Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 Ilmu Komunikasi

Nama: Alqiqa Dipa Erlangga Abraham


NIM: 050870512

Dalam teori komunikasi Robert T Craig mencetuskan tujuh landasan tradisi teori pengertian
dalam bagaimana komunikasi pada manusia bekerja berdasarkan pengaruh dari dalam pikiran
manusia serta tindakan dan perilaku yang akhirnya mempengaruhi kehidupan manusia
tersebut. Tujuh teori tradisi komunikasi tersebut adalah semiotik, fenomenologis
(phenomenological), sibernetika (the cybernetic), sosiopsikologis (the socio-psychological),
sosiokultural (sociocultural), kritis dan retorika.

Semiotik adalah tradisi komunikasi yang berdasarkan dari tanda dan simbol yang berada
dalam kehidupan di sekitar kita yang di intrepertasikan arti dari tanda dan simbol tersebut
berdasarkan persepsi pemikiran manusia itu sendiri berdasarkan pengalaman pribadi suatu
individu manusia tersebut. Perbedaan tanda dan simbol disini dapat dijabarkan, tanda atau
“sign” adalah adalah sebuah rangsangan kepada Indera manusia yang bersifat nyata dan
memiliki makna yang jelas contohnya ketika seseorang memakai cincin di jari manis tangan
kiri maka diartikan bahwa orang tersebut telah menikah atau semut yang mengeremuni
sebuah toples bertanda bahwa toples tersebut tidak tertutup rapat. Sedangkan simbol lebih
diartikan sebagai sebuah tanda yang memiliki arti yang kompleks dan dapat memiliki
beberapa arti atau makna (realisasi subjektif), contohnya ketika dua individu yang memiliki
dua persepsi yang berbeda melihat sebuah foto yang sama seperti sebuah gambar pulau bali.
Satu manusia mengartikan foto pulau bali sebagai sebuah tempat parawisata dengan banyak
tempat wisata penuh dengan turis mancanegara dan makanan khas bali nasi lawer, sedangkan
satu individu yang lain mengartikan foto pulau bali tersebut sebagai rumah tempat keluarga
bertemu dan tempat nostalgia yang memiliki memori khusus yang hanya dimiliki oleh
individu tersebut karena individu tersebut berasal dari pulau bali. Walaupun kedua manusia
ini diberi foto yang sama namun kedua individu tersebut mengartikan foto tersebut dengan
makna yang berbeda karena persepsi yang berbeda. Dari pengertian tanda dan simbol
tersebut, tradisi semiotik pada intinya berorientasi pada benda (objek yang diobservasi),
manusia (sebagai penerjemah dan penganalsis) dan tanda (representasi dari benda sesuai
dengan analisis dan persepsi manusia). Semiotic dibagi menjadi tiga bagian yaitu semantik
representasi dari sebuah tanda (apa yang tanda representasikan), sintatik relasi hubungan
antara tanda tanda (hubungan yang terkait antara satu tanda dengan tanda lain dan pengendali
atas intrepertasi dari hubungan tanda) dan paragmatik yaitu utilitas tanda aspek komunikasi
yang terdapat pada tanda yang diintrepertaskan yang memiliki fungsi terhadap keadaan dari
penggunaan tanda tersebut.
Fenomenologis tradisi komunikasi yang berfokus kepada manusia itu sendiri karena fungsi
manusia sebagai penerjemah dari tanda dan simbol. Pengertiannya adalah manusia sebagai
tolak ukur dikarenakan manusia itu sendiri yang dapat memahami dan menganalisi secara
aktif arti tanda dan simbol dari benda yang diobservasi atau kejadian/kondisi yang terjadi di
sekitar lingkungannya (nyata) sehingga dapat digunakan sebagai data (manusia sebagai alat
pengukur pengambil data lapangan). Hal ini dikarenakan manusia memiliki sifat keahlian
yang dapat menilai sesuatu secara objektif dan menghilangkan persepsi bias berdasarkan
pemikiran rasionalis sehingga dapat menilai sesuatu hanya berdasarkan fakta yang terjadi di
lapangan atau berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitar yang secara
nyata benar benar terjadi.
Sibernetika (cybernetic) adalah tradisi komunikasi yang melibatkan semua faktor yang
saling terlibat dan terhubung, yaitu berorientasi kepada sistem yang terjadi secara fisik,
biologis, dan sosial sehingga sistem tersebut saling membentuk, mengendalikan serta
mempengaruhi pola dari keseluruhan sistem lingkungan mahluk hidup (proses manusia tanda
dan simbol berkomunikasi) yang bersifat selalu berubah (tidak konstan) karena aksi – reaksi
dari aktivitas yang terjadi di lingkungan/sistem tersebut dengan tujuan untuk mencapai titik
keseimbangan di sistem tersebut.

Sosiopsikologis (the socio-psychological) adalah tradisi komunikasi yang melihat individu


manusia sebagai mahluk sosial yang kognitif, memahami bagaimana cara manusia
memproses suatu informasi berdasarkan dari perilaku sebagai sosial individu, variabel
psikologis efek dari kepribadian dan sifat seseorang yang dapat mempengaruhi individu
manusia lain. Hal ini berkaitan dengan bagaiamana interaksi psikologi tiap individu individu
yang terlibat, seperti bagaimana mereka berencana membuat interaksi untuk berkomunikasi,
bagiamana seseorang menerima dan menelaah (memproses) informasi dari komunikasi
tersebut dan bagaimana efek respon terhadap lawan bicara.

Socio-kultural adalah tradisi komunikasi yang menilai efek dari interaksi sosial antar
individu manusia yang menyebabkan seseorang melihat dirinya (persepsi diri) dalam sebuah
sistem kelompok masyarakat berdasarkan bagaimana individu manusia lain melihat dia.
Dengan kata lain kita seorang individu manusia juga adalah hasil produk dari bagaimana
masyarakat atau individu lain menilai kita (hasil dari keyakinan persepsi masyarakat terhadap
suatu individu berdasarkan persepsi mereka dari tampilan seseorang).

Kritis adalah tradisi komuikasi yang didasari oleh pemikirian ideal (idealistic) yang
membentuk sebuah paham ideologi yang bersifat baku dan dianggap benar di dalam
masyarakat sehingga menimbulkan keyakinan yang berbeda untuk tiap tiap individu di
masyarakat yang akhirnya membuat golongan golongan atau kelompok di dalam masyarakat
itu sendiri berdasarkan dengan paham dan keyakinan dari ideologi yang mereka anggap benar
sesuai dengan interaksi sosial mereka. Kepercayaan ideologi mereka dari pemikiran idealistic
ini berdasarkan dari Tindakan dari pengetahuan yang mereka miliki, kelas sosial di
masyarakat, kekuasaan yang berlaku di masyarakat, Tindakan penindasan dalam masyarakat,
serta hak istimewa yang dimiliki oleh manusia yang berada di masyarakat tersebut dari
statusnya di masyarakat. Komunikasi yang berasal dari interaksi sosial berdasarkan
pemahaman dan kepercayaan ideologi suatu golongan masyarakat akhirnya menciptakan
sebuah tekanan pemikiran yang melahirkan konsep pembahasan kelas ekonomi di masyarakat
seperti “Marksisme”, kesenjangan yang terjadi di masyarakat (ketidakadilan berdasarkan
gender, ras dan peran sebuah golongan dalam masyarakat) dan evolusi komunikasi manusia
di era pos-modern yaitu munculnya era bebas informasi karena internet dan sosial media.

Retorika adalah tradisi komunikasi berdasarkan bagiamana awal mula nalar pikiran
manusia membentuk interaksi sosial yang bermula dari zaman batu (penggunaan simbol di
gua seperti gambar lukisan) hingga ke zaman modern yang lebih kompleks seperti
penggunaan pemikiran untuk penemuan ide/topik, penyusunan serta penyampaian informasi
dalam interaksi sosial manusia (berkomunikasi lewat pembicaraan, atupun pidato). Tradisi ini
berkembang secara parallel antara kemajuan cara manusia berpikir dengan kemajuan ilmu
pengetahuan yang ada, karena nalar atau pikiran manusia dalam menggunakan tanda dan
simbol berkembang mengikuti “ide” yang ada di dalam pikiran manusia tersebut, begitupun
sebaliknya “adjusting ideas to people and people to ideas” (Littlejohn & Foss 49).

Sumber:

https://www.kompasiana.com/supadiyanto/55009b1ca33311c56f511952/review-i-tradisi-tradisi-
teori-komunikasi
https://www.eajournals.org/wp-content/uploads/Another-Look-at-Mapping-the-Territory-Seven-
Traditions-in-the-Field-of-Communication-Theory.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/23/160000669/tujuh-tradisi-dalam-cakupan-
komunikasi?page=all#:~:text=Terdapat%20tujuh%20tradisi%20cakupan%20komunikasi,sosi
opsikologis%2C%20sosiokultural%2C%20dan%20kritis.
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Tujuh_Tradisi_Komunikasi
https://stories.briefer.id/2023/05/19/tradisi-komunikasi/

Anda mungkin juga menyukai