Anda di halaman 1dari 11

Strategi Public Relations

Definisi

Arti dari Public relations adalah menambah nilai untuk pasar dan kebijakan publik sebab dialog terbuka
memberikan masyarakat peluang untuk berpartisipasi dan juga saksi dalam diskusi.
Esensi dari Public relations adalah menambah nilai kepada masyarakat ketika menolong masyarakat untuk
mempelajari dan mengevaluasi produk-produk yang memenuhi kebutuhan dan keinginan sebagai konsumen.

Misi dari jauh, adalah memanggungkan gagasan besar. Lebih jauh, adalah untuk mencari cara baru untuk
mempresentasikan suatu gagasan sehingga bisa mengkomunikasikan pesan yang persuasif. Untuk memperoleh
konsep kreatif yang brilian akan mecakup proses yang disebut langkah kreatif. Sementara itu, agar muncul dengan
gagasan besar, maka para komunikator harus bergerak di luar keamanan dari pernyataan yang strategis.

Landasan dari setiap kegiatan public relations adalah kreatifitas. Faktor ini sering dilupakan oleh banyak praktisi
public relations. Tanpa kreatifitas, maka sulit untuk perusahaan –perusahaan akan mampu berkomunikasi dengan
stakeholders. Dalam hal ini, kita bisa melihat bagaimana perusahaan-perusahaan global melakukan berbagai aktifitas
public relations yang semuanya merupakan kegiatan yang baru, inovatif, menarik, dan segar. Ini pula yang menjadi
alasan mengapa mereka setiap mendapat tempat dihati stakehholders.

Beberapa sasaran etika dalam public relations antara lain adalah menjamin bahwa tiap organisasi berkomunikasi
secara jujur agar memiliki kredibilitas, selain itu, organisasi harus terbuka dan konsisten dalam semua tindakannya
agar mempunyai kepercayaan masyarakat.

Kekuatan dari etika terdapat lima prinsip (yang disebut` 5P). Kelima prinsip tersebut adalah tujuan (purpose),
kebanggaan (pride), Kesabaran (Patience), terus menerus (Persistence) dan perspektif (Prespective).

Dalam hal ini, tujuan adalah misi perusahaan yang harus dikomunikasikan dari manajemen puncak. Sedangkan
kebanggaan, artinya tiap individu yang ada dalam suatu perusahaan harus bangga terhadap tempatnya bekerja
sehingga selalu menjaga etika dalam bekerja. Sementara itu, dengan sabar menjaga nilai-nilai etika maka dalam
jangka panjang akan membawa keberhasilan. Tentu saja diperlakukan komitmen terus menerus dari setiap individu
dalam menjalankan prinsip-prinsip etika.

Akan halnya public relations berkualitas, tiga organisasi public relations seperti IPRA (Internasional Public Relations
Association), CERP (Confederation Europeenne des Relations Publiques), dan ICO (international Committee of Public
Relations Consultancies Associations) telah menandatangani `the Helsinki Charter ` pada 18 Juni 1997.

Dalam kesepakatan tersebut disebutkan bahwa kualitas dalam public relations adalah totalitas dan karakteristika
serta ciri pelayanan public relations yang terletak pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan baik dinyatakan
atau implikasinya sesuai dengan standar profesional.

Dalam ruang lingkup proses ada enam hal yang harus ada dalam pelayanan public relations berkualitas. Sementara
kualitas dalam proses public relations adalah soal pengelolaan produksi suatu jasa. Diantara enam hal tersebut
mencakup pengarahan, proposal, penelitian dan perencanaan, dokumentasi, dan evaluasi. Dimulai dari pengarahan
dari suatu pihak ke pihak lain, seperti dari klien ke konsultan, sampai pelaksanaan, dan akhirnya evaluasi,
merupakan suatu rangkaian yang tidak boleh dilewati. Evaluasi harus dilaksanakan secara indenpenden oleh kedua
belah pihak. Dengan evaluasi diharapkan pelaksanaan kegiatan berikutnya akan lebih baik.

Untuk mendemonstrasikan akuntabilitas dari profesi public relations maka jalurnya adalah memalui riset. Riset
dalam public relation sangat signifikan terutama dalam membuat peta dan posisi perusahaan dibandingkan dengan
pesaing selain itu, efisiensi dan efektivitas bisa dijaga melalui riset.

Bahkan riset dalam publik relations sebetulnya merupakan radar bagi perusahaan sehingga ada sistem peringatan
dini terutama jika ada persoalan serius terhadap reputasi perusahaan

Manfaat dari riset dalam public relations tidak hanya untuk mendukung perencanaan dari program public relations
juga untuk perencanaan dari strategis bisnis secara keseluruhah. Melalui riset dapat diredefisinikan arah strategis
dari perencanaan bisnis.

Untuk mendukung ini maka para praktisi public relations harus sanggup menilai kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman atau (SWOT)

Setelah analisa SWOT lengkap maka langkah berikutnya adalah dengan mengindentifikasikan stakeholdes yang
penting serta menentukan urutannya. Bahkan akan sangat baik jika para stakeholders tersebut disegmentasikan
berdasarkan perilakunya. Data semacam ini bisa dijadikan suatu basis data (business database).
Jenis riset yang terutama adalah riset kualitatif dan riset kuantitatif. Beberapa jenis riset kualtitatif yang kerap
dipakai dalam public relations adalah focus group discussion (FGD), wawancara mendalam, dan observasi etnografi.
Sementara riset kuantitatif akan mencakup survei telepon, survei melalui surat, survei e-mail, dan studi omnibus.
Tiap riset ini memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri dan manfaatnya juga khusus.

Dalam praktek-praktek public relation di negara-negara maju, opini public bahkan dapat “ diciptakan’ atau
‘dipengaruhi’. Kegiatan semacam ini kemudian diukur hasilnya melalui polling pendapat. Walaupun aktifitas ini pada
awalnya dilakukan dalam bidang politik. Belakang dimanfaatkan oleh dunia bisnis.

Untuk membentuk opini publik di perlukan suatu strategis yang tepat. Tiap kasus akan memerlukan strategi
tersendiri untuk membentuk opini publik. Sementara, reaksi yang timbul harus selalu diobservasi, karena
bagaimanapun keadaan lapangan bisa menyebabkan perubahan taktik yang sudah disiapkan.

Tugas untuk menerjemahkan konsep dasar serta arah suatu perusahaan sistem nilai, misi, visi dan strategi ke dalam
sasaran jangka panjang yang spesifikasi sering kali merupakan tantangan yang menarik namun sulit. Strategis bisnis,
merupakan kerangka dasar bagi suatu perusahaan untuk mencapai sasaran yang dikehendaki, termasuk di dalamnya
strategi public relations.

Pada intinya, manfaat dari suatu strategi bisnis adalah untuk :

1. Agar tetap fokus pada masa depan sebagaimana halnya pada masa sekarang.
2. Memperkuat prinsip-prinsip yang terdapat dalam misi dan visi perusahaan.
3. Mendorong terjadinya lintas fungsi perencanaan dan komunikasi.
4. Memprioritaskan dalam pemakaian sumber daya perusahaan
5. Menjadi jembatan untuk proses perencanaan taktis jangka pendek.
6. Merangsang manajemen perusahaan untuk melihat perencanaan dari aspek makro, akan, selalu mengingatkan
kepada inti sasaran, sehingga dapat merupakan sumbangan dalam pencapaian tujuan.
Komponen dari strategi bisnis mencakup :
1. Kunci ruang lingkup strategis; akan membantu untuk menentukan posisi yang dikehendaki perusahaan. Misalnya
fokus dalam finansial, bisa berarti pertumbuhan dalam penjualan.
2. Analisis isu kristis; akan merupakan penggambaran peluang & ancaman eksternal serta kekuatan & keterbatasan
internal, yang mempunyai dampak besar dalam mengimplementasikan strategi.
3. Sasaran jangka panjang; merupakan posisi yang dikehendaki pada waktu tertentu di masa mendatang.
4. Perencanan kegiatan strategis; akan mengidentifikasi langkah-langkah utama yang dibutuhkan untuk mencapai
sasaran jangka panjang.
Sejauh ini publisitas disebut sebagai puncak gunung es dari kegiatan public relations. Hubungan dengan media akan
menghasilkan publisitas. Sebagai konsekuensinya, hubungan dengan media (media relations) merupakan salah satu
fase terpenting dari proses public relations. Hal ini disebabkan karena media merupakan hasil yang paling nyata dari
program public relations.

Tindakan pertama dalam mengembangkan hubungan dengan media secara efektif adalah mengidentifikasikan media
yang menjadi sarana. Tahapan berikutnya, adalah menentukan pesan yang akan disampaikan melalui media yang
telah dipilih. Informasi yang harus disampaikan kepada media cetak, bisa berupa data perusahaan seperti susunan
pengurus, sejarah perusahaan, laporan keuangan atau proyek baru. Foto akan merupakan sumber informasi penting
bagi media apabila jika memiliki narasi sehingga bisa menjadi foto berita.

Membina hubungan pribadi terkadang di perlukan asal berjalan terus secara wajar. Walaupun terjadi fluktuasi dalam
intensitas pertemuan, jangan sekali-kali memutuskan hubungan. Perusahaan dengan media saling memerlukan –
hubungannya “simbiose mutualistis”. Press release tetap harus eksis bahkan dirasakan makin populer. Salah satu
penyebabnya adalah di temukannya manfaat baru dari press release. Bagi praktisi public relations, aturannya sama
dengan mengidentifikasi khalayak sasarannya.

Apakah anda sudah memikirkan strategi untuk mengkonsumsikan berita buruk yang menimpa perusahaan anda ?

Tangga informasi :

 Saya mengambil tindakan karena keyakinan saya.


 Saya mengadopsi keyakinan tentang dunia.
 Saya membuat kesimpulan.
 Saya memakai asumsi berdasarkan arti yang saya tambahkan.
 Saya menambahkan arti, cultural dan pribadi.
 Saya memilih data dari apa yang saya obsevasi.
 Data yang bisa diobservasi (sebagaimana direkam oleh video)
Dalam public relations sebaiknya dicegah pernyataan `no comment`. Karena dengan `no comment` berarti memutus
komunikasi. Transparansi menjadi hilang. Melakukan ralat tidak dilarang. Ada syaratnya, yaitu sejauh mana
kredibilitas yang meralat informasi. Ketimbang meralat informasi padahal opini sudah berbentuk, akan lebih baik
mengikuti prinsip ` pikir itu pelita hati`.

Strategi meningkatkan citra


1. Komunikasi transparan dengan karyawan sehingga mereka mengerti dan

mendukung perusahaan.

2. Bekerja sama dengan pihak lain dalam industri sejenis untuk memperbaiki stabilitas

di dalam pasar.

3. Solusi terbaik untuk kepentingan konsumen dalam jangka panjang.

Tips untuk menangkis rumor :

1. Beraksi secepat mungkin dan mengaktifkan rencana manajemen krisis yang


dimiliki perusahaan.

1. Usahakan pemunculan CEO atau Chairman perusahaan untuk muncul dalam waktu singkat.
2. Beritahukanlah kepada media massa sebanyak mungkin, tetapi hanya berupa fakta yang diketahui.
1. Menyiapkan latar belakang informasi bagi media massa.
2. Berikan solusi dan simpati kepada masyarakat yang menjadi korban
3. Mengadakan konferensi pers dalam waktu singkat agar rumor tidak berkembang lebih lanjut.
4. CEO atau Chairman harus muncul pada konferensi pers. Hindari terlalu banyak informasi yang teknis, namun
transparansi tetap harus dijaga.
Budaya perusahaan seringkali didefinisikan sebagai sistem umum dari peraturan-peraturan yang memberikan arti
dalam perusahaan. Sementara identitas perusahaan diartikan sebagai konsensus tentang ` siapa kita sebagai suatu
organisasi’.

Diagnosa tentang identitas perusahaan mencakup analisis bagian yang nyata (produk simbolis) dan
bagian tersembunyi (imaginaire) dari suatu perusahaan. Oleh karena produk simbolis bisa diobservasi,
pendekatannya bisa secara etnografis. Namun, pendekatan ini memerlukan kesabaran, kemampuan yang mantap
untuk melakukan obsevasi, dan waktu yang lama.

Pengelolaan budaya dalam perusahaan (cultural governance) tidak bisa diserahkan kepada departemen sumber daya
manusia. Tanggung jawab dari pengelolaan budaya yang ada pada pimpinan puncak perusahaan (CEO), manajemen,
senior, dan direksi. Implementasi dari pengelolaan budaya harus dilaksanakan bersama dengan departemen sumber
daya manusia, legal, dan komunikasi perusahaan.

Untuk itu, sebagai langkah pertama adalah melakukan audit cultural governance, sejauh mana budaya perusahaan
diartikulasikan dan dipahami, dan kaitanya dengan kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undanga yang
berlaku. Tahap berikutnya adalah membuat cultural governancemen sebagai prioritas.

Cara lain adalah dengan menciptakan dan mengimplementasikan pelatihan etika. Juga harus dibuat kredo
perusahaan yang dipahami oleh semua karyawan. Setelah tahapan ini, maka langkah berikutnya dengan secara rutin
mengadakan diskusi tentang budaya perusahaan langkah ini harus dilengkapi dengan tahap terakhir yaitu
melakukan komunikasi intensif dengan statkeholders agar mereka tahu apa dan mengapa dari semua kebijakan dan
program perusahaan.

Reputasi perusahaan adalah aset yang tidak nyata (intangible asset). Akan tetapi pada dasarnya bagian terpenting
dari reputasi perusahaan adalah kepribadian (keadaan sebenarnya dari perusahaan), identitas (apa yang
disampaikan oleh perusahaan), dan citra (bagaimana masyarakat melihatnya). Eksistensi dari kesenjangan diantara
ketiga fase ini akan menciptakan masalah. Oleh karena itu debat tentang faktor apa yang paling berpengaruh dalam
bentuk reputasi sangat penting.

Dalam mengelola reputasi, faktor yang harus diperhatikan antara lain adalah perubahnya situasi dan kondisi
lingkungan.

Hal lain yang juga penting adalah sejauh mana ke cenderungan perusahaan untuk mengikuti strategi yang
menjembatani. Dalam hal ini arah perusahaan akan ke strategi menjembatani jika perkembangan lingkungan bisnis
dianggap merupakan ancaman terhadap perusahaan. Apalagi jika budaya perusahaan didominisasi oleh pengambilan
keputusan secara partisipatif.

Apa yang mempengaruhi Reputasi ?

Ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai nilai dari reputasi. Di satu sisi, stategi
perusahaan yang mencakup diferensiasi dan diversifikasi. Sedangkan disisi lain, praktek-praktek korporasi dalam
membentuk identitas dan pembuatan citra juga.

Pembentukan Identitas Korporasi


Identitas korporasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perusahaan karena menggambarkan konsep dari
kontituen internal perusahaan yang antara lain mencakup manajer dan karyawan.
Reputasi korporasi adalah persepsi yang ada pada mereka di luar perusahaan dan di dalam perusahaan. Untuk
memperoleh reputasi yang positif dan kuat menyaratkan pada manajer untuk melakukan investasi dalam
membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan para kontituen perusahaan. Dalam hal ini harus diukur
dan dipantau apa yang dilakukan perusahaan dengan empat konstituen utama : karyawan, investor, konsumen dan
masyarakat. Takaran untuk kegiatan ini adalah dalam jangka panjang, karena reputasi yang lebih baik akan
menghasilkan manfaat nyata seperti harga premium untuk produk, biaya rendah untuk modal dan tenaga kerja,
perbaikan loyalitas karyawan. Ruang gerak yang lebih luas dalam pengambilan keputusan, dan terpelihara itikad baik
pada saat krisis.

Dari sisi konsumen, yang dikehendaki oleh para perusahaan adalah konsisten, artinya, apa yang diinformasikan oleh
perusahaan harus benar, konsumen mengaharapkan agar kualitas produk bagus dan konsisten dibandingkan dengan
produk pesaing. Dampak reputasi terhadap konsumen paling kuat dirasakan pada sektor jasa, dengan sulitnya
memberikan penilaian dalam kualitas.

Identitas Koporasi

Nama penting karena mempunyai nilai psikologis. Bagi perusahaan, identitas korporasi menguraikan kumpulan nilai,
prinsip-prinsip karyawan dan manajer yang terkait. Idealnya, para karyawan suatu perusahaan harus merasa
memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam suatu identitas korporasi. Kalau belum, maka dengan program terencana,
nilai-nilai dan identitas korporasi harus dimasyarakatkan. Dengan cara ini, perusahaan akan kuat karena secara
internal di dukung kuat.

Dari sudut public relations, opini publik yang tidak baik terhadap suatu perusahaan akan berakibat buruk bagi
perusahaan tersebut. Reputasi perusahaan dengan sendirinya akan mengalami degradasi. Oleh karena itu harus
diadakan perubahan agar reputasinya membaik dengan opini yang positif.

Ada empat metode perubahan yang bisa dipakai oleh perusahaan. Pertama adalah metode teknologi yang
berhubungan dengan proses produksi atau bahan baku. Kedua. Adalah metode struktural yang mencakup kekuasaan,
fungsi, atau hubungan kerja. Ketiga sistem evaluasi dan penghargaan, serta sistem pengontrol dan informasi adalah
contoh-contoh dari metode manajerial. Sementara dalam metode yang keempat, sumber daya manusia bisa diseleksi,
dilatih kembali, dipindahkan diganti, atau bahkan diberhentikan.

Membangun Merk Korporasi

Beberapa alasan yang mendorong pentingnya merek korporasi antara lain adalah makin mengglobalkanya
komunikasi bisnis, makin meluasnya pemakaian merek dagang, merek, dan logo, serta konsumen global yang
mobilitasnya tinggi. Selain itu, faktor pendorong lainnya adalah komunikasi yang main membaik, seperti televisi,
internet, dan telepon.

Pada hakekatnya PR dan Public Affairs adalah kegiatan mengantisipasi, berusaha melihat kejadian apa yang akan
terjadi dimasa mendatang. Juga untuk melihat kecenderungan dan isu yang bisa berkembang sehingga merusak
hubungan yang penting.

Di sini dibutuhkan suatu perencanaan yang matang dengan dasar informasi yang akurat. Sejauh mana kerusakan
yang ditimbulkan oleh krisis tersebut. Diperlukan pula perencanaan jangka panjang dan kemampuan mengukur
kemajuan yang di peroleh dalam merestorasikan perusahaan.

Pada hakekatnya perencanaan terhadapa krisis tidak terlalu sulit jika sudah ada keputusan untuk menyiapkan diri.
Tahapan-tahapan dari persiapan antara lain mencakup :

1. analisis kemungkinan terjadinya masalah.


2. menyiapkan perencanaan
3. menyeleksi staf
4. menyiapkan fasilitas komunikasi.
5. pelatihan staf
6. simulasi
Untuk mengubah krisis menjadi peluang di perlukan persiapan yang sangat matang, termasuk peningkatan
kemampuan staf. Sementara itu, implementasi dari rencana yang seharus di desain dengan baik. Faktor lain yang
tidak boleh di lupakan adalah strategi untuk menangani media massa dengan baik. Bagaimanapun, setiap
perencanaan krisis harus terus menerus di reevaluasi dan dikaji sehingga perusahaan selalu siap menghadapi krisis
yang muncul tidak terduga.

Jika semua pendekatan gagal, tidak jarang para pengusaha dan birokrat kemudian menjaga jarak dan menyalahkan
pihak lain, terutama masyarakat yang masih marah. Cara ini disebut “the block and-blame”, agak kasar, dan
cenderung cuci tangan. Pokoknya diri sendiri benar, yang lain salah. “The slash and burn”, cara yang emosional,
karena hendak memakai semua “senjata” yang dimiliki, padahal ada cara lain yang lebih efisien.

Pendekatan yang cocok, “the mutual gains appoach”, untuk kepentingan kedua belah pihak, berusaha berinteraksi
dengan masyarakat sebagai suatu yang beranekaragam, negoisasinya mengandung isu yang beranekaragam pula.
Manajemen Krisis :

Suatu Krisis didefinisikan oleh berbagai aspek dari suatu situasi, ia mencakup :

1. Suatu ancaman
2. Tekanan waktu, yang berarti para pengambil keputusan harus bekerja dengan cepat untuk mengulangi situasi.
Bagi para Paraktisi Public relations, strategi terhadap berbagai respon terhadap isu Ajinomoto beberapa waktu yang
lalu adalah negoisasi (masyarakat yang aktif), intervensi (masyarakat yang terlibat), pendidikan (masyarakat yang
sadar dan tahu), dan pencegahan (masyarakat yang tidak aktif). Bahkan bisa saja dipakai berbagai strategi untuk
sesuatu isu jika ternyata ada beberapa respon dari masyarakat.

Isu memiliki daur hidup melalui beberapa tahapan. Tahap pertama bisa dilihat adanya isu potensial. Isu tentang
keamanan suatu obat cocok dalam tahap ini, namun demikian, terkadang isu tersebut kurang subtansinya untuk
menilai intervensi eksternal.

Pada tahap kedua akan muncul isu yang memaksa perusahaan untuk menerimanya, pada tahap ini masih mudah
untuk diintervensi dan memainkan peran proaktif dalam menjaga atau mengeksploitasi isu.

Pada tahap ketiga isunya sudah matang dan menjadi sangat potensial .Saat ini sulit untuk dipengaruhi sebab menjadi
sangat nyata. Baru pada tahap kelima muncul saat krisis ketika isunya menjadi subjek penilaian peraturan formal.
Sedangkan pada tahap kelima dilakukan mencari solusinya. Mengingat pentingnya permasalahan ini maka para
eksekutif harus memahami daur hidup isu, sehingga bisa bertindak dengan cepat dan tepat.

Fungsi utama dari investor relations antara lain adalah :

1. Mempromosikan reputasi dan kredibilitas perusahaan.


2. Membuat hubungan komunikasi yang mantap dengan media bisnis dan finansial.
3. Mengidentifikasi dan memperluas basis pemegang saham perusahaan.
4. Memperbaiki komunikasi internal perusahaan
Suatu perusahaan publik harus menentukan kunci dari pesan yang akan disampaikan para investor. Pesan ini bisa
disampaikan dalam bentuk newsletter yang terbit triwulan, laporan tengah tahun, laporan tahunan, pertemuan-
pertemuan rutin berupa” breakfast meeting” “ Lunch meeting” atau “dinner meeting”.

Komunikasi lintas budaya harus mencakup :

 Memahami harapan dari masyarakat.


 Memilih saluran komunikasi yang tepat.
 Mengidentifikasi gaya yang tepat.
 Mengartikulasi pesan secara sensitif
 Mengenal nilai-nilai lokal tempat anda bekerja.
Chek List komunikasi lintas budaya :

1. Apakah yang menjadi dimensi budaya dari masyarakat ?


2. Bagaimana ini direfleksikan pada perilaku masyakat, gaya dan nilai organisasi ?
3. Apa dampak yang saya inginkan ?
4. Budaya apa yang cocok untuk saya bekerja ?
5. Apakah objyektif sasaran komunikasi saya relevan realistis dan tepat secara budaya ?
6. Apakah pesan-pesan yang akan saya inginkan dapat di terjemahkan secara budaya?
7. Apakah saluran komunikasi yang tepat untuk budaya dimana saya bekerja ?
8. Bagaimana saya mengukur sukses ?
Survei telah mengidentifikasikan walaupun ada optimisme, komunikasi masih jauh dari ideal sebelum manajer senior
memberikannya dan para praktisi memperoleh apa yang mereka inginkan, dan diantara pertanyaan-pertanyaan
tersebut antara lain :

1. Apa yang merupakan komitmen manajemen senior terhadap komunikasi internal ?


2. Apakah manfaat secara strategis, dan bagaimana caranya di ekspresikan ?
3. Apa yang diharapkan dapat diberikan oleh komunikasi internal, dan bagaimana ia akan membentuk sesuatu yang
baru dalam perusahaan ?
4. Apakah komunikasi internal terkait dengan perencanaan bisnis ?
5. Seberapa besar efektivitas para profesional dalam komunikasi internal ?
6. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar tujuan dan potensi dari komunikasi internal dimengerti oleh
seluruh jajaran di pers?
7. Apakah yang harus ada dalam komunikasi internal ?
8. Apa yang merupakan media yang paling komunikatif ?
Melihat kepada pertanyaan – pertanyaan tersebut diatas bagaimana komunikasi internal di perusahaan anda ?
Termasuk media komunikasi internalnya ?

Dua Tips untuk survei :


1. Jika anda melaksanakan survei tertulis batasi jumlah pertanyaan yang harus diisi oleh para perserta, dengan cara
ini anda akan meningkatkan respon. Suatu penelitian akan meningkatkan 2 kali lebih besar jumlah respondennya
jika hanya memiliki 2 pertanyaan yang harus dimiliki dari 30 pertanyaan.
2. Ketika anda melakukan survei tentang produk / jasa, tanyakanlah kepada responden apa yang mereka senangi
dari produk/jasa itu. Dengan cara ini anda akan menggaris bawahi apa yang disenangi masyarakat juga
membantu para manajer perusahaan dalam tugasnya.
“Benchmarking” bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Dalam kaitan ini secara kuantitatif yang seringkali
disebut cara metrik akan mengindikasikan bagaimana proses komunikasi internal dalam suatu periode
dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Obyektif dari “benchmarking” adalah untuk mendorong munculnya pandangan yang obyektif tentang proses, sistem
dan praktek suatu komunikasi internal. Selain itu dapat memberikan data obyektif untuk memperbaiki metode
operasional. Bahkan bisa juga untuk menghilangkan halangan terhadap perubahan.

Untuk mengajak karyawan berpartisipasi aktif ada beberapa tahapan yang merupakan persyaratan. Pertama adalah
bahwa komunikasi merupakan bagian dari proses manajemen. Artinya, dalam tahap perencanaan komunikasi untuk
mengelola perubahan, manajemen perusahaan harus memikirkan adanya hambatan dalam mencapai apa yang
mereka inginkan. Agar proses komunikasinya lancar ada yang bertanggung jawab dalam fungsi ini.

Faktor yang lain adalah keharusan bagi manajemen perusahaan untuk membentuk komite pengarah implementasi
fungsi komite ini adalah menghasilkan stategi dan bukan sekadar teknik-teknik komunikasi. Untuk itu, para anggota
komite ini harus yang sudah mempunyai jam terbang yang panjang agar dapat mendesain strategi komunikasi untuk
mengelola perubahan.

Pendekatan terbaru dalam perencanaan komunikasi dikenal sebagai 5 R. dalam hal ini, 5 R (responsiveness,
relevance, receptivity, recognition, dan relationships) memang harus menjadi pertimbangan utama, sebagai contoh
adalah kemampuan memberikan respon (responsiveness). Artinya, seberapa jauh dan efektivitas suatu organisasi
bisa merespon keinginan dan harapan dari konsumen. Pada umumnya, organisasi atau perusahaan tidak siap
untuk merespon yang cepat. Bahkan mereka terorganisasikan untuk berbicara, bukan untuk mendengarkan, padahal
dalam pasar yang interaktif kemampuan merespon sangat penting.

Faktor lain adalah relevansi (relevance) yang berurusan dengan sejauh mana relevansi suatu program komunikasi,
ini menjadi isu utama ketika konsumen diharapkan atau di dorong untuk mengakses komunikasi. Komunikasi
akan makin relevan bagi khalayak yang menjadi sasaran, sehingga mereka cenderung untuk mengaksesnya.

Tantangan bagi para komunikator saat ini adalah ketersediaan atau kemudian diakses ketika konsumen
ingin menerima informasi, tidak sekedar ketika seorang komunikator ingin berkomunikasi. Oleh karena itu
tantangan saat ini dalam berkomunikasi adalah pada saat konseumen ingin membeli, bukan saat penjual ingin
menjual. Faktor ini dikenal sebagai penerimaan (receptivity).

Faktor lain adalah pengenalan (recognition). Bukan hanya merek, tetapi juga perusahaan menjadi sangat penting
dalam interaksi di pasar. Sebagaimana halnya merek, maka perusahaan bisa memberikan kepercayaan dan
pengetahuan. mengenali masalah ini disyaratkan bagi setiap komunikator. Sementara itu membina hubungan di
pasar dasarnya adalah hubungan baik (relationships) untuk berbagai bila antara penjual dan pembeli.

Setiap manajemen proyek selalu jelas dalam mendefinisikan obyektifnya. Ini telah diakronimkan menjasi ’SMART’,
yang berarti spesifik (Specific), bisa dikukur (Measurable), disetujui (Agreed), realitis (Realistic), dan ketepatan
waktu (Timed)

Bagaimana menangani konflik. Untuk mengatasi konflik diantara anggota tim anda :

 Tanyakan kepada mereka yang tidak setuju untuk mengarisbawahi komentar orang lain. Ini bisa menolong
mereka belajar jika mereka ingin memahami orang lain.
 Laksanakanlah suatu kompromi menyetujui sumber konflik, kemudian terlibat dalam “ give-and-take”, serta
akhirnya setuju kepada suatu solusi.
 Mintalah tiap anggota untuk menyerahkan daftar apa yang harus di kerjakan orang lain. Pertukaran daftar tadi,
tempuhlah kompromi yang bisa disetujui oleh setiap orang. Serta ujilah untuk melihat apakah cocok dengan
sasaran tim.
 Intruksikanlah tiap kelompok untuk menulis 10 pertanyaan untuk kelompok lawan mereka. Ini akan
menyebabkan mereka mampu memberikan sinyal-sinyal kepada lawan mereka tentang apa yang mereka
pikirkan. Jawabannya bisa mengarah kepada kompromi.
 Yakinlah para anggota tim bahwa kadang-kadang mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka berbuat
salah.
 Tolonglah mereka agar jangan hilang muka, dengan menyakinkan mereka bahwa mengubah posisi bisa
mengambarkan kekuatan.
 Hargailah para pakar dalam tim. Berikanlah opini mereka dengan nilai lebih, ketika konflik mengikut sertakan
pengalaman mereka, tetapi jangan “mentorpedo” opini-opini yang berlawanan.
Media komunikasi internal dapat berfungsi sebagai perekat antara manajemen perusahaan dengan karyawan pada
suatu perusahaan. Begitu dahsyatnya dampak media komunikasi internal, dapat dipakai untuk membangun budaya
perusahaan tersebut.

Pemakaian identitas korporasi akan menyangkut biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, aplikasinya harus terarah
dan efisien. Biasanya identitasnya korporasi dipakai pada : 1). Kartu nama 2). Amplop dan kertas surat 3). Iklan 4).
Kendaraan pengangkut perusahaan 5) media komunikasi 6). Kalender dan agenda 7). Brosur & laporan keuangan 8).
Asesori.

Pendekatan yang tepat adalah dengan melakukan riset seperti ‘ Focus Group Discussion’ (FGD)
yang dikombinasikan dengan berbagai metode riset lainnya seperti survei kuesioner melalui surat, survei telepon,
dan jajak pendapat langsung.

Dari hasil pemetaan ini akan diketahui kebutuhan dan keinginan konstituen terhadap perusahaan. Dengan
mengimplementasikan berbagai macam komunikasi ke berbagai konstituen, maka hasilnya akan sangat positif bagi
perusahaan terutama dengan umpan balik dari konstituen

Ada enam elemen yang memainkan peranan penting dalam aktivitas kreativitas, yang merupakan kunci untuk
memperkaya dan mempromosikan kreativitas perusahaan. Walaupun tidak mungkin untuk memperkirakan
perbaikan spesifikasi dan inovasi yang akan mengikutinya mereka akan mungkin muncul ketika perusahaan
mempromosikan dan mendorong enam hal : menyejajarkan, kegiatan yang diawali sendiri, kegiatan tidak resmi,
kesanggupan mencari sesuatu tanpa sengaja, stimulasi yang beragam, dan koumunikasi dalam perusahaan.

Masalah kreativitas teramat penting dalam public relations. Dalam konteks ini diperlukan orang-orang yang kreatif
dalam melaksanakan kegiatan public relations. Bagaimanapun, public relations adalah ilmu sosial yang
banyak dipengaruhi oleh seni, ketimbang metode.
Selain itu di perlukan sensitifitas yang tinggi untuk memahami keinginan keinginan stakeholders dari perusahaan.
Namun demikian, harus selalu dicatat bahwa dalam perusahaan boleh jadi akan muncul sesuatu yang tidak
diharapkan, tetapi dengan kreativitas tinggi, solusinya akan ditemukan.

Tiap perusahaan produksi akan menjadi perusahaan terkait harus mulai dengan menekankan permintaan konsumen
terlebih dahulu. Kalau sudah tidak dilakukan, maka perubahan harus memahami preferensi konsumen. Kebutuhan
laten konsumen, dan kebutuhan yang tidak diekspresikan. Sebagai respons awal terhadap tiga permintaan tersebut,
maka perubahan harus mengolah dan mengkonfigurasikan dalam cara-cara baru.

Memahami saya, lima faktor yang harus dikuasai adalah pengetahuan pengetahuan tentang konsumen, strategi,
saluran distribusi, hingga hubungan dan kompensasi. Sedangkan dalam hal kemudahan bagi konsumen perusahaan
memerlukan organisasi, operasional dan dukungan saluran distribusi. Dalam hal ini lebih dari sekadar produk yang
dibeli, maka aspek-aspeknya akan mencakup interaksi, desain, merek dagang, dan ukuran.

Pendekatan proses manajemen akan mengikutisertakan semua kegiatan yang tidak mumpunyai pengaruh langsung
kepada persepsi terhadap perusahaan atau produk-produknya. Semua titik temu dengan konsumen konsumen harus
dikelola sesuai dengan konsep.

Beberapa contoh antara lain kemasan, seragam karyawan dan armada truk pengangkut. Sebagai konsekuesi logis,
pendekatan ini tidak meletakkan fungsi komunikasi khusus pada pusat perhatian. Komunikasi pemaran terintegrasi
semacam ini dilihat sebagai orkesta yang terdiri dari banyak instrumen berbeda, namun dimainkan secara bersama.

Struktur organisasi adalah hambatan utama untuk mengimplementasikan komunikasi pemasaran terintergrasi.
Repotnya lagi hambatan ini sulit untuk disingkirkan bagitu saja, sebagai contoh, dengan adanya pemisahan personil
yang bertanggungjawab untuk periklanan, public relations atau pensponsor, integrasi makin sulit.

Elemen dasar dari starategi komunikasi pemasaran terintegrasi adalah posisi yang strategis, kejelasan sasaran
dan tersedianya instrumen untuk komunikasi, selain itu, di perlukan petunjuk tertulis untuk komunikasi seperti
platform komunikasi, peraturan untuk komunikasi dan sasaran yang jelas untuk tiap kegiatan komunikasi.

Intisiatif pendelegasian wewenang seringkali gagal sebab tidak ada saluran komunikasi dua arah yang efektif antara
konsumen dan kolegan. Selain itu tidak ada fokus yang jelas dalamupaya memperkuat kinerja secara terus menerus.

Jalan keluar untuk ini adalah perlunya suatu perbaikan secara terus menerus. Dalam kaitan ini, audit kinerja
merupakan titik awal untuk program komunikasi internal dan eksternal secara dua arah.

Tujuannya mendukung upaya memperkuat kinerja secara terus menerus. Suatu komunikasi umpan balik
memberikan masukan kepada program untuk menyelesaikan kinerja komunikasi dengan kebutuhan konsumen.

Penelitian Brown dan Dacin (salah satu perusahaan yang dikenal konsumen sebagai asosiasi korporasi)
menyimpulkan bahwa :

1. Apa yang konsumen ketahui tentang perusahaan dapat mempengaruhi keyakinan dan sikap mereka terhadap
produk baru yang dihasilkan perusahaan.
2. Kemampuan perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan boleh jadi milik dampak berbeda terhadap
respon konsumen terhadap suatu produk.
3. Produk suatu perusahaan dengan asosiasi negatif tidak selalu menghasilkan respon negatif.
Sistem menajemen hubungan dengan konsumen (customer relation-ship manajemen), bukan sekadar pemasaran dan
inisiatif pelayanana konsumen. Keberhasilannya tergantung kepada perpanjangan upaya jauh kedalam organisasi
itu sendiri.

Secara struktur harus diusahakan jangan sampai memunculkan masalah. Oleh karena biasanya departemen teknologi
informasi dan pemasaran tidak sama dalam budaya kerja dan orientasinya, harus diupayakan agar gelombang
kerjasama.

Dari sisi lain, konsep pendekatkan hubungan dengan konsumen adalah untuk konsumen senang. Dalam hal ini yang
diharapkan konsumen adalah tukaran konsistensi (mengeliminasi yang jelek) dengan pemenuhan kebutuhan dengan
sempurna. Ini adalah tantangan bagi para pemasar.

Pendapatan perusahaan akan bertambah tidak dengan menjual lebih banyak produk, tetapi dengan memperbesar
jumlah pengeluaran konsumen. Kesuksesan perusahaan adalah dengan memaksimalkan pengeluaran konsumen
pada biaya yang serendah mungkin dengan menitikberatkan pada :

1. Pertambahan waktu belanja, bahkan kalau mungkin menjadi konsumen seumur hidup.
2. Jumlah yang dibelanjakan.
3. Ruang lingkup belanja, misalnya dengan menambah pendapatan dari sumber nilai baru.
4. Keanekaragaman belanja, misalnya perusahaan yang melayani pasien ginjal juga menjual penyakit terkait.
Saat ini, semua yang tradisional sudah hilang. Setiap orang dan siapa saja dapat membuka bisnis internet. Dalam
pasar yang tidak memiliki hambatan dan tidak ada nilai, merek menjadi satu-satunya kegiatan untuk memperkuat
reputasi yang dapat dilakukan oleh penjual dan dipercaya paembeli.

Jadi, dari sudut pandang ini, mereka penting kedua belah pihak. Untuk penjual. Ia merupakan satu-satunya faktor
perbedaan. Bagi pembeli, merek bisa menjadi satu-satunya cara untuk memilh satu nilai dari berbagai alternatif.

Ia akan menjadi model bisnis yang tidak mempunyai bisnis manufaktur atau atau finansial atau fasilitas distribusi,
tetapi tergantung kepada informasi, pengetahuan dan komunikasi.

Secara sederhana, melalui mereka maka suatu produk atau jasa akan dikenal. Bahkan ada merek yang lebih terkenal
dari perusahaannya. Barangkali swatch termasuk kelompok ini karena nama perusahaannya tidak dikenal.

Mengenalkan nama perusahaan sebagai strategi membina citra, bahkan dianggap sebagai merek, kelihatannya
merupakan strategi.

Yang menjadi sasaran adalan membuat dan mengikatkan loyalitas para konsumen. Dalam soal merek, terkandung
pula soal reputasi atau kredibilitas perusahaan. Tengok saja perusahaan kelas dunia seperti Mercedes-Benz, P&G, J&J,
Toyota, Acer dan LG.

Merek memang memegang peran penting dalam menciptakan keunggulan bersaing suatu produk atau jasa. Begitu
dahsyatnya suatu merek dapat dilihat dari perusahaan seperti Nike berkomunikasi dengan khalayaknya yang sangat
beraneka ragam dengan berbagai pesan-pesan, toh Nike masih mampu mempertahankan hubungannga dalam waktu
lama. Jika pesan-pesan tersebut tidak identik satu sama lainnya.

Kunci dari pada yang dilakukan oleh Nike adalah kepribadian merek (brand personality). Para pakar komunikasi
terintegrasi sepakat bahwa kepribadian merek didefinisikan terintegrasi sepakat bahwa kepribadian mereka
didefisikan sebagai kumpulan unik dari karakteristik manusia dan kualitas manusia yang terkait kepada suatu merk
sehingga Nike sendiri memiliki empat nilai yang harus dimiliki dan dilaksanakan oleh para karyawannya. Keempat
nilai tersebut adalah : otentik, komitmen, inovasi dan kerja sama. Justru semangat para karyawanlah yang telah
mampu mengangkat Nike.

Suatu produk adalah kumpulan dari karakteristika fisik dan psikologis. Disain dan bentuk dari suatu produk adalah
proposisi akan menunjukan yang sebenarnya bisa diberikan dari suatu produk.

Dari sisi lain, kemasan memegang peranan penting karena merupakan alat yang dipakai untuk mempresentasikan
produk itu sendiri. Inipun masih didukung oleh pelayanan purna jual, yang memang sangat diperlukan oleh
konsumen. Proposisi psikologi mewakili identitas dan prestise. Akhirnya, proposisi simbolis berkaitan dengan
perusahaannya. Inilah yang disebut nilai suatu produk. Oleh karena itu sebagai solusinya harus dibangun merek yang
kuat, yang mampu mengkomunikasikan segala sesuatu dengan basis identitas merek. Dengan cara ini merek suatu
produk atau jasa akan dihargai oleh konsumen karena berhasil. Mengkomunikasikan merek perlu perilaku sosial
perusahaannya. Tantangannya kemudian adalah sejauh mana perusahaan tersebut bisa menjadikan mereknya
menjadi ‘super brand’.
Merek boleh disebut sebagai jiwa suatu produk. Artinya merek akan merefleksikan nilai yang ada pada suatu produk.

Persaingan Bisnis Televisi


Diawali dengan diizinkannya televisi swasta RCTI, dunia pertelevisian mulai bersaing hingga saat ini untuk merebut
pangsa pasar. Ada yang bergerak khusus dengan memberikan pelayanan khusus hingga penayangan siaran televisi
asing yang jaman dulu harus menggunakan parabola. Dengan berbagai pendekatan terutama agar lebih dekat dengan
pemirsanya seperti dengan cara menyuguhkan acara yang memikat diiringi dengan munculnya banyak iklan.

Strategi yang harus dipertimbangkan dalam memenangkan persaingan adalah menentukan posisi dan tempat yang
tepat bagi teve swasta itu sendiri yang erat kaitannya dengan segmentasi dari masing-masing teve. Fokus pada fakta
serta memperbanyak alternatif untuk mencapai teve yang lebih dekat dengan pemirsa, jangan reaktif terhadap
preferensi pemirsanya salah satunya dengan cara mengelola ritme yang memanfaatkan momentum.

Eksistensi Public Relations

Public Relations di Mullenium III

Millenium III dan teknologi sangat berpengaruh terhadap public relations. Profesional PR dapat menjadi ahli di
bidang teknologi komunikasi baru dan memimpin pemikiran tersebut. Atau sebaliknya, kehilangan peluang ini dan
diambil oleh yang lainnya.

Makin mengglobalkan suatu merk dagang akan membuat merk dagang tersebut dalam posisi terancam. Ini akan
disebabkan oleh gerakan konsumen yang akan memanfatakan teknologi internet mengubah peranan media
tradisional.

Transformasi Media

Ditandai dengan pemanfaatan internet Home Page, pencetakan interaktif dan komunikasi tanpa label berupa
pemanfaatan teknologi digital merupakan keharusan untuk diikuti.

Sebagai suatu profesi, public relations sifatnya akuisitif yang berusaha memperoleh sesuatu, oleh karena public
relations dapat diaplikasikan untuk berbagai macam organisasi, maka para praktisi public relations harus belajar dari
semua pihak.

Perubahan Peran Public Relations

Untuk mengebangkan public relations sangat bergantung kepada para profesionalnya sendiri. Dengan tumbuhnya
ekonomi global, terbentang suatu hamparan luas untuk memajukan profesi public relations. Jika tidak sanggup
memanfaatkannya maka akan dimbil alih oleh profesional lainnya.

Salah satu cara untuk mengambil peluang ini adalah dengan cara meningkatkan keterampilan masing-masing.
Teknik-teknik baru dalam public realations harus mampu dipelajari dan coba dipraktekan dengan beberapa adaptasi.

Pendidikan Public Relations

Pelaksanaan strategi komunikasi, memerlukan dukungan dari departemen public relations suatu perusahaan, yaitu
sumber manusianya harus disiapkan. Untuk itu program pendidikan merupakan syarat mutlak sebelum program
komunikasi lainnya.

Obyektif dari pendidikan public relations adalah:

 Pemahaman prinsip-prinsip PR
 Peningkatan keterampilan dalam penanganan aktfitas PR
 Pengembangan dalam manajemen PR
Suatu evaluasi kegiatan akan lebih mantap jika dilakukan melalui penelitian, baik melalui diskusi group fokus
maupun penelitian lapangan.

Diskusi group fokus dipimpin oleh seorang moderator membahas citra perusahaan seperti dilihat oleh konsumen,
kelompok atau masyarakat.

Sementara penelitian di lapangan dapat melalui wawancara langsung atau dengan kuesioner.

Hasil riset akan berguna untuk rancangan tahun mendatang, bahkan akan membuktikan sejauh mana perubahan
persepsi masyarakat terhadap perusahaan.

PR Partai Politik dan Pemilu

Secara sepintas semua partai melakukan kegiatan promosi partainya masing-masing, namun tidak semua melakukan
apa yang disebut pendekatan public relation. Bahkan yang menggunakan kegiatan public relations pun, terlihat
adanya perbedaan yang cukup bervariasi dalam kualitasnya.

Suatu hal yang bisa dipastikan adalah tidak mudah untuk menentukan stakeholders suatu partai. Masalah ini
bertambah repot dengan adanya masa yang mengambang dan kelompok remaja yang baru saja memilih.
Masalah lain yang harus dijaga dari segi public relations adalah keharusan untuk menjaga kode etik. Jangan lupa
bahwa berkampanye pada dasarnya adalah berkomunikasi. Sedangkan komunikasi itu sendiri merupakan prinsip
dasar dari public relations mengenal kode etik.

Dalam kaitan ini, kejujuran, tranparansi dan mengemukakan apa adanya harus dijadikan basis dalam kampanye
pemilu. Sayangnya dalam berpolitik selalu menghalalkan berbagai cara. Hal ini merupakan suatau tantangan para
praktisi public relations untuk memperjuangkan agar etika selalu dijaga dan dihormati.

https://elqorni.wordpress.com/2010/08/18/strategi-public-relations/

Anda mungkin juga menyukai