Anda di halaman 1dari 10

LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

BAB I
PERILAKU ORGANISASI

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu :


1) menjelaskan garis besar komponen konsep Perilaku Organisasi;
2) menguraikan keterkaitan antar komponen konsep Perilaku Organisasi.

1.1 Pengertian
Kalau kita melihat sekali lagi bagan sejarah perkembangan organisasi, akan
terlihat bahwa bidang studi terakir tentang pengelolaan organisasi adalah Perilaku
Organisasi.

Mengapa Perilaku Organisasi ini berkembang cepat? Karena Organisasi itu


sendiri sudah sedemikian kompleksnya dan cenderung semakin ruwet. Di samping
itu, unsure manusia yang mengawaki setiap organisasi, dengan segala
permasalahannya yang harus dihadapi oleh setiap manajer semakin kompleks
pula. Karena permasalahan yang semakin kompleks itulah orang lalu ingin
mendalami Perilaku Organisasi itu, agar dapat diperoleh solusi-solusi yang tepat
untuk mendukung tercapainya efesiensi dan efektifitas organisasi. Dengan
menyadari adanya perilaku manusia yang ada dalam satu kelompok atau ada
dalam satu organisasi, maka kesadaran inilah yang pada awalnya mendorong
orang mempelajari Perilaku Organisasi. Seirama dengan semakin kompleks dan
ruwetnya permasalahan manusia dan permasalahan organisasi, maka Perilaku
Organisasi juga menjadi berkembang dan menjadi sangat kompleks pula.

Menyatunya manusia dan organisasi itu dapat dilihat pada kehidupan kita
sehari-hari; dilahirkan dalam organisasi, dididik dan dibesarkan dalam organisasi,
hampir sepanjang waktu dalam hidupnya bekerja untuk organisasi. Waktu
senggang digunakan untuk bersantai, berdoa dll dalam lingkungan organisasi.
Bahkan kemudian nanti kita sakit dan mati tetap dalam lingkungan organisasi.
Singkatnya setiap orang tidak pernah terlepas dari lngkungan organisasi. Manusia
dan organisasi itu telah menyatu dan sulit dipisahkan. Sehingga boleh dikatakan
bahwa masyarakat kita adalah masyarakat organisasi. Berinteraksinya 2
komponen yakni manusia dan organisasi lalu menjadi objek peninjauan yang
sangat menarik, untuk dibahas dan didiskusikan atau menjadi titik pokok bahasan
khusus yakni ; Perilaku Organisasi.

Lalu timbul pertanyaan : Apa sebenarnya Perilaku Organisasi itu? Seperti


definisi-definisi terdahulu, juga Perilaku Organisasi ini banyak sarjana memberikan
pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan persepsi, perspektif dan masalah
yang ingin ditonjolkan pleh masing-masing pemikirnya. Namun kalau disarikan dari
definisi yang ada, perasaan rumusannya adalah : Perilaku Organisasi adalah suatu
studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi
atau suatu kelompok tertentu.

PERILAKU ORGANISASI 1
HSP STIK-PTIK
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Menarik pengertian itu, kata kuncinya adalah perilaku, yang dipusatkan


perhatiannya pada tingkah laku manusia pada suatu organisasi. Disini akan tampil
fenomena manusia yang mempengaruhi organisasi secara timbal balik; yang bearti
dapat juga dibahas dari pengaruh organisasi pada perilaku manusia.

Dari sejarah organisasi dan manajemen dapat dibaca bahwa pada 3 dekade
terakhir perubahan-perubahan pemikiran tentang organisasi itu selalu bersifat
fundamental, yang mengakibatkan aneka ragam pendekatan dan pergeseran
orientasi dasar studi tentang organisasi. Max Weber yang merupakan tokoh
pemikir birokrasi, telah merubah pola pikir yang bersifat deskriptif bergeser pada
pemikiran bersifat analitis, yang dianggap sebagai lompatan berpikir tingkat awal
yang mendasari pengkajian teori Perilaku Organisasi.

Warren Bennis menyatakan bahwa dalam waktu yang relatif singkat sistem
birokrasi itu akan hilang, digantikan oleh sistem sosial yang lebih baik (seperti yang
kita hayati dewasa ini). Dasar pernyataannya adalah dirasakannya masalah
kemanusiaan semakin berpengaruh dalam kehidupan organisasi, sifat
personalisasi akan menggeser mekanisme sistem birokrasi. Dengan kata lain;
faktor manusia akan lebih menentukan dan berkedudukan lebih mantap.
Analisanya adalah; setiap organisasi selalu mengandung 3 dimensi pokok: dimensi
tehnis, dimensi konsep dan dimensi manusia. Dimensi konsep selalu didasari
kedalaman alam pikir dan olah rasa manusia. Sedang dimensi tehnis selalu
didasari keterampilan dan keahlian manusia. Sehingga dari ketiga dimensi itu,
dimensi manusialah yang menjadi faktor penentu yang sangat dominan dari
eksistensi suatu organisasi. Dengan begitu organisasi dalam bentuk apapun, faktor
manusia tidak dapat hanya bersifat altenatif apalagi diabaikan. Sehingga model
birokrasi yang kurang respektif terhadap posisi manusia, secara lambat tetapi pasti
akan terdesak eksistensinya.

Dari pandangan Bennis seperti itu, menghadirkan analisa bahwa


pendekatan birokrasi yang menganggap dimensi manusia sebagai obyek, yang
hanya dianalisa dari segi kebutuhan atau melalui asumsi-asumsi ekonomis,
hubungan kerja dengan psikologi dan tehnik industri akan mengalami kerumitan,
karena pada dasarnya dimensi manusia harus didekati dengan sistem menyeluruh,
sebagai penggerak organisasi. Singkatnya Ilmu Perilaku Organisasi, akan
menggantikan sebagai pendekatan birokrasi.

Bidang baru Ilmu Perilaku Organisasi ini, menggunakan titik awal


perhatiannya pada peran manusia beserta perilakunya didalam kehidupan suatu
organisasi. Karenanya pendekatannya selalu diawali melalui aspek-aspek
psikologi dari tingkah laku manusia. Hal ini ditekankan oleh Ducan dengan
pemikiran :
1) Pada awalnya seseorang mau bekerja didasarkan pada usaha mencari
imbalan kerja berupa uang. Karenanya pendekatan ekonomi digunakan
efektif.

PERILAKU ORGANISASI 2
HSP STIK-PTIK
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

2) Namun kemudian diperoleh petunjuk bahwa kinerja manusia yang berwujud


tingkah laku sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, disini pendekatan ilmu
psikologi lalu diperlukan.
3) Lebih lanjut diperoleh petunjuk bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, disini pendekatan ilmu sosiologi, antropologi budaya dan ilmu
sosial lain lalu diperlukan juga.
4) Perilaku Organisasi sebagai satu disiplin ilmu, lalu menganalisa perlunya
ilmu-ilmu terdahulu dilebur untuk menjawab: bagaimana pekerjaan akan
diatur, siapa penanggung jawabnya dst. Disini lalu harus dilakukan analisa
organisatoris prosedural yang memerlukan pendekatan ilmu manajemen.
5) Titik berat organisasi lalu harus memikirkan perlunya kehadiran manajer yang
tangguh untuk menjamin agar keseluruhan proses dapat dikendalikan secara
efektif dan efesien. Disini lalu lebih ditegaskan pentingnya ilmu manajemen.

Sebenarnya masih banyak lagi rangkaian ilmu yang dibutuhkan, khususnya


apabila dikaitkan dengan spesifikasi organisasi tertentu. Rangkaian ilmu-ilmu itulah
yang kemudian membentuk Ilmu Perilaku Organisasi. Disimpulkan bahwa ilmu ini
lalu bersifat inter disipliner, dimana unsur perilaku manusia dan organisasi tetap
merupakan unsur yang dominan atau sebagai penjuru.

Lebih jauh Cummings menyatakan bahwa Ilmu Perilaku Organisasi ini


merupakan cara berpikir dan memahami permasalahan organisasi yang
selanjutnya dapat menjelaskan hasilnya berikut pemecahannya. Dengan demikian
Perilaku Organisasi itu merefleksikan pendapat-pendapat tentang :
1) Perumusan masalah dirumuskan secara khusus (typical) dalam bentuk
kerangka variabel bebas dan variabel tak bebas sebagai model untuk
mengungkap sebab dan akibat.
2) Hasilnya digunakan untuk mendorong perubahan yang diinginkan organisasi
dan unsur pimpinannya.
3) Upaya menggali pengembangan pribadi, pertumbuhan personalia, kepuasaan
kerja dll dengan menekankan proses belajar dan pembentukan perilaku yang
mencerminkan lebih berperannya faktor lingkungan dibanding dengan
aktualisasi diri perorangan.
4) Perilaku Organisasi lebih berorientasi pada pelaksanaan kerja dibanding
dengan variabel tak bebas organisasi dan perspektifnya.
5) Perilaku Organisasi banyak dipengaruhi aplikasi ilmu/pengetahuan umum
yang didasarkan pada kenyataan, sehingga bidang ini benar-benar dikaji
dengan metoda-metoda ilmiah.

Perilaku Organisasi penelaahannya dilaksanakan melalui pengamatan dari


tumbuh dan berkembangnya suatu organisasi yang meliputi kajian mulai struktur,
proses dan sistem organisasi; yang dikaji bersamaan nilai-nilai dan norma yang
dilingkupinya sehingga organisasi dapat operasional sesuai dan serasi dengan
lingkungannya.

Akhirnya dari pembahasan yang panjang itu, perilaku Organisasi dapat


didefinisikan dengan rumusan : Perilaku Organisasi adalah ilmu yang secara
PERILAKU ORGANISASI 3
HSP STIK-PTIK
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

langsung berkembang dengan pengertian, ramalan dan pengendalian terhadap


tingkah laku orang-orang di dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku orang
tersebut mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi.

1.2 Tingkatan Analisis Dalam Perilaku Keorganisasian


Dalam mempelajari perilaku keorganisasian dapat dilakukan dengan tiga
tingkat analisis yaitu tingkat individu, kelompok dan organisasi. Kejadian-kejadian
atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat dianalisis dari tiga
tingkatan analisis tersebut. Misalnya saja terjadi adanya konflik antara kepala
bagian gudang dengan kepala bagian pembelian dapat dianalisis secara berbeda.
Hal itu tergantung apakah konflik tersebut dipandang sebagai konflik antar individu,
atau merupakan konflik antar gugus tugas pada tingkat kelompok atau konflik
antara dua kepala bagian pada tingkat organisasi.

Gambar 1.1
Tiga Tingkatan Analisis atas Kejadian Organisasi

Faktor Organisasi
Lingkungan

Kelompok

Individu Faktor
Lingkungan

1. Tingkat Individu
Dalam analisis pada tingkat individu, kejadian-kejadian yang terjadi dalam
organisasi dianalisis dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi
kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing orang dalam organisasi
membawa sikap, nilai dan pengalaman masa lalu yang berbeda-beda. Masing-
masing orang memiliki kepribadian tertentu yang mempengaruhinya dalam
berperilaku.

2. Tingkat Kelompok
Sekalipun kelompok terbentuk dari kumpulan individu-individu, kejadian-
kejadian yang terjadi pada suatu kelompok bukan sekedar penjumlahan dari
perilaku-perilaku individu. Kelompok mengembangkan norma-normanya sendiri
PERILAKU ORGANISASI 4
HSP STIK-PTIK
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

tentang perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh para anggotanya. Perilaku


anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika kelompok, aturan kelompok dan
nilai-nilai yang dianut oleh kelompok tersebut.

3. Tingkat Organisasi
Organisasi lebih dari sekedar penjumlahan individu-individu maupun
kelompok. Kejadian-kejadian yang terjadi dalam konteks struktur organisasi.
Struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap
interaksi sosial dalam organisasi. Dalam struktur organisasi hubungan pelaporan
yang bersifat hirarkhi memberikannya kekuasaan dan wewenang tertentu untuk
mempengaruhi individu yang lainnya dalam organisasi. Struktur organisasi
mempengaruhi bagaimana informasi dikomunikasikan dan keputusan dibuat.
Misalnya dalam struktur organisasi yang bersifat desentralisasi, maka
memungkinkan pada manajer pada tingkat bawah untuk ikut berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan. Hal ini meningkatkan status dan keanekaragaman
tugasnya.

1.3 Faktor Lingkungan


Pada waktu kita menganalisis perilaku pada tingkat individu, kelompok dan
organisasi, adalah sangat penting untuk mempertimbangkan faktor lingkungan
eksternal. Faktor lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang kuat pada masing-
masing tingkatan analisis. Misalnya rendahnya produktivitas, karyawan yang
malas, seringnya karyawan tidak masuk kerja, kelambatan dalam penyelesaian
unjuk rasa dan masalah-masalah organisasi lainnya, memerlukan analisis lebih
dari sekedar analisis pada tingkat individu, kelompok dan organisasi. Organisasi
begitu banyaknya menghadapi desakan dari faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi efektivitasnya, termasuk di dalamnya tuntutan konsumen akan
produk yang berkualitas tinggi, persaingan yang bersifat global, fluktuasi ekonomi,
tuntutan gaya hidup dan lain sebagainya.

1.4 Rangkuman
Perilaku organisasi merupakan bidang studi terakhir ketika organisasi
mengalami perkembangan, terurama dalam hal pengelolaan organisasi tersebut.
Mengapa bidang studi Perilaku Organisasi cepat berkembang? Karena Organisasi
itu sendiri sudah sedemikian kompleksnya dan cenderung semakin ruwet. Di
samping itu, unsur manusia yang mengawaki setiap organisasi, dengan segala
permasalahannya yang harus dihadapi oleh setiap manajer semakin kompleks
pula.

Terkait dengan berkembangnya organisasi maka sudah sewajarnya para


pelaku organisasi memahami pengertian dasar tentang Perilaku Organisasi,
seperti berbagai pendapat para ahli yang tersaji pada Bab I tersebut, termasuk
tingkat analisis atas kejadian organisasi yang terdiri dari tingkat individu, tingkat
kelompok, dan tingkat organisasi.

PERILAKU ORGANISASI 5
HSP STIK-PTIK
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

1.5 Latihan
Untuk memahami pengertian Perilaku Organisasi, mahasiswa diharapkan
dapat memberikan respon terhadap beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian dari Perilaku Organisasi menurut beberapa ahli yang
sudah dipelajari?
2. Dalam mempelajari perilaku keorganisasian dapat dilakukan dengan tiga
tingkat analisis, sebutkan dan jelaskan!!!!
3. Pada waktu kita menganalisis perilaku pada tingkat individu, kelompok dan
organisasi, adalah sangat penting untuk mempertimbangkan faktor lingkungan
eksternal, jelaskan bagaimana pengaruh faktor eksternal tersebut
mempengaruhi pada masing-masing tingkat analisis?

BAB II
PERILAKU ORGANISASI 6
HSP STIK-PTIK
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

PERILAKU ORGANISASI SEBAGAI DISIPLIN ILMU

Tujuan pembelajaran pada bab ini mahasiswa dapat :


1) menjelaskan objek dalam Perilaku Organisasi;
2) menguraikan karakteristik Perilaku Organisasi sebagai disiplin ilmu;
3) mengenali berbagai kondisi dalam ruang lingkup Perilaku Organisasi.

2.1 Obyek Perilaku Organisasi


Individu yang menjadi anggota suatu organisasi : organizations donot
behave, individuals do. W. Richarcd Scott (1990) serta David Buchanan dan
Andrej Huczinky (2004) : perilaku individu yang menjadi pusat perhatian dalam
perilaku organisasi adalah perilaku colabooratif untuk mencapai tujuan yang
disepakati. The study of the structure, functioning and performance of
organizations and behavior of groups and individual within them (Buchanan dan
Huczynski, 2004).

2.2 Karakteristik Perilaku Organisasi Sebagai Disiplin Ilmu


1. Terukur : setiap konsep/teori mempunyai indikator yang dapat diukur dan atau
terikat dengan tempat (where), waktu (when).
2. Sistematis : menjelaskan keterkaitan antar satu fenomena (what) dengan
fenomena lainnya (why).
3. Mempunyai daya prediksi yang didasarkan pada observasi saat ini untuk
melihat masa yang akan datang.
4. Mempunyai daya generalisasi yakni berlaku pada konteks dan situasi yang
relatif berbeda-beda.

2.3 Disiplin Pendukung Perilaku Organisasi Sebagai Disiplin Ilmu


1. Sosiologi memusatkan perhatian pada perilaku (behavior) individu dan
struktur sosial yang membentuk struktur organisasi sebagai akibat adanya
perbedaan status dan peran yang berbeda dari masing-masing anggota suatu
organisasi.
Ilustrasi :
Status Peran
Manajer puncak Konseptual dan strategi Teknis
Manajer madya Konseptual dan strategi Teknis
Manajer rendah Konseptual dan strategi Teknis
Staf Teknis dan Operasional

2. Psikologi memusatkan perhatian faktor yang membentuk perilaku individu


dalam suatu organisasi. Hal ini termasuk motivasi, sikap (attitude), intelektual
(aptitude), dan kecakapan.

PERILAKU ORGANISASI 7
HSP STIK-PTIK
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Ilustrasi :
Seorang manajer kepegawaian mempunyai kinerja yang lebih rendah dibanding
dengan manajer keuangan.
Pegawai dengan jenjang pendidikan S1, mempunyai sistem kerja yang lebih
baik dibanding dengan pegawai dengan jenjang pendidikan SMA.
Anggota Polisi A lebih cepat mengungkap kasus pembunuhan dibanding dengan
anggota Polisi.

3. Politik memusatkan pada kepentingan anggota suatu organisasi dan power


serta authority dimiliki oleh sekelompok anggota atau seorang anggota
organisasi, dan maneuver digunakan oleh seorang anggota dalam suatu
organisasi untuk memperoleh power dan authority.

Ilustrasi :
Anggota Polisi A lebih cepat naik pangkat daripada anggota Polisi B.
Seorang Kapolsek akan mengikuti perintah seorang Kapolres.
Seorang pimpinan akan mempertahankan kebijakannya meskipun sebagian
besar anggota tidak menyetujuinya.

4. Antropologi memusatkan pada sistem nilai atau norma yang dianut oleh
setiap anggota dari suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang
disepakati.
Ilustrasi :
Ketika seorang anggota Polisi menangkap seorang perampok, tidak langsung
menembaknya kecuali perampok tersebut mengancam anggota Polisi
tersebut.
Ketika berjumpa dengan anggota Polisi dengan pangkat yang lebih tinggi
seorang anggota Polisi dengan pangkat yang lebih rendah akan member
tanda hormat.

5. Ekonomi memusatkan perhatian pada alokasi sumber dana dan daya untuk
mencapai tujuan organisasi.

Prinsip Ekonomi 1. Diminishing Rate of Return

Sumber A Slope pencapaian II


Diminishing Rate
of Return
Faktor teknologi

Slope pencapaian I

Sumber B
Prinsip Ekonomi 2. Efisiensi dan Efektif
PERILAKU ORGANISASI 8
HSP STIK-PTIK
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Efisiensi merujuk pada penggunaan sumber dana/daya sekecil mungkin untuk


mencapai hasil semaksimal mungkin. Efisiensi tidak identik dengan murah.
Efektif merujuk pada pencapaian target atau tujuan.

Ilustrasi :
Untuk menangkap seorang perampok di hutan terpencil diperlukan helicopter
dan satu regu Polisi.

6. Manajemen memusatkan perhatian pada pengaturan sumber dana/daya,


kepentingan, perilaku, dan sistem nilai sehingga dapat mencapai tujuan suatu
organisasi.
Ilustrasi :
AKP Polisi A ditempatkan pada Kecamatan X dan AKP Polisi B ditempatkan
pada Kecamatan Y.
Propinsi Jawa Tengah terdapat Polwil dan Propinsi Nusa Tenggara Barat
tidak ada.

2.4 Tingkat Analisis (Scott, 1990)


1. Tingkat individu anggota memusatkan: perilaku, karakteristik pribadi, dan
sistem nilai yang dianut.
2. Tingkat struktur memusatkan pada: variasi dan peran sub-unit dan susunan
struktur suatu organisasi.
3. Tingkat ekologi memusatkan perhatian pada posisi relatif suatu organisasi
dibanding dengan organisasi lain.

2.5 Kontigensi Disiplin dan Tingkat Analisis


Tingkat Analisis
Disiplin
Individu Struktur Ekologi
Sosiologi Perilaku Individu Perilaku kelompok Perilaku kelompok
anggota anggota dalam anggota dalam
bagian organisasi
Psikologi Motivasi anggota
masuk suatu ----- -----
organisasi
Antropologi Sistem nilai/norma Sistem nilai yang Sistem nilai yang dianut
yang dianut dianut kelompok organisasi (corporate
anggota anggota bagian values)
Politik Kepentingan Manuver bagian Manuver organisasi
individu masuk untuk mempower untuk masuk dalam
suatu organisasi sistem yang lebih besar
Ekonomi ----- Alokasi sumber Alokasi sumber dalam
dalam suatu bagian suatu organisasi
Manajemen ----- Pengaturan power, Pengaturan power, dana
dana dalam suatu dalam suatu organisasi.
bagian.
PERILAKU ORGANISASI 9
HSP STIK-PTIK
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

2.6 Rangkuman

Individu yang menjadi anggota suatu organisasi : organizations donot


behave, individuals do. W. Richarcd Scott (1990) serta David Buchanan dan
Andrej Huczinky (2004) : perilaku individu yang menjadi pusat perhatian dalam
perilaku organisasi adalah perilaku colabooratif untuk mencapai tujuan yang
disepakati. Dalam konteks ini ternyata pemhaman Perilaku Organisasi dapat di
tinjau dari berbagai disiplin ilmu yang memiliki implikasi terhadap praktek
organisasi.

2.7 Latihan
Sebagai umpan balik terhadap materi tersebut, Saudara berikan jawaban atas
soal tersebut:
1. Bagaimana karakteristik Perilaku Organisasi ditinjau sebagai disiplin ilmu?
2. Diskusikan, Perilaku Organisasi ditinjau dari disiplin ilmu lain dan
implemantasinya dalam tugas-tugas kepolisian yang pernah dilalami.

PERILAKU ORGANISASI 10
HSP STIK-PTIK

Anda mungkin juga menyukai