Anda di halaman 1dari 13

http://www.quasarsinduno.it/index.php/?

option=com_k2&view=itemlist&task=user&id=84314

Didasari atau tidak, Mahasiswa sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam
akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mahasiswa merupakan aktor dalam pembangunan.

Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas Mahasiswanya, karena generasi muda adalah
penerus dan pewaris bangsa dan Negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat
untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme,
berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global.
Mahasiswa juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of
change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.

Mahasiswa berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam
segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif Mahasiswa sebagai kekuatan moral
diwujudkan dengan menumbuhkembangkan etika dan moralitas dalam bertindak pada setiap
aspek kehidupan kemahasiswaan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-
spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan
memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan
kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan
penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan public dan
memberikan kemudahan akses informasi.

Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan kepedulian terhadap masyarakat, ilmu


pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, dan budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup.

Peran penting Mahasiswa telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang
dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Mahasiswa tahun 1928, proklamasi
kemerdekaan tahun 1945, pergerakan Mahasiswa, pelajar, dan mahasiswa tahun 1966, sampai
dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru
selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta
historis ini menjadi salah satu bukti bahwa Mahasiswa selama ini mampu berperan aktif sebagai
pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa.

Dalam proses pembangunan bangsa, Mahasiswa merupakan kekuatan moral, kontrol sosial,
dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya
yang strategis dalam pembangunan nasional. Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis
Mahasiswa di segala dimensi pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional
sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, keadilan, partisipatif, kebersamaan,
kesetaraan, dan kemandirian.

Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, Mahasiswa selalu mempunyai
peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi. Ketika memperebutkan
kemerdekaan dari penjajah belanda dan jepang kala itu, ketika menjatuhkan rezim Soekarno
(orde lama), hingga kembali menjatuhkan rezim Soeharto (orde baru), Mahasiswa menjadi
tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan
keinginan rakyat. Mahasiswa akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat
sejarah) di setiap waktunya. Mahasiswa memang mempunyai posisi strategis dan istimewa.
Secara kualitatif, Mahasiswa lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi
besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif, sekitar 30-40 % Mahasiswa dari total
jumlah penduduk Indonesia dalam kisaran umur 15-35 tahun dan akan lebih besar lagi jika
kisaran menjadi 15-45 tahun.

Saya melihat bahwa Mahasiswa akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika
kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di
hadapi yang tidak kunjung terselesaikan. Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman
dan tentram tidak ada masalah serius yang dihadapi, Mahasiswa akan cenderung diam/pasif,
tidak banyak berbuat, lebih apatis dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Padahal
baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, Mahasiswa
dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan
lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang lebih baik.

Saya melihat kondisi Mahasiswa Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan
kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang Mahasiswa. Tataran moral, sosial
dan akademik, Mahasiswa tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat
sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak
banyak Mahasiswa yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam urusan
akademik pun banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang
dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.

Permasalahan mahasiswa yang terbentang di hadapan kita sekarang sangatlah kompleks, mulai
dari masalah pengangguran, krisis eksistensi, krisis mental hingga masalah penurunan sikap
moral. Budaya yang sangat terbuka dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian
mahasiswa terjebak dalam kehidupan serba instant, hedonis, dan terlepas dari idealisme
sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial.
Adapun masalah lain yang turut menjadi pemicu terancamnya posisi Mahasiswa adalah
lemahnya pengawasan orang tua, keluarga, serta orang terdekat termasuk pula lemahnya
pemahaman Mahasiswa terhadap agama, melanggar peraturan hukum yang berlaku, dan lain
sebagainya mengakibatkan Mahasiswa banyak terjerumus dalam pergaulan yang mengantarkan
Mahasiswa pada titik kehancuran. Fakta yang ada sekarang menjadi bukti hal tersebut,
misalnya dari beberapa hasil penelitian mengemukakan bahwa seks bebas, penyalahgunaan
narkoba, justru lebih banyak dilakukan oleh Mahasiswa. Hal ini menjadi tugas bersama berbagai
elemen guna menyelamatkan Mahasiswa, sekaligus menyelamatkan bangsa dari krisis
keMahasiswaan yang berprestasi.

Seperangkat aturan saja tidaklah cukup untuk melindungi Mahasiswa dari berbagai
kemungkinan terburuk, tanpa didukung oleh peran pemerintah, masyarakat, swasta, dan lain
sebagainya dalam implementasi seperangkat regulasi. Untuk itu harus dicari solusi agar proses
pengembangan potensi Mahasiswa bukan hanya terbentuk dalam rencana semata, melainkan
diwujudkan melalui mekanisme yang sudah diatur sedemikian rupa. Salah satunya adalah
organisai yang memang merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki Mahasiswa, sebab organisasi merupakan sarana paling efektif untuk menginisiasi dan
melakukan perubahan tersebut.

Sebagai seorang Mahasiswa menjadi kebanggan tersendiri bagi saya lahir di hari “Sumpah
Mahasiswa” 28 Oktober 1990 silam. Terlahir di hari “Sumpah Mahasiswa” memberi
saya motifasi luar biasa untuk memberi kontribusi besar dalam pembinaan Mahasiswa dan ini
saatnya bekerja untuk Indonesia menuju kemajuan bangsa yang lebih baik. Dengan melihat
degradasi moral dikalangan Mahasiswa Indonesia saat ini membuat saya berperan aktif dalam
pembinaan moral dikalangan Mahasiswa/pelajar Makassar. Melalui proses mentoring dengan
pendekatan nilai-nilai rohani dalam penggabungan tiga aspek kecerdasan manusia (IQ, SQ, EQ).
Semoga ini menjadi tahap awal dalam membentuk generasi mudah yang berguna bagi nusa dan
bangsa. MAJU MAHASISWA INDONESIA UNTUK PERADABAN LEBIH BAIK!

PERANAN MAHASISWA DAN MAHASISWA DALAM KEMAJUAN BANGSA


( ERA DAHULU DAN ERA SEKARANG )

Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda Bangsa ini. Kaum
Muda Indonesia adalah masa depan Bangsa ini. Karena itu, setiap Mahasiswa Indonesia, baik
yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya
merupakan factor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan Bangsa.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita dan mempertahankan kedaultan bangsa ini tentu akan
menghadapi banyak permasalahan, hambatan, rintangan dan bahkan ancaman yang harus
dihadapi. Masalah-masalah yang harus dihadapi itu beraneka ragam. Banyak masalah yang
timbul sebagai warisan masa lalu, masalah yang timbul sekarang maupun masalah yang timbul
di masa depan negara kita.
Dengan masalah-masalah yang sudah ada maupun yang akan datang, penting bagi rakyat
Indonesia, terutama kaum Mahasiswa dan mahasiswa untuk membiasakan diri dalam
meningkatkan dan memperbaiki produktifitas kita sebagai Bangsa Indonesia

I. PERANAN MAHASISWA DAN MAHASISWA DALAM KEMAJUAN BANGSA (ERA DAHULU)

Di era Reformasi, para Mahasiswa khususnya mahasiswa selalu berperan dalam perubahan
negeri ini. Berbagai peristiwa besar identik dengan peran Mahasiswa dan mahasiwa
didalamnya.
Dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, gerakan Mahasiswa dan mahasiswa sering
menjadi tombak perjuangan nasional. Beberapa Gerakan Mahasiswa dan Mahasiswa yang
dicatat di dalam sejarah adalah sebagai berikut :
1. Budi Utomo
2. Sumpah Mahasiswa
3. Perhimpunan Indonesia
4. Peristiwa Rengasdengklok
Gerakan perjuangan Mahasiswa dan mahasiswa sebagai control pemerintahan dan control
social terus berkembang pesat, hingga terjadi Tragedi Trisakti yang merupakan gerakan
perjuangan Mahasiswa dan mahasiswa. Gerakan ini menuntut reformasi perubahan
pemerintahan yang KKN ( korupsi, kolusi dan Nepotisme ) dan memaksa Presiden Soeharto
untuk turun dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Sejarah panjang gerakan Mahasiswa dan mahasiswa merupakan salah satu bukti eksistensi dan
tanggung jawab sebagai rakyat Indonesia dalam memberikan perubahan dan memperjuangkan
kepentingan rakyat Indonesia.
Pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita, peranan para mahasiswa
dan para Mahasiswa Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa. Khusunya untuk
terselenggaranya kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai setelah kemerdekaan negara kita
dikumandangkan, para Mahasiswa dan para mahasiswa tetap ikut serta dalam memajukan
negara. Kepedulian mereka terhadap kondisi negara yang saat itu dalam masa penjajahan
sangatlah tinggi demi kemajuan negara.

Seperti yang kita lihat pada zaman penjajahan. Karena pada zaman penjajahan para Mahasiswa
rela mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi mempertahankan bangsa indonesia dari tangan
penjajah. Dengan berdirinya organisasi-organisasi Mahasiswa seperti Boedi utomo. Trikora
dharma, Jong java dsb, merupakan salah satu bukti kepedulian para Mahasiswa demi kemajuan
bangsa. Pada dasarnya organisasi Mahasiswa bersifat lokal kemudian berdiri PPPI yang
merupakal awal lahirnya sumpah Mahasiswa dengan adanya sumpah Mahasiswa maka seluruh
Mahasiswa yang ada di indonesia menjadi bersatu dan sulit untuk di serang oleh musuh. Dan
dengan kegigihan para Mahasiswa maka pada tanggal 17 agustus 1945. di kumandangkannya
proklamasi kemerdekaan indonesia yang di bacakan oleh soekarno dan M. Hatta. Di jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 yaitu di rumah soekarno

Walupun banyak tantangan yang harus ditempuh oleh para Mahasiswa tetapi mereka tetap
berusaha keras supaya bangsa indonesia bebas dari penjajahan dan rakyat indonesia tidak lagi
menderita seperti waktu adanya penjajahan oleh bangsa lain. Setelah di proklamasikan
kemerdekaan indonesia. para Mahasiswa mulai melakukan pemberontakan di berbagai wilayah
dan mengusir para penjajah dan merebut wilayah-wilayah dari tangan para penjajah, akhirnya
bangsa indonesia bersih dari jajahan bangsa lain

Namun karena zaman sudah berbeda peranan seorang Mahasiswa dan mahasiswa saat ini yaitu
adalah dengan memperteguh penanaman nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari.
Karena saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan nilai-
nilai pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa Indonesia, seolah –olah
sudah tidak lagi mewarisi semangat nasionalisme yang dimiliki Mahasiswa pada zaman dulu.
Hal ini disebabkan arus teknologi yang semakin canggih, sehingga membuat para Mahasiswa
saat ini terlena lupa akan tugas sebagai pemegang estafet pembangunan masa depan. Dan ada
banyak yang menjadi pemicu lunturnya semangat kebangsaan yang merupakan warisan para
pendahulu salah satunya adalah kejenuhan para Mahasiswa dalam memandang wacana
kebangsaan yang di kumandangkan elite politik di indonesia. Sebab lainnya adalah tidak adanya
kepercayaan dari golongan tua kepada golongan muda untuk mengadakan transfer ilmu,
pengalaman dan kewenangan.
Sealin itu peniruan gaya hidup kebarat-baratan merupaka salah satu dampak yang kini
menyerang banyak dari saudara-saudara kita yang mabuk-mabukan, terlibat di dunia malam
bahkan kasus narkoba. Gaya hidup seperti inilah yang dapat merusak generasi muda. Selain itu
kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan waku dengan kegiatan yang kurang
jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kenegaraan tidak pernah dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah
disukai oleh mahasiswa. Bila generasi muda menjadi rusak, bisa-bisa negara kita di jajah lagi
oleh bangsa lain. Sekarang saja sudah terlihat dengan banyaknya kekeyaan bangsa indonesia
yang digerogotin oleh bangsa lain di tambah hutang indonesia kepada bangsa lain semakin
banyak saja.

Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat menyikapi perkembangan yang
terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif, dan meninggalkan sisi negatifnya. Memiliki
semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia yang mandiri, bersatu dan
damai walaupun berbeda agama, suku, dan budaya, dapat berpikir Rasional, Demokratis, dan
Kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara kita. Dengan cara cinta tanah air
dan rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan
persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi
perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia. Kecintaan bangsa kepada Negara
harus semakin erat dan semakin tinggi rasa bangga yang tertanam pada jiwa-jiwa bangsa
Indonesia terhadap negara sendiri. Walaupun masih ada beberapa Mahasiswa yang tidak
memiliki rasa tersebut dan cenderung tidak lebih mencintai Negaranya sendiri tapi sekarang
saatnya Mahasiswa dan mahasiswa harus memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga
Indonesia, yang dapat di eksplore ke Negara-negara lain. Bukan hanya dalam bentuk demo yang
berujung anarkis dan perusakan infastruktur atau hal-hal yang merusak citra bangsa Indonesia.
Namun dibuktikan dengan hal-hal yang positif dan nyata bahwa negara Indonesia adalah
negara cinta damai, terpelajar, dan Negara maju. Karena mahasiswa selalu menjadi bagian dari
perjalanan sebuah bangsa, baik sebagai pelopor, penggerak bahkan sebagai pengambil
keputusan. Mahasiswa itu mempunyai pemikiran yang kritis terhadap masalah yang ada
disekitar, mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat, dan bisa juga memperjuangkan
aspirasi masyarakat.

II. PERANAN MAHASISWA DAN MAHASISWA DALAM KEMAJUAN BANGSA (ERA SEKARANG)

Generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan
bagi masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya
membuktikan bahwa generasi muda di Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan
perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi pada generasi muda antara lain kasus
narkoba, kejahatan, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Peranan Mahasiswa dan mahasiswa
tentunya masih sangat diperlukan untuk regenerasi dalam mewujudkan dan melanjutkan cita-
cita bangsa ini yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan terdahulu.
Peranan Mahasiswa dan mahasiwa terlihat sudah mulai terarah ke gerakan Mahasiswa dan
mahasiswa pada zaman reformasi. Bisa kita lihat pada peristiwa Kenaikan BBM kemarin. Unjuk
rasa Mahasiswa dan mahasiswa terlihat anarkis. Jika Kenaikan Harga BBM benar-benar terjadi,
bisa saja unjuk rasa Mahasiswa dan mahasiswa menjadi unjuk rasa besar-besaran, seperti
Tragedi Trisakti pada zaman reformasi.
Dilihat dari segi positifnya, peranan Mahasiswa terhadap kemajuan bangsa sudah membaik,
misalnya dengan memenangkan kompetisi antar negara. Dengan Mahasiswa menjadi pemenag
atau hanya berpartisipasi, itu sudah menjadi peranan dalam kemauan bangsa.

“Beri aku sepuluh Mahasiswa maka akan ku guncangkan dunia”, itulah perkataan
founding father Presiden Pertama Indonesia yang menegaskan betapa pentingnya peran
Mahasiswa dalam kemajuan bangsa dan Negara. Baik buruknya suatu Negara dilihat dari
kualitas Mahasiswanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara.
Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan
negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu
memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Mahasiswa juga perlu
memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and
social control sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.
Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, Mahasiswa selalu mempunyai
peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi. Ketika memperebutkan
kemerdekaan dari penjajah belanda dan jepang kala itu, ketika menjatuhkan rezim Soekarno
(orde lama), hingga kembali menjatuhkan rezim Soeharto (orde baru), Mahasiswa menjadi
tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan
keinginan rakyat. Mahasiswa akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat
sejarah) di setiap waktunya. Mahasiswa memang mempunyai posisi strategis dan istimewa.
Secara kualitatif, Mahasiswa lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi
besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif, sekitar 30-40 % Mahasiswa dari total
jumlah penduduk Indonesia dalam kisaran umur 15-35 tahun dan akan lebih besar lagi jika
kisaran menjadi 15-45 tahun.
Saya melihat bahwa Mahasiswa akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika
kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di
hadapi yang tidak kunjung terselesaikan. Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman
dan tentram tidak ada masalah serius yang dihadapi, Mahasiswa akan cenderung diam/pasif,
tidak banyak berbuat, lebih apatis dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Padahal
baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, Mahasiswa
dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan
lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang lebih baik.
Saya melihat kondisi Mahasiswa Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan
kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang Mahasiswa. Tataran moral, sosial
dan akademik, Mahasiswa tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat
sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak
banyak Mahasiswa yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam urusan
akademik pun banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang
dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.
Sebagai seorang Mahasiswa menjadi kebanggan tersendiri bagi saya lahir di hari “Sumpah
Mahasiswa” 28 Oktober 1990 silam. Terlahir di hari “Sumpah Mahasiswa” memberi
saya motifasi luar biasa untuk memberi kontribusi besar dalam pembinaan Mahasiswa dan ini
saatnya bekerja untuk Indonesia menuju kemajuan bangsa yang lebih baik. Dengan melihat
degradasi moral dikalangan Mahasiswa Indonesia saat ini membuat saya berperan aktif dalam
pembinaan moral dikalangan Mahasiswa/pelajar Makassar. Melalui proses mentoring dengan
pendekatan nilai-nilai rohani dalam penggabungan tiga aspek kecerdasan manusia (IQ, SQ, EQ).
Semoga ini menjadi tahap awal dalam membentuk generasi mudah yang berguna bagi nusa dan
bangsa.

PERAN SERTA MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA

Generasi muda merupakan salah satu pilar penting penentu bangsa. Artinya, generasi muda
memiliki tanggung jawab yang sama dengan elemen masyarakat lainnya untuk ikut
mewujudkan kehidupan sadar hukum dan menghargai pranata hukum konstitusi yang berlaku
di masyarakat .
Tulang punggung perubahan itu ada di tangan Mahasiswa, khususnya mahasiswa disini karena
mahasiswa secara strata sosial diyakini setiap orang dapat dipercaya dan memiliki capital
intelektual dan sosial lebih baik dibandingkan dengan cluster Mahasiswa lainnya yang tak
bergelar mahasiswa. Kurang tepat rasanya jika kita sebagai mahasiswa hanya memiliki cita-cita
yang orientasinya terlalu egosentris, belajar yang baik, dapat gelar cum laude, lulus cepat
dengan segudang prestasi akademik, lalu cari kerja, nikah, punya anak, ingin punya rumah yang
besar dan bagus, lalu di kala tua hidup dengan nyaman tanpa gangguan. Egois sekali rasanya
kalo kita memiliki cita-cita seperti itu tanpa punya cita-cita untuk bisa berkontribusi bagi proses
perbaikan nasib bangsa ini, tanpa berpikir untuk bisa hidup bermanfaat bagi masyarakat
Indonesia secara luas. Tidak salah memang, tapi kurang tepat untuk kondisi negara kita saat ini
yang sedang carut marut, bangsa ini butuh bahan bakar dan bahan bakar itu ada dalam diri
mahasiswa. Percayalah bahwasanya proyek kebangkitan bangsa ini akan dipelopori oleh kaum
intelektual mahasiswa,seperti sejarah yang terus berulang dari masa ke masa .
Peran mahasiswa sebaiknya dalam membangun proyek kebangkitan bangsa adalah mengisi
pembangunan, melakukan social control terhadap kebijakan pemerintah, dan melakukan
pengabdian pada masyarakat. Mengisi pembangunan misalnya adalah dengan cara belajar
dengan baik di kampus, ikut lomba sana-sini, membuat suatu penelitian atau temuan-temuan
baru yang dapat menjawab permasalahan yang ada. Mengisi pembangunan dengan intellectual
capital yang mahasiswa seharusnya miliki .
Melakukan social control terhadap segala kebijakan pemerintah, namun ketika mahasiswa
berbicara sebagi agen of control ada sekian konsekuensi yang menghadang baik berupa
tekanan, ancaman maupun bentuk lain dan sejenis, walaupun demikian bukan berarti
konsekuensi semacam ini lantas mampu menyurutkan mahasiswa dalam cita-citanya yang
mulia selama mahasiswa memahami perannya sebagai agen of control. Mahasiswa adalah salah
satu kelompok elit dalam masyarakat yang masih memiliki idealisme yang tinggi, dikarenakan
posisi mahasiswa sebagai cluster penerus bangsa yang sanggat dihapkan mampu membawa
perubahan maka tidaklah bijak apabila mahasiswa hanya diam ketika melihat kesewenang-
wenangan baik dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak non pemerintah, dalam konteks
ini mahasiswa haruslah mampu menempatkan diri sesuai dengan fungsi sosialnya secara tepat
walapun mahasiswa seakan-akan terpisah dari jenis masyarkat lainnya tetapi sejatinya
mahasiswa tetap terikat dengan fungsi-fungsi sosialnya, maka mahasiswa haruslah mampu
menjadi suatu cluster masyarakat yang mampu membaca kebenaran secara proporsional,
ketika pemerintah misalnya benar dalam kebijakannya maka mahasiswa harus berani memuji
keberhasilan pemerintah dan sebaliknya ketika pemerintah mengambil keputusan yang
menyudutkan rakyat maka mahasiswa harus berada di barisan depan perjuangan. Tetapi sekali
lagi bahwa mahasiswa haruslah mehamami perannya secara utuh dan mendalam karena
dinamika saat ini cenderung merujuk pada jenis mahasiswa yang egois, yang hanya
menganggap diri mereka sebagai cluster tersendiri dari masyarakat yang sedikit atau bahkan
sama sekali memeliki ikatan fungsi-fungsi sosial tertentu, sehingga yang terjadi beberapa tahun
terakhir mahasiswa kehilangan jatidirinya hal ini ditandai dengan teriakan-teriakan mahasiswa
yang kurang mengena dan kontekstual dengan kebutuhan dan harapan masyarakat,
kecenderungan yang terjadi adalah mahasiswa membawa kepentingan kelompok, kepentingan
cluster tertentu, maupun yang paling parah suara mereka adalah suara hasil provokasi yang
terkadang kurang mendasar serta difrent orientation .
Melakukan pengabdian yang rutin dan massive kepada masyarakat luas. Penyuluhan-
penyuluhan telah banyak digalakkan di desa-desa sebagian lingkar kampus bahkan desa di
seluruh pelosok di Indonesia, namun sayang kesadaran semacam ini hanya dimiliki oleh
segelintir mahasiswa, sebuah pekerjaan rumah yang cukup rumit sebenarnya bagi bangsa
Indonesia namun harapan selalu muncul seiring dengan munculnya generasi baru mahasiswa
Indonesia. Tidak bisa dipungkiri tampilnya mahasiswa sebagai genarasi pengapdi adalah
peranan mahasiswa yang paling diharapkan segera muncul namun, kondisi setelah perang
kemerdekaan menunjukan progress kearah sebaliknya, mahasiswa era modern cenderung
apatis dengan kondisi masyarakat walupun memang ada sebagain kecil mahasiwa yang begitu
peduli dengan kondisi masyrakat, hal ini amatlah ketika kita bandingkan dengan konteks
mahasiswa pada zaman kemerdekaan yang tidak hanya menyuarakan pembelaan terhadap
kepentingan masyarakat tetapi mereka sekaligus menjadi barisan depan yang melalukan
perubahan baik berupa pemikiran maupun pratik nyata, dan terbukti Indonesia mampu
terbebas dari belenggu penjajahan, maka tiada yang lebih bijak ketika mahasiswa dengan
sekian kondisinya terus memegang cita-cita sebagai suatu cluster intelektual yang senantiasa
bertangungjawab dengan kondisi sosial-kemasyarakatan .
Dengan memahami secara bijak akan peran mahasiswa, kebangkitan bangsa ini tak akan lama
lagi kita raih. Mengisi pembangunan, melakukan control social terhadap kebijakan pemerintah,
dan pengabdian masyarakat adalah peran-peran mahasiswa unggulan yang dibutuhkan dengan
segera saat ini. Mahasiswa harus dapat memerankannya secara proporsional, adil, arif dan bijak
tanpa hanya mengambil satu peran saja dan menggugurkan peran-peran lainnya. Saat ini yang
paling dibutuhkan adalah mahasiswa-mahasiswa dengan semangat juang tinggi dalam
mengoptimalkan kemerdekaan sehingga mahasiswa Indonesia menjadi mahasiswa seutuhnya
yang tidak hanya berani menyuarakan saja tanpa berani mengambil tidakan nyata. Dengan
demikian mahasiswa Indonesia mampu benar-benar menjadi pioner pembangunan bangsa .

Ni Putu Ayu Laksmini

MAHASISWA HARAPAN BANGSA, PASTI BISA !

MAHASISWA HARAPAN BANGSA, PASTI BISA !

Apa yang terlintas dibenak kita ketika kita mendengar kata”mahasiswa”, mungkin tidak
hanya satu jawaban yang akan terucap dari banyak orang dengan beranekaragam latar
belakang pendidikan. Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia
menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai
seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah
perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya.
Status ini menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal. Ternyata
dibalik statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang yang menyandang status mahasiswa
untuk menunjukkan peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat
kehidupan berbangsa dan bernegara utamanya ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang diktator
menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama komponen
bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat, parpol dan ABRI dalam menyuarakan Tritura (Tiga
Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung
terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa Malari (Petaka Lima Belas
Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran
Universitas Indonesia, dan masih membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk
menggulingkan rezim orde baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu
merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah
perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan menuju masyarakat yang
makmur dan sentosa.
Seperti saya yang sekarang memilih untuk melanjutkan studi saya ke salah satu Perguruan
Tinggi Negeri, sebuah universitas yang melahirkan tenaga kependidikan dan non kependidikan.
Sebuah universitas berkualitas, yang dikembangkan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945, yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan Tenaga Kependidikan dan
Tenaga Non-Kependidikan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan
akademis-profesional yang tinggi, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
(www.undiksha.ac.id). Dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, saya sudah resmi
menjadi seorang mahasiswa. Namun apa yang bisa saya lakukan untuk membangun dan
memajukan negeri ini?
Mahasiswa merupakan salah satu generasi penerus bangsa Indonesia. Kalau bukan kita, siapa
lagi yang memajukan bangsa ini. Apakah kita harus terus bertahan di bawah kemiskinan? Perlu
diadakan banyak perubahan sehingga SDM yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
SDM yang berkualitas yang bisa bersaing dengan negara-negara lain yang ada di dunia. Apapun
yang kita lakukan semua berawal dari sendiri. Tidak mungkin kita menyuruh orang lain
melakukan hal yang kita inginkan, jika kita sendiri tidak melakukan hal tersebut. Tentunya hal
tersebut adalah hal yang positif. Semua hal dimulai dari hal kecil, dari hal yang kecil-kecil
tersebut bisa memberikan dampak atau pengaruh yang besar dan luas. Sebagai seorang
mahasiswa, kita seharusnya bisa memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap negara
yang kita cintai ini. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk ikut serta dalam memajukan bangsa
ini dan tentunya sesuai dengan tujuan bangsa ini yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
alinea keempat yaitu ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pentingnya pendidikan tinggi seharusnya tidak hanya sekedar sadar atau reseptif akan
kemajuan ilmu dan teknologi masa depan, tetapi seharusnya pendidikan tinggi pun berfungsi
untuk membenahi tingkat pendidikan di bawahnya. Paradigma yang ada pada beberapa bagian
aktivitas para mahasiswa senantiasa dihabiskan dengan hanya belajar dikelas, menerima dan
mengerjakan tugas dan bermain. Begitulah pemandangan suram yang sering kita lihat dalam
dunia kampus. Barangkali, apabila karena faktor internal (karena mahasiswa itu sendiri) maka
bisa kita maklumi. Akan tetapi apabila hal ini karena akibat sistem yang membuat mereka
seperti itu dalam kehidupan kampus, maka bukan waktunya lagi mahasiswa untuk diam dan
jalan ditempat.
Lalu, apa yang harus dilakukan mahasiswa dalam mempersiapkan masa depan bangsa ini?
Mahasiswa Indonesia harus mampu menatap masa depan bangsa untuk bersaing dengan
negara tetangga dan dunia, tidak perlu terjun langsung ke dalam kancah politik. Mahasiswa dan
pelajar ada baiknya kembali ke khitahnya untuk fokus belajar. Perlu kita ingat bahwa saat ini
kita mengalami ketertinggalan dalam dunia pendidikan dibanding negara tetangga sebut saja
Malaysia dan Singapura. Belajar merupakan kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa untuk
menghasilkan mahasiswa yang cerdas dan memiliki SDM yang berkualitas. Namun tentunya
tidak hanya belajar dalam artian mendapat ilmu sebanyak-banyaknya sebagai langkah dalam
ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal yang perlu lakukan yaitu bagaimana
menggunakan ilmu yang kita punya itu untuk berguna bagi orang banyak yaitu dengan
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu salah satu dasar tanggung jawab mahasiswa
yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama, serta harus disadari betul oleh
semua mahasiswa. Tri Dharma Perguruan Tinggi ini patut dikembangkan dalam diri setiap
mahasiswa agar bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi masyarakat luas. Adapun isi dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi adalah. 1. Pendidikan dan Pengajaran, 2. Penelitian dan
Pengembangan dan 3. Pengabdian pada Masyarakat.
Ketiga faktor ini sangat erat hubungannya, sebab penelitian harus menjunjung tinggi kedua
dharma yang lainnya. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
penerapan teknologi. Untuk bisa melakukan penelitian diperlukan adanya tenaga-tenaga ahli
yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagi hasil
pendidikan dan penelitian ini diterapkan melalui pengabdian pada masyarakat sehingga
masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut. Tri Dharma Perguruan Tinggi ini sangat berkaitan dengan tujuan pendidikan
tingkat perguruan tinggi seperti Universitas atau Institut yaitu 1. Menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau professional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian
serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
Peran mahasiswa bagi bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan
dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam
melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi
penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai
generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya dan juga
sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan
penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.
Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri di dalam dada mahasiswa Indonesia baik
yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran
ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia, roh perubahan
itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia. Jadi lakukan apa
kamu bisa lakukan untuk bangsa ini, terutama ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai