Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizqi Oktafianto

NIM : 042957176
Fakultas : Fakultas Ekonomi (FE)
Prodi : Manajemen (S1)
Kode/Nama Matkul : EKMA4157/Organisasi
Tugas : Resume Modul 1

MODUL 1 PERKEMBANGAN TEORI BERORGANISASI


Pengertian organisasi. Organisasi itu abstrak, tidak terlihat, tidak dapat diraba, namun
eksistensinya terasa yang terdapat pada hampir semua aspek kehidupan. Banyak tokoh yang
berpendapat tentang organisasi. Bernard mendefinisikan organisasi sebagai kumpulan
individu yang terkoordinasi secara sadar sehingga bisa juga dinyatakan sebagai suatu sistem
yang terdiri dari berbagai kegiatan yang saling berhubungan. Davis berpendapat organisasi
merupakan sebagai kelompok individu yang bekerja sama di bawah seorang pemimpin untuk
mencapai tujuan tertentu. Definisi organisasi banyak mengalami perkembangan, dan pada
akhirnya bisa diambil kesimpulan bahwa organisasi dapat didefinisikan sebagai “suatu
kesatuan sosial dari kelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu pola
yang terstruktur dengan cara tertentu serhingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas
dan fungsinya masing-masing, dan sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu,
danjuga mempunyai batas-batas yang jelas sehingga Organisasi adpat dipisahkan secara tegas
dari lingkungnya.
Riwayat singkat munculnya organisasi. Lahirnya organisasi ketika terdapat pekerjaan yang
dirasa sudah terlalu besar untuk ditangani oleh satu orang, sehingga pekerjaan tersebut
dibagi-bagi sesuai kemampuan setiap individu yang mendapatkan tugas. Pekerjaan yang
terbagi-bagi kepada banyak individu dan disatukan kembali, sehingga akhirnya lahirlah
organisasi. Disebutkan bahwa keinginan untuk mempelejari cara menangani organisasi
produksi berukuran besar baru timbul di akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20, dan di saat
awal kemunculannya diaani dengan pandangan yang menganggap tenaga kerja kurang
penting. Sifat abstrak organisasi dan keterkaitannya dengan aspek sosial menyebabkan
tinjauan terhadap teori organisasi menjadi sangat luas dan menyangkut berbagai aspek yang
berbeda. Sebagai akibat dari kondisi tersebut, muncul berbagai macam orientasi dalam teori
organisasi. Pengelompokan berbagai orientasi tersebut dibuat lebih sederhana berdasarkan
waktu kemunculannya yang berurutan, yaitu dari Pendekatan Klasik, Pendekatan Neoklasik,
dan Pendekatan Modern.
Beberapa pendekatan dalam teori organisasi. Dalam Pendekatan Klasik, banyak teori-teori
yang bermunculan. Bermula dari konsep Taylor yang dikemukan oleh Frederick Winslow
Taylor (1856-1915) yang membahas pengaturan kerja terutama di tingkat pelaksanam
dengaan tujuan untuk memperoleh performansi yang terbaik. Konsep ini secara implisit
ternyata berpengaruh terhadap bentuk (anatomi) organisasi dan juga pengorganisasian. Teori
birokrasi yang dikembangkan oleh Max Werber didasarkan pada anggapan tentang
rasionalitas manusia dan memusatkan perhatian pada struktur formal organisasi dan proses
yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Teori manajemen yang merupakan teori-teori
sebelumnya menurut Henry Fayol teridir dari lima elemen utama, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanan, koordinasi, dan pengendalian. Mary Parker Follett dengan
pendekatannya dalam memberi perhatian secara khusus terhadap aspek sosiologis dan
psikologis dalam proses manajemen yang disebut sebagai Administrative Design Theory yang
dianggap sebaga “jembatan” penghubung Pendekatan Klasik dengan Pendekatan Neoklasik.
Pendekatan Neoklasik muncul dari serangkaian percobaan yang dilaksankan oleh Elton Mayo
dan kelompoknya pada pabrik Hawthrone (1927-1932). Percobaan ini menunjukkan bahwa
selain pengaruh kondisi fisik ruangan, juga ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi
pekerja, yaitu ikatan sosial. Percobaan Hawthorne ini memunculkan percobaan yang sejenis,
yang akhirnya melahirkan Pendekatan Neoklasik atau disebut juga pendekatan Human
Relations karena perhatiannya bertumpu pada aspek hubungan antar manusia dalam
organisasi. Kurangnya perhatian struktur pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang
ataupun secara lebih luas anataomi organisasi sering kali dipandang sebagai kelemahan
utama Pandangan Neoklasik. Dalam Pendekatan Modern dipandang sebagai pendekatan yang
mampu menyatukan keseluruhan pandangan dalam analisis organisasi. Awal mula
munculnya pandangan ini ketika Joan Woodward, pada tahun 1950-an melakukan penelitian
terhadap 100 perusahaan manufaktur, terlihat bahwa jenis teknologi mempunyai pengaruh
terhadap bentuk organisasi perusahaan. Munculah percobaan-percobaan yang sejenis, dilihat
dari hasil secara keseluruhan bahwa selain jenis tekonlogi, ada aspek lainnya mempengaruhi
karakteristik organisasi yaitu faktor-faktor lain yang terdapat dalam lingkungan organisasi.
Bentuk dan cara pengelolaan organisasi disesuaikan dengan atau “bergantung” pada kondisi
lingkungannya yang mengakibatkan Pendekatan Modern kadang-kadang disebut sebagai
pendekatan “ketergantungan” (contingency). Hanya organisasi yang mampu menyesuaikan
diri (beradaptasi) terhadap tuntutan lingkungannya dapat hidup dan berkembang dengan baik.
Teori organisasi. Teori didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan ataupun fakta yang
berlaku umum. Berdasarkan pandangan Pendekatan Modern bisa dibilang bahwa
pengetahuan manusia tentang organisasi masih belum memadai untuk dinyatakan sebagai
teori. Dari rumusan Pendekatan Klasik ataupun aturan-aturan yang dirumuskan Pendekatan
Neoklasik ternyata tidak satu pun yang bisa berlaku secara umum. Pendekatan Modern
menyatakan dengan tegas bahwa pandangan manusia saat ini bukanlah teori tentang
organisasi, melainkan cara berfikir (way of thinking) mengenai organiasi. Tidak dapat
dipandang sebagai teori karena adanya sifat ketergantungan (contingency), yaitu kenyataan
bahwa adanya ketergantungan suatu karakteristik terhadap karakteristik lainnya, dan akhirnya
menunjukkan bahwa apa yang dianggap sebagai Teori Organisasi ternyata belum memenuhi
persyaratan untuk dinamakan “teori”.
Beberapa tingkatan dalam analisis organisasi. Menurut Pendekatan Modern, organisasi
adalah bagian atau subsistem lingkungan yang sekaligus juga dipengaruhi oleh
lingkungannya. Sehingga analisa terhadap organisasi haruslah dimulai dari tingkatan paling
luar hingga tingkatan yang paling dalam, dimulai dengan meninjau kondisi lingkungannya,
kemudia secara bertahap meninjau tingkatan-tingakatan yang lebih rendah dan berakhir
dengan analisis terhadap kumpulan individu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkatan yang
perlu diperhatikan dalam meninjau permasalahan organisasi adalah sesuai urutan seperti
berikut ini: (1) lingkungan organisasi; (2) organisasi secara keseluruhan; (3) bagian-bagian
organisasi; dan (4) kumpulan individu (group) yang terdapat dalam setiap bagian organisasi.

Anda mungkin juga menyukai