NEGARA/PUBLIK
Mengapa Birokrasi(Polri) perlu belajar ilmu Politik…?
Setiap pemikiran tentang Administrasi Negara/Publik harus bermula dengan ilmu politik. Ilmu politik adalah
disiplin induk, dan hampir semua perintis teori administrasi negara (khusus dari Amerika) adalah ahli ilmu
politik. Ilmu politik khususnya teori politik, secara tradisional telah menjadi focus pertimbangan yang paling
lengkap dari pemikiran filosofis dan normatif yang sekarang nampaknya sentral dalam administrasi
negara/publik. Namun, administrasi negara/publik telah senantiasa lebih sekaligus kurang daripada ilmu
politik…..”,(H.G. Frederickson: 2003).
BIDANG KAJIAN ILMU ADMINISTRASI
NEGARA/PUBLIK
Administrasi Negara/Publik telah dikembangkan sebagai kajian
akademis melalui 5 paradigma yang saling tumpang tindih. Tiap
fase dari paradigma tersebut memiliki ciri-ciri tertentu sesuai locus
dan focus-nya.
Penggiat paradigm ini menyatakan, bahwa kebijakan yang dijalankan hanya dapat
dijamin berhasil jika administrasi dikeluarkan dari politik. Menurut Wilson, bidang
administrasi adalah suatu bidang bisnis. Administrasi terletak di luar bidang politik,
masalah-masalah administrasi bukanlah masalah-masalah politik. Dengan pemisahan
ini, administrasi publik dapat bertindak bebas nilai (value-free). Administrasi Publik
harus berlokus di birokrasi pemerintah, tetapi tidak dipersoalkan apa fokusnya.
2 Paradigma 2. PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI (1927-1937)
Paradigma ini, ditandai dengan terbitnya buku teks kedua dalam administrasi publik,
karya Willoughby berjudul Principles of Public Administration, pada 1927. Buku ini
menegaskan bahwa ada prinsip-prinsip ilmiah tertentu mengenai administrasi, bahwa
prinsip-prinsip tersebut dapat ditemukan, dan bahwa para administrator akan menjadi
ahli dalam pekerjaannya jika mereka mempelajari bagaimana menerapkan prinsip-
prinsip tersebut.
Fase paradigm ke 3 ini, merupakan suatu usaha untuk menetapkan kembali hubungan
konseptual antara administrasi negara dengan ilmu politik. Akan tetapi, konsekuensi
dari usaha ini ialah keharusan untuk merumuskan bidang ini paling sedikit dalam
hubungannya dengan focus keahliannya yang esensial. Pada fase penekanan kajian
administrasi negara pada wilayah kepentingan (area of interest) atau sebagai sinonim dari
ilmu politik.
4 Paradigma 4. ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI ILMU ADMINISTRASI (1956-
1970)
Melihat posisinya sebagai “warga kelas dua” dalam ilmu politik, maka tokoh
administrasi publik mulai mencari alternatif lain untuk menjadikan administrasi sebagai
ilmu. Opsi manajemen (kadangkala disebut ilmu administrasi atau manajemen umum)
merupakan alternatif yang sehat bagi sejumlah besar sarjana administrasi publik. Sebagai
suatu paradigma, manajemen menyediakan suatu fokus, bukan lokus.
Pembaruan dalam tahap peradigma yg ke 5 ini locus Administrasi Negara tidak semata-mata
pada ilmu murni administrasi, tetapi juga teori organisasi. Dalam dua setengah dekade terakhir
perhatian terhadap teori organisasi ditujukan terutama pada bagaimana dan mengapa organisasi
itu bekerja, bagaimana dan mengapa orang berperilaku dalam organisasi, dan bagaimana dan
mengapa keputusan-keputusan diambil. Selain itu, pertimbangan penggunaan teknik-teknik
ilmu manajemen ke dalam lingkungan pemerintahan dalam paradigm ke 5 ini juga menjadi
perhatian.
ADMINISTRASI
BIROKRASI
PUBLIK
APARAT
MIFTAH THOHA, 2008: 87
PEMERINTAH/BIROKRAT
MANAJEMEN
PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK
POLITIK DAN ADM. KEPOLISIAN
POLITIK
PEMERINTAH
POLRI