Anda di halaman 1dari 7

RESUME BAB 11

BUDAYA DAN MASYARAKAT

TRADISI SEMIOTIK

Anda mungkin memiliki kecenderungan untuk membagi dunia menjadi dunia lelaki dan dunia
perempuan. Beberapa bahasa tidak memiliki keterangan waktu sehingga keterangan masa
lampau, masa sekarang, dan masa depan harus disimpulkan dari konteks pembicaraan. Salah
satu perbedaan budaya-budaya adalah bagaimana bahasa digunakan, seperti yang ditunjukan
oleh kedua teori relativitas secara kode rumit dan terbatas dalam bagian berikut

Relativitas linguistik
Hipotesis Sapir-Whorf yang juga dikenal sebagai teori relativitas linguistik didasarkan
pada penelitian Edward Sapirdan anak didiknya Bemjamin Lee Whorf. Hipotesis Whorf
tentang aktivitas linguistik menyatakan bahwa susunan bahasa sebuah budaya menentukan
prilaku dan kebiasaan berpikir dalam budaya tersebut. Hipotesis ini menyatakan bahwa
proses pemikiran kita memandang dunia dibentuk oleh susunan tata bahasa. Suku Hopi akan
mengartikan waktu sebagai situasi yang tidak pernah ada, tetapi selalu bergerak dan
berakumulasi. Sebaliknya, dalam bahasa Standard Avarage Europhean (SAE), termasuk
bahasa inggris, kita menggambarkan waktu sebagai sebuah garis. Kita menggunakan
keterangan waktu-lampau, kini, dan masa depan untuk menunjukan lokasi atau tempat
dalam analogi ruang.

 Kode-kode meluas dan terbatas


Teori basil Bernstein tentang kode-kode rumit dan terbatas menunjukan bagaimana
susunan bahasa yang digunakan dalam pembicaraan sehari-hari mencerminkan dan
membentuk asumsi-asumsi dari sebuah kelompok sosial. Teori Bernstein terpusat pada kode
rumit dan terbatas. Kode-kode meluas (elaborated codes) memberikan cangkupan yang luas
tentang cara-cara yang berbeda untuk mengatakan sesuatu. Kode-kode ini memungkinkan
pembicara untuk menjelaskan gagasan dan maksud mereka. Kode-kode terbatas (restricted
codes) memiliki cakupan pilihan yang lebih sempit dan lebih mudah untuk memperkirakan
bentuk apa yang akan mereka ambil. Jadi, kode-kode meluas digunakan oleh pembicara
yang mementingkan identifikasi individualis di atas identifikasi kelompok.
Sebuah sistem peran tertutup (closed-role system) adalah setiap yang mengurangi
jumlah alternatif bagi pelaku peran. Sebuah sistem peran terbuka adalah sistem yang
mengembangkan alternatif bagi individu dalam kelompok. Kode-kode meluas bersifat
memberi kuasa karena memungkinkan pembicara untuk menyesuaikan diri dengan cakupan
pendengar yang luas dan masuk ke dalam tipe-tipe orang yang sangat berbeda.

TRADISI SIBERNETIKA
Tradisi sibernetikaakan memengaruhi bagaimana kita memperlakukan komunikasi dalam
masyarakat dan budaya karena masyarakat itu sendiri dapat dilihat dangan mudah sebagai
sistem yang besar
 Penyebaran Informasi dan Pengaruh Hipotesis Dua Langkah Lazarsfeld.
Pentingnya jaringan interpersonal dijelaskan oleh penelitian awal pada pemungutan suara
tahun 1940 yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld dan rekan-rekannya di Elmira, New York.
Teori arus dua langkah diringkas dengan baik dalam buku Elihu Katz dan Paul Lazarsfeld yang
berjudul Personal Influence. Penelitian terbaru pada arus dua langkah telah menujukan
bahwa penyebaran gagasan bukanlah sebuah proses dua langkas yang sederhana. Sebuah
model langkah majemuk (multiple-step model) secara umum diterima sebagai model yang
lebih akurat dalam proses yang sebenarnya.
 Teori Penyebaran Informasi Everett Rogers
Rogers menghubungkan penyebaran dengan proses perubahan sosial yang terdiri atas
penemuan, penyebaran (atau komunikasi), dan akibat. Perubahan tersebut dapat terjadi
secra internal dari dalam sebuah kelompok atau eksternal melalui kontak dengan agen
perubahan luar. Rogers menyatakan bahwa salah satyu tujuan penelitian penyebaran adalah
untuk menemukan cara-cara untuk mempersingkat kelambatan ini.
Kedua teori dalam tradisi ini merupakan teori-teori jaringan yang penting: mereka
menggambarkan sistem-sistem komunikasi yang terdiri atas jalur-jalur komunikasi yang
menyatukan manusia dalam putaran sibernetika. Akan tetapi, mereka lebih dari sekedar
hubungan atau kontrak sederhana karenan membentuk consensus dan kesamaan melalui
komujnikasi yang berulang.

TRADISI FENOMENOLOGIS
 Hermeneutika Budaya
Hermeneutika ini membutuhkan pengamatan dan penggambaran tindakan sebuah
kelompok, layaknya seseorang menguji naskah tertulis dan mencoba untuk mencari tahu
maksudnya. Dalam penafsiran budaya, lingkaran hermeneutika ini merupakan gerakan dari
konsep pengalaman dekat ke konsep pengalaman jauh. Penafsir budaya sebenarnya
menerjemahkan keduanya sehingga pengamat dari luar dapat memahami perasaan dan
pemaknaan anggota sebuah budaya dalam sebuah situasi. Para penafsir etnografi, tentu saja
tidak memulai penyelidikan mereka dengan tangan hampa.
Donal Carbaugh dan Sally Hasting menjelaskan perumusan teori etnografi sebagai
sebuah proses empat bagian. Bagian pertama adalah mengembangkan sebuah orientasi
dasar pada subjeknya. Fase kedua dari perumusan teori etnografi menetapkan kelas-kelas
atau jenis-jenis kegiatan yang akan diamati. Selanjutnya, etnograf merumuskan teori tentang
budaya tertentu yang sedang diteliti. Dalam fase keempat, etnograf kembali untuk mellihat
lagi pada teori umum tentang budaya dimana mereka bekerja dan mengujinya dengan
bebrapa kasus tertentu.

TRADISI SOSIOKULTURAL
Teori sosiokultural berasumsi bahwa sosiokultural memengaruhi interaksi. Berbagai
penyusunan sosial mempengaruhi dan membatasi percakapan yang menghasilkan penyusun
tersebut seperti yang ditunjukkan dalam teori penysun
 Etnografi Komunikasi
Etnografi komunikasi adalahg metode aplikasi etnografi sederhana dalam pola komunikasi
sebuah kelompok. Etnografi komunikasi melihat pada :
1. Pola komunikasi yang digunakan oleh sebuah kelompok
2. Mengartikan semua kegiatan komunikasi ini ada untuk kelompok
3. Kapan dan dimana anggota kelompok menggunakan semua kegiatan ini
4. Bagaimana praktik komunikasi menciptakan sebuah komunitas
5. Keragaman kode yang digunakan oleh sebuah kelompok

Pelaku dalam komunitas local menciptakan makna beersama dengan menggunakan kode
yang memiliki sejumlah pemahaman. Speech code adalah sebuah budaya tidak tertulis dan
sering menjadi buku panduan bawah sadar untuk bagaimana komunikasi dalam budaya.
Pengadilan moral dibuat tentang apakah individu dan kelompok berkomunikasi dengan
tepat dan menggunakanya dengan baik dalm bengtuk komunikasi budaya. Donal Carbaugh
menyatakan bahwa etnografi mengangkat paling tidak tiga jenis masalah. Masalah pertama
adalah untuk menemukan jenis identitas bersama (shared identity) yang diciptakan oleh
komunikasi dalam komunitas budaya. Masalah yang kedua adalah untuk menguak makna
bersama dari performa public (shared meaning of public perdormances) dilihat dalam
kompok. Masalah yang ketiga adalah untuk menggali kontradiksi paradoks dari kelompok.
Contoh komunikasi etnografi, mempertimbangkan pembelajaran Tamara Katriel di Israel
sebagai “gripping”.

 Performa Etnografi
Performa etogari adalah signifikan karena memperluas area lebih dari patokan tradisional
pada Bahasa dan teks supaya mencangkup perwujudan kegiatan (embodied practice). Turner
banyak menyaksikan diantara kehidupan teater dan budaya sehari-hari. Seperti aktor, kita
mengucapkan perkataan seperti halnya kita menunjukkannya dengan tubuh kita. Turner
mencatat bahwa drama sosial cenderung mengikuti proses tertentu. Panggung drama sosial
ini sering melibatkan kebanyakannya adalah ujian diri dan tempat dimana makna baru
tercipta atau yang lama diproduksi kembali. Peristiwa olahraga merupakan sebuah contoh
yang bagus dalam drama sosial.

TRADISI KRITIS
Banyak teori komunikasi memiliki sebuah kecenderungan untuk “menormalkan”
lembaga dan struktur yang dibentuk dalam interaksi sosial. Sebagian besar para ahli teori
kritis sekarang ini memandang proses sosial sebagai overdetermined, yang berarti bahwa
mereka disebabkan oleh banyak sumber. Banyak ahli teori kritis yakin bahwa kontradiksi,
tekanan, dan konflik adalah aspek yang tidak dapat dielakkan dari aturan sosial. Negara ideal
adalah sebuah lingkungan sosial yang setiap suara dapat didengar sehingga tidak ada
kekuatan yang memndominasi yang lainnya. Tidak ada skema yang sempurna, tetapi
kegunaan dari keempat kategori umum teori telah sangat membantu kita dalam
memisahkan bagian utamanya. Kategori-kategori ini adalah teori modernis, teori post
modern, post-strukturalisme, dan post-kolonialisme.
 Modernisme
Versi modern sering menunjuknya sebagai struktural memusatkan pada proses
struktur sosial yang sedang terjadi yang dianggap nyata dan kekal walaupun mereka
mungkin tersembunyi di balik kesadaran setiap kelompok. Marxisme salah satu kajian yang
paling pandai di abad ke-20 adalah teori dasar sosial Marxis. berasal dari ide-ide Karl Marx
dan Friedrich Engels yang menulisnya pada abad ke-19, pergerakan ini terdiri atas sejumlah
teori bebas yang menantang aturan masyarakat dominan. Pemikiran ini mempengaruhi
secara nyata semua cabang ilmu sosial, termasuk komunikasi.

Istilah ideology penting untuk sebagian besar teori kritis. Sebuah ideology adalah
sekumpulan ide-ide yang menyusun sebuah kelompok nyata, sebuah representasi dari
sistem atau sebuah makna dari kode yang memerintah bagaimana individu dan kelompok
melihat dunia. Teori-teori Marxis cenderung melihat kenyataan sebagai dasar untuk sebuah
perjuangan diantara minat dengan satu ideology yang mendominasi lainnya.
a) Jürgen Habermas dan Paham Frankfurt
Teorinya menggambarkanpemikiran yang sangat luas dan
mempersembahkan sebuah pandangan kritis yang berhubungan dengan komunikasi
dan masyarakat. Habermas mengajarkan bahwa masyarakat dipahami sebagai
sebuah campuran dari ketiga minat utama yaitu pekerjaan, interaksi, dan kekuasaan
semua hal yang penting dalam masyarakat.

Sebuah contoh dari semua minat dalam pekerjaan, survei klasifikasi negara
Georgia pada tahun 1970-an. Pada saat itu, Georgia sedang kekurangan 45.000
pegawai negeri sipil, sebuah tugas bersejarah; menurut ealy, hasilnya adalah
kehancuran komunikasi yang parah. Habermas menggunakan istilah wacana untuk
menjelaskan jenis komunikasi khusus yang dibutuhkanketika pernyataan pembicara
ditantang.

Ada banyak kesempatan menuntaskan kebebasan dalam masyarakat


modern daripada dalam masyarakat tradisional karena jumlah konflik yang lebih
besar dalam modernitas. Dalam masyarakat modern kita memiliki kesempatan
untuk mendengarkan berbagai macam pandangan, tetapi hanya jika sistem
membebaskan ekspresi.
b) Ilmu Pengetahuan Feminis dalam Tradisi Modern
Feminisme liberal, pondasi pergerakan wanita pada tahun 1960-an dan
1970-an didasari oleh demokrasi liberal, gagasan dimana kebenaran melibatkan
kepastian dalam kesetaraan hak bagi semua individu. Feminisme liberal mengatakan
bahwa perempuan telah ditekan sebagai sebuah kelompok dan mereka belum
mendapatkan hak yang sama dengan pria, seperti bukti bahwa penghasilan wanita
lebih rendah, pengeluaran wanita dari pusat kekuasaan dan pembuat keputusan,
dan wanita kurang mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan karier pilihan
mereka.

Pakar feminis berusaha untuk menjelaskan perspektif dan pandangan


dunianya dimana wacana wanita berbeda diciptakan ekspektasi dan pola komunikasi
wanita yang berbeda dan cara wanita melengkapi, menantang dan menyimpangkan
dugaan tersebut. Sementara kajian seperti itu menguak pola gender yang tidak
penting dalam masyarakat dan menciptakan kesadaran yang tinggi pada bagaimana
fungsi gender, wanita dan feminitas sering diakhiri seperti konstruksi kesatuan,
konstruksi yang diterapkan pada semua jajaran berita.

 Post-modernisme
Post-modernisme didasari oleh gagasan gagasan dimana realitas sosial tetap dihasilkan,
dihasilkan kembali, dan diubah dengan kegunaan Bahasa dan bentuk symbol lainnya.
1. Kajian Budaya
Kajian budaya meliputi investigasi tata cara budaya yang dihasilkan melalui
sebuah perjuangan diantara ideologi-ideologi. Tradisi kajian budaya dengan jelas
berorientasi reformis. Semua pakar ingin melihat perubahan dalam masyarakat
barat dan mereka memandang ilmu pengetahuan mereka sebagai alat perjuangan
budaya sosialis. Pakar kajian budaya membicarakan budaya dalam du acara. Definisi
pertama adalah ide dasar sebuah masyarakat atau kelompok tentram ideologinya,
atau cara kolektif dimana sebuah kelompok memahami perasaannya. Definisi kedua
adalah praktik atau keseluruhan cara hidup dari sebuah kelompok apa yang individu
lakukan secara materi dari hari ke hari.
Dalam kajian budaya, proses perolehan realitas dikuatkan dengan banyak
sumber yang disebut artikulasi. Pemahaman bersama kita kelihatan nyata ada
hubungan atau artikulasi diantara beberapa sumber-sumber pembuktian. Dalam
kajian budaya kekuatan yang bermain dalam masyarakat dianggap menjadi
overdetermined, atau yang disebabkan oleh banyak sumber.
Tujuan utama kajian budaya adalah untuk menunjukkan cara kelompok
ideologi kuat tanpa disadari, diabadikan dan mereka dapat ditolak untuk
mengacaukan sistem kekuasaan yang menghapus hak-hak kelompok tertentu.
2. Kajian Budaya Feminis
Kajian budaya feminis menyarankan bahwa kekuasaan relasi terbentuk dari
berbagai macam interaksi sosial dan bahwa Bahasa dan bentuk simbolis tetap
menciptakan kategori pemikiran seperti halnya hubungan sosial. Johnson dan Young
menemukan kelebihan iklan berorientas9 anak laki-laki menekankan tindakan
persaingan, penghancuran, dana agen dan pengendalian, sementara iklan yang
berorientasi wanita menekankan aktivitas yang terbatas seperti perasaan dan
perawatan.
Oleh sebab itu, pakar feminis berusaha untuk menemukan metode ilmu
pengetahuan yang mempertimbangkan penggantian subjek perempuan dan
hubungan wcananya yang juga dikondisikan dalam pengalaman budaya. Dalam hal
ini, ilmu pengetahuan feminis menjalankan kebebasan sebagai tujuan dari kajian
budaya, tidak hanya untuk budaya secara umum, tetapi demi ilmu pengetahuan itu
sendiri.
3. Teori Kritis Ras
Critical race theory (CRT), contoh lain dari pendekatan kajian
budaya,berdasarkan pada tradisi modernis dan post-modernis. Pergerakan memiliki
asal usul aktivis : dari pergerakan hak sipil, CRT menggunakan gagasan kondisi sosial
ditujukan untuk nilai historis yang salah dan dari feminisme radikal, hal ini
menggambarkan ide yang sebagian besar pola prilaku sosialnya tidak dikenali yang
mendasari pola dominasi lain dan patriaki.
Teori kritis ras memahami bahwa ras tidak hanya sebuah kategori structural,
namun sebuah perbuahan yang terus menerus berganti. Ketertarikan para ahli
komunikasi juga penting dalam menceritakan kisah seseorang, sehingga cerita
pribadi dapat melayani seperti cerita tandingan dari banyak cerita Amerika tentang
imigran. Thomas Nakayama dan Robert Krizek berusaha untuk membuat konstruksi
budaya putih agar terlihat dengan menggambarkan keenam kategori bawaan pada
wacana kulit. Mereka menemukab enam kostruksi putih berbeda yang ditambahkan
dalam jawaban yang diterima :
a. Putih disamakan dengan power : putih berarti status, mayoritas, dan
dominasi
b. Putih adalah kedudukan awal jika anda bukan warna lain
c. Putih adalah sebuah pengelompokkan sains tidak bermakna dan tanpa
status sosial
d. Putih berarti bangsa asli
e. Putih berarti penolakan terhadap penanaman diri seperti kategori ras,
apakah putih, hitam, atau kelompok etnik lainnya
f. Putih berarti keturunan Eropa
Ringkasnya, teori kritis ras dan penelitian putih memberikan post-modern
contoh dalam bagaimana pengujian wacana dengan hati-hati dapat mengungkapkan
cara masyarakat membangun kategori yang membatasi dan membebaskan banyak
orang.
 Post-strukturalisme dan Karya dari Michael Foucault
Pada awalnya, post-strukturalisme adalah sebuah pergerakan yang berasal dari
Prancis dalam bereaksi pada ide-ide semiotic tradisional tentang bahasa. Tujuan mereka
adalah mendekonstruksi bahasa untuk menunjukkan bahwa Bahasa dapat dipahami,
digunakan , dan disusun dalam banyak cara. Foucault mengatakan bahwa setiap masa
memiliki pandangan yang berbeda atau susunan konseptual yang menentukan sifat
pengetahuan dalam masa tersebut.

Menurut Foucault, wacana mencangkup naskah tertulis, tetapi juga mencangkup


Bahasa lisan dan bentuk-bentuk non-verbal seperti arsitektur, praktik-praktik institusional,
bahkan bagan dan grafik. Sebuah contontoh tentang bagaimana wacana membentuk
pengetahuan adalah pidato terkenal Richard Nixon tentang Checkers. Susunan wacana
merupakan sebuah tatanan aturan yang melekat yang menentukan bentuk dan dasar praktik
diskursif. Aturan-aturan ini mengatur apa yang boleh dibicarakan atau ditulis, dan siapa yang
boleh membicarakan atau menulisnya, dan kata-kata yang dianggap serius.

Penelitian Foucault pada sistem hukum adalah sebuah contoh tentang hubungan
antara Bahasa, wacana, dan sistem yang mereka ciptakan. Ia menemukan sebuah
pergeseran yang dramatis abad ke-18 dan ke-19 yang menjauh dari hukuman siksaan dan di
depan umum ke penahanan dan perlindungan tersangka dari hukuman fisik.

Penelitian Foucault terpusat pada menganalisis wacana dalam sebuah cara yang
mengungkapkan aturan-aturan dan susunannya. Metode ini menampilkan perbedaan atau
kontradiksi, alih-alih kesamaan, dan menyingkap sebuah rangkaian salah satu bentuk
wacana. Penafsiran atau penentuan makna sebuah naskah tidak dapat dihindari dalam
analisis naskah, tetapi harus diminimalisir karena penafsiran tidak mengungkapkan susunan
diskursif dan sebenarnya dapat mengaburkannya.

 Post-kolonialisme
Teori post-kolonialisme adalah sebuah kritik tentang kolonialisme yang telah
menjadi susunan budaya penting dari periode modern. Para peneliti post-kolonial mencoba
untuk menguji, memahami, dan pada akhirnya membuka susunan historis yang diciptakan,
dipertahankan, dan terus menghasilkan kembali penindasan dari pengalaman colonial.
Mereka juga berfokus pada apa yang disebut neokolonialisme seperti yang terjadi dalam
wacana kontemporer tentang orang lain.

Pendirian post-kolonialisme tidak terpisahkan dengan politik, memandang


emansipasi dari susunan opresif ketika mereka terus bergerak dalam wacana Barat dan
dalam dunia material. Sebuah tema yang penting dalam penelitian post-kolonial adalah
hibriditas/ruang antara budaya-budaya. Teori post-kolonial juga sangat berkaitan dengan
dengan kekuasaan komponen dasar lainnya dari tradisi kritis. Selain memberikan
pemahaman kritis tentang dinamika kekuasaan imperialism dalam semua bentuknya, teori
ini juga memahami kesulitan dalam menghilangkan susunan ideologis yang mendominasi
pendidikan dan dunia.
Para peneliti post-kolonial menyarankan beberapa cara untuk mulai bergumul
dengan bentuk-bentuk dominasi di mana kita menemukan diri kita. Pertama adalah dengan
belajar meninggalkan keistimewaan untuk mengenal dan mengakui cara-cara di mana
kegiatan sehari-hari kita berhubungan dengan minat politik, nasional, dan internasional.
Kedua adalah dengan menghindari, mementingkan orang lain dalam cara yang sama dimana
orang lain dipentingkan oleh wacana barat. Kritik post-kolonial selalu bersifat refleksi diri
dan menganggap bagaiman proses ilmu pengetahuan bias menuliskan hubungan
kekuasaaan dan susunan hegemonis yang dia coba lawan.

Trinh membuat perbedaan antara keoranglainan dan perbedaan untuk mengetahui


bagaimana individu ditempatkan dalam sistem dominasi. Individu-individu dalam posisi
istimewa dalam hubungannya dengan sebuah ideologi cenderung ,erespons pada orang lain
yang berbeda dari mereka melalui sudut pandang keoranglainan, menunjukkan sebuah jati
diri yang tetap, stabil dan penting bagi orang lain. Trinh menggunakan dua alat bantu utama
dalam komunikasi penyimpangan dugaan dan menghargai kemajemukan untuk mencari
gangguan ideology dominasi.

Proyek pascakolonial singkatnya menghadirkan masalah tradisi ksritis dominasi,


ideology, dan kekuasaan pada kancah global. Tradisi ini bersifat bertentangan, tradisi ini
sadar dan bangga akan nilai-nilainya, dan tradisi ini memiliki tujuan yang jelas untuk
meningkatkan kesadaran. Teori-teori kritis menentang banyak kecenderungan dari tradisi-
tradisi lain. Teori-teori post-struktural sangat menolak pemikiran semiotic tentang susunan
Bahasa, dan para ahli post-modern akan menolak deskripsi sistem objektif yang sering
ditemukan dalam tradisi sibernetika. Jadi sementara teori kritis telah ditanamkan dalam
banyak potongan dan kepingan tradisi lain, tujuannya biasanya untuk menentang dan
menolak tradisi-tradisi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai