telah digenggamnya selama hampir 32 tahun.
Gerakan perjuangan mahasiswa tidak semudah yang kita bayangkan, perubahan ini harus
dibayar mahal dengan meninggalnya empat mahasiswa universitas trisakti oleh timah petugas
aparat yang tidak mengharapkan perubahan itu terjadi.

Sejarah panjang gerakan mahasiswa merupakan salah satu bukti, kontribusinya, eksistensinya,
dan peran serta tanggungjawabnya mahasiswa dalam memberikan perubahan dan
memperjuangkan kepentingan rakyat.

Peran mahasiswa terhadap bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan
dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam
melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi
penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai
generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga
sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan
penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.

Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada mahasiswa Indonesia baik
yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran
ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan”
itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia.
Gerakan perjuangan Mahasiswa Indonesia tidak boleh berhenti sampai kapanpun ,gerakan
perjuangan mahasiswa saat ini tidak hanya dengan bergerak bersama-sama untuk
berdemonstrasi dan berorasi dijalan-jalan saja, akan tetapi wahai para “agent of change”,
cobalah untuk bertindak bijak dengan intelektualisme, idealisme, dan keberanian mu untuk bisa
senantiasa menanamkan ruh perubahan yang ada dalam dirimu untuk bisa memberi kebaikan
dan berperan besar serta bertanggung jawab untuk memberikan kemajuan bangsa dan Negara
Indonesia, sehingga seperti Hasan al Banna katakan “goreskanlah catatan membanggakan bagi
umat manusia”.
C. MAHASISWA PELOPOR SEJARAH BANGSA
Mahasiswa telah terbukti selalu menjadi pelopor dalam sejarah suatu Bangsa. Pada konteks
Indonesia, pengalaman empirik juga membenarkan sekaligus mempertegas realitas tersebut.
Catatan sejarah memperlihatkan bahwa dengan kemahirannya dalam menjalankan fungsi
sebagai Intellectual Organic, mahasiswa telah berhasil menumbangkan rezim Orde Baru dan
menghantarkan Indonesia kedalam suatu era yang saat ini sedang bergulir, yakni: “Orde
Reformasi“.
Namun pada sisi yang lain, fakta juga membuktikan bahwa sampai dengan saat ini, mahasiswa
Indonesia belum mampu untuk mendongkel antek-antek Orde Baru dari jajaran elite kekuasaan.
Padahal sudah menjadi rahasia umum, bahwa kehadiran mereka di situ untuk menutupi segala
kebobrokan kolektif yang telah mereka lakukan di masa lalu.

Dengan kenyataan yang demikian, maka tidaklah mengherankan apabila proses reformasi masih
tersendat-sendat dan belum dapat berjalan secara linear. Menurut Sebastian de Grazia (1966 :
72-74), kondisi seperti ini secara cepat atau lambat, otomatis akan menimbulkan suatu situasi
anomie yang kuat di dalam kehidupan ber-Masyarakat, ber-Bangsa dan ber-Negara, yang pada
akhirnya akan berdampak buruk bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Bertolak dari argumen di atas, maka mahasiswa dituntut/diharapkan dapat terjun ke arena politik
dalam rangka mengawal seluruh agenda reformasi, demi terwujudnya masyarakat Indonesia
yang adil di dalam kemakmuran dan makmur di dalam keadilan secara demokratis.

Akan tetapi, yang menjadi persoalannya adalah bagaimanakah seharusnya mahasiswa


berpolitik….??? dan aksi politik yang bagaimanakah yang harus dilakukan oleh mahasiswa….?
Sebelum menjawab kedua pertanyaan di atas, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa istilah politik
dalam tulisan ini dipahami sesuai dengan konsep berpikirnya Antonio Gramsci, sehingga di sini
politik didefinisikan sebagai aktivitas pokok manusia dimana manusia dapat mengembangkan
kapasitas dan potensi dirinya. (Roger Simon, 1999 : 136).

Jika definisi di atas diejawantahkan dalam bentuk aksi, maka mahasiswa dapat berpolitik dalam
dua pengertian, yakni : Pertama, berpolitik dalam arti konsep (Concept). Disini mahasiswa secara
individual maupun kelompok, harus mengajukan gagasan, pikiran, solusi atau interpretasi
mengenai apa yang menjadi kehendak dari mayoritas rakyat. Kedua, berpolitik dalam arti
kebijakan (Belied). Di sini mahasiswa sebagai kelompok harus menjadi Pressure Groups yang
memperjuangkan aspirasi rakyat, dengan cara mempengaruhi orang-orang yang memegang
kebijakan ataupun yang menjalankan kekuasaan, dari luar sistem kekuasaan.
Apabila mahasiswa berpolitik dalam artian yang pertama, maka mahasiswa dituntut untuk benar-
benar memahami cara berpikir ilmiah, yaitu teratur dan sistematik. Sedangkan apabila
mahasiswa berpolitik dalam arti kebijakan (Belied), maka mahasiswa harus betul-betul
mengetahui posisi individu dalam kehidupan ber-Negara, posisi konstitusi dalam kehidupan ber-
Negara, posisi Negara dalam menjalin relasi dengan warganya, konstelasi politik terkini dan
menguasai manajemen aksi. Pada tataran ideal, mahasiswa seharusnya berpolitik dalam arti
konsep (Concept) maupun dalam arti kebijakan (Belied) secara bersamaan. Ini berarti,
mahasiswa harus berpolitik sebagai politisi ekstra perlementer.
D. PERANAN MAHASISWA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Apa yang terlintas dibenak kita ketika kita mendengar kata”mahasiswa”, mungkin tidak hanya
satu jawaban yag akan terucap dari banyak orang dengan beranekaragam latar belakang
pendidikan. Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani
pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang
mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi
yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya. Status ini menjadi
mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal. Ternyata dbalik statusnya itu,
masih banyak sekali peranan seorang yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan
peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang diktator
menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama komponen
bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat,parpol dan ABRI dalam menyuarakan TriTura (Tiga
Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung
terlau berpihak pada haluan kiri.

Kemudian bagaimana peristiwa Malari (Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh
Hariman Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan
masih membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde
baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana
mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk
menciptakan keselarasan menuju masyarakat yang makmur sentosa, meskipun sampai
sekarang buah tangan dari perjuangan mahsiswa tersebut masih jauh panggang dari api.
Sehinnga dapat disimpulkan bahwa kekuatan mahasiswa dalam kancah perpolitikan nasional
menjadi patut diperhitungkan sebagai gerakan yang murni membela kepentingan rakyat semata.
Sekarang mari kita tengok aktivitas mahasiswa zaman sekarang, Amien Rais pernah
mengutarakan intensitas dan kualitas dari gerakan kemahasiswaan cenderung mengalami
penurunan seiring datangya era globalisasi ke negeri kita tercinta ini, kebanyakan dari
mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang kurang jelas
manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak
pernah dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disesaki para
mahasiswa.

E. PERANAN DAN FUNGSI MAHASISWA DALAM ERA REFORMASI


Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara-
suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di
masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi
pada penguasa, dengan cara mereka sendiri. Dalam hal ini, secara umum mahasiswa
menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :

1. sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)


2. sebagai agen perubahan (agent of change)
3. sebagai generasi penerus masa depan (iron stock)

Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum
akademis, tetapi diluar itu wajib memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini
keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran
mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan
kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan :

1. Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan.


2. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa
setiap mahasiswa.
3. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah
berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan.

Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas
kerakyatan. Menurut Arbi Sanit ada empat faktor pendorong bagi peningkatan peranan
mahasiswa dalam kehidupan politik.

1. sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa


mempunyai horison yang luas diantara masyarakat.
2. sebagai kelompok masyarakat yang paling lama menduduki bangku sekolah, sampai di
universitas mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang diantara
angkatan muda.
3. kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di kalangan mahasiswa. Di Universitas,
mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, bahasa dan agama terjalin dalam
kegiatan kampus sehari-hari.
4. mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan,
struktur perekonomian dan prestise dalam masyarakat dengan sendirinya merupakan elit di
dalam kalangan angkatan muda. Pada saat generasi yang memmipin bangsa ini sudah mulai
berguguran pada saat itulah kita yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan bangsa
ini.

- Soft skill (Kemampuan Kepribadian)


Soft Skill atau kemampuan kepribadian adalah salah satu faktor untuk sukses pada
pendidikan yang ditempuh dan juga penentu untuk masa depan seseorang dalam
menjalani hidupnya.
- Hard Skill (Kemampuan Intelektual), Kemampuan intelektual hanya mendukung 20 %
dari pencapaian prestasi dan keberhasilan seseorang. Jika kemampuan soft skill ini kita
punyai, maka kita akan menjadi orang yang baik di masa depan, sebab saat ini yang
terjadi banyak orang yang penting tapi sedikit yang baik

“Yakini pilihan anda, bahwa dalam dunia anda menekuni pendidikan tinggi anda bisa
sukses seperti yang anda cita-citakan.”
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Peran mahasiswa bagi bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan
dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai
perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut
adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai
kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum
yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang
memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada
suatu kaum. Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam dada
mahasiswa Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang
belajar diluar negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi
seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam
dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia.

b. Daftar Pustaka
1) one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/definisi-pemuda
kipong.webnode.com/news/peranan-mahasiswa-dalam-kehhidupan-berbangsa-
dan-bernegara/
2) stmik-amik-dumai.ac.id/index.php/artikel/41-artikel/111-peranan-dan-fungsi-
mahasiswa-dalam-era-reformasi

Anda mungkin juga menyukai