GRIFFIN 20-21
MATA KULIAH
PRESPEKTIF DAN TEORI KOMUNIKASI
Dosen Pengampu Dra. Prahastiwi Utari M.Si., Ph.D
Disusun Oleh:
LINGGA ANGLING WULUNG
S231608019
Littlejohn mengemukakan bahwa setiap bentuk masyarakat membutuhkan organisasi. Setiap kali
kita berkolaborasi untuk mencapai tindakan kolektif, organisasi muncul. Organisasi "secara
simbolis mencapai kerjasama", dan komunikasi organisasi adalah bidang yang mempelajari
bagaimana kerja sama dicapai atau cara organisasi dibuat. Dimana setiap individu-individu di
dalam organisasi itu memberikan pengaruh atas orang lain, kelompok tertentu mengerahkan
pengaruh atas kelompok lain dan sistem tertentu mengerahkan kekuasaan/kekuatan yang
mengontrol atau mengelola sistem lain. Littlejohn berpendapat bahwa ada 3 aspek dalam
organisasi yaitu:
1). Struktur Organisasi. Bentuk dan Fungsi; (Organizational structure, form and function)
2). Manajemen, Kendali/Pengawasan, dan Kekuasaan/Kekuatan; Serta (Management, control,
and power)
3). Budaya Organisasi. (Culture)
Pada chapter ini Littlejohn mengelompokkan organisasi kedalam kelompok tradisi-tradisi craig
yaitu, tradisi Sosiopsikologi, Sibernetik, dan Sosiokultural. Ketiga pendekatan tradisi tersebut
oleh Littlejohn dikaitkan dengan teori-teori antara lain:
Teori birokrasi Weber bias kita lihat sangat dekat dengan tradisi sosiopsikologi, karena disini
individu mempunyai peran yang besar dalam pencapaian tujuan organisasi.
Pada pendekatan Sibernetik ini melihat struktur sebagai muncul dari pola interaksi dalam
organisasi. Teori yang digunakan pada pendekatan tradisi ini adalah :
Teori yang mewakili tradisi Sosiokultural adalah Teori Stukturisasi yang dikemukakan oleh
Poole & McPhee. Strukturisasi adalah proses akibat yang tidak diharapkan dari tindakan
menciptakan norma, aturan, dan susunan sosial lain yang membatasi atau mempengaruhi
tindakan masa depan. Susunan organisasi diciptakan ketika individu saling berkomunikasi dalam
metafora "tempat": 1). Tempat konsepsi, 2). Tempat implementasi, 3.) Tempat penerimaan.
Menurut Poole & McPhee,iklim organisasi adalah penjelasan umum kolektif tentang organisasi
yang membentuk harapan dan perasaan anggotanya dan juga kinerja organisasi.
3. CULTURE
Teori yang mengikuti topik Culture (budaya) pada organisasi ini adalah Budaya Organisasi.
Pendekatan tradisi yang paling dekat menurut Littlejohn adalah dari tradisi Sosiokultural. John
mengambil teori dari John Van Maanen dan Stephen Barley. John Van Maanen & Stephen
Barley menggaris bawahi 4 bidang budaya organisasi: 1). Konteks ekologis
(lokasi,waktu,sejarah,konteks sosial), 2). Jaringan atau interaksi diferensial, 3). Pemahaman
kolektif (isi dari budaya,gagasan ,cita cita, nilai dan kegiatan), 4).idang individu (domain)
individu. Teori tentang budaya organisasi juga dikemukakan oleh Pacanowsky dan Nick
O’Donnell-Trujillo merasa bahwa organisasi dapat paling baik dipahami dengan menggunakan
lensa budaya. ini budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis, dan latar belakang
individu. Menurut Pacanowsky dan O’Donnell-Trujillo budaya adalah suatu cara hidup di dalam
sebuah organisasi. Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis.
Hal ini mencakup semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat produktifitas Budaya organisasi
juga mencakup semua simbol (tindakan, rutinitas, percakapan, dst) dan makna-makna yang
dilekatkan orang pada simbol-simbol ini. Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui
interaksi yang terjadi antar karyawan dan pihak menejemen.
Antropolog Princeton Clifford Geertz menulis bahwa “manusia adalah seekor binatang yang
digantungkan pada jaring keberartian yang telah ia pilin sendiri”. Ia menggambarkan budaya sebagai
jaring-jaring tersebut. Untuk berjalan melintasi rintangan menuju pusat jaring, orang harus menemukan
interpretasi umum yang menyatukan jaring tersebut. Budaya memiliki makna, pemahaman, dan
kepraktisan yang sama.
Dalam bidang komunikasi, mantan professor Universitas Colorado, Michael Pacanowsky telah
menerapkan wawasan budaya Geertz kedalam kehidupan organisasi. Ia mengatakan bahwa jika budaya
terdiri atas jaring-jaring makna yang telah dipilih oleh orang, dan jika jaring yang dipilih itu menyiratkan
aksi pemilihan, ‘maka kita perlu memperhatikan bukan hanya struktur jaring budaya tersebut, melainkan
juga proses pemilinannya juga. Proses itu adalah komunikasi. Yaitu komunikasi yang “menciptakan dan
merupakan realita dunia yang dianggap benar”.
DESKRIPSI YANG KENTAL – APA YANG DILAKUKAN OLEH PARA AHLI ETNOGRAFI
Geertz menyebut dirinya sebagai ahli etnografi. Persis seperti ahli geografi yang menggambar
bagan wilayah fisik, para ahli etnografi memetakan wacana sosial. Mereka melakukan hal ini “untuk
menemukan siapakah mereka menurut orang-orang, apa yang mereka pikir sedang mereka lakukan, dan
untuk apa mereka melakukan itu”. Tidak ada jalan pintas untuk bulan-bulan pengamatan partisipan yang
diperlukan untuk mengumpulkan sebuah catatan interaksi yang mendalam. Tanpa bahan mentah itu, tidak
akan apapun yang harus diinterpretasikan. Etnografi adalah memetakan wacana sosial; menemukan
siapakah orang-orang yang ada didalam suatu budaya menurut mereka, apa yang mereka pikir mereka
lakukan, dan untuk tujuan apa mereka berpikir mereka melakukannya.
Catatan-catatan yang ditulis setiap hari mengenai pengamatan yang intensif akan menjadi
dukungan yang cukup bagi Geertz untuk menyebut etnografi sebagai deskripsi yang kental. Akan tetapi,
istilah ini menjelaskan lapisan makna umum yang saling berkaitan yang mendasari apa yang orang
katakan dan lakukan. Deskripsi yang kental adalah rekonstruksi yang paling kuat, bukan hanya
pengamatan yang terperinci. Deskripsi yang kental adalah sebuah catatan tentang lapisan-lapisan makna
umum yang saling terjalin yang mendasari apa yang seseorang katakan dan lakukan. Sejak Geertz
mempopulerkan konsep, kebanyakan ahli etnografi menyadari bahwa tugas mereka adalah:
1. Menjelaskan pembicaraan dan tindakan-tindakan secara akurat dan konteks dimana mereka terjadi.
2. Memahami pikiran, emosi, dan jaring interaksi sosial.
3. Memberikan motivasi, niat, atau maksud kepada apa yang orang katakan dan lakukan.
4. Menulis hal ini dengan penuh seni jadi pembaca merasa mereka telah mengalami kejadian-kejadian
tersebut.
5. Menafsirkan apa yang terjadi; menjelaskan apa arti dari hal ini didalam budaya ini.
Deskripsi yang kental menelusuri banyak untaian dari sebuah jaring budaya dan penelusuran yang
mengembangkan makna. Tidak peduli seberapa tinggi tumpukan catatan seorang ahli etnografi, tanpa
interpretasi, mereka masih akan menjadi deskripsi yang tipis (lemah).
Deskripsi yang kental dimulai dengan sebuah keadaan kebingungan. Apa yang terjadi? Geertz
menanyai dirinya saat ia mengarungi sebuah budaya baru. Satu-satunya cara untuk mengurangi teka-teki
adalah dengan mengamati seolah-olah seseorang itu adalah orang asing di sebuah dataran yang asing.
Walaupun Pacanowsky akan memberikan perhatian kepada semua kinerja budaya, ia akan sangat
sensitif terhadap para anggota bahasa imajinatif yang digunakan, cerita yang mereka kisahkan dan
upacara dan ritual-ritual non verbal yang mereka praktekkan. Secara keseluruhan, ketiga bentuk
komunikasi ini memberikan akses yang bermanfaat terhadap makna bersama yang unik didalam sebuah
perusahaan.
Akan tetapi, dapatkah budaya diciptakan? Geertz menganggap interpretasi bersama muncul
secara alami dari semua anggota sebuah kelompok bukan yang direkayasa secara sadar oleh para
pemimpin. Para manajer dapat mengutarakan sebuah visi baru dalam kosakata yang segar, tetapi,
pekerjalah yang tersenyum, berkeluh kesah, tertawa atau mengejek.
Makna-makna sulit untuk dihilangkan. Para pengamat simbol didalam sebuah perusahaan dengan
cepat mengurangi kata-kata manajemen jika mereka tidak seimbang dengan kinerja. Akan tetapi, bahkan
meskipun budaya dapat diubah, masih ada pertanyaan tentang apakah ia harus diubah.
Professor komunikasi Universitas Colorado Stanley Deetz telah mengembangkan sebuah teori
komunikasi kritis untuk meneliti cara-cara untuk menjamin kesehatan keuangan perusahaan sambil
meningkatkan gamabran tentang beraneka macam kepentingan manusia. Ia menguraikan tentang
bagaimana tempat kerja dapat menjadi lebih produktif dan demokratis melalui reformasi komunikasi.
KETERLIBATAN: EKSPRESI YANG BEBAS TENTANG IDE, TETAPI TIDAK ADA SUARA
Keterlibatan karyawan dalam pilihan perusahaan dimulai dengan sebuah kotak saran yang
tergantung di dinding. Keterlibatan adalah pengekspresian ide yang bebas yang mungkin atau mungkin
tidak mempengaruhi keputusan manajerial. Akan tetapi Deetz mencatat bahwa model demokrasi liberal
hanya bekerja di perusahaan-perusahaan dimana setiap orang memiliki serangkaian nilai umum. Dalam
masyarakat postmodern yang heterogen saat ini, kasus ini jarang terjadi.
Akan tetapi menurut Deetz suara bukan hanya sekedar memiliki sebuah pernyataan. Ketika
melakukan survey praktek komunikasi perusahaan, Deetz menyimpulkan bahwa “hak ekspresi tampaknya
lebih sentral daripada yang tepat untuk diinformasikan atau untuk memiliki pengaruh. Melalui
keterlibatan dalam diskusi kebijakan perusahaan, karyawan memiliki kesempatan untuk mengudarakan
keluhan mereka, menyatakan keinginan mereka dan merekomendasikan cara-cara kerja alternatif.