Littlejohn, Stephen W. & Karen A. Foss. (2008). Theories of Human Communication (9th ed.).
Belmont, CA: Thomson-Wadsworth
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2021
CHAPTER I
Di buku ini, komunikasi diperlakukan sebagai pusat kehidupan kemanusiaan. Setiap aspek
dalam kehidupan dipengaruhi oleh komunikasi. Buku ini disusun untuk membantu memahami
kemungkinannya, dan batasannya. Akan diulas beberapa teori yang memberikan penjelasan dan
menentukan sebuah definisi tunggal terbukti tidak mungkin untuk dilakukan. Perbedaan konseptual
Frank Dance tentang definisi komunikasi: (1) Dimensi tingkat pengamatan dan keringkasan
(specificity); (2) Dimensi tujuan (purposes); dan (3) Penilaian normative (judgment succsess). Di
buku ini tidak terdapat definisi tunggal tentang komunikasi, namun dapat dilihat pada cakupan teori
Penelitian akademik tentang komunikasi. Setelah ilmu sosial dikenal sebagai ilmu yang sah,
penelitian komunikasi berkembang dengan pesat. Jurnal yang memublikasikan karya tulis pada
akademisi terkait dengan komunikasi telah memberikan banyak hasil dan membantu
bentuk dana rah yang berbeda di setiap belahan dunia yang berbeda. Beberapa akademisi
mengembangkan teori yang lebih besar (atau meta) yang khusus untuk budaya atau agama tertentu.
Dalam buku ini akan dihadirkan teori – teori yang berkembang dalam ilmu dan
perkembangan sementara dari teori – teori tersebut. Robert T. Craig mengemukakan sebuah langkah
besar dengan mempersatukan bidang yang agak sedikit berbeda, Craig menyatakan bahwa
1|Page
komunikasi tidak akan pernah menyatu dengan sebuah teori tunggal atau kelompok teori. Perlu
mencari jenis hubungan yang berbeda yang berdasarkan pada (1) pemahaman umum mengenai
kemsamaan dan perbedaan; dan (2) komitmen untuk mengatur tekanan melalui dialog. Diperlukan
sebuah metamodel. Metamodel merupakan “model dari semua model”. Teori harus dipandang
sebagai pernyataan atau arguman berdasarkan pendekatannya. Teori merupakan sebuah bentuk dari
wacana, teori merupakan metawacana. Jika kita dapat menemukan metamodel yang berguna maka
dapat menentukan hubungan antara teori-teori. Craig menjelaskan tujuh dasar (tradisi) dalam
membicarakan komunikasi: (1) retorika; (2) semiotika; (3) fenomenologis; (4) sibernetika; (5)
Proses penelitian dalam komunikasi. Sebuah model dasar penelitian. Proses penelitian yang
sistematis menggunakan tiga tahapan: tahapan pertama adalah menanyakan pertanyaan, tahapan
kedua adalah pengamatan, dan tahapan ketiga adalah menyusun jawaban. Jenis penelitian yang
berbeda, mengajukan pertanyaan yang berbeda, menggunakan metode pengamatan yang berbeda,
dan menghasilkan jenis teori yang berbeda. Metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga
bentuk ilmu pengetahuan yang luas – ilmiah, humanis, dan ilmu pengetahuan sosial.
Para akademisi bekerja mengikuti pola penelitian dan pengembangan teori. Pada akhirnya,
karya seorang akademisi harus dipublikasi untuk ditinjau. Salah satu teori formal untuk “pengujian”
yang pertama adalah karya konvensi. Ada dua bentuk publikasi yang dipandang dalam komunitas
akademis, artikel jurnal dan sebuah monograf atau buku. Salah satu publikasi paling penting untuk
mengenalkan teori komunikasi adalah jurnal Communication Theory. Satu tingkat terakhir dalam
publikasi menguraikan sebuah teori. Bentuk publikasi ini berguna untuk memasuki teori dalam
bidang tertentu. Pada akhirnya, teori pun dibuat. Akademisi menamai konsep-konsep dalam teori,
memutuskan hubungan atau keterkaitan apa yang ditonjolkan, menentukan bagaimana menyusun
2|Page
CHAPTER II
Teori menyusun dan menyatukan pengetahuan yang sudah ada. Istilah teori komunikasi dapat
mengacu pada sebuah teori tunggal atau dapat digunakan untuk menandakan kearifan kolektif yang
ditemukan dalam seluruh kesatuan teori yang berhubungan dengan komunikasi. Orientasi
multiteoretis merupakan sifat dari teori komunikasi. Semua teori merupakan abstraksi. Teori
merupakan tafsiran, sehingga mempertanyakan kegunaan sebuah teori lebih bijaksana daripada
mempertanyakan kebenarannya.
1. Asumsi filosofis atau kepercayaan dasar yang mendasari teori. Asumsi filosofis dibagi
2. Konsep atau susunan pembentukan. Sifat manusia adalah konseptual. Dalam menentukan
konsep, ahli teori komunikasi mengamati banyak variabel dalam interaksi manusia dan
menggolongkannya serta menandai menurut pola yang diterima. Teori yang berhenti pada
tingkatan konseptual – teori yang tujuannya untuk memberikan susunan kateogiri tanpa
3. Penjelasan atau hubungan dinamis yang dihasilkan oleh teori. Dua jenis penjelasan yang
paling umum adalah kausal (kejadian dihubungkan sebagai hubungan sebab akibat) dan
praktis (tindakan sebagai tujuan yang terhubung dengan tindakan yang dirancang).
4. Prinsip atau panduan untuk tindakan. Prinsip memiliki tiga bagian: mengidentifikasi sebuah
situasi atau kejadian, menyertakan seperangkat nilai, dan menegaskan hubungan antara
3|Page
susunan tindakan. Untuk menjelaskan bagaimana kombinasi elemen teoretis yang beragam
menghasilkan jenis teori yang berbeda akan digunakan dua paradigma teori yaitu teori
Teori nomotetik. Teori ini didefinisikan sebagai sesuatu yang melihat hukum secara universal atau
umum. Ilmu pengetahuan tradisional didasarkan pada empat proses: mengembangkan pertanyaan,
menyusun hipotesis, menguji hipotesis, dan merumuskan teori. Pendekatan ini dikenal dengan
metode hypothetico-deductive atau kadang disebut juga tradisi analisis variabel. Empat langkah
metode hipotetis deduktif adalah memeprtanyakan, menghipotesiskan, menguji, dan menyusun teori
Asumsi filosofis. Teori nomotetik menempatkan posisi tertentu dalam pertanyaan tentang
Konsep biasanya dioperasikan dalam tradisi nomotetik karena penelitian ilmiah mengharuskan
untuk fokus pada pengamatan. Pengukuran dinilai berdasarkan dua kriteria, validitas (tingkatan
dimana pengamatan mengukur apa yang harus diukur) dan reliabilitas (tingkatan yagn mengukur
Penjelasan bersifat kausal dalam teori nomotetik. Tradisi penelitian nomotetik hampir sama dengan
apa yang disebut Charles Pavitt dengan realisme ilmiah, yaitu filosofi yang meyakini dunia yang
nyata dengan hal yang nyata dengan karakteristik yang benar dan pengaruh kausal.
Induksi Teori
Tindakan
Metode dan Pengukuran
kesatuan teori dari nomotetik. Robyn Penman menggarisbawahi lima prinsip pendekatan tindakan
praktis yang menyatakan perbedaan penyusunan teori ini daripada ilmu pengetahuan tradisional,
yaitu:
1. Tindakan bersifat sukarela. Manusia sebagian besar memotivasi dirinya sendiri dan
memperkirakan perilaku berdsarkan pada faktor eksternal adalah sesuatu yang tidak
mungkin.
2. Pengetahuan dihasilkan secara sosial. Teori komunikasi diciptakan oleh proses komunikasi
atau interaksi – proses yang mereka susun sendiri untuk mereka jelaskan.
3. Semua teori berhubungan dengan sejarah. TEori mencerminkan keadaan serta waktu ketika
Ahli teori tidak terpisah dari dunia yang diciptakan namun mereka juga bagian dari dunia
tersebut.
5. Teori memiliki nilai, tidak pernah netral. Nilai menjadi dasar untuk diakui.
Asumsi filosif. Dalam epistemologi, teori praktis cenderung menganggap manusia mengabil sebuah
peran aktif dalam menciptakan pengetahuan. Dalam ontologi, teori praktis cenderung beranggapan
bahwa individu merupakan agen yagn diarahkan oleh tujuan yang menciptakan pengertian,
memiliki maksud, membuat pilihan yang nyata, dan bertindak dalam berbagai situasi dengan cara
yang disengaja. Secara aksiologi, sebagian besar teori praktis cenderung sadar akan nilai.
Konsep. Konsep dalam teori praktis cenderung tidak disajikan sebagai sesuatu yang universal.
Penjelasan. Teori praktis cenderung menggunakan kebutuhan praktis sebagai dasar sebuah
penjelasan.
5|Page
Prinsip. Tidak semua jenis teori praktis memiliki keempat aspek (asumsi, konsep, penjelasan, dan
prinsip). Robert Craig dan Karen Tracy mengemukakan bahwa teori praktis memberikan
seperangkat prinsip yang memungkinan penghubung untuk menyusun sebuah model normatif yang
bersifat sementara, dapat diperbaharui, tetapi masih dibenarkan secara rasional yang relevan dengan
Menilai Teori Komunikasi. Terdapat beberapa kriteria yang dapat membantu kita menilai teori –
a. Ruang lingkup teori. Bergantung pada prinsip umum atau gagasan bahwa sebuah penjelasan
teori harus cukup umum untuk datpat masuk ke pengamatan tunggal. Ada dua jenis keadaan
b. Ketepatan. Perlu dilihat apakah asumsi epistemologis, antologis, dan aksiologi teori tepat
c. Nilai heuristik. Akankah teori tersebut menghasilkan ide baru bagi penelitian dan teori
d. Validitas. Dapat dikatakan sebagai nilai kebenaran sebuah teori. Validitas sebagai sebuah
kriteria teori setidaknya memiliki tiga arti, sebagai value, corrspondence, dan
generalizability.
f. Keterbukaan
Semua teori penting bagi bidang keilmuan karena perkembangannya sinergis dengan perkembangan
bidang keilmuan. Coba berpikir tentang teori komunikasi sebagai prisma, dengan metafora ini
komunikasi menjadi proses dalam berbagai aspek yang memengaruhi dan dipahami dalam berbagai
konteks. Selain itu dapat berupa metafora rancangan, dan juga metafora ekspolorasi. Pemaparan di
6|Page
CHAPTER III
Dalam bab ini diberikan kerangka kerja yang digunakan sebagai petunjuk dan alat dalam
meperhatikan berbagai asumsi, perspektif, dan poin utama teori komunikasi agar dapat dilihat
persamaan dan perbedaannya. Kerangka kerja ini menyediakan metode yang berguna dalam
Menyusun teori komunikasi. Keragaman tipologi komunikasi telah dikembangkan. Model yang
digunakan di buku ini adalah model Robert T. Craig, model ini dipilih oleh Littlejohn karena
menawarkan cara melihat dan merefleksikan kajian komunikasi dalam cara holistik. Robert T. Craig
1. Tradisi Semiotik
Semiotik atau penyelidikan simbol-simbol membentuk tradisi pemikiran yang penting dalam
teori komunikasi. Tradisini ini terdiri dari sekumpulan teori tentang bagaimana tanda
merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda itu sediri.
Kebanyakan pemikiran semiotic melibatkan ide dasar triad of meaning yang menegaskan bahwa
arti muncul dari hubungan di antara tiga hal: benda (atau yang dituju), manusia (penafsir), dan
tanda. Dalam buku Littlejohn ini dijelaskan landasarn teoritik dari kalangan ahli lingusitik, seperti
Charles S Pearce ahli semiotic modern pertama selaku pelopor ide ini, C.K. Ogden dan I.A.
Semiotik dibagi ke dalam tiga wilayah kajian – semantic, sintaktik, dan pragmatik. Semantik
bicara tentang bagaimana tanda berhubungan dengan yang ditunjuknya atau apa yang ditunjukkan
oleh tanda-tanda (bahasa). Sintaktik adalah kajian hubungan di antara tanda-tanda. Pragmatik
merupakan kajian utama semiotic yang memperhatikan bagaimana tanda membuat perbedaan dalam
7|Page
kehidupan manusia. Tanda nonlinguistic menciptakan permasalahan pragmatic khusus dan
2. Tradisi Fenomenologi
Teori dalam tradisi fenomenologis berasumsi bahwa orang secara aktif menginterpretasi
pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini
Gagasan utama dari tradisi fenomenologis. Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan
sebuah benda, kejadian atau kondisi yang dilihat. Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar
fenomenologi, yaitu: pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar, makna
benda terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang, dan bahasa merupkaan kendaraan
makna. Proses interpretasi penting bagi pemikiran fenomenologis (verstchen dalam bahasa Jerman).
Interpretasi melibatkan maju mundur antara suatu kejadian atau situasi dan menentukan maknanya
Tiga kajian pemikiran umum membuat beberapa tradisi fenomenologis: fenomenologi klasik,
3. Tradisi Sibernetika
Sibernetika merupakan tradisi sistem kompleks yang di dalamnya banyak orang saling
berinteraksi, memengaruhi satu sama lainnya. Gagasan utama dari tradisi ini adalah sistem. Bagian
apa pun dari sebuah sistem selalu dipaksa oleh ketergantungan bagian-bagian lainnya dan bentuk
saling ketergantungan inilah yang mengatur sistem itu sendiri. Sistem mendapatkan input dari
lingkungan, memproses dan menciptakan timbal balik berupa hasil kepada lingkungan (output).
Input dan output berupa materi nyata, dapat pula berupa energi dan informasi.
8|Page
Pembedaan diantara keempat variasi teori sistem, yaitu: (1) teori sistem dasar (basic system
theory), (2) sibernetika (cybernetics); (3) teori sistem umum (general system theory); dan (4)
4. Tradisi Sosiopsikologis
Kajian individu sebagai makhluk sosial merupakan tujuan dari tradisi sociopsychological ini.
Berasal dari kajian psikologi sosial, tradisi ini memiliki tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori
di tradisi ini berfokus pada perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian
sosiopsikologis. Tradisi ini sering diasosiasikan dengan the science of communication. Tradisi
Input merupakan bagian dari perhatian khusus sedangkan output (rencana dan perilaku) merupakan
bagian dari sistem kognitif. Tradisi dalam sosiopsikologis dapat dibagi kedalam tiga cabang besar:
5. Tradisi Sosiokultural
terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi.
Gagasan utama dari tradisi sosiokultural. Tradisi ini memfokuskan diri pada bentuk interaksi
antarmanusia daripada karakteristik individu atau model mental. Interaksi merupakan proses dan
Keragaman dalam tradisi sosiokultural. Tradisini ini memiliki beragam sudut pandang yang
9|Page
bahwa struktur sosial dan makna diciptakan serta dipelihara dalam interaksi soial, paham interaksi
6. Tradisi Kritik
Pertanyaan akan keistimewaan dan kekuatan dianggap penting dalam teori komunikasi dan
merupakan tema dari tradisi kritik. Teori dalam tradisini ini akan menyangkut bagaimana kekuatan,
tekanan, dan keistimewaan sebagai hasil dari bentuk komunikasi tertentu dalam masyarakat. Tradisi
ini banyak dipengaruhi oleh karya di Eropa, feminisme Amerika, dan kajian post modernisme dan
post kolonialisme.
Gagasan utama tradisi kritik. Terdapat tiga keistimewaan pokok tradisi ini: (1) tradisi ini
mencoba memahami sistem yang sudah dianggap benar, struktur kekuatan, dan keyakinan – atau
ideologi yang mendominasi masyarakat dengan pandangan tertentu dimana minat disajikan oleh
struktur kekuatan yang ada. (2) Para ahli teori kritik pada umumnya tertarik dengan membuka
kondisi sosial terkait penindasan dan rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi atau
masyarkaat yang lebih bebas dan lebih berkecukupan. (3) Menciptakan kesadaran untuk
7. Tradisi Retorika
Kajian retorika secara umum didefinisikan sebagai simbol yang digunakan manusia. Pada
awalnya, ilmu ini berhubungan dengan persuasi sehingga retorika adalah seni penyusunan argumen
Gagasan utama tradisi retorika. Pusat dari tradisi retorika daalah kelima karya retorika:
penemuan, penyusunan, gaya, penyampaian, dan daya ingat. Tanpa mengesampingkan pemilihan
simbol dan media, retorika melibatkan sebuah teks atau artefak khusus untuk audiensi.
10 | P a g e
Keragaman dalam tradisi retorika. Untuk memperlihatkan beragam kemungkinan dari tradisi
retorika dapat diidentifikasi dari beberapa periode yang berbeda: klasik, pertengahan, Renaissance,
Mengembangkan konteks untuk komunikasi. Teori dalam tujuh tradisi yang telah dibahas
mencakup banyak aspek komunikasi. Ada beberapa poin yang menyediakan petunjuk dalam
melanjutkan pembahasan teori dalam bab berikutnya, yaitu: tidak ada tradisi yang memberikan
kontribusi pada seluruh aspek komunikasi, tradisi tidaklah terpisah satu sama lainnya – tradisi
tersebut memengaruhi satu sama lainnya, setiap tradisi memiliki karakter khusus dan dalam
beberapa kasus tradisi tersebut saling menolak satu sama lain, ketika konteks diganti maka tradisi
yang berbeda menjadi kurang berharga karena konteks komunikasi multikontekstual, tradisi tidak
Cukup banyak materi di setiap bab yang menurut penulis cukup sulit untuk dipahami, hal itu
bermula dari pengalaman penulis membaca buku Littlejohn dimulai dari bab lanjutan (bab 4 dan 5)
dengan melewati bab awal yang paling penting, yaitu bab 1 sampai 3 di buku ini. Konsep yang
disajikan dalam tiga bab pertama di buku Littlejohn ini diwujudkan melalui contoh pada bab-bab
berikutnya, sehingga wajib untuk memahami alur berpikir Littlejohn saat menulis dan melakukan
pengelompokkan terhadap teori. Membaca bagian awal buku akan memberikan pemahaman yang
baik terhadap keseluruhan isi materi yang disampaikan. Edisi di buku Littlejohn yang digunakan
dalam pegangan utama perkuliahan ini (ed. 9) cukup terstruktur dengan pengelompokan teori sesuai
karakteristik berdasarkan tradisi Robert T.Craig, hal ini dirasa cukup memudahkan dalam
memberikan pemahaman terhadap banyaknya kajian teori yang ada dalam bidang komunikasi.
Kelemahan dari buku Littlejohn di edisi ke-9 ini adalah tidak adanya penjelasan secara
gamblang terkait level komunikasi yang terjadi sesuai pada teorinya. Perubahan berpikir dari
11 | P a g e
seorang Littlejohn juga terjadi dari pola di buku edisi terakhirnya (edisi 11) dimana terjadi
perluasan framework atau pola pengelompokkan teori komunikasi. Di edisi 11, Littlejohn
menambahkan empat skema / tipologi untuk mengelompokkan teori komunikasi, yaitu: paradigma
Gibson Burrell dan Gareth Morgan, Stanley Deetz’s discourses, John Power’s tiers, dan tradisi
Robert T. Craig.
Melihat struktur awal beberapa buku, terlihat bahwa setiap penulis memberikan perspektif
yang berbeda dalam pemarapannya tentang teori komunikasi (baik dari penulis yang sama dengan
edisi berbeda ataupun penulis lain). Perspektif dalam teori komunikasi dikemukakan dalam
berbagai ragam. Em Griffin dalam buku A First Look at Communication Theory edisi 10th (2019)
membangun tatanan teori di bukunya berdasarkan pendekatan obyektif ataukah interpretif. Tradisi
komunikasi di Littlejohn ke-9 direspon dengan cara yang berbeda oleh Griffin di bukunya (ed 10th,
2019). Tradisi sibernetika dan sosiopsikologis merupakan tradisi paling bersifat obyektif sementara
fenomenologis, kritik, dan sosiokultural bersifat paling interpretif. Tradisi semiotik dan retorika
Masih dalam buku Griffin, dipaparkan bahwa Robert T. Craig tidak berpikir bahwa tujuh
tradisi yang sudah dikemukakan telah mewakili peta lengkap dari teori komunikasi. Dia
menyarankan kemungkinan tradisi pragmatis – yang berorientasi pada masalah praktis dan
mengevaluasi beberapa ide. Hal tersebut juga dipicu oleh mahasiswa Craig yang mendeskripsikan
tentang spiritual tradition untuk memberikan pemahaman bagaimana orang berbicara mengenai
kebenaran transedental (spiritual). Keterbukaan Craig dalam menerima penambahan tradisi tersebut
membuat Griffin dalam bukunya mengusulkan penambahan tradisi, yaitu ethical tradition. Meski
demikian, dalam 36 bab bukunya, tidak teridentifikasi dengan jelas contoh teori yang masuk dalam
12 | P a g e