NIM : B92217047
Kelas : C3 (PMI)
B. Strategi
Strategi yang digunakan yaitu melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa dengan cara
melakukan workshop atau seminar di balai desa agar masyarakat mengerti bahwa akan diadakan
kegiatan perpustakaan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas di desanya. Selanjutnya
yaitu dengan menggunakan cara pendekatan individu mulai dari anak-anak sampai orang tua
guna menyakinkan lagi bahwa pentingnya meningkatkan literasi.
Sebenarnya tidak ada pola (sistem) yang dilakukan di kegiatan ini, jadi masyarakat
diberikan kebebasan dalam mengikuti kegiatan tersebut. Namun setiap satu bulan sekali akan
diadakan seminar dan workshop pelatihan-pelatihan dengan cara langsung praktek di lapangan.
D. Kurikulum
Kurikulum Sekolah perpustakaan jalanan ini pada umumnya lebih mengedepankan
pembentukan karakter dan kreatifitas, sekaligus menaungi pengembangan kognitif dengan
menggunakan contextual learning yang fun.
Kurikulum Sekolah perpustakaan jalanan didasarkan pada tiga output proses pendidikan, yaitu:
1. Integritas akhlak
3. Kepemimpinan
4. Integritas kreatifitas
Berdasarkan pada tiga target output proses pendidikan tersebut, maka kurikulum sekolah
perpustakaan jalanan terdiri dari tiga aspek:
1.Kurikulum akhlak, yaitu melalui penanaman nilai-nilai dan keteladanan dari relawan, orang tua
serta seluruh komponen sekolah.
2.Kurikulun kognitif, yaitu melalui active learning, diskusi serta menjadikan alam sebagai
laboratorium bagi siswa untuk belajar langsung dari alam.
4. Kurikulum Kreatifitas, yaitu melalui workshop dan kegiatan melukis atau bermusik.
F. Model Program
Metode yang digunakan sangat sederhana yaitu melakukan interaksi kegiatan menmbaca
antara relawan dan masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut, selain itu juga ada kegiatan
dari relawan seperti membacakan cerita atau dongeng kepada anak-anak.
Namun dalam perpustakaan jalanan tersebut tidak hanya fokus kepada kegiatan
membaca saja. Ada kegiatan lain guna meningkatkan kreatifitas dan bakat masyarakat seperti
menggambar dan melukis, bernyanyi dan bermusik agar kegiatan tersebut tdak terlalu monoton
dan membosankan karena hanya membaca saja. Selain itu juga terkadang akan dilaksanakan
workshop kewirausahaan ataupun nonton film bareng guna memberikan bekal kepada
masyarakat agar lebih kreatif dalam meningkatkan usaha dan minat bakatnya.
Dalam membangun perpustakaan hal yang sangat penting adalah buku, dan untuk
mendapatkan buku-buku tersebut penulis mengajukan sumbangan kepada pihak instansi atau
lembaga, sumbangan kolektif dari relawan dan juga dari pemerintahan Desa dan masyarakat.
H. SDM