Anda di halaman 1dari 15

Disusun Oleh:

Hagi julio
m.mansyur
Tradisi Sosiopsikologis
 Tradisi sosiopsikologis adalah tradisi komunikasi yang
mempunyai pengaruh kuat pada bagaimana cara kita
berfikir tentang pelaku komunikasi sebagai individu
meneliti mengenai perilaku manusia.

 Tujuan :
 Untuk memahami bagaimana dan mengapa setiap
manusia berprilaku seperti yang mereka perbuat.
Fokusnya
 Tradisi ini berfokus pada perilaku sosial individu,
variabel psikologis,efek individu,kepribadian dan sifat
persepsi dan kognisi
Gagasan Utama
 Karya Komunikasi :
Perhatian pada persuasi dan perubahan
sikap,pemprosesan pesan,bagaimana individu
merencanakan strategi pesan,efek pesan dsb

Bagian yang populer :


Teori sifat
Identifikasi variabel kepribadian
Kecendrungan pelaku komunikasimempengaruhi
individu bertindak dan berinteraksi
TEORI TURUNAN SOSIOPSIKOLOGIS
 Penetrasi Sosial / Social Penetration Theory
 Teori Interaksi Sosial / Interaction Social Theory
 Teori Perilaku/Behavior Theory
 Teori Kognitif Sosial
 Communibiological / Biology/komunikasi biologis
1
Communibiological / Biology/komunikasi biologis
(Encyclopedia of Communication :Communibiological, 117)
The communibiological paradigm refers to a perspective on the
study of human communication that focuses on the role of
neurobiological systems in the production of behavior. Individual
differences in communication behavior are conceptualized as
reflecting individual differences in neurobiological systems. The
initial rationale for the communibiological paradigm was based on
the fact that after 30 years of research effort, the learning paradigm
had failed to account for acceptable percentages of variance in
either traits or behaviors. Similarly, models that suggested that
humans can respond spontaneously to the demands of social
situations also failed to produce accurate prediction of what people
do during social encounters. The communibiological paradigm was
proposed to lead to more accurate predictions of communicative
behavior.
Teori ini adalah dari sudut pandang biologis. Karena kajian genetic
diasumsikan menjadi semakin pentig, para ahli psikologi dan ahli teori
perilaku pun tertarik dalam efek-efek fungsi dan struktur otak,
neurochemistry, dan factor genetic dalam menjelaskan perilaku manusia.
Para ahli tersebut percaya bahwa banyak dari sifat, cara berpikir, dan
perilaku individu diikat secara biologis dan didapat bukan hanya dari
pembelajaran atau faktor-faktor situasi, melainkan dari pengaruh-
pengaruh neurobiologis sejak lahir. Teori-teori ini, yang mulai diakui
pada tahun 1990-an, mungkin paling baik dikatakan psikobiologis, yang
mungkin berupa tradisi yang muncul didalamnya; paling tidak, bagi edisi
buku ini sekarang, kita akan memasukkannya dalam psikologi sosial.
Itilah communibiology mengacu pada kajian komunikasi dari perspektif
biologis.
2. Teori Kognitif Sosial
 (Encyclopedia of Communication : Learning and Communication,
598)
Another approach to attitude change, known as social learning theory
(also social cognitive theory), argued that individuals learn by observing.
People are seen as goal driven, and they observe others to determine what
actions would be of benefit to them. Albert Bandura thought that people
gather information about the environment and behavior to serve as guides
for action—and observation could occur in a variety of contexts. Most
famously, he conducted experiments to show that individuals could learn
vicariously through observational learning; his work was one of the early
touchstones of work on television violence. Bandura’s concept of
communication and learning moved beyond simple stimulus-response
models; although modeling of reward and punishment were important,
individuals were seen as active gatherers of information, gathering
feedback about their actions to restructure their goals and actions in order
to maximize reward and benefit.
Pendekatan lain untuk perubahan sikap, dikenal sebagai teori pembelajaran sosial (juga teori
kognitif sosial), berpendapat bahwa individu belajar dengan mengamati. Orang-orang
dipandang sebagai didorong oleh tujuan, dan mereka mengamati orang lain untuk
menentukan tindakan apa yang akan bermanfaat bagi mereka. Albert Bandura berpikir
bahwa orang berkumpul informasi tentang lingkungan dan perilaku untuk berfungsi sebagai
panduan untuk tindakan — dan observasi dapat terjadi dalam berbagai konteks. Paling
terkenal, dia melakukan eksperimen untuk menunjukkan individu itu bisa belajar perwakilan
melalui pengamatan belajar; karyanya adalah salah satu batu ujian awal pekerjaan
kekerasan televisi. Konsep Bandura komunikasi dan pembelajaran bergerak lebih jauh model
respons-stimulus sederhana; meskipun pemodelan pahala dan hukuman itu penting, individu
dipandang sebagai pengumpul informasi aktif, mengumpulkan umpan balik tentang
tindakan mereka merestrukturisasi tujuan dan tindakan mereka untuk memaksimalkan
imbalan dan manfaat.

teori kognitif yang cukup banyak digandrungi saat ini, berpusat pada bentuk pemikiran,
cabang ini berkonsentrasi pada bagaimana individu memperoleh, menyimpan, dan
memproses informasi dalam cara yang mengarahkan output perilaku. Dengan kata lain,
apa yang Anda lakukan dalam situasi komunikasi bergantung tidak hanya pada bentuk
stimulusrespons, melainkan pada operasi mental yang digunakan untuk mengelola
informasi.
3. Teori Perilaku / Behavior
 Dalam sudut pandang perilaku, teori-teori berkonsentrasi pada bagaimana manusia berperilaku
dalam situasi-situasi komunikasi. Teori-teori tersebut biasanya melihat hubungan antara perilaku
komunikasi apa yang Anda katakan dan lakukan dalam kaitannya dengan beberapa variable, seperti
sifat pribadi, perbedaan situasi, dan pembelajaran. Sampai sekitar tahun 1960-an, penekanan dalam
psikologi adalah bagaimana kita mempelajari perilaku dengan menghubungkan antara stimulus
dengan respons. Ketika perilaku tertentu di beri penghargaan, perilaku tersebut akan diulang. Para
ahli psikologis menyebutnya “pembelajaran (learning)”. Ketika respons diberi hukuman, perilaku
tersebut akan berhenti atau “unlearned”. Saat ini, para ahli tradisi sosiopsikologis mempercayai bahwa
penggambaran ini merupakan penjelasan sederhana bagi perilaku manusia.

(Encyclopedia of Communication : Learning and Communication, 597)


4. Teori Interaksi Sosial / Interaction Social Theory
Gilin mengungkapkan bahwa Interaksi Sosial adalah berbagai hubungan social
yang secara dinamis terkait dengan hubungan antar Individu atau Kelompok
terhadap kelompok lainnya.

(Encyclopedia of Communication : Page 899-900)


Many theories have been used to investigate social interaction; four having historic connections and theoretical overlap will
be briefly described in this entry, together with a few major concepts from each: interactional theory, social communication
theory, dramaturgical theory, and interactional sociolinguistics. They are similar in their efforts to investigate human
interaction broadly. All four theories assume that participants socially construct their relationships and interactions
through their communication and that communication is a situated, multiparty accomplishment. All examine the
extraordinary orderliness of everyday face-toface interaction and the ways in which participants collaborate to create that
order and the resulting meanings for themselves. In addition, these theories share assumptions about the need to conduct
research through direct observation of actual behavior. Some of the concepts may seem familiar, as these theories were
developed in the 1950s and 1960s, and thus have served as the foundation for some later theories.
5.Penetrasi Sosial / Social Penetration Theory
Social penetration theory, by Irving Altman and Dalmas Taylor, describes how self-disclosure moves
relationships from superficial to intimate. This was one of the first theories about how changes in
communication patterns can effect changes in relationships. The theory, first published in the early 1970s,
is often called “the onion model” because it portrays people as having multiple layers centered on a core. At
the core are a person’s deeply held beliefs, values, thoughts, and feelings. This core can be conceptualized as
the “true” self that is private and protected. People’s layers have both depth and breadth, so there are
different topics that we can know about a person (breadth), as well as lots of detail about each topic
(depth). As people get to know each other, they self-disclose and “shed” layers, which moves the relationship
deeper. Relationships develop as people move from the superficial layers closer to the core layers.
(Encyclopedia of Communication : Interpersonal Communication Theories 550)
Terjemah :
Teori penetrasi sosial, oleh Irving Altman dan Dalmas Taylor, menjelaskan cara pengungkapan diri
memindahkan hubungan dari dangkal ke intim. Ini adalah salah satu teori pertama tentang bagaimana
perubahan dalam pola komunikasi dapat mempengaruhi perubahan hubungan. Teorinya, pertama kali
diterbitkan pada awal 1970-an, sering disebut "model bawang" karena itu menggambarkan orang-orang yang
memiliki banyak lapisan yang terpusat pada inti. Pada intinya adalah seseorang sangat dipegang keyakinan,
nilai, pikiran, dan perasaan. Inti ini bisa dikonseptualisasikan sebagai diri "sejati" yang bersifat pribadi dan
dilindungi. Lapisan orang memiliki kedalaman dan luasnya, jadi ada topik berbeda yang kita bisa tahu tentang
seseorang (luasnya), serta banyak detail tentang setiap topik (kedalaman). Ketika orang mulai saling mengenal,
mereka mengungkapkan diri dan "menumpahkan" lapisan,yang menggerakkan hubungan lebih dalam.
Hubungan berkembang saat orang pindah dari Internet lapisan superfisial lebih dekat ke lapisan inti.
Dalam perspektif teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor
menjelaskan beberapa penjabaran sebagai berikut:
Pertama, Kita lebih sering dan lebih Kedua, keterbukaan-diri (self disclosure)
cepat akrab dalam hal pertukaran bersifat resiprokal (timbal-balik), terutama
pada lapisan terluar dari diri
kita. Kita lebih mudah pada tahap awal dalam suatu hubungan.
membicarakan atau ngobrol tentang Menurut teori ini, pada awal suatu hubungan
hal-hal yang kurang penting dalam kedua belah pihak biasanya akan saling
diri kita kepada orang lain, daripada
membicarakan tentang hal-hal yang antusias untuk membuka diri, dan
lebih bersifat pribadi dan personal. keterbukaan ini bersifat timbal balik. Akan
Semakin ke dalam kita berupaya tetapi semakin dalam atau semakin masuk ke
melakukan penetrasi, maka lapisan
kepribadian yang kita hadapi juga dalam wilayah yang pribadi, biasanya
akan semakin tebal dan semakin keterbukaan tersebut semakin berjalan
sulit untuk ditembus. Semakin lambat, tidak secepat pada tahap awal
mencoba akrab ke dalam wilayah
yang lebih pribadi, maka akan hubungan mereka. Dan juga semakin tidak
semakin sulit pula. bersifat timbal balik.
Ketiga, penetrasi akan cepat di awal akan Keempat, depenetrasi adalah proses
tetapi akan semakin berkurang ketika yang bertahap dengan semakin
semakin masuk ke dalam lapisan yang makin
memudar. Maksudnya adalah ketika
dalam. Tidak ada istilah “langsung akrab”.
suatu hubungan tidak berjalan lancar,
Keakraban itu semuanya membutuhkan suatu
maka keduanya akan berusaha semakin
proses yang panjang. Dan biasanya banyak
dalam hubungan interpersonal yang mudah
menjauh. Akan tetapi proses ini tidak

runtuh sebelum mencapai tahapan yang bersifat eksplosif atau meledak secara
stabil. Pada dasarnya akan ada banyak faktor sekaligus, tapi lebih bersifat bertahap.
yang menyebabkan kestabilan suatu Semuanya bertahap, dan semakin
hubungan tersebut mudah runtuh, mudah memudar.
goyah. Akan tetapi jika ternyata mampu
untuk melewati tahapan ini, biasanya
hubungan tersebut akan lebih stabil, lebih
bermakna, dan lebih bertahan lama.
PENUTUP
Dalam teori penetrasi sosial, kedalaman suatu hubungan adalah penting. Tapi, keluasan
ternyata juga sama pentingnya. Maksudnya adalah mungkin dalam beberapa hal tertentu
yang bersifat pribadi kita bisa sangat terbuka kepada seseorang yang dekat dengan kita.
Akan tetapi bukan berarti juga kita dapat membuka diri dalam hal pribadi yang lainnya.
Mungkin kita bisa terbuka dalam urusan asmara, namun kita tidak dapat terbuka dalam
urusan pengalaman di masa lalu. Atau yang lainnya.

Karena hanya ada satu area saja yang terbuka bagi orang lain (misalkan urusan asmara
tadi), maka hal ini menggambarkan situasi di mana hubungan mungkin bersifat
mendalam akan tetapi tidak meluas (depth without breadth). Dan kebalikannya, luas tapi
tidak mendalam (breadth without depth) mungkin ibarat hubungan “halo, apakabar?”,
suatu hubungan yang biasa-biasa saja. Hubungan yang intim adalah di mana meliputi
keduanya, dalam dan juga luas.

Anda mungkin juga menyukai