Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEORI ORGANISASI STRUKTURAL MODERN

(Tugas Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Dinamika


Organisasi Lembaga Pendidikan Islam)

DOSEN :
Prof. Dr. Djam’an Satori, MA.
Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd.
Prof. Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Nama : Hamsir
NPM : 1986031001

2. Nama : Novi Wulandari


NPM : 1986031010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM DOKTOR (S3)
UNIVERSITAS ISLAM NEGER (UIN)I RADEN INTAN LAMPUNG
20019 M / 1441 H
BAB I
PENDAHULUAN

Teori organisasi menunjuk pada suatu penggambaran beberapa


generalisasi yang memiliki kemungkinan penerapan untuk menjelaskan fenomena
organisasi secara universal. Teori organisasi pada awalnya berlangsung secara
lambat, tapi kemudian mengalami perkembangan yang begitu pesat, sejalan
dengan bertambahnya perhatian para ahli terhadap fenomena organisasi. Perhatian
yang muncul dari berbagai ahli terhadap fenomena organisasi telah melahirkan
banyak teori organisasi, juga suatu peta pemikiran para ahli tentang fenomena
organisasi, yang tercermin dari adanya berbagai perspektif yang berkembang
tentang fenomena organisasi itu.
Lambatnya perkembangan teori organisasi ini diawalnya karena banyak
teori-teori, konsep-konsep dan petunjuk praktis yang berkaitan dengan fenomena
organisasi yang tidak selalu mendukung perkembangan teori organisasi. Hal ini
disebabkan karena berbagai teori, konsep dan petunjuk praktis tersebut tidak
menyediakan cukup temuan empiris yang diperlukan untuk berkembangnya kajian
teori organisasi. Teori, konsep dan petunjuk praktis seolah berada di luar
jangkauan temuan empiris yang diperlukan untuk dasar pengembangan kajian
mengenai fenomena organisasi.
Perkembangan dalam ilmu administrasi, manajemen ilmiah dan ilmu-ilmu
sosial lainnya, terutama sosiologi telah membawa akibat berkembangnya teori
organisasi. Revolusi industri di Inggris menjadi kekuatan penting dalam
mendorong terjadinya perubahan struktur dan kultur dalam masyarakat Eropa,
juga organisasi yang ada dalam masyarakat ikut berubah. Perubahan-perubahan
tersebut telah merangsang tumbuhnya berbagai penjelasan dan teori baru tentang
fenomena organisasi. Dalam pandangan banyak ahli, revolusi industri dipandang
sebagai pertanda dari awal berkembangnya organisasi modern dan akselerasi yang
cukup besar dalam bidang ini terjadi setelah perang dunia ke II berakhir, tepatnya
sekitar tahun 1960-an.
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud
menjelaskan fenomena alamiah.
Dalam organisasi, teori sudah banyak di kemukakan oleh pakar dan
berkembang mulai 1800-an (abad 18). Dalam teori konvensional/klasik,
organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan terspesialisasi
serta memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak mengandung
kreativitas. Seiring berjalanya zaman para ahli menemukan teori baru dalam
organisasi yaitu teori modern. Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat
ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Organisasi
modern merupakan organisasi yang sistemnya terbuka yang berkaitan dengan
lingkungan.
Dunia yang semakin canggih, penuh dengan teknologi menjadikan
tantangan tersendiri bagi seorang dalam mengorganisasikan kelompoknya. Sistem
organisasi menjadikan kekuatan dalam bersaing untuk mendapatkan posisi yang
tertinggi, terbaik di antara yang lain. Dalam menggunakan sistem organisasi baik
itu klasik maupun modern di dalamnya pasti ada kelemahan dan kelebihan
sehingga seorang pimpinan atau anggota harus benar-benar jeli
dalam menerapkan organisasi apa yang tepat bagi kelompoknya, karena ini akan
menentukan berjalan mulus atau tidak suatu organisasi tersebut dimasa yang akan
datang.
Pengalaman Indonesia menuju negarademokrasi amat menarik untuk
diikuti. Sebagai bangsa terjajah ratusan tahun lamanya, budaya penjajah dan lokal
berinteraksi mewarnai pola kehidupan bangsa ini. Kondisi ini sangat
mempengaruhi kaderisasi pemimpin di Indonesia. Sejak kemerdekaan, seolah
pemimpin di Indonesia muncul karena kehendak sejarah. Mereka menjadi
pemimpin karena dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Setelah Orde Baru
tumbang, lahir Orde Reformasi. Kaderisasi pemimpin mulai kelihatan melalui
mekanisme kepartaian dikombinasikan sistem paternalistik. Kaderisasi di dalam
organisasi privat sampai saat ini tidak jelas. Selain organisasi privat masih banyak
berbentuk organisasi keluarga, yang kurang berpikir demi kepentingan nasional.
Jika organisasi bisnis telah menjadi milik publik, biasanya yang memegang
tampuk pimpinan adalah pemegang saham terbesar. Atau jika pemegang saham
terbesar adalah pemerintah, maka pemerintahlah yang mempunyai peran besar
dalam menetapkan pemimpin perusahaan dimaksud. Di dalam birokrasi, usaha
pemerintah untuk merevitalisasi birokrasi penguasa menjadi pelayan belum
menunjukkan hasil. Para birokrat masih melakukan manajemen irasional, yang
lebih menekankan emosi, suka dan tidak suka, bersifat dan bertindak sebagai
penguasa, serta kurang profesional dalam bidang tugasnya. Manajemen birokrasi
yang dilakukan di Indonesia masih merupakan gado-gado, meniru Barat tidak,
meniru Jepang juga tidak. Kata para ahli organisasi dan manajemen, manajemen
Indonesia masih mencari bentuk setelah sekian lama terbelenggu dalam
pemerintahan yang sentralistik dengan kesan diktator. Di era reformasi, di mana
daerahmempunyai kebebasan yang besar untuk menentukan pembangunan
daerahnya termasuk pengangkatan pemimpinnya, terdapat kecenderungan
primordialisme mulai digunakan untuk mendasari segala kebijakan yang
ditempuh. Hal ini disebabkan pemahaman terhadap reformasi yang keliru,
dilanggarnya rambu-rambu otonomi, dan salah satu penyebabnya adalah tidak
dipersiapkannya secara matang kader yang akan memimpin suatu wilayah. Pada
umumnya pemimpin (terutama pemimpin politik atau yang berkaitan dengan
kekuasaan) pada era otonomi banyak melakukan persaingan yang tidak jujur,
money politics (Ismawan, 1999), sehingga menghasilkan pemimpin yang tidak
layak, tidak berkualitas untuk menjadi motivator dan dinamisator bagi rakyat atau
bawahannya.1
Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk memberikan sedikit pengetahuan
bagi pembaca agar mempunyai gambaran tentang teori organisasi struktural
konvensional dan teori modern.

1
Redatin Parwadi, ‘KADERISASI ORGANISASI DALAM PERUBAHAN Redatin Parwadi’, Jurnal
Wawasan, 12 (2006), 1–10.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Pengertian organisasi
Organisasi adalah suatu kebersamaan dan interaksi serta saling
ketergantungan individu-individu yang bekerja ke arah tujuan yan bersifat umum
dan hubungan kerjasamanya telah diatur sesuai dengan struktur yang telah
ditentukan. Organisasi juga bermakna kumpulan orang-orang yang sedang bekerja
bersama melalui pembagian tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang bersifat
umum. Selain itu Organisasi dapat juga diartikan suatu sistem yang dibentuk
oleh manusia. Sedangkan sistem adalah komponen yang mempunyai hubungan
satu dengan yang lain. organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur
atau susunan yakni dalam penyusunan/penempatan orang-orang dalam suatu
kelompok kerjasama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang
dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggungjawab masung-masing.
Sehubungan dengan pengertian organisasi tersebut di atas maka beberapa
orang ahli mendefinisikan organisasi sebagai berikut.
1. Malinowski (1961), mendefinisikan organisasi sebagai ”suatu kelompok orang
yang bersatu dalam tugas-tugas atau tugas umum, terikat pada lingkungan
tertentu, menggunakan alat teknologi dan patuh pada peraturan”. Walaupun
Malinowski tidak menyebutkan untuk apa berorganisasi, tetapi dapat disimpulkan
bahwa kelompok orang yang bekerja sama itu adalah untuk mencapai tujuan yang
di ingini.
2. James D. Mooney (1937), mengatakan bahwa ”organisasi timbul bilamana
orang-orang bergabung dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama”.
3. Begitu pula Chester I. Barnard (1938), berpendapat bahwa “organisasi ada bila
orang-orang berhubungan satu sama lain, mau menyumbangkan kegiatan-kegiatan
atau bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama”.2

2
Arif and Sjofjan Marrian, ‘Hubungan Antara Administrasi, Organisasi, Dan Manajemen’,
Modul Universitas Terbuka, 1 (2014), 1–56.
Dari pengertian organisasi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah
aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolongkan jenis-jenis pekerjaan,
memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab pada
pelaksana untuk mencapai tujuan yang bersifat umum.
2. Teori Organisasi Tradisional
Teori organisasi Tradisional telah mempengeruhi filsafat manajemen dan tahun
1900 sampai tahun 1950. Ia bersumber pada ide-ide. Adam smith (tahun 1776.
Akan tetapi, baru sejak tahun 1900 falsafah tiori tradisional dalam bentuk lebih
lengkap disesuaikan oleh Taylor, Fayol, dan Weber yang berkaitan dengan aspek-
aspek pembagian kerja, hirakhi ketat, standar, prestasi pekerjaan agar sasaran-
sasaran perusahaan dapat dicapai.3

Menurut organisasi tradisional, organisasi dipandang sebagai sebuah sisitem


tertutup dimana semua variabel diperhatikan dan berada dibawah pengendalian
pihak manajemen. Tiori tradisional itu membawa hasil nyata dalam praktik yang
terjadi kenaikan pruduktipitas yang berarti, yang sangat dibutuhkan pada masa itu.

Tetapi suatu hal pokok bahwa tiori organisasi tradisional mengabaikan


faktor manusia. Nasib para pegawai/karyawan tidak diperhatikan (mereka seakan-
akan dianggap sebagai bagian dari mesin). Seperti mesin apabila onderdil
mesinnya rusak maka dapat diganti. Hasil produksi (output) dicapai dengan
pengorbanan manusia yang terlampau besar. Dalam organisasi diberlakukan
peraturan-peraturan ketat, prosedur-prosedur ketat, hirarkhi yang kuat, tiap
pekerjaan diterisolasi dari teman-teman sekerjanya.

Akibat dari semua itu buruh makin banyak absen, kualitas yang dihasilkan makin
merosot dan para pekerja makin terasing dari pekerjaan mereka. Timbul macam-
macam komflik-komflik. Gejala-gejala tersebut dibalas olah pihak manajemen
daengan cara-cara yang makin ketat. Kekeliruan pihak manajemen adalah pihak
manajemen hanya menanggapi gejala-gejalanya saja tetapi bukan sebab-sebab
yang menimbulkan masalah tersebut. Hasil pendekatan menurut teori organisasi
tradisional adalah ketidak puasan dalam pekerjaan. Manusia dikorbankan untuk
kepentungan produksi.

3
Reflianis, ‘Tradisional vs Modern’, 2009, pp. 1–17.
Kata konvensional berasal dari kata konvensi yang menyatakan
kesepakatan. Kesepakatan ini dilakukan oleh orang banyak, jumlahnya bisa
meliputi lembaga, daerah tertentu atau internasional. Persoalan yang disepakati
mempunyai ruang lingkup yang luas. Misalnya mengenai hukum-hukum tentang
pengetahuan, etika pergaulan dalam masyarakat, dll.
Teori konvensional merupakan suatu teori yang memusatkan
pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi. Biasanya membicarakan
konsep koordinasi, skalar dan vertikal. Sedangkan Teori modern adalah teori yang
menekankan pada perpaduan dan perancangan sifatnya lebih dinamis, sangat
komplek, multilevel, multidimensi dan banyak variabel yang di pertimbangkan.
Teori modern ini muncul pada tahun 1950 sebagai ketidakpuasan dari teori
sebelumnya yaitu klasik dan neo kalasik. Teori modern sering disebut
dengan teori analisa sistem atau teori terbuka yang memadukan teori-teori
sebelumnya.4
3. Teori Modern
Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu
sistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungannya. Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari
berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan.5
Salah satu aliran besar dalam teori organisasi adalah teori modern, yang
kadang-kadang disebut juga analisa sistem. Teori modern adalah multidisiplin
dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori modern melihat
bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan,
yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem
tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi
merupakan sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses, bagian dan fungsi
dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling
mempengaruhi untuk berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan

4
J Winardi, ‘Teori Organisasi & Pengorganisasian’, Teori Organisasi & Pengorganisasian,
16 (2006), 1–20.
5
Winardi.
bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of
thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis
secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau
regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau
kondisi tertentu.

4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-unit
kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa adanya
pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang
dikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi juga menunjukkan mengenai
spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian
laporan.

Struktur organisasi adalah suatu susunan atau hubungan antara komponen bagian-
bagian dan posisi dalam sebuah organisasi, komponen-komponen yang ada dalam
organisasi mempunyai ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu komponen
baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan tentunya akan
berpengaruh juga kepada organisasi tersebut.Apa yang dimaksud dengan struktur
organisasi?

Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara setiap bagian


maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi dapat
menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu
dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan
fungsi dibatasi. Di dalam struktur organisasi yang baik harus dapat menjelaskan
hubungan antara wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa,
jadi terdapat suatu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan. Itulah
beberapa definisi struktur organisasi.

B. SEJARAH
Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun
1950. Teori modern dengan tekanan pada perpaduan dan
perancangan menyedikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh. Teori
organisasi modern labih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih
banyak variabel yang dipertimbangkan. Teori modern bisa disebut sebagai teori
organisasi dan manajemen yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan
konsep-konsep yang lebih maju. Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu
organisasi adalah sangat kompeleks, dinamis, multilevel, multidimensional,
multivariabel, dan probabilistik. Organisasi terdiri dari antara hubungan bagian-
bagian dalam suatu sistem, ada badan-badan yang dihubungkan dengan tali
elastis. Sebagi suatu sistem, organisasi tediri atas 3 unsur: 1) unsur struktur
yang bersifat makro, 2) unsur proses yang juga bersifat makrodan 3) unsur
perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro. Ketiganya saling kait-mengkait
dan sebenarnya tak terpisahkan satu sama lain.
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan
dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul
para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan
masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris,
di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan “OR Tema”
dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet
yang memerlukan “OR Tim” ini antara lain di bidang transportasi dan
komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan
menjadi aliran IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam
memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan
komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional
kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik
ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam hat penganggaran modal, manajemen cash flow,
penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber
daya manusia dan sebagainya.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian
kepada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang
perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah
sosial individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran
ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut
kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan
penggunaan teknik-teknik ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

C. PENDAPAT BEBERAPA AHLI


Berikut ini adalah para tokoh dalam Teori Organisasi Modern beserta
teorinya tentang organisasi, yaitu:
1. Alfred Korzybski, 1993, General Sementics (manusia hidup dalam tiga dunia
yang berbeda, yaitu dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik
beratkan masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan,
kekakuan bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya
tanggapan).
2. Mary Parker Follet, 1920-an (keseimbangan antara perhatianindividu dan
organisasi; mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat
kerja sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu
kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa mengorbankan
kepentingan organisasi).
3. Chester I. Barnard, 1938 (organisasi sebagai suatu sistem sosial yang
dinamis; individu, organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari
lingkungan organisasi; aspek organisasi formal dan informal).
4. Norbert Wiener, 1948 (menemukan sibernetika=orang=pengemudi,
pengendalian sistem pada pengaruh arus balik informasi; menunjang
perkembangan komputer eletronik, penggunaan komputer dalam proses
pengawasan, suatu sistem terdiri atas input, proses, output, arus balik, dan
lingkungan).
5. Ludwig Von Bertalanffy, (organisasi sebagai masalah yang utama bagi
seluruh kehidupan; kedinamikan, sistem, interaksional multidimensional,
multi level; suatu sistem dilihat sebagai suatu kumpulan dari bagian-bagian
yang saling berhubungan; suatu organisasi dalam pandangan yang modern
merupakan suatu sistem).6
6. Fred W. Riggs (1996:64-65) struktural adalah suatu penelaahan literatur di
bidang sosiologi dan administrasi negara yang memusatkan perhatiannya
pada birokrasi akan segera bahwa istilah tersebut sering digunakan untuk
menunjuk suatu tipe organisasi bagi sejumlah perkantoran yang secara
hirarkis berhubungan satu sama lain.7

D. CIRI-CIRI ORGANISASI MODERN


Organisasi telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam
dunia modern ini. Ciri-ciri organisasi modern adalah:
1. Organisasi bertambah besar.
2. Pengolahan data semakin cepat.
3. Penggunaan staf lebih intensif.
4. Kecenderungan spesialisasi.
5. Memiliki prinsip-prinsip organisasi.
6. Memiliki unsur-unsur organisasi yang lebih lengkap.

Karakteristik dari teori organisasi modern, antara lain:


1. Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,
2. Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,
3. Meandang organisasi sebagai suatu sistem,
4. Peyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya,
harus

6
Idrus Muhammad, ‘Implikasi Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kualitas
Kehidupan Kerja Karyawan’, Jurnal Psikologi Undip, 3.1 (2006), 94–106.
7
Etzioni, Amitai. Organisasi-organisasi Modern, (Jakarta: UI Press, 1985), h.36
disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,
5. Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling
ketergantungan.8

Sifat-sifat dari Teori Organisasi Modern adalah:


1. Memandang suatu organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri atas lima
bagian pokok, yaitu: input, proses, output, arus balik, dan lingkungan,
2. Kedinamisan,
3. Multi Level dan Multi Dimensional,
4. Multi Motivasi,
5. Multi Disipliner,
6. Despkriptif,
7. Multi Variabel,
8. Adaptif.9

E. STRUKTURAL ORGANISASI MODERN


Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan. Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas
unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi
dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi sebagai berikut:
1. Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi akan
menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat
disusun di antara para manajer dan bawahan. Aliran kerja

8
Arif and Marrian.
9
Fatma Wardy Lubis, ‘PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI’, Jurnal Harmoni
Sosial, 2 (2008), 53–57.
sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubah maka
struktur organisasi juga berubah.
2. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk
memproduksi barang-barang atau jasa akan
membedakan bentuk struktur organisasi, sebagai
contoh perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi
industri massal akan memerlukan tingkat standarisasi dan
spesialisasi yanglebih tinggi dibandingkan perusahaan industri pakaian
jadi yang mengutamakan perubahan mode.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi. Kemampuan mereka untuk bekerjasama
harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan
mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara
satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi seperti pelanggan,
supplier dan sebagainya perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan struktur.
4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun
satuan-satuan kerjanya akan sangat
mempengaruhi struktur organisasi akan semakin kompleks dan
harus dipilih bentuk struktur yang tepat.10

Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:


1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-
tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian
kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan
kerja (departementalisasi).
2. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang
digunakan organisasi untukmenjamin terlaksananya kegiatan seperti yang
direncanakan.

10
Desi Fernanda,” Etika Organisasi Pemerintah”. Lembaga Admintrasi Negara-Republik
Indonesia. (2006), h. 29.
3. Koordinasi kegiatan menunjukan prosedur prosedur yang mengintegrasikan
fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yang menunjukkan
lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja menunjukan jumlah karyawan dalam suatu kelompok
kerja.11

Teori Struktural
Seperti yang dikemukakan didalam buku oleh Fred W. Riggs (1996:64-
65) struktural adalah suatu penelaahan literatur di bidang sosiologi dan
administrasi negara yang memusatkan perhatiannya pada birokrasi akan segera
bahwa istilah tersebut sering digunakan untuk menunjuk suatu
tipe organisasi bagi sejumlah perkantoran yang secara hirarkis berhubungan satu
sama lain.
Dalam pengertian ini kata tersebut jelas menunjuk pada suatu struktur, bukan
fungsi, tetapi disana masih terdapat perbedaan besar dalam definisi tentang
struktur yang di tunjuk. Apabila birokrasi di definisikan sebagai suatu hirarki dari
kantor-kantor di bawah otoritas dari seorang kepala, maka konteks ini suda jelas.
Maka dari itu birokrasi di bedakan tidak hanya oleh konteksnya tetapi juga oleh
isinya. Sehingga dapat di definisikan birokrasi sebagai suatu hirarki kantor di
bawah otoritas seorang pimpinan. Ini berarti mengeluarkan faktor pimpinan dari
konsep birokrasi.

Paradigma Struktural
Penganut paradigma struktural dengan pendekatan yang ilmiah yang menganut
dapat memiliki beberapa persamaan dengan kaum fungsionalis, tetapi mempunyai
tujuan akhir yang saling berlawanan. Analisanya menekankan lebih pada konflik
struktural, bentuk-bentuk pengadaan dan pemerosotan harkat kemanusiaan. Di
samping pengaruh Weber, paradigma inilah yang menjadi bibit lahirnya
teori sosiologi radikal. Sementara bagi penganut fungsional yang bersandarkan
pada paradigma positif, sehingga akan berpengaruh ketika berhadapan dengan
masyarakat. Masyarakat dalam proses perubahan sosial model positif dan

11
Gering Supriyadi, Tri Guno. “Budaya Kerja Organisasi Pemerintah”. Lembaga Admintrasi
Negara – Republik Indonesia. (2009). h. 58
rekayasa sosial, oleh karenanya mereka di arahkan, di kontrol, di rencanakan,
serta di kontruksi oleh kalangan ilmuan, birokrat, dan bahkan koordinator
program LSM/LPM yang menganut paham positif. Dengan demikian, proses
perubahan sosial menganut paradigma teori perubahan sosial yang bersifat etnis.

Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan dalam


lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan karier dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur
organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat
yang terendah (eselon IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a). Contoh
jabatan struktural di PNS Pusat adalah: Sekretaris Jenderal, Direktur
Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan contoh jabatan struktural
di PNS Daerah adalah: sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor,
kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, camat, sekretaris camat, lurah,
dan sekretaris lurah.
2. Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam
struktur organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan
dalam pelaksansaan tugas-tugas pokok organisasi, misalnya: auditor
(Jabatan Fungsional Auditor atau JFA), guru, dosen, dokter, perawat,
bidan, apoteker, peneliti, perencana, pranata komputer, statistisi, pranata
laboratorium pendidikan, dan penguji kendaraan bermotor.

Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh mereka yang


berstatus sebagai PNS. Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat
dalam jabatan struktural. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan
Anggota Kepolisian Negara hanya dapat diangkat dalam jabatan struktural
apabila telah beralih status menjadi PNS, kecuali ditentukan lain dalam
peraturan perundangan. Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural
sesuai PP no. 13 Tahun 2002: Perubahan atas PP no.100 tahun
2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan
fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantum
dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas
pokok dalam organisasi Pemerintah. Jabatan fungsional Pegawai Negeri
Sipil terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional
keterampilan. Produk hukum yang mengatur pengangkatan dalam Jabatan
Fungsional adalah PP no. 40 Tahun 2010: Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No.16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil, PP No. 16 Tahun 1994 dan Keppres No. 87 tahun 1999.

F. TUJUAN ORGANISASI MODERN


Tujuan teori sistem organisasi modern adalah penciptaan suatu ilmu
pengetahuan organisasi universal dengan menggunakan elemen-elemen dan
proses-proses umum seluruh sistem sebagi titik awal. Secara ringkas, teori
organisasi modern dan teori sistem umum, mempelajari:
1. Bagian-bagian dalam keseluruhan dan pergerakan individu di dalam dan di
luar
sistem.
2. Interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem.
3. Interaksi di antara individu-individu dalam sistem.
4. Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.

G. PRINSIP MANAJEMEN MODERN


Prinsip-prinsip dasar Perilaku Organisasi yang dapat disimpulkan dari
pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut:
1. Manajeman tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat
(peranan, prosedur, dan prinsip).
2. Manajemen harus sitematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual
untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap
tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan dalam
suatu organisasi, antara lain : 1. Tekanan dari para pemilik perusahaan 2. Adanya
Kemajuan teknologi 3. Para pesaing/Saingan baru 4. Perubahan serta Tuntutan
masyarakat 5. Adanya Kebijaksanaan dari pemerintah 6. Pengaruh dunia
Internasional/Globalisasi 7. Adanya pengaruh perubahan lingkungan social,
ekonomi dan budaya.12
H. PERBANDINGAN PENDEKATAN KLASIK, PENDEKATAN
NEO KLASIK DAN PENDEKATAN MODERN
Berikut ini perbandingan ketiga pendekatan organisasi:
Tabel 1. Perbandingan pendekatan Klasik, pendekatan Neo-Klasik, dan
pendekatan Modern.13

Klasik Neo-Klasik Modern


Manusia=Makhluk Manusia=Makhluk Manusia tidak
rasional Psikososial diperhatikan sebagai
individu. Perhatian pada
kelompok individu.
Mampu menentukan Tidak mampu Mampu menentukan
anatomi organisasi menentukan anatomi anatomi organisasi (secara
organisasi makro)
Fokus perhatian: Hubungan antar manusia Hubungan organisasi
Anatomi dengan lingkungan
organisasi/jumlah
personil
Organisasi=Sistem Organisasi=Sistem Organisasi=Sistem terbuka
tertutup tertutup

12
Isnaeni Rokhayati, ‘Perkembangan Teori Manajemen Dari Scientific Manajemen Hingga
Era Moderen’, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 15.September (2014), 8.
13
Gitosudarmo, Prilaku keorganisasian, (Yogyakarta:BPFE, 2000), h.56
I. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN ORGANISASI MODERN
Kelebihan Teori Organisasi Modern adalah:
1. Memiliki penggunaan disiplin, aturan dan supervisi ketat untuk mengubah
organisasi-organisasi beroperasi lebih efisien.
2. Memiliki organisasi yang secara umum digambarkan oleh para teoritis
klasik sebagai sangat tersentralisasi, dan tugas-tugasnya terspesialisasi.
3. Pembagian kerja yang terarah dapat memberikan pengaruh positif terhadap
kecakapan dan keahlian pekerja yang bertambah karena seorang bekerja
terus- menerus dsalam tugasnya.
4. Memiliki multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang disiplin
ilmu pengetahuan.
5. Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen yang
memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih
maju.
6. Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat
kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariabel, dan
probabilistik.
7. Teori modern menekankan pada perpaduan dan perancangan sehingga terlihat
lebih menyeluruh.
8. Banyak digunakan dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari meliputi penganggaran
modal, perencanaan produk, manajemen persediaan, penjadwalan, metode
antrian, transportasi.
Kelemahan Teori Organisasi Modern adalah:
1. Dalam teori ini biasanya terjadi masalah pada pengorganisasian yang tidak
tepat yang dapat dilihat dari refleksi struktur yang tidak tepat dan ini dapat
menyebabkan efisiensi dan efektif kerja yang ada di perusahaan itu
menjadi tidak produktif..
2. Banyak waktu yang terbuang bila seseorang pindah dari pekerjaan ke
pekerjaan lain dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada
pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan
pekerja.
3. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan lingkungan yang stabil akan
tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan
linhkungan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia
harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
4. Konsep manajemen modern sulit dipahami karena perhitungannya yang sulit.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen modern adalah manajemen yang pada periodenya ditandai
dengan sudah dipelajari manajemen sebagai ilmu yang mempunyai dasar-dasar
logika ilmiah, sehingga banyak melibatkan ahli manajemen maupun ahli ekonomi
untuk melakukan penelitian tentang manajemen yang menghasilkan berbagai teori
maupun aliran manajemen.
Teori organisasi modern menunjukan tiga kegiatan proses hubungan
universal yang selalu mucul pada sistem manusia dalam perilakunya
berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah komunikasi, berusaha untuk
mencapai keseimbangan, dan pengambilan keputusan. Teori modern
mendefinisikan organisasi sebagai proses-proses yang tersusun dalam suatu sistem
dimana orang-orang didalamnya berinteraksi untuk mencapai tujuan.
B. REKOMENDASI
Melihat dari kelibihan dan kekurangan dari Teori Klasik/Konvensional dan
Teori Modern serta perbedaannya, saya lebih cenderung untuk memilihTeori
Modern, alasan saya memilih teori ini karena mengarah pada aliran kuantitatif dan
merupakan gabungan dari Operation Research danManagement Science. Teori ini
juga mampu memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Dengan
adanya bantuan komputer, manajemen modern dapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat
keputusan-keputusannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, and Sjofjan Marrian, ‘Hubungan Antara Administrasi, Organisasi, Dan


Manajemen’, Modul Universitas Terbuka, 1 (2014), 1–56
Idrus Muhammad, ‘Implikasi Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Kualitas Kehidupan Kerja Karyawan’, Jurnal Psikologi Undip, 3.1 (2006),
94–106
Lubis, Fatma Wardy, ‘PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI’,
Jurnal Harmoni Sosial, 2 (2008), 53–57
Parwadi, Redatin, ‘KADERISASI ORGANISASI DALAM PERUBAHAN
Redatin Parwadi’, Jurnal Wawasan, 12 (2006), 1–10
Reflianis, ‘Tradisional vs Modern’, 2009, pp. 1–17
Rokhayati, Isnaeni, ‘Perkembangan Teori Manajemen Dari Scientific Manajemen
Hingga Era Moderen’, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 15.September (2014), 8
Winardi, J, ‘Teori Organisasi & Pengorganisasian’, Teori Organisasi &
Pengorganisasian, 16 (2006), 1–20
Cahayani, Ati. 2003. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Etzioni, Amitai. 1985. Organisasi-organisasi Modern. Terjemahan Suryatim.
Jakarta: UI Press.
Gibson, James L, John M. Evancevich, & James H. Donnelly,
Jr. 1997. Organisasi, Perilaku, Struktur danProses. Jilid 1. Terjemahan
Nunuk Adiarni. Jakarta: Binarupa Aksara.
Desi Fernanda. 2006. Etika Organisasi Pemerintah. Edisi Revisi III . Jakarta
:LAN
Gitosudarmo, Indriyo & I Nyoman Sudita. 2000. Perilaku
Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.
Indrawijaya, Adam I. 1989. Perubahan dan Pengembangan
Organisasi. Bandung: Sinar Baru.
Gering Supriyadi, Tri Guno, . 2006. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah. Edisi
Revisi III . Jakarta :LAN

Anda mungkin juga menyukai