Anda di halaman 1dari 15

Changing Minds

Persuasion in Negotiation and Conflict Resolution

Peter T. Coleman, Morton Deutsch, Eric C. Marcus, The


Handboook of Conflict Resolution, Theory and Practice, Third
Edition, San Fransisco: Jossey Bass, 2014
Agenda Style
01 An Overview of Persuasion Theory & Research
Gambaran paradigma penelitian kearah persuasi dengan pendekatan historis
dan kontemporer. Diskusi perspektif teoretis umum persuasi yang
membedakan dua cara dasar orang berpikir (dual-process perspective)

02 Persuasion in the Context of CR


Membahas kemajuan resolusi dalam perspektif heuristik-sistematis dan
menjelaskan bidang lain dari penelitian persuasi yang mempunyai
impolikasi untuk situasi konflik

03 Promoting Open-Minded Processing


Membahas faktor lain yang dapat meningkatkan akurasi motivasi dalam
situasi konflik dan merekomendasikan strategi untuk mempromosikan
pengolahan dengan open-minded

04 Conclusion
Menguraikan kesimpulan dari hasil review chapter
Our Team Style

PERSUASI?
Prinsip dan proses dimana sikap,
Alison Ledgerwood; Shelly keyakinan, dan perilaku orang
Chaiken; Shannon P. Callahan dibentuk, dimodifikasi, atau tidak
berubah dalam menghadapi upaya
Fokus bab ini adalah persuasi dan
perubahan sikap dalam negosiasi,
orang lain untuk mempengaruhinya
mediasi, dan resolusi konflik
Teori & Penelitian Persuasi

The Paradigmatic Persuasion Experiment


Teori Persuasi
Masuk dalam penelitian
tentang proses yang
The Heuristic-Systematic Model mendasari negosiasi dan
resolusi konflik

Motives for Processing Kesimpulan dari 2 gaya pengolahan kognitif


Model heuristik-sistematis mempunyai
implikasi penting bagi orang yang berusaha
untuk membujug.
Dengan persuasi timbal-balik, peserta resolusi
konflik dapat meningkatkan kemungkinan
mengidentifikasi win-win solution dan
mencapai kesepakatan yang langgeng
The Paradigmatic Persuasion Experiment
 Prototypical (percobaan persuasi dasar) menyoroti perbedaan laboratorium dan
“dunia nyata” & bagaimana persuasi menangani gap yang ada
 Apa efek dari pesan persuasif pada sikap, keyakinan, atau maksud perilaku
peserta. Studi ini biasa meliputi pesan, sumber, dan peserta penerima
(paradigma tradisional)
 Model persuasi satu-arah, sumber ke peserta hanya secara langsung
mencerminkan sebagian konteks dimana pengaruh sosial terjadi
 Paradigma persuasi : konflik dan resolusi konflik melibatkan interaksi yang
dinamis dan berulang antara sumber dan target yang bersama-sama terlibat
dalam upaya persuasi bersama dua-arah.
 Dalam negosiasi para pihak saling tergantung, bukan otonom: hasil tergantung
pada tindakan satu sama lain (Neal dan Bazerman, 1991)
 Paradigma persuasi prototypical sebagai kerangka dasar dimana variabel lain
ditambahkan ke dalamnya
The Heuristic-Systematic Model
Dual-Process Theory Mode of information processing
Menjelaskan bagaimana perubahan sikap terjadi 1. Pengolahan sistematis (melibatkan banyak effort untuk memahami
sebagai akibat dari dua mode pengolahan yang informasi dan menintegrasikan informasi sebagai dasar sikap, penilaian,
secara kualitatif berbeda dan perilaku berikutnya)
(Chaiken dan Trope, 1999); De Dreu, 2004) 2. Pengolahan heuristik (relatif otomatis dan membutuhkan sedikit usaha
dan kapasitas kognitif -> jika-maka) “jalan -pintas”

Heuristic-Systematic Model
Salah satu dari beberapa model Dual-
process theory yang penting dalam Cognitive Consequence of Processing Modes
psikologi sosial kontemporer. Penilaian yang tidak optimal, buruk / bias dapat terjadi dari kedua gaya
(Chaiken, Giner-Sorolla, dan Chen, pengolahan informasi.
1996; Chen dan Caiken, 1999) Individu yang memproses informasi dengan cara yang secara kognitif
kompleks sering lebih efektif dalam situasi konflik dan pengambilan
keputusan.
Dalam jangka panjang pengolahan sistematis dapat menghasilkan keputusan
yang lebih optimal daripada heuristik.

Source of Bias
Sikap orang dapat menimbulkan efek selektif pada hampir semua tahap
pengolahan informasi.
Sikap yang tertanam dapat membelokkan perhatian kita, penafsiran kita, dan
ingatan kita pada informasi.
Cara pikiran kita mengatur informasi sering membuat kita lebih mudah
memproses informasi yang cocok dengan sikap kita sendiri (Eagly dan
Chaiken 1993, 1998).
Motives for Processing
Peneliti telah mengidentifikasi tiga jenis motif yang mempengaruhi cara individu memproses
informasi, yaitu: (Chaiken, Giner-Sorolla, dan Chen, 1996; Kunda, 1990)

Berfokus pada diri dan


Diarahkan untuk Berfokus pada orang
egoistik
menemukan apa yang lain dan relasional
benar
Mendorong penerima Mempertimbangkan
Umum dalam pesan utk memproses konsekuensi
kehidupan sehari-hari, informasi dengan cara interpersonal -
ktia perlu memahami melindungi dan mengungkapkan
secara akurat dunia di membenarkan keyakinan, penilaian tertentu
sekitar kita untuk citra, dan kepentingan dalam konteks sosial
berperilaku secara yang penting bagi rasa- tertentu
efektif diri mereka

ACCURACY DEFENSE IMPRESSION


MOTIVE MOTIVES MOTIVES
Persuasi dalam Konteks
Resolusi Konflik

Teori Persuasi
Semakin dimasukkan dalam penelitian
tentang proses yang mendasari negosiasi dan
resolusi konflik

Heuristic & Systematic Processing


in Negotiation Settings

Multiple Motives in Conflict


Resolution
Pengolahan Heuristik & Sistematis
dalam Negosiasi

Ketika negosiator mempunyai tingkat motivasi sedang


(kapasitas kognitif rendah), mereka sering mengandalkan
heuristik seperti asumsi fixed-pie (persepsi bahwa
negosiasi adalah zero-sum – kedua belah pihak ingin hal
yang sama sehingga hanya salah satu yang bisa
mendapatkannya pembagian 50/50).
Negosiasi bisa gagal karena asumsi yang digunakan.

Faktor yang mempengaruhi sejauh mana orang


memproses informasi dalam negosiasi (De Dreu 2004):
• Faktor tetap, perbedaan individu (motivasi, kapasitas)
• Faktor sementara, situasi – spesifik (tekanan waktu,
kondisi sekitar) Heuristic & Systematic Processing
in Negotiation Settings
Multiple Motives in CR

SOCIAL
ACCURACY
Motivasi sosiasi mempengaruhi
pengolahan informasi sedemikian rupa Memotivasi orang untuk mencari dan
sehingga individu mengingat heuristik mempertimbangkan solusi potensial dan
yang sesuai dgn tujuan mereka untuk menerima kompromi yang diperlukan
menjadi kompetitif atau kooperatif

MOTIVES

IMPRESSION DEFENSE
Motivasi kesan memiliki efek positif dan Apabila motivasi pembelaan adalah yang
negatif pada informasi pemrosesan utama, tujuan seseorang adalah untuk
dalam situasi konflik. Ketika negosiator menolak pengaruh, mempertahankan
ingin memproyeksikan citra diri mereka keyakinan dan komitmen sebelumnya,
kooperatif, informasi diproses secara mencari pembenaran keyakinan tersebut
terbuka dan berusaha memaksimalkan dalam pesan yang diproses
keadilan dan hasil bersama.
Implikasi
CR yg sukses dari perspektif persuasi
Menggerakkan para pihak ke arah
pengolahan informasi open-minded
dan accuracy-motivated. Berusaha
meredam defense-motives dan
Step keberhasilan CR (2) impression yang menghambat
Kedua pihak bersedia dan mampu fleksibilitas kognitif
tidak hanya menyampaikan tapi juga
menerima informasi (negosiator
harus mau membujug dan dibujug) Step keberhasilan CR (1)
Diskusi kebutuhan dan kepentingan
yang mendasar memungkinkan para
(Neale dan Bazerman, 1991; Rouhana dan pihak untuk mendapatkan apa yang
Kelman, 1994) lebih penting dari mereka

Pihak yang bermusuhan


meninggalkan tuntutan awal untuk
menemukan masalah yang
kompatibel dalam kepentingan
mereka yang mendasar
Mendorong proses open-minded
Identitas Kelompok
Berperan dalam situasi konflik sehingga penting untuk memahami peran
yang dilakukan oleh identitas kelompok dalam persuasi. Identifikasi
kelompok/persepsi subjectif bahwa seseorang masuk dalam suatu
kelompok mendefinisikan kelompok tertentu in-group, kelompok lawan as
out-group, dan kelompok yang tidak relevan as neutral group

Penegasan Diri
Menegaskan konsep self-affirmation pada orang yang terlibat dalam
resolusi konflik dapat mengurangi motivasi untuk mempertahankan
identita yang menonjol dan meningkatkan pengolahan informasi
accuracy-motivated.

Informasi Tak Terduga dan Moderate Positions


Gagasan bahwa apa yang tak terduga kadang menyebabkan
pengolahan sistematis accuracy-motivated, mendorong revisi
asumsi dan pertimbangan dengan pikiran terbuka
Conclusion

BAGIAN KEDUA
BAGIAN PERTAMA
 Meninjau teori dan penelitian
 Gambaran penelitian psikologis yang menghubungkan persuasi
dari perspektif dual-process pada dengan situasi konflik
persuasi  Mendiskusikan penelitian dalam
 Disajikan teori dual-process yang penegasan diri, identitas
menggambarkan bagaimana kelompok, dan pengaruh
persuasi berasal dari dua jenis informasi tak terduga serta
pengolahan informasi (heuristik moderate positions
dan sistematis)  Perlunya negosiator untuk
 Terdapat tiga kelas motif (accuracy, bergerak keluar dari defense dan
defense, dan imppresion) yang impression-motivated untuk
mempengaruhi pengolahan memproses informasi dalam
informasi, hasilnya adalah tingkat mode berorientasi accuracy dan
motivasi yang mempengaruhi open-minded
tingkat pengolahan sistematis
C H A N G I N G
M I N D S

Sometimes you
change your
mind..
Sometimes
your mind
change you!
Binyomin Scheiman
THANK YOU
Lusia Vreyda Adveni (Lvreyda@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai