DisusunOleh:
Rizca Haqqu
S231608028
Karakteristik Pola komunikasi, atribut kelompok, serta individu merupakan fokus sebuah
organisasi dilihat dari sudut pandang teori sosiopsikologis. Tradisi ini memuat Teori
Birokrasi Weber . Cara terbaik untuk mengorganisasi otoritas yang legal rasional, menurut
Weber, adalah dengan hirarki. Setiap lapisan manajemen memiliki otoritas resmi. Terdapat
tiga aspek dalam teori ini. Aspek pertama tentang birokrasi adalah otoritas. Aspek kedua
spesialisasi. Dan aspek ketiga adalah aturan.
Teori tentang berorganisasi dari Karl Weick ini menyebutkan komunikasi sebagai sebuah
dasar bagi pengorganisasian manusia dan memberikan sebuah dasar pemikiran untuk
memahami bagaimana manusia berorganisasi. Meneruskan Weick, James Taylor dan
koleganya merumuskan Actor –Network Theory dan, Co Orientation Theory (Teori Co
Orientasi). Taylor menciptakan gambaran tentang bagaimana organisasi tersusun dalam
percakapan.
Selanjutnya adalah Teori Jaringan. Teori ini memandang bahwa jaringan merupakan
susunan sosial yang diciptakan melalui komunikasi antar individu dan kelompok. Saat
manusia berkomunikasi, tercipta mata rantai. Mata rantai itu merupakan jalur berkomunikasi
dalam organisasi. Gagasan struktural dalam teori ini adalah connectedness (keterkaitan).
Setiap orang punya hubungan khusus dengan orang lain (personal networks/jaringan pribadi).
Karena manusia juga berkomunikasi dengan anggota lain dalm organisasi, terciptalah
jaringan kelompok (group networks). Organisasi terhubung dengan organisasi lain
membentuk kelompok lebih besar dalam jaringan organisasi (organization networks).
Strukturisasi terus terjadi dalam semua sistem sosial. Marshal Scott Poole dan Robert
McPhee menerapkan gagasan komunikasi dalam tiga metafora tempat atau pusat struktur
isasi diantaranya (1) di mana manusia mengambil keputusan dan pilihan yang membatasi apa
yang dapat terjadi dalam organisasi (conception). (2) mencakup kodifikasi formal dan
pemberitahuan keputusan dan pilihan, disebut tempat implementasi (implementation). (3)
strukturisasi terjadi ketika anggota organisasi bertindak sesuai keputusan organisasi yang
merupakan tepat penerimaan (reception).
3. Budaya Organisasi
a. Sudut Pandang Sosiokultural
Teori-teori ini tentang budaya organisasi menekankan pada cara manusia membentul
realitas organisasi. John Van Maanen dan Stephen Barley menggarisbawahi empat bidang
budaya organisasi (1) Konteks ekologis (ecological context). (2) Interaksi diferensial
(differential interaction). (3) Pemahaman kolektif (collective understanding). (4) Domain
individu (individual domain).
Sementara itu Michael Pachanowsky dan Nick o’Donnel Trujilo menggarisbawahi
empat karakteristik penampilan komunikasi organisasi, yaitu; (1) Interaksional, di mana
penampilan adalah tindakan sosial, bukan diri sendiri. (2) Penampilan bersifat kontekstual.
(3) Penampilan adalah peristiwa. (4) Penampilan yang diciptakan sendiri. Pachanowsky dan
O’Donnel Trujilo juga membahas beberapa ritual dalam teori ini diantaranya ritual pribadi,
ritual tugas, ritual sosial,dan ritual organisasi.
Sedangkan Griffin dalam bukunya menjelaskan teori Clifford Greetz
mengibaratkan bahwa setiap orang adalah binatang yang bergantung pada jaring yang
diputarnya sendiri. Jaring digambarkan sebagai budaya yang hanya bisa dijelajahi oleh
orang lain apabila ia sudah memahami interpretasi yang menyatukan jaring tersebut. Dalam
hal ini, Greetz melihat budaya sebagai makna, pemahaman, dan pengertian yang dibagi
bersama. Michael Pacanowsky berasumsi bahwa jika budaya adalah jaring-jaring makna
yang diputar oleh orang-orang, maka orang-orang tersebut seharusnya tidak hanya
memperhatikan struktur dari jaring tersebut melainkan juga harus memperhatikan proses
pembuatannya yaitu komunikasi. Empat teori budaya organisasi menurut Clifford Greetz
& Michael Pacanowsky adalah
1. Culture as a metaphor of organizational life. Menurut Pacanowsky budaya
bukanlah sekedar potongan puzzel melainkan budaya adalah puzzelnya dan budaya
bukan sesuatu yang dimiliki organisasi melainkan organisasi itu sendiri.
2. What culture is; what culture is not. Greetz mengakui bahwa konsep budaya
sebagai system of shared meanings sulit untuk ditangkap. Menurut Greetz budaya
tidak menyeluruh dan tidak terbagi, bahkan close societies memiliki cabang-cabang
kebudayaan dan persaingan kebudayaan. Sedangkan bagi Pacanowsky budaya
organisasi adalah ketika para anggota membentuk dan mengungkapkan budaya
mereka untuk diri sendiri dan orang lain. Anggota dalam organisasi tidak hanyak
bekerja tetapi juga bergosip, bercanda, terlibat dalam suasana romantis, berbincang
tentang olahraga, dan merencanakan piknik sehingga membentuk suatu budaya
dalam organisasi tersebut. Karena sifat budaya yang sulit dipahami, Greetz
menyebut studi ini sebagai soft sience atau interpretive untuk mencari sebuah makna
bukan ilmu eksperimen.
3. Thick description-what ethographers do. Sebagai seorang ethnographer, Greetz
dan Pacanowsky mencoba untuk memperdalam gambarannya mengenai budaya
dengan menjadi salah satu anggota dari suatu organisasi. Greetz menyebut etnografi
sebagai thick description. Thick description adalah menelusuri setiap helai jaring
budaya dan melacak perkembangan makna yang berawal dari kebingungan seperti
orang baru ditempat asing. Pacanowsky memperhatikan keseluruhan budaya dalam
organisasi, mulai dari keseriusan dalam menggunakan bahasa, menginterpretasikan
simbolik dalam penyampaian cerita, hingga ritual nonverbal yang mereka lakukan
4. Can manager be an agent of cultural change. Menurut Greetz shared
interpretation bukan dirancang secara sengaja oleh pemimpin melainkan muncul
secara alami dari seluruh anggota.