Anda di halaman 1dari 31

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN
Paradigma Pengambilan Keputusan

Dua paradigma dalam teori pengambilan


keputusan
1.Rasionalitas
2.Rasionalitas yang dibatasi (Bounded
Rationality)
Paradigma Rasionalitas

1. Pengambil keputusan memiliki informasi yang


utuh/lengkap terhadap setiap peristiwa
2. Sadar terhadap setiap konsekuensi dari alternatif solusi
yang dipilih/keputusan yang dibuat.
3. Mampu menentukan peringkat nilai manfaat yang
sempurna dalam setiap alternatif solusi
4. Menentukan tindakan/alternatif solusi yang
menghasilkan manfaat yang maksimal.
Paradigma Rasionalitas yang Dibatasi
(Bounded Rationality)

1. Berawal dari gagasan tentang kekacauan karena


ketidakhadiran informasi yang lengkap. Keterbatasan
dalam memperoleh informasi.
2. Faktor internal dan eksternal yang membatasi proses
pengambil keputusan. Faktor internal meliputi sifat
dasar, persepsi, motivasi, latar belakang sosial dan
tingkat intelektual. Faktor eksternal meliputi
kompleksitas masalah, kualitas dan kuantitas informasi
yang bisa diakses, keterbatasan waktu dll.
Karakteristik Proses Pengambilan
Keputusan ala Rasionalitas yang dibatasi
• Pengolahan informasi yang terbatas
Kecenderungan mencari informasi yang bisa dikelola
dengan baik daripada mendapatkan jumlah informasi
yang optimal
• Penggunaan aturan praktis dan jalan pintas
Kecenderungan menyederhanakan mekanisme
pengolahan informasi yang rumit
• Kepuasan
Membuat keputusan yang cukup baik (good enough) dan
bukan sempurna (perfect)
Paradigma Rasionalitas yang Dibatasi
(Bounded Rationality)

1. Berawal dari gagasan tentang kekacauan karena


ketidakhadiran informasi yang lengkap. Keterbatasan
dalam memperoleh informasi.
2. Faktor internal dan eksternal yang membatasi proses
pengambil keputusan. Faktor internal meliputi sifat
dasar, persepsi, motivasi, latar belakang sosial dan
tingkat intelektual. Faktor eksternal meliputi
kompleksitas masalah, kualitas dan kuantitas informasi
yang bisa diakses, keterbatasan waktu dll.
Model Pengambilan Keputusan
berdasarkan Pandangan Rasional

1. Selalu berawal dari identifikasi masalah, pencarian


sejumlah alternative solusi, dan pemilihan solusi terbaik
2. Masalah yang ditetapkan tidak memiliki arti ganda
3. Alternatif solusi dapat diranking dan dibobot secara
rasional
4. Alternatif solusi yang dipilih dianggap mampu
menghasilkan nilai kepuasan tertinggi
Perbedaan antara Gejala dan Masalah
(Tahap Identifikasi Masalah)

Kegiatan Bisnis Gejala Masalah Masalah


berdasarkan Gejala Sebenarnya
Es Konsumen lebih Rasa es perusahaan Kemasan produk
suka es pesaing harus diformulasi kurang menarik
kembali sehingga
mempengaruhi
persepsi akan rasa
es
Tekstil Keluhan tentang Upah disesuaikan Program tunjangan
upah kerja oleh dengan upah rata- tidak sesuai
para pekerja rata industri tekstil dengan kebutuhan
wanita wanita
Model Pengambilan Keputusan
berdasarkan Pandangan Rasional yang Dibatasi
(Bounded Rationality)

1. Diawali dengan identifikasi masalah


2. Alternatif solusi diranking bukan berdasar pada rasional
(menurut kehendak manajer) melainkan solusi dinilai
sudah cukup memuaskan oleh organisasi (carniage
model)
3. Alternatif solusi berdasarkan solusi yang pernah
dilakukan sebelumnya namun ada perubahan sedikit
(incrementalist model)
4. Mengatasi masalah dengan solusi yang sudah tersedia
sebelumnya (garbage can model)
INTUISI DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengertian Intuisi

1. Intuisi dari bahasa Latin yakni intueri, yang berarti to


consider, to look on
2. “the ability to perceive or know thing without conscious
reasoning” (Webster’s New World)
3. “a feeling not necessarily supported by research” (S.P.
Robbins)
4. “listening to the inner voice” (Carl Jung)
Empat Fungsi yang Mempengaruhi Manusia
dalam Memecahkan Masalah (Jung, 1976)

• Sensing, berupa persepsi panca indera;


• Thinking, yang memberikan arti dan pengertian;
• Feeling, yang memberikan penilaian dan keputusan;
• Intuition, yang memberikan arah mengenai berbagai
kemungkinan masa depan
Pengertian Lain tentang Intuisi

1. Intuisi juga bisa membantu melihat kemungkinan yang


akan terjadi.
2. Pandangan tentang masa depan dikenal sebagai visi
(dalam manajemen)
3. Penentuan visi berkaitan dengan kemampuan
mengolah informasi dan hasilnya untuk memprediksi
masa depan.
Intuisi merupakan Metode yang Sah
(legitimate)

• Dalam Weil, Kakabadse menyatakan bahwa  intuisi  merupakan


metode yang syah (legitimate) dalam pengambilan keputusan.
• Selanjutnya, Kakabadse berpendapat bahwa pengambilan
keputusan dengan intuisi digunakan dalam situasi ambigu,
 tidak stabil atau pada waktu terdapat informasi yang
berlebihan.  
Delapan Faktor Pendorong Penggunaan Intuisi
(Robbins, 2001)
1. When a high level of uncertainty exists
2. When there is little precedent to draw on
3. When variables are less scientifically predictable
4. When facts are limited
5. When facts do not clearly point the way to go
6. When analytical data are of little use
7. When there are several plausible alternative solutions
from which to choose
8. When time is limited and there is pressure to come up
with the right decision
Gambar Kecenderungan Penggunaan Intuisi

High 8 Condition High Use of Intuition

Bounded Rationality

Optimizing Satisficing

Rationality

Low Use Intuition Low 8 Condition


Model Pengambilan Keputusan Intuitif

• Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanakan tanpa analisis


rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses
keputusan.
• Terdapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu
A front end approach dan a back end approach
A front end approach
• Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis
masalah secara sistematis
• Intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu
gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan-
kemungkinan yang luar biasa.
• Jadi keputusan tidak dibangun dari data yang lalu
A back end approach

• Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar


pada analisis rasional, untuk mengidentifikan permasalahan dan
menetapkan bobot nilai kriteria.
• Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil keputusan
beristirahat satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini,
sebelum menentukan pilihan keputusan akhir (final).
Cara Meningkatkan Kemampuan Intuitif

• Menyiapkan kondisi fisik. Intuisi bisa bekerja dengan baik apabila badan
sehat/fit, perasaan tenang dan senang
• Mengembangkan pengalaman. Memperbanyak pengalaman dan merenungkan
makna dari pengalaman tersebut.
• Belajar. Menambah wawasan dengan berbagai cara
• Mengamati momen timbulnya intuisi.
• Melatih diri. Melatih kemampuan memprediksi apa yang mungkin akan terjadi.
4 Jenis Gelombang Otak

Sumber: http://www.effective-positive-thinking.com/electronic-mind-control.html
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Pengertian

• “Ethical decision is an individual’s selection of the most ethical decision


among the different alternatives” (Sparks and Pan, 2009)
• Pengambilan keputusan etis merupakan pengambilan keputusan dengan
pemahaman mengenai sebuah tindakan benar secara moral atau tidak
(Hunt and Vitell, 1986)
• Pengambilan keputusan etis merupakan sebuah proses psikologis ketika
menghadapi dilemma etis dalam membuat penilaian benar atau salah
secara moral (Rest, et al, 1997)
Tiga Tingkat Dasar terhadap Isu Moral

• Pre-conventional, individu memahami pengertian benar dan salah berdasarkan


konsekuensi yang diterimanya, misalnya hukuman, hadiah atau pemenuhan
kebutuhan pribadi.
• Conventional, individu memahami benar atau salah sebagai kesesuain keputusan
dengan harapan orang lain atas dirinya baik dalam konteks relasi interpersonal dan
pelaksanaan peran individu dalam sistem sosial yang lebih luas
• Post-conventional, individu bergerak ke pemahaman moral yang lebih dalam lagi
da lebih universal
Kriteria Etika dalam Pengambilan Keputusan
• Paham manfaat (utilitarianism), paham ini menunjukkan suatu keputusan dibuat
untuk menghasilkan manfaat terbesar bagi jumlah terbesar
• Pemenuhan hak (rights), sebuah keputusan harus memberikan tempat bagi
penghargaan dan perlindungan atas hak mendasar individu
• Keadilan (justice), bagaimana sebuah keputusan akan menghasilkan
keseimbangan distribusi manfaat/keuntungan, biaya dan resiko. Bukan
penyamarataan.
• Pemenuhan kewajiban, tidak sekedar memenuhi kebutuhan ekonomi juga
kualitas lingkungan yang baik.
• Efek terhadap reputasi, menjaga perilaku yang etis untuk membangun
kepercayaan masyarakat
Empat Tahap Pengambilan Keputusan Etis

• Sensifitas Etis, kemampuan mengidentifikasi signifikansi moral dari suatu


isu. Hasil identifikasi isu-isu menghasilkan gambaran dilemma moral
beserta alternative tindakan
• Penalaran Etis, penalaran yang tepat memperhatikan prinsip-prinsip moral
yang relevan untuk mengambil keputusan
• Motivasi Etis, ketetapan hati maupun dorongan untuk melaksanakan
keputusan
• Implementasi Etis, alternatif tindakan yang dipilih dilakukan secara nyata
Perilaku Pengabaian atas Sinyal Kegagalan

Para pengambil keputusan yang memiliki perilaku untuk


tetap melaksanakan/menerapkan solusi dan tindakan
yang telah dipilih, meskipun terdapat sinyal yang
menerangkan bahwa keputusan yang diambil tidak
tepat.
Faktor-faktor Penyebab Perilaku Pengabaian

• Faktor-faktor penyebab perilaku pengabaian dapat


dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal misalnya,
faktor psikologis, dan faktor eksternal misalnya, faktor sosial,
faktor organisasi,dan faktor nilai keputusan, tujuan, dan
penyelesaian masalah.
Faktor Internal

Faktor psikologis
•Kecenderungan melakukan penyimpangan
•Enggan mengakui kesalahan
•Menjaga reputasi diri
•Tingkat keberanian mengambil resiko tinggi
•Over confident
Faktor Eksternal
Faktor nilai keputusan, tujuan dan
Faktor sosial penyelesaian masalah

•Mempertahankan status sosial •Besarnya biaya yang sudah


dikeluarkan
•Adanya nasehat buruk (devil’s •Keputusan yang diambil dianggap
advocate) memberikan keuntungan yang besar

•Tekanan dari pimpinan •Ada harapan munculnya peluang


keberhasilan

Faktor organisasi
•Gaya kepemimpinan otoriter
•Politik dalam organisasi
•Sistem komunikasi yang buruk
Strategi Perbaikan Etika dalam Organisasi

• Menerapkan swa etika (self ethics), terutama kepada pimpinan


• Seleksi anggota yang memiliki potensi untuk berperilaku etis
• Kode etik yang dibangun bersama dan disepakati bersama
• Pendidikan dan pelatihan etika
• Penekanan pentingnya perilaku beretika
• Sistem penilaian perilaku beretika yang objektif
• Menggunakan metode benchmarking, mengukur perilaku beretika dengan
membandingkan perilaku beretika di unit/bagian/organisasi lain

Anda mungkin juga menyukai