Anda di halaman 1dari 4

3 Sisa Tradisi Teori Komunikasi (Farid)

 Teori Tradisi Semiotik


Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani “semeion” yang
bermakna tanda. Tanda itu sendiri dapat menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat
komunikatif, dan mampu menggantikan suatu yang lain (stand for something else) yang
dapat dipikirkan atau dibayangkan (Broadbent, 1980).
Semiotika merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk menggali makna
yang terdapat dalam sebuah tanda. Menurut Susanne Langer “menilai simbol atau tanda
merupakan sesuatu yang penting, kehidupan binatang diperantarai melalui perasaan
(feeling), tetapi perasaan manusia diperantarai oleh sejumlah konsep, simbol, dan bahasa.1
Secara singkat Sobur (2003, hlm. 15) mengungkapkan semiotika adalah suatu ilmu
atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda disini yaitu perangkat yang kita
pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan
bersama-sama manusia.2 Semiotika, atau dalam istilah Barhtes, semiologi, pada dasarnya
hendak mempelajari bagai mana kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal (things).
Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda dapat mewakili
objek, ide, situasi, keadaan, perasaan dan sebagainya yang berada di luar diri. Tanda-
tanda atau symbol yang ada, dapat mendatangkan sesuatu yang mungkin atau tidak
mungkin dibagi. Tradisi ini cocok dijadikan sebagai metode pemecahan masalah,
kesalahpahaman, dan respon-respon yang bersifat subjektif.
Tradisi Semiotika itu sendiri terbagi atas tiga varian, yaitu:
 Semantic (Bahasa), merujuk pada bagaimana hubungan antara tanda dengan objeknya
atau tentang keberadaan dari tanda itu sendiri.
 Sintagmatic, atau kajian tentang hubungan antar tanda . Tanda hampir tidak dapat
berdiri sendiri.
 Paradigmatic, yang melihat bagaimana sebuah tanda membedakan antara satu
manusia dengan yang lain atau sebuah tanda bisa saja dimaknai berbeda oleh masing-
masing orang sesuai dengan latar belakang budayanya.

Keunggulan Tradisi Semiotika:

1
Morissan, Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2013), h. 135
2
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h.15
Semiotika memiliki keuntungan dalam menghasilkan “deskripsi-deskripsi tebal” yang
bertekstur serta analisis-analisis yang kompleks. Karena sangat subjektif, semiotika tidak
reliable dalam konteks pemahaman ilmu pengetahuan sosial , peneliti lain yang mempelajari
teks yang sama dapat saja mengeluarkan sebuah makna yang berbeda. Namun, hal ini tidak
mengurangi nilai semiotika karena semiotika adalah tentang memperkaya pemahaman
terhadap teks. Sebagai sebuah metode, semiotika bersifat interpretatif dan, konsekuensinya,
sangat subjektif.

 TEORI TRADISI KRITIS


Tradisi ini lahir dari asumsi teori-teori kritis yang memperhatikan adanya kesenjangan
dalam masyarakat. Tradisi Kritis merupakan hasil dari sebuah pengamatan
atau observasi yang dilakukan oleh banyak orang dalam memecahkan suatu masalah.
Memandang sebuah persoalan dari sudut yang kritis.

Tradisi Kritis menurut Little John mempunyai banyak cabang, yaitu :

 Tradisi Marx, Marxisme merupakan inti dan cabang induk dari teori kritis. Sebaga
pencetus pertama tradisi kritis. Marx mengajarkan bahwa cara-cara produksi dalam
masyarakat menentukan sifat masyarakat. Oleh karena itu, ekonomi adalah dasar dari
semua struktur sosial. Salah satu teori marxis klasik dinamakan the critique of political
economy yang hingga saat ini terus dikembangkan dengan cara mengadopsi ide-ide Marx
pada ekonomi politik
 Frankfurt School, sebagai cabang kedua tradisi kritis, Frankfurt School sangat
bertanggung jawab dalam munculnya istilah Crithical Theory. Pengikut aliran ini
percaya demi kebutuhan akan integrasi diantara kajian-khususnya filosofi, sosiologi,
ekonomi dan sejarah – untuk mempromosikan filosofi social yang luas atau teori
kritik yang mampu menawarkan pengujian yang komprehensif akan kontradiksi dan
interkoneksi dalam masyarakat.
 Tradisi Kritis dalam pandangan Modern. Yang mana sebuah tradisi yang dibangun
atas sebuah asumsi melalui jawaban ilmu pengetahuan, bahwa agen individu sebagai
agen perubahan dan penemuan aspek budaya yang cuma-cuma.3
 Post-modernisme. alam pengertian yang umum adalah perpecahan antara modernitas
dan proyek pencerahan. Posmodernisme muncul pada akhir masyarakat industry dan
munculnya jaman informasi. Produksi barang-barang dianggap oleh posmodernisme
sebagai jalan untuk memproduksi dan memanipulasi pengetahuan. Dimulai pada
tahun 1970-an menolak elitism, puritanisme, dan sterelisitas’ rasional karena
pluralism, relativitas, kebaruan (novelty) dan kontradiksi. Tokoh-tokohnya Jean-
Francois Lyotard dst.
 Post-Kolonialisme. dengan kata kuncinya bahwa semua kebudayaan dipengaruhi
oleh proses kekaisaran dari era kolonialisasi sampai saat ini”. Gagasan yang
dikemukan oleh Edward Said (dalam Littlejohn and Foss, 2009) bahwa penjajahan
menciptakan “kebedaan”. Penjajahan menciptakan stereotip pada populasi kelas
tertentu dan warna kulit tertentu.Para tereotikus pos-kolonial mengkaji isu-isu
3
Liittlejohn, Stephen, Theo-ries of Human Communication, Wadworth: Albuquerque (seventh ed), 2002
sebagaimana yang dikaji oleh kajian budaya dan kritik, ras, kelas, dan gender, dan
seksualitas tetapi semua distuasikan dalam susunan geopolitik dari hubungan Negara-
negara serta sejarah antar Negara mereka.
 Kajian Feminisme.

Kajian feminis tidak sekedar menawarkan kajian gender. Feminis berusaha


menawarkan teori-teori yang memusatkan pada pengalaman perempuan dan untuk
membicarakan kategori-kategori gender dan sosial lainnya, termasuk ras, etnis, kelas,
dan seksualitas. Kajian feminis dalam komunikasi misalnya bagaimana praktik
komunikasi berfungsi menyebarkan ideologi-ideologi gender yang dimediasi oleh
wacana

 TEORI TRADISI SIBERNETIKA (CYBERNETICS)

Kata “Cybernetics” berasal dari bahasa Yunani yang berarti“pengemudi, orang yang
mengemudikan kapal ke pelabuhan”. Ilmu Cybernetics belajar sistem pandu otomatis
seperti sistem yang mampu memandu rudal menemukan targetnya, komputer yang
memecahkan masalah sulit, atau robot yang melakukan perintah sulitsecara otomatis. 4
Cybernetics adalah ilmu yang berhubungan dengan studi perbandigan sistem kontrol manusia,
seperti otak dan sistem saraf.

Cybernetics merupakan tradisi yang membahas mengenai suatu sistem yang kompleks
dimana berbagai elemen yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Teori-teori yang terdapat pada Cybernetics menawarkan perspektif yang luas,
yaitu bagaimana berbagai variasi yang luas dari proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja.
Menurut Robert Craig, teori Cybernetics. merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang
didalamnya banyak individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Ciri-ciri Tradisi Sibernetika:

 Merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang di dalamnya banyak orang saling


berinteraksi, memengaruhi satu sama lainnya.
 Perspektif sibernetika dibutuhkan dalam memahami kedalaman dan kompleksitas
dinamika dalam berkomunikasi, misalkan memahami pola hubungan berinteraksi
dalam sebuah keluarga.
 Dalam teori sibernetika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial dan
perilaku bekerja.
 Dalam sibernetika, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel-
variabel yang saling memengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta
mengontrol karakter keseluruhan sistem dan layaknya organisme, menerima
keseimbangan dan perubahan.

Tujuan penting dari Cybernetics adalah untuk memahami dan menentukan fungsi dan proses
dari sistem yang memiliki tujuan dan yang berpartisipasi dalam lingkaran rantai sebab-akibat
yang bergerak dari tindakan menuju ke penginderaan lalu membandingkan dengan tujuan yang
diinginkan, dan kembali lagi kepada tindakan5

4
6 http://en.m.wikibooks.org-wiki-cybernetics. Diakses pada tanggal 27 September 2022 pukul 23.17 WIB
5
Maxwell Maltz, Psycho-Cybernetics Mutakhir, (Batam: Interaksara, 2004), hal. 17-19.
Tradisi sibernetika menjadi bagian dalam komunikasi yang popular dan berpengaruh,
sehingga bermanfaat bagi pemahaman komunikasi secara umum, sama halnya dengan
komunikasi yang terjadi dalam sehari-hari. Karena pengaruh-pengaruh sistem, kosakata
umum menjadikan teori-teori tersebut sesuai dan berguna sebagai kelompok. Meskipun teori-
teori tradisi sibernetika sangat bagus untuk pemahaman terhadap sebuah hubungan, tetapi
kurang efektif dalam membantu kita memahami perbedaan-perbedaan individu di antara
bagian-bagian sistem. Sebaliknya tradisi berikut sangat berguna dalam membantu kita
memahami individu manusia sebagai pelaku komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai