NIM : I71217050
Kaum muda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami
perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga
pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang.
Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara
internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun,
sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year
yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai
kelompok pemuda.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia
antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa
perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki
aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif
aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi
muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda
memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis
berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/
generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.
Fungsi Mahasiswa
2
perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama
menjalani pendidikan.
Pemuda merupakan to nggak penting bagi suatu Negara. Begitu pentingnya peranan
pemuda pada Indonesia, Soekarno presiden pertama RI, pernah berkata, “berikan saya
10 pemuda dan saya akan mengubah dunia”. Indonesia merupakan Negara dengan
jumlah pemuda yang cukup besar. 1/3 dari jumlah penduduk Indonesia atau 65 juta
adalah anak muda. Sehingga mereka menjadi potensi penting dalam mendorong
pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Sayangnya potensi besar ini belum banyak
dimanfaatkan dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada karena pengetahuan dan
keterampilan yang terbatas.Oleh sebab itu konsep yang dikembangkan dalam
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, salah satunya adalah mendorong
pemuda mengambil peranan dalam pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.
Melalui program ESD, WWF melakukan pelatihan peningkatan kapasitas anak muda
dalam pengelolaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini
dan generasi mendatang.
Kaum Muda
3
Peranan sosok pemuda/generasi muda adalah dengan memperteguh penanaman nilai-
nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari, karena saat ini masyarakat Indonesia
sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan nilai-nilai Pancasila, yang
notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, para
generasi muda sekarang harus dapat bersatu dan damai walaupun berbeda agama,
suku, dan budaya. Dapat berpikir rasional, demokratis, dan kritis dalam menuntaskan
segala masalah yang ada di NKRI.Memiliki semangat jiwa muda yang dapat
membangun NKRI yang mandiri dapat mencontoh seperti karakter para pahlawan
bangsa Indonesia. Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa
Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama,
ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun
perselisihan antar bangsa Indonesia.Kecintaan bangsa pemuda adalah harapan bagi
masa depan bangsa. Dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia
mengharapkan peranan pemuda dapat menjadi karakteristik yang baik bagi Indonesia.
Untuk mencapai kondisi yang baik generasi muda Indonesia harus mempunyai jati
diri yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Mahasiswa
Ada slogan yang menyatakan bahwa “Pemuda harapan bangsa atau Maju mundurnya
suatu bangsa tergantung pada Pemudanya”. Dari slogan diatas menunjukkan bahwa
pemuda atau Mahasiswa memang akan menjadi penerus dari generasi sebelumnya,
karena ditangan pemudalah estafet kepemimpinan berikutnya akan di limpahkan. Dan
Para Pemuda / Mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan, yang ditantang untuk
memperlihatkan kemampuan untuk memerankan peran itu. Mahasiswa bukan
zamannya lagi untuk menjadi pelaku pasif atau menjadi penonton dari perubahan
sosial yang sedang dan akan terjadi, tetapi harus mewarnai perubahan
tersebut.Sebagai seorang pemuda, mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang
sangat besar dalam pembangunan nasional, diantaranya adalah meningkatkan
kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat, serta meningkatkan daya saing dan
kemandirian bangsa.
3. Peta Politik Aliansi Kaum Muda dan Mahasiswa dalam Politik Indonesia Sekarang
4
Kaum Muda
Keterlibatan muda untuk dapat berperan penting dalam pembangunan salah satunya
dimulai dengan politik. Masih banyak generasi muda, terutama dari kelompok usia
milenial,yang menunjukkan sifat antipati terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
politik.Kelompok muda dalam berpolitik akhirnya harus mampu memperlihatkan
tanggung jawab bahwa mereka akan menjadi bagian solusi dari permasalahan bangsa.
Mereka harus memperlihatkan bahwa dipilihnya mereka bukan hanya penyambung
tali dinasti politik keluarga semata atau bangga akan muda terpilih dalam
politik.Masyarakat menantikan kerja dinamis kelompok muda dalam kontribusinya
mempercepat pengambilan keputusan dalam kebijakan-kebijakan yang diperlukan
oleh masyarakat serta turun ke akar rumput untuk melihat situasi yang dialaminya.
Jumlah partisipasi politik muda dalam memilih memperlihatkan bahwa suara mereka
sangat penting untuk diwakili oleh para politisi muda sehingga mereka tidak terkesan
menyia-nyiakan suara mereka, serta bagaimana pada akhirnya kelompok muda ini
yang akan menjadi salah satu garda terdepan untuk kembali menata negara dan daerah
melalui kerja-kerja politik mereka di Lembaga pemerintahan.
Mahasiswa
Gerakan Mahasiswa sebagai bagian dari gerakan sosial jelas memiliki latar belakang
dan medan yang berbeda dalam mengaktualisasikan ide, gagasan, akan perubahan
gerakannya.Gerakan mahasiswa lahir tidak lepas dari kondisi sosial yang melatar
belakangi. Bahwa Mahasiswa ( manusia yang mengenyam pendidikan di perguruan
tinggi) berada pada puncak strata pendidikan akademis di negri ini tentunya dianggap
memiliki basis keilmuaan tertinggi daripada lulusan dalam jenjang pendidikan
lainnya. Dari segi kuantitas, jumlah orang yang mampu mengenyam pendidikan
hingga perguruan tinggi di dalam masyarakat jumlahnya masih sangat sedikit.
Kondisi seperti inilah yang kemudian melahirkan tanggungjawab sosial bagi
mahasiswa. Bahwa bagi setiap orang yang mengemban status sebagai mahasiswa
tidak hanya dituntut tanggungjawab pribadi untuk mendapatkan IP tinggi kemudian
segera lulus dan memperoleh pekerjaan mapan, namun juga mengemban tugas sosial
5
untuk memperjuangkan rakyat miskin, melakukan kontrol atas penguasa yang
represif.
Zaman sekarang, mahasiswa tidak lagi hanya berperan sebagai penonton. Justru kaum
mudalah yang notabenenya memiliki banyak peluang dalam membangun negeri.
Seperti presiden pertama kita pernah berucap, 'Berilah aku 10 orang pemuda dan
akan kuguncangkan dunia.Ditambah lagi dengan status sebagai anak milenial yang
telah disebutkan di atas, ada banyak kesempatan terbuka gratis untuk kaum muda
berinovasi. Terlebih lagi, anak muda di Indonesia nyaris mencapai 1/3 dari jumlah
penduduk.Indonesia membutuhkan mereka yang muda dan mampu berpikir kritis,
membuat analisis jernih, mampu terjun sekaligus membuat negeri ini terlibat dalam
konsep Global Village (jadi bagian dunia), alias menghilangkan hambatan dalam
perdagangan global namun tetap mengontrol agar perekonomian dalam negeri tidak
dilindas produk luar.Di situlah anak muda dapat berpartisipasi mengambil
bagian.Pendidikan juga harus merata. Sekolah di desa lebih kecil dalam memiliki
6
peluang untuk mendapatkan fasilitas dan guru yang kualitasnya baik. Hal sekecil
KKN dapat membuat sebuah perubahan.Hal paling sederhana yang sesungguhnya
sangat berdampak adalah dengan keikutsertaan kaum muda dalam dunia pendidikan.
Tak perlu disebutkan lagi bahwa hal itu turut membantu tercapainya tujuan
berkembangnya kualitas pendidikan.Ada banyak hal yang dapat dilakukan di dunia
kampus. Sebab kampus memiliki suara yang banyak tidak dimiliki oleh instansi lain.
Kampus dapat menjadi lembaga pemantau, dalam hal ini sebagai penyedia alat
penelitian dan tenaga, juga sebagai pengkritik kinerja pemerintah apabila tidak
maksimal dalam mewujudkan SDGs.Salah satu tantangan dalam implementasi SDGs
juga adalah ketidakpahaman masyarakat tentang SDGs. Beberapa pihak masih
memandang SDGs sebagai agenda internasional yang terpisah dengan pembangunan
nasional dan daerah. Pemahaman ini tentunya bisa dipatahkan oleh kaum muda lewat
diadakannya seminar serta kajian, sebagai pemupuk pemahaman yang baik.Ada juga
yang merasa bahwa MDGs yang lalu belum berhasil memenuhi kriteria sebagai
pemuas ekspektasi. Mungkin juga hal itu dikarenakan pemerintah yang kurang
melibatkan pemangku kepentingan pembangunan yang lain. Beberapa orang,
istilahnya, masih menyisakan 'trauma' atas MDGs yang lalu.Inilah tentunya tantangan
yang lagi-lagi menekankan peran lokal dan kaum muda sebagai keniscayaan yang
menyertai pembangunan berkelanjutan. Dan, bila hal itu sudah terpenuhi, apakah
target SDGs dapat terwujud dalam kurun waktu 7 maupun 12 tahun lagi? Biarlah
kaum muda sendiri yang menjawab!