Anda di halaman 1dari 11

Peran Mahasiswa Dalam Mewujudkan

Indonesia Maju

Nama: Alqiqa Dipa Erlangga Abraham


NIM: 050870512
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Mahasiswa merupakan pengantar layaknya jembatan yang menghubungkan antara
masyarakat dengan pemerintah. Aspirasi, kritik bahkan saran dari masyarakat untuk
pemerintah adalah peran dari mahasiswa itu sendiri. Disini peran mahasiswa sangatlah
berpengaruh pula demi tercapainya suatu Indonesia yang maju. Visi pendidikan Indonesia
adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui
terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebudayaan global.
Mahasiswa diharapkan semakin termotivasi dan sadar akan pentingnya peranannya dalam
mencapai tujuan nasional Indonesia, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945
yaitu “Pendidikan untuk kehidupan berbangsa”. Dengan pendidikan, mahasiswa harus
mempunyai kemampuan berpikir yang tepat untuk memutuskan berbagai hal di dalam maupun
di luar kampus. Mahasiswa harus menjadi agen pemberdayaan setelah adanya perubahan-
perubahan yang sekarang berperan dalam pembangunan fisik maupun non fisik di negara kita.
Ide dan pemikiran cerdas seorang mahasiswa mampu mengubah paradigma yang berkembang
dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama dan satu hal
yang menjadi kebanggaan mahasiswa adalah semangat membara untuk melakukan sebuah
perubahan (Ariani et al., 2019).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era sekarang ini, menjadi salah satu
tolak ukur kemajuan dan perkembangan suatu bangsa di mata dunia. Pendidikan bagi
mahasiswa adalah suatu proses perubahan yang berkelanjutan menuju pada suatu kebaikan.
Perubahan yang dihasilkan oleh pendidikan sifatnya evolusioner dan tetap. Dengan demikian
terlihat jelas arti penting pendidikan bagi suatu masyarakat menuju sebuah kemajuan. ikut
berkontribusi untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Negara Republik Indonesia yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, dalam membangun suatu negara maju akan
menemui tantangan dan hambatan, baik internal maupun eksternal, dari dalam maupun luar
negeri. Penentu kemajuan suatu bangsa adalah generasi muda yang berkualitas. Namun,
generasi muda yang berkualitas ditentukan oleh sistem pendidikan yang berkualitas pula.
Indonesia saat ini telah berumur lebih dari setengah abad sejak deklarasi kemerdekaannya, jadi
sudah selayaknya Indonesia bisa berdiri sejajar dengan negara-negara maju dunia. Pelaksanaan
dalam mewujudkan cita-cita Indonesia maju haruslah berjalan beriringan, pemerintah
menyiapkan langkah strategis dalam mewujudkan itu sedangkan dari sisi mahasiswa harus
mempersiapkan diri dengan menggapai wawasan yang lebih banyak agar nantinya siap sedia
untuk menerima segala perubahan yang terjadi di era mendatang demi terwujudnya generasi
sumber daya manusia yang unggul, yang mumpuni, yang siap bersaing secara kualitas dengan
negara-negara dunia (Rahayuningsih, 2022).

Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran mahasiswa dalam membangun negara yang maju?
2. Pengaruh apa saja yang diberikan mahasiswa kepada negara?

Tujuan
1. Memahami peran mahasiswa dalam membangun negara yang maju.
2. Mengetahui pengaruh mahasiswa dalam menjadikan Indonesia negara yang maju.

ISI
1. Definisi Peran Mahasiswa
Mahasiswa sebagai kaum intelektual memiliki kemampuan untuk memainkan peran
profesional yang tidak hanya dalam kegiatan kampus, namun juga dalam interaksi dengan
masyarakat dan dunia pendidikan. Dalam kehidupan bermasyarakat mahasiswa menempati
posisi tersendiri sebagai kaum intelektual namun bukan berarti memisahkan diri dari
masyarakat. Hal ini menjadikan peran, posisi dan fungsi mahasiswa perlu untuk ditentukan
kontribusi serta arah perjuangannya. Menurut Cahyono (2014), terdapat empat peran penting
mahasiswa yaitu agent of change, social control, iron stock, dan moral force. Ide dan pemikiran
cerdas seorang mahasiswa mampu mengubah pandangan dalam suatu kelompok,
mengarahkannya menjadi sesuai kepentingan bersama. Sikap kritis mahasiswa menjadikannya
berani menantang pemimpin yang tidak kompeten hingga menciptakan perubahan signifikan
dalam suatu tatanan sosial.
Peran mahasiswa dalam kemajuan Indonesia menurut Martadinata (2019) sudah terjadi
sejak sebelum bangsa ini berdiri, yaitu dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah
pemuda tahun 1928, hingga dalam proklamasi kemerdekaan 1945. Peran mahasiswa setelah
kemerdekaan menunjukkan peran mahasiswa dalam agent of change yaitu pada tahun 1966 dan
pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang mengakhiri kekuasaan orde baru. Hal ini
menunjukkan bahwasannya mahasiswa memiliki kemampuan dalam berperan aktif menjadi
pioner proses pembaruan, perjuangan dan pembangunan bangsa. Mahasiswa sebagai generasi
muda memiliki pemikiran yang kreatif dan dapat diandalkan dalam membantu pemerintah
dalam melaksanakan pembangunan untuk memajukan bangsa Indonesia.

2. Peran Mahasiswa Bagi Pendidikan dan Penelitian


Menurut Mukhdis (2019), perlunya penguatan pendidikan di Indonesia adalah demi
terwujudnya keinginan dan cita cita pemerintah Indonesia untuk menyiapkan sumber daya
manusia yang unggul menuju Negara Indonesia yang maju. Negara-negara maju seperti
Jepang, Korea Selatan, Amerika, Jerman, Rusia, dan negara lainnya merupakan negara-negara
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Dibuktikan dengan
produk produk teknologi yang berasal dari negara-negara tersebut merajai pasar teknologi
global. Kualitas mahasiswa yang mumpuni dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
tentunya menjadi fondasi dasar dalam mewujudkan negara maju. Perlu pola pendidikan yang
baik dan berkualitas dalam rangka mempersiapkan mahasiswa yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan baik. Bagi negara-negara berkembang khususnya Indonesia
perlu mempersiapkan kompetensi yang harus dimiliki setiap mahasiswa yang unggul agar
terwujud Indonesia yang maju adalah kemampuan analitis, kemampuan interpersonal,
kemampuan bertindak, kemampuan memproses informasi, serta kemampuan dalam mengelola
setiap perubahan.
Mahasiswa dalam menempuh pendidikan harus meliputi proses berfikir kritis,
kemampuan dalam proses pemecahan masalah, kemampuan dalam membuat suatu keputusan,
serta kemampuan dalam melakukan penelitian dan penemuan. Proses berfikir kritis sangat
penting dimiliki setiap mahasiswa yang unggul dan siap bersaing secara global, karena berfikir
kritis melibatkan proses yang sangat sistematis bagaimana seseorang mampu dalam membuat
konsep yang baik, mempertimbangkan konsep secara matang, menerapkan konsep yang telah
dibuat secara baik, menganalisis permasalahan yang terjadi setelah konsep diterapkan,
mengevaluasi konsep, dan mencipta ulang konsep yang telah di evaluasi dengan baik.
Mahasiswa yang memiliki kemampuan dalam berpikir kritis ini akan dengan sangat mudah
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan memberikan suatu keputusan yang tepat.
Kompetensi interpersonal yang harus dimiliki mahasiswa yaitu meliputi kemampuan
berkomunikasi, berkolaborasi, dan bertanggungjawab dalam kepemimpinan. Komunikasi pasti
dibutuhkan oleh setiap orang, oleh karena itu kemampuan dalam berkomunikasi juga sangat
penting untuk dimiliki oleh SDM yang unggul, dalam hal ini adalah kemampuan
berkomunikasi yang baik dan benar. Penyampaian informasi secara sopan, baik, benar, dan
jelas perlu diasah agar bisa menjadi modal yang baik dalam meningkatkan kemampuan ini.
komunikasi yang dibutuhkan tentunya lebih dari menyampaikan atau bertukar informasi.
Komunikasi juga dibutuhkan untuk membangun dan berhubungan dengan orang lain secara
emosional, contohnya menunjukkan empati, menyelesaikan konflik, mengajukan pertanyaan,
bernegosiasi, dan lain sebagainya.
Mahasiswa juga harus memiliki kemampuan untuk bertindak meliputi inisiatif dan
kemandirian, serta produktivitas. Untuk dapat melakukan suatu tindakan dalam menuju proses
perubahan yang mampu mengubah hal atau sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik,
diperlukan inisiatif. Kemandirian, yang meliputi fase pemikiran, kontrol tindakan, dan refleksi
merupakan bagian dari strategi meningkatkan kualitas diri, sedangkan produktivitas mengacu
pada kemampuan untuk selalu menghasilkan suatu karya yang bermanfaat. Kemampuan yang
harus dimiliki mahasiswa lainnya yaitu dalam kreativitas/inovasi, pembelajaran adaptif
(learning to learn) dan fleksibilitas. Dengan adanya kreativitas/inovasi, seseorang dapat
melakukan pekerjaan secara lebih efisien. Efisiensi ini juga dapat diterapkan dalam belajar,
dengan selalu beradaptasi dan melaksanakan pembelajaran bagaimana belajar menjadi lebih
baik lagi. Kompetensi-kompetensi tersebut dilatihkan dan diterapkan melalui pendidikan
selama mahasiswa tersebut kuliah. Akan tetapi perlu kajian-kajian lebih lanjut mengenai
pendidikan seperti apa yang dapat diterapkan untuk melatih dalam menyiapkan mahasiswa
yang unggul untuk Indonesia maju.

3. Peran Mahasiswa dalam Pemberdayaan Masyarakat


Mahasiswa memperlihatkan kehadirannya secara nyata dalam memberdayakan
masyarakat melalui berbagai cara, seperti berdiskusi, berdialog, atau berbagi pengetahuan.
Mahasiswa tidak hanya sekadar penyumbang ide, melainkan juga dapat berfungsi sebagai
pemantik yang merangsang perubahan positif, fasilitator yang memperlancar interaksi antara
masyarakat dan pemegang kebijakan, ataupun pendamping yang secara aktif terlibat dalam
kehidupan masyarakat. Dengan pendekatan ini, mahasiswa dapat menjadi kekuatan positif
yang membantu masyarakat mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu,
peran mahasiswa tidak hanya sebatas memberikan kontribusi dalam bentuk ide atau perubahan
sosial, tetapi juga dapat bersifat advokatif. Dengan memahami kebutuhan dan aspirasi
masyarakat, mahasiswa dapat menjadi suara yang mengadvokasi kebijakan-kebijakan yang
mendukung kepentingan masyarakat. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi
penggerak perubahan di tingkat lokal, tetapi juga berperan sebagai jembatan antara masyarakat
dan kebijakan yang dapat membawa dampak positif secara lebih luas (Afnan, 2019).
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan contoh dari peran aktif mahasiswa dalam
pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, KKN menjadi sarana bagi mahasiswa
untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang mencakup berbagai visi dan misi, yang bergantung
pada tema yang diusung oleh perguruan tinggi pelaksana program ini. Selama KKN,
mahasiswa tidak hanya memperoleh pengalaman lapangan, tetapi juga berkontribusi dalam
pembelajaran, penyuluhan, bakti sosial, dan kegiatan lainnya yang memberikan manfaat positif
baik bagi kelompok mahasiswa maupun masyarakat sekitar. Melalui KKN, mahasiswa dapat
menjelma menjadi agen perubahan yang mendorong pemberdayaan masyarakat di berbagai
lapisan. Perguruan tinggi, dengan memfasilitasi program ini, memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk memahami realitas sosial dan ekonomi masyarakat secara langsung, serta
merancang solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Dengan demikian,
peran mahasiswa dalam KKN tidak hanya memperkuat ikatan antara perguruan tinggi dan
masyarakat, tetapi juga menciptakan basis yang kuat untuk pembangunan berkelanjutan, sesuai
dengan cita-cita Indonesia menuju kemajuan yang lebih besar (Fajar et al., 2021).
Mahasiswa sekarang banyak memulai karirnya dengan membuka usaha. Ekonomi
kreatif menjadi salah satu konsep penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sektor
industri rumahan (UMKM) baik yang dilakukan oleh individu maupun BUM Desa cukup
banyak yang telah berhasil di bidang ekonomi kreatif (Hasan, 2018). Dalam pemberdayaan
masyarakat yang mengedepankan ekonomi kreatif, perlu menggali dan mengasah potensi
kreativitas, inovasi, dan invensi (penemuan) dalam diri masyarakat. Secara umum ekonomi
kreatif merupakan suatu konsep untuk merealisasikan pemberdayaan ekonomi. masyarakat
yang berkelanjutan berbasis kreativitas. Dalam paradigma ekonomi kreatif, pemanfaatan
sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tidak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat
atau talenta dan kreativitas yang ada dalam diri masyarakat. Bidang ekonomi kreatif yang mulai
dikembangkan oleh mahasiswa merupakan salah satu pilihan terbaik dalam upaya
pemberdayaan masyarakat menuju Indonesia maju.

4. Peran Mahasiswa dalam Keberlanjutan dan Lingkungan


Mahasiswa memiliki peran dalam keberlanjutan dan lingkungan dimana dianggap
sebagai pelaku utama dalam upaya pelestarian lingkungan melalui pendidikan karakter
lingkungan atau konservasi. Dengan pendidikan lingkungan yang baik, kita bisa mencapai
lingkungan yang lestari dan berkelanjutan. Upaya konservasi melalui pendidikan telah
dilakukan secara luas di seluruh dunia. Konferensi Internasional tentang Pendidikan
Lingkungan di Tbilisi pada tahun 1977 menjadi awal dari konservasi dalam pendidikan,
menghasilkan tujuan, sasaran, prinsip, serta strategi dalam Pendidikan Lingkungan. Di
Indonesia, upaya konservasi melalui pendidikan sudah diterapkan di berbagai jenjang dan jenis
pendidikan, mulai dari dasar hingga tinggi, baik itu dalam pendidikan formal, nonformal,
maupun informal. Dalam hal ini peran mahasiswa tak luput sebagai salah satu agen dalam
konservasi lingkungan (Sari, 2019).
Mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam menghadapi tantangan
lingkungan di Indonesia untuk mewujudkan kemajuan negara. Kontribusi mahasiswa dalam
menghadapi tantangan lingkungan dapat berupa pendidikan dan kesadaran lingkungan, inovasi
dan teknologi ramah lingkungan serta aksi konservasi. Mahasiswa memiliki kemampuan dalam
menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat yang mana
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu lingkungan kepada masyarakat.
Dalam hal inovasi mahasiswa mampu mengembangkan dan mendukung proyek-proyek
inovatif yang menggunakan teknologi ramah lingkungan. Mahasiswa juga turut terlibat dalam
kegiatan konservasi seperti reboisasi, pelestarian sumber air, dan rehabilitasi ekosistem yang
terdegradasi (Sugiarto dan Gabriella, 2020).

5. Hambatan dan Tantangan Menuju Indonesia Maju


Kondisi dan situasi masyarakat Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan, terutama
dalam hal mental dan karakter. Mudahnya memperoleh informasi yang diterima masyarakat
dari dunia luar dan diakses secara bebas menimbulkan adanya dampak pada perubahan perilaku
masyarakat. Penyalahgunaan teknologi juga menjadi penyebab perubahan perilaku dan
karakter yang buruk bagi manusia. Salah satu dampak negatif globalisasi adalah terjadinya
perubahan nilai dan sikap yang mudah terpengaruh oleh pergaulan yang tidak sesuai dengan
kebiasaan atau kebudayaan suatu negara. Saat ini, ada banyak penyebab dari rusaknya nilai dan
moral pada generasi bangsa. Oleh karena itu pentingnya pendidikan dan pola asuh dari
lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga yang akan menjadi perisai dalam pembentukan
karakter anak untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin maju. Hal ini sesuai dengan
gagasan dan pandangan Ki Hajar Dewantara tentang konsep Tripusat Pendidikan yang
menerangkan bahwa pendidikan berlangsung di tiga lingkungan, baik di keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Kerusakan karakter tidak hanya melanda para pejabat yang terjerat kasus korupsi,
generasi muda sudah mengalami penurunan karakter yang diharapkan menjadi fondasi manusia
dalam membangun bangsa terutama pada generasi millenial sebagai penerus bangsa. Contoh
kasusnya adalah adanya pergaulan bebas dengan minum-minuman alkohol, merokok,
pemakaian narkoba, seks bebas di usia remaja dan melakukan kejahatan pelecehan seksual.
Salah satu solusi dari masalah-masalah tersebut yaitu pendidikan karakter yang dimana
merupakan upaya dalam membentuk kepribadian manusia melalui proses knowing the good
(mengetahui hal yang baik), desiring the good (menginginkan hal yang baik) dan acting the
good (melakukan hal yang baik), yaitu proses pendidikan dengan melibatkan tiga ranah
pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral. Tanpa melibatkan 3 ranah tersebut
pendidikan karakter tidak akan efektif. Pendidikan membangun karakter, secara implisit
mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan
dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk. Pendidikan karakter
sangat penting dan diperlukan salah satunya sebagai daya cegah pengaruh negatif globalisasi
yang semakin gencar masuk dalam lingkungan masyarakat bangsa Indonesia.
Menurut Ambarita (2017), masuknya pengaruh budaya asing juga mempengaruhi
teknologi, remaja Indonesia saat ini sangat cepat menyerap informasi dalam kemajuan zaman.
Maka dari itu diperlukan adanya upaya dalam menumbuhkan sikap yang berlandaskan kepada
nilai-nilai pancasila sejak kecil. Dalam menjadikan generasi milenial yang berkarakter
diperlukan implementasi dari nilai-nilai pancasila supaya remaja zaman milenial sekarang akan
lebih mudah mengetahui ciri khas bangsa serta dapat membentuk jiwa berkarakter yang
didasari oleh pancasila demi kemajuan bangsa dan juga negara. Pancasila akan dijadikan
sebagai media pemersatu bagi Indonesia juga sebagai sumber nilai-nilai didalam kehidupan
sehari-hari Masyarakat. Bukan hal itu saja, pembentuk kepribadian dan sikap seorang individu
serta pemahaman yang bernilai tinggi dalam kehidupan sosial.
Ideologi pancasila yang kuat dan setiap kegiatan dalam kehidupan masyarakat
berpedoman pada Pancasila, apalagi melibatkan individu yang berbeda keyakinan, suku,
maupun ras (Sormin et al., 2019). Oleh karena hal tersebut, kedudukan Pancasila dapat
dijadiakan sebagai alat untuk mempersatukan sumber nilai dari bangsa Indonesia di dalam
kehidupan masyarakat. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya karena terdiri dari
banyak suku. Tetapi kebanyakan orang Indonesia telah memiliki tujuan yang sama. Dalam
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bersama agar perbedaan etnis tidak memecah belah
kita sebagai negara yang memiliki budaya, sumber daya alam, dan sumber daya manusia,
Indonesia sendiri harus juga menjunjung tinggi karakter bangsa sendiri. Identitas dari negara
juga merupakan ciri khas dari negara yang bisa menjadi pembeda dengan negara lain. Dari
identitas ini kita bisa membedakan antar negara. Agar berhasil membentuk akhlak yang baik,
pendidikan Pancasila berperan penting dalam membangun jiwa nasionalis dan moral, karena
nilai-nilai Pancasila sangat dalam dan menjadi pedoman bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu, Pancasila menjadi acuan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia. Tentunya dalam penyebarluasan IPTEK ke Indonesia masih mengandung nilai-nilai
budaya Barat atau nilai-nilai produsen IPTEK, dan mungkin saja mengandung nilai-nilai yang
tidak sesuai/tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia. Untuk itu Pancasila diperlukan
sebagai acuan agar nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila dibuang, dan negara
Indonesia tidak terpengaruh serta tetap mempertahankan milik atau identitasnya sebagai negara
Indonesia.

6. Mahasiswa Sebagai Generasi Maju

Generasi maju merupakan generasi yang mempunyai karakteristik cerdas, memiliki


jatidiri, kemandirian, ketangguhan, dan mampu beradaptasi dalam kehidupan masyarakat
global. Generasi maju memberikan harapan dan semangat baru bagi Indonesia untuk dapat
menjadi negara maju dengan sumber daya manusia berkualitas yang siap bersaing dengan
negara-negara maju lainnya. Sekolah sebagai institusi yang menghasilkan sumber daya
manusia tingkat tinggi harus mampu mengarahkan kepada peserta didik agar memiliki
kepribadian matang yang berakhlak mulia dengan intelegence dan pandangan sebagai motor
penggerak dalam memajukan bangsa dan negara. Mahasiswa sebagai generasi maju harus
mempunyai jiwa kepemimpinan. Selain mempunyai jiwa kepemimpinan peran mahasiswa
harus mempunyai kecerdasan hingga pikiran kemampuan atau skill dapat dijalankan dengan
baik dan penuh semangat. Dengan demikian peran mahasiswa harus mampu melestarikan
budaya gotong royong maka cita-cita bangsa ini akan teratasi apabila dari setiap mahasiswa
mempunyai jiwa kepemimpinan, agar dapat meneruskan pemikiran yang kuat untuk
mempertahankan bangsa ini sehingga kaum pemuda tidak kalah dan dapat diandalkan. Untuk
menyelamatkan bangsa dari dampak negatifnya diperlukan SDM yang kuat akan jati diri
bangsa dan memperkuat kebudayaan, serta dapat membangun norma bangsa seperti
mengedepankan gotong royong.

Para generasi muda sekarang harus dapat menyikapi perkembangan yang terjadi di
dunia, selalu mengambil sisi positif, dan meninggalkan sisi negatifnya. Memiliki semangat
jiwa muda yang dapat membangun negara Indonesia yang mandiri, bersatu dan damai
walaupun berbeda agama, suku, dan budaya, dapat berpikir Rasional, Demokratis, dan Kritis
dalam menuntaskan segala masalah yang ada di negara kita. Dengan cara cinta tanah air dan
rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan
persaudaraan antar agama, ras atau suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi
perpecahan ataupun perselisihan antar bangsa Indonesia. Kecintaan bangsa kepada negara
harus semakin erat dan semakin tinggi rasa bangga yang tertanam pada jiwa-jiwa bangsa
Indonesia terhadap negara sendiri. Walaupun masih ada beberapa pemuda yang tidak memiliki
rasa tersebut dan cenderung tidak lebih mencintai negaranya sendiri tapi sekarang saatnya
pemuda dan mahasiswa harus memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga Indonesia
(Yudhaswara, 2019).

PENUTUP

Kesimpulan
Mahasiswa berperan sangat penting dalam membangun Indonesia maju. Peran
mahasiswa dalam mencapai Indonesia maju juga mencakup advokasi dan partisipasi politik.
Mahasiswa dapat menjadi suara yang kritis dalam menyoroti isu-isu sosial dan politik yang
perlu mendapatkan perhatian lebih. Mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu-
ilmu yang didapatkan selama menjalani pendidikan dan memberikan dampak positif bagi
masyarakat sekitar.

Daftar Pustaka

Afnan, D. (2019). Peran Mahasiswa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan


Kewirausahaan. Journal Signal, 7(2), 156-168.
Ambarita. 2017. Pembangunan Karakter Menuju Generasi Emas Tahun 2025. Jurnal Unimed.
3(2), 1-13.
Ariani, Sri Santi. 2019. “Persepsi Mahasiswa Dalam Pengimplementasian Tri Daharma
Perguruan Tinggi”. At-Tadbir : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 3(1), 59-77.
Cahyono, H. 2019. Peran mahasiswa di Masyarakat. De Banten-Bode: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat (PKM) Setiabudhi, 1(1), 32-41.
Fajar, D. A., Sundani, A. B., Ryansyah, A. A. P., Zhafirah, A., Ramadhan, F., Nada, H. S., &
Arip, M. S. M. (2021). Peran Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam
Pemberdayaan Masyarakat di Bantar Gebang. PROCEEDINGS UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG, 1(32), 113-123.
Hasan, M. (2018). Pembinaan Ekonomi Kreatif dalam Perspektif Pendidikan Ekonomi. Jekpen:
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, I(1), 81-86.
Martadinata, A. M. (2019). Peran mahasiswa dalam pembangunan di Indonesia. Idea,
2655(7258), 2655-3139.
Rahayuningsih, F. 2022. Internalisasi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dalam
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Inovasi Pendidikan. 1(3), 177-187.
Sari, S. N. (2019, December). Kontribusi Mahasiswa Jurusan Geografi Universitas Ivet di
Semarang dalam Pelestarian (Konservasi) Lingkungan Kampus. In Forum Ilmu Sosial (Vol.
46, No. 2, pp. 154-164).
Sormin, Y., Furnamasari, Y. F., & Dewi, D. A. (2021). Identitas Nasional Sebagai Salah Satu
Determinan Pembangunan. 5, 7278–7285.
Sugiarto, A., & Gabriella, D. A. (2020). Kesadaran dan perilaku ramah lingkungan mahasiswa
di kampus. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 9(2), 260-275.
Yudhaswara Januarharyono. 2020. Peran Pemuda di Era Globalisasi. Jurnal Ilmiah Ilmu
Administrasi. 13(1), 1-10.

Anda mungkin juga menyukai