Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER ANTROPOLOGI KOMUNIKASI

1. Istilah reality oleh Clifford Geertz terkait dengan argumennya mengenai antropologi interpretetif, bahwa ilmu ini merupakan ilmu dalam hal sejarah filsafat ilmu pengetahuan dan metodologi ilmiah, karena antropologi yang merupakan proses interpretasi, yang melibatkan lapisan lapisan makna, bahwa itu adalah sebuah fiksi, dan tidak ada keraguan menyebut "ilmu antropologi. Clifford Geertz mencatat bahwa etimologi dari fiksi ialah fictio, yang dalam bahasa Latin mengacu kepada proses pembuatan. Geertz menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan itu sendiri, tentu etnografi itu sendiri adalah sesuatu yang dibuat. Dari perspektif ini, batas antara fiksi dan non-fiksi tidak sejelas seperti yang beberapa orang percayai. Terkait dengan realitas sosial, antropologi mengkajinya meminjam konsep dari filsuf Imanuel Kant dan Neo-Kant sebagai anak turunnya. Sebagaimana neo-kantian mengkategorikan bahwa dalam suatu realitas terdapat fenomena dan nomena. Fenomena adalah bagian dari realitas yang dapat disentuh atau dialami. Nomena adalah abgian dari realita yang tak tersentuh dan tak sepenuhnya dialami. Realitas dan realitas sosial keduanya hadir di dalam sekaligus di luar subjek (manusia). Acara-acara televisi belakangan ini banyak menayangkan suatu sajian yang mereka namakan reality show. Sebagai contoh acara pencurahan hati pasangan-pasangan yang menjalin hubungan cinta. Ada juga contoh lain misalnya sinetron. Sama seperti ludruk, acara-acara tersebut merupakan sebuah ritus modernisasi. Sebagai sebuah ritual masyarakat, dan ritual tersebut menyatukan dan mengingatkan masyarakat tersebut tentang diri mereka sendiri atau identitas mereka, dan ritual tersebut menurut James Peacock merupakan suatu komunikasi yang memiliki

fungsi fatik dalam masyarakat. Merupakan cerminan dari masyarakat. Acara-acara tersebut pada dasarnya beralngsung berdasarkan sebuah script yang sudah ditulis sebelumnya sehingga apa yang tampak dalam acara tersebut bukanlah realita yang sebenarnya, tetapi realita sebenarnya tersirat dalam bentuk kritik terhadap kisah-kisah dalam reality show, pemirsa tayangan, dan gambaran gaya hidup mewah yang sebenarnya merupakan sindiran kepada masyarakat. Sebagai sebuah pesan, reality show harus dilihat dalam kerangka kontennya lewat pembedahan teks yang biasa dilakukan oleh Geertz, kemudian juga dilihat dari relasi dan penyampaian pesan itu sendiri, apakah sebagai poetic atau phatic. Konten dan relasi dalam pesan dan penyampaian dari reality show sendiri menandakan/ menggambarkan bagaimana pesan atau peristiwa komunikasi yang berlangsung, serta tujuan dari peristiwa komunikasi tersebut. Tidak ada yang benar-benar serupa dalam sebuah pertunjukkan atas realita (reality show). hal ini hanya semata-mata ritual yang digunakan untuk mengkomunikasikan sebuah pesan kepada masyarakat. Pengkomunikasian pesan tersebut bertujuan untuk memproduksi dan mereproduksi kembali beberapa nilai, dan menegaskan batasan-batasan kehidupan mereka. Para ahli antropologi yang melakukan penelitian tentang hal ini ditantang untuk dapat membaca dokumen yang berisi wacana-wacana dari realitas sosial yang dipindahkan ke dalam reality show yang dapat dianggap sebagai teks. Reality Show seperti halnya teater non-tradisional, memiliki narasi yang mempunyai peluang untuk menggambarkan realitas sosial (ketika ada script yang ditulis). Hal itu disebabkan oleh adanya individu yang menjadi pengarang yang dapat dengan bebas membuat narasi yang dikehendaki. Individu di sini hanya berperan mengangkat narasi-narasi yang telah dikenal oleh masyarakat yang bersangkutan.

2. Dewey melihat komunitas terbangun dari ikatan-ikatan (commonalities) yang secara rumit saling terkait melalui komunikasi. Dalam konsepsi Dewey, komunikasi dan cara-cara di mana komunikasi dilakukan adalah krusial bagi pembentukan komunitas. Gagasan Dewey tentang komunitas juga menyangkut partisipasi. Ketika individu-individu bekerjasama, memasuki aktivitas orang lain, dan mengambil peran dalam upaya bersama dan kerjasama maka mereka sedang berpartisipasi dalam pengembangan komunitas. Dewey melihat komponen partisipatif dalam komunitas sebagai hal yang esensial, kalau tidak, hal seperti komunitas menjadi tidak mungkin ada (Dewey, 1916). Ketika bentuk-bentuk komunikasi berperantara melalui media mulai menampakkan pengaruhnya pada masyarakat, muncul keterkaitan pentingnya untuk membahas hal ini lebih jauh lagi. Penggunaan ruang fisik menjadi salah satu bentuk komunikasi primer. Menurut Edward T. Hall, Proxemics sebagai penataan ruang bagaimana sebuah komunikasi dilangsungkan oleh dua atau lebih subjek menandakan juga relasi dari komunikasi yang dilangsungkan. Penataan ruang ini menyaratkan jarak (sebagai pusat perhatian) saat melakukan proses komunikasi. Proxemics adalah mengenai bagaimana non-verbal komunikasi antara orang-orang yang intinya dipengaruhi oleh jarak. Ini jenis hubungan spasial melibatkan wilayah, jarak, dan berbagai zona kenyamanan pribadi. Ada empat kategori umum ruang, seperti yang didefinisikan oleh proxemics:

Public space Social space Personal space Intimate space

Di tengah perkembangan komunikasi melalu internet tentunya terjadi konsekuensi yang mengubah bentuk ruang tersebut karena terpangkasnya ruang dan waktu dalam proses komunikasi, seperti perubahan-perubahan proxemics yang tadinya berbentuk fisik (geografis) maka dalam dunia maya menjadi susunan kata atau kalimat yang intim, kata-kata yang sifatnya personal, kata-kata yang sosial, dan kata-kata yang bersifat publik. Ada pula celah-celah tersendiri yang muncul yang menjadikan komunikasi terbagi berdasarkan kategori tersebut. Kata-kata itu yang kemudian mewakili diri subjek dalam dunia maya. Contohnya dalam jejaring sosial Facebook, adanya status, comment status, wall-to-wall, comment wall, poke, message. Menggambarkan bagaimana ruang-ruang yang didefinisikan tadi di atas untuk melancarkan pesan-pesan, di mana comment status menjadi ruang publik, semua orang dapat melihat dan dapat menulis memberikan komentar, wall-to-wall menjadi ruang personal antar individu, message menjadi ruang intim/privat. Contoh lainnya yaitu kaskus. Sebuah forum besar di dunia maya yang umumnya membicarakan perihal jual beli barang. Mengacu kepada yang sebelumnya, bahwa menurut Dewey, pembentukan komunitas haruslah secara sukarela dan berlandaskan pada nilai-nilai bersama, bukannya dipaksakan secara mekanis. komunitas-komunitas baru telah terbentuk, berlandaskan pada persepsi-persepsi identitas kelompok. Dalam hal ini, forum kaskus, memiliki beberapa istilah-istilah entah itu istilah untuk kata panggilan, kata ganti orang, atau suatu barang yang disepakati dan dimengerti bersama oleh anggota yang bergabung dalam forum tersebut. Hal itu tampaknya yang sekarang ini menjadi identitas komunitas tersebut. Selain komunikasi menggunakan kata-kata atau kalimat-kalimat, komunikasi melalui gambar-gambar juga terjadi. Ada beberapa icon yang memiliki arti tersendiri bagi para anggota kaskus yang dapat memberikan

suatu reputasi seorang subjek sehingga mempengaruhi kepada tingkat kepercayaan orang-orang terhadap dirinya dalam forum tersebut. Jadi jelaslah melalui contoh-contoh di atas bahwa komunikasi yang terjadi tidak lagi tehambat akan keterbatasan jarak. Pada prinsipnya komunikasi dalam ruang fisik dan dalam ruang maya itu sama, sehingga keduanya saling berkaitan. Jika kedua subjek yang biasanya berkomunikasi dalam ruang maya kemudian berkomunikasi dalam ruang fisik; atau sebaliknya, kedua subjek yang berkomunikasi dalam ruang fisik kemudian berkomunikasi dalam dunia maya, keduanya sama-sama hadir dalam sebuah ruang; baik itu maya atau fisik, kemudian mentransmisikan pesan-pesan. Jika dalam kasus yang mana subjek belum pernah bertemu secara ruang fisik dengan lawan interaksinya dalam ruang maya dapat diprediksikan bahwa proxemics yang terjadi (yang mereka bangun) akan sangat berpengaruh terhadap dunia tatap muka mereka. Apa yang terjadi ketika mereka bertemu istilah saat ini yaitu kopi darat sangat tergantung atas pesan-pesan yang mereka transmisikan dalam ruang maya tersebut. Referensi

Green, L. Judith. 2006. Handbook of Complementary Methods in Education Research. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Bertens, K. (2002); Filsafat barat kontemporer Prancis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Hardiman, F. Budi (2004); FILSAFAT MODERN. Jakarta: Gramedia

http://www.scribd.com/doc/11435700/Dampak-dan-Teknologi-Informasi http://puterandao.blogspot.com/2010/04/john-dewey.html

Anda mungkin juga menyukai