Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

TEORI ORGANISASI

DISUSUN OLEH

NAMA : Citra Dwi Rahayu

NIM : 031376324

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA

2021

Bab I

1
Pendahuluan

Manusia sebagai suatu makhluk sosial senantiasa ada kecenderungan untuk berinteraksi
dengan sesamanya. Kelompok merupakan perwujudan dari kebutuhan manusia untuk dapat
berinteraksi. Interaksi antar manusia dapat diwujudkan dalam sebuah organisasi. Organisasi
inilah yang nantinya akan membentuk sikap, perilaku serta persepsi seseorang terhadap
sesamannya. Organisasi menurut Robbins adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja secara terus-
menerus untuk mencapai suatu atau sekelompok tujuan yang telah ditetapkan.

Rumusan Masalah

1. Menjelaskan model teori organisasi, manajemen, dan perilaku organisasi!


2. Menjelaskan ukuran efektivitas dan analisis efektivitas organisasi sektor publik di
Indonesia!

Bab II

2
Teori

A. Teori Organisasi
Teori adalah penjelasan dari beberapa gejala dan berisi tentang prinsip. Prinsip
yang menggambarkan hubungan yang teramati antargejala tersebut. Dengan kata lain,
teori berusaha menggambarkan kenyataan-kenyataan. Teori merupakan simplifikasi
dan generalisasi dari gejala-gejala atau kenyataan-kenyataan.
Menurut Hodge dan Anthony, teori organisasi adalah sekelompok konsep,
prinsip-prinsip, dan hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan komponen-komponen
organisasi dan bagaimana komponen-komponen tersebut berperilaku. Hal ini berarti
teori organisasi dapat membantu kita memahami apa itu organisasi dan bagaimana
organisasi berhubungan dengan lingkungannya.
Dalam pembahasan mengenai teori organisasi, mencakup masalah teori-teori
organisasi yang pernah ada dan berlaku beserta sejarah dan perkembangannya hingga
sekarang. Yaitu meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik dan teori
organisasi modern.
1. Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang
berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan
ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik
sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan
petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreativitas. Teori ini
juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan
yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
a. Teori birokrasi : dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant
Ethic and Spirit of Capitalism.
b. Teori administrasi : dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol  dan
Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
c. Manajemen ilmiah : dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow
Taylor.

2. Teori Organisasi Neoklasik

3
Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan
manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas
dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok
kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu
organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori
neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di
Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Dalam hal pembagian kerja, teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-hal
sebagai berikut:
1) Partiipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2) Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3) Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para yunior
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
3. Teori Organisasi Modern
Teori modern ditandai  dengan  akhirnya  gerakan contingency yang dipelopori
Herbert Simon, yang  menyatakan  bahwa teori organisasi  perlu melebihi prinsip-
prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan  bagi suatu kajian mengenai
kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan  prinsip yang saling bersaing. Kemudian
Katz dan  Robert Kahn dalam  bukunya “the social psychology of organization”
mengenalkan perspektif  organisasi sebagai  suatu sistem terbuka. Buku tersebut
mendeskripsikan  keunggulan-keunggulan  perspektif sistem terbuka untuk
menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan  lingkungannya, 
dan perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika
organisasi ingin tetap bertahan.
Teori modern yang kadang – kadang disebut juga sebagai analisa sistem pada
organisasi merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen.
Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan an
saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi
bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan
tetapi organisasi merupakan system terbuka.
Menurut Jones menyatakan bahwa teori organisasi adalah studi tentang
bagaimana organisasi berfungsi dan bagaimana organisasi memengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan sekelilingnya. Dengan demikian, TO akan membantu
para praktisi dan teoretisi organisasi dalam menganalisis kegiatan organisasi,
bagaimana organisasi harus belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan

4
lingkungan, serta bagaimana organisasi harus menyesuaikan dirinya dengan
perubahan lingkungan. Pengetahuan tentang TO akan membantu dalam
menganalisis struktur dan budaya organisasi, mendiagnosis masalah, memanfaatkan
proses desain organisasi dan membuat penyesuaian-penyesuaian yang akan
membentuk organisasi dalam mencapai tujuannya. Lebih lanjut Jones menyatakan
bahwa bahasan TO, meliputi tiga bahasan besar, yaitu struktur organisasi, desain
organisasi dan budaya organisasi.
B. Manajemen
Teori manajemen adalah penjelasan dari praktik-praktik manajemen, dengan
kata lain, menjelaskan bagaimana para manajer berperilaku.
C. Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi (PO) adalah organisasi dari sudut pandang mikro. PO
memberikan penekanan pada perilaku individu dan kelompok-kelompok kecil yang ada
dalam organisasi. Menurut Robbins, perilaku organisasi memfokuskan diri kepada
perilaku di dalam organisasi dan kepada seperangkat prestasi dan variabel tentang
sikap yang sempit dari para pegawai. Perhatian utama dari PO adalah kepuasan kerja.
Perilaku individu yang menjadi topik utama dalam PO adalah persepsi, motivasi, nilai-
nilai, pengetahuan, dan kepribadian. Sedangkan topik yang berhubungan dengan
perilaku kelompok adalah peran, status, kepemimpinan, kekuasaan, komunikasi, dan
konflik.
Grenberg dan Baron (2003) mendefinisikan perilaku organisasional sebagai
bidang multidispliner/multidisciplinary yang mempelajari perilaku individu, kelompok,
dan proses dalam organisasi secara sistematis.Berdasarlan definisi tersebut, maka
karasteristik bidang perilaku organisasional adalah:
1) Perilaku organisasional merupakan bidang yang bersifat multididipliner. Perilaku
organisasional dibangun dari berbagai disiplin ilmu seperti ilmu Psikologi, psikologi
sosial, sosiologi dan antropologi
2) Perilaku organisasi mempeajari perilaku individu, kelompok, struktur, dan proses
dalam organisasi secara sistemaris.
1. Fokus Perilaku Organisasional
Perilaku organisasi fokus pada tiga tingkatan analisis, yaitu tingkat individu,
tingkat kelompok, dan tingkat organisasi. Tiga tingkatan analisis ini harus
dipertimbangkan untuk memahami dinamika perilaku dalam organisasi yang begitu
kompleks (Grenberg dan Baron, 2003).
1. Tingkat individu. Setiap individu yang memasuki suatu organisasi akan
membawa perbedaan-perbedaan. Perbedaan individu ini dipengaruhi oleh

5
berbagai variabel antara lain kemampuan, pembelajara, kepribadian, persepsi,
sikap motifasi dan stress. Perbedaan-perbedaan pada tingkat individu ini akan
mempengaruhi perilaku mereka di dalam organisasi. Khususnya kinerja mereka.
2. Tingakt kelompok. Individu-individu yang tergabung dalam suatu kelompok
dipengaruhi oleh pola-pola perilaku yang mereka tunjukkan,  apa yang dianggap
sebagai standar perilaku yang dapat diterima oleh kelompok tersebut, dan
tingkat di mana anggota kelompok saling tertarik.
3. Tingkat Organisasi. Pada level organisasi banyak faktor yang mempengaruhi
kinerja organisasi secara keseluruhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap kinerja organisasi tersebut antara lain adalah desain dan struktur
organisasi, budaya organisasi serta kebijaksanaan dan praktik-praktik sumber
daya manusia.

Ukuran Efektivitas dan Analisis Efektivitas Organisasi Sektor Publik di Indonesia

D. Analisis Efektivitas Organisasi


Analisis organisasi pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam empat tingkat,
yaitu analisis atas (dimulai dari yang berdimensi paling luas):
1. komunitas dan lingkungan;
2. organisasi secara keseluruhan;
3. bagian dari organisasi;
4. kumpulan individu.
Analisis organisasi dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pertama,
pendekatan makro yang terdiri atas analisis pada lingkungan organisasi, organisasi dan
bagian organisasi. Kedua, analisis pada level mikro, yaitu menganalisis pribadi-pribadi
yang ada dalam organisasi. Analisis mikro, meliputi analisis atas motivasi,
kepemimpinan, kepribadian, dan nilai.
E. Ukuran Efektivitas Organisasi
John P. Champbell seperti dikutip oleh Goodman dan Pennings (dalam Robbins;
1990) menuliskan ada 29 kriteria tentang keefektifan organisasi. Ke-29 kriteria tersebut
adalah:

1. Keefektifan keseluruhan 16. Perencanaan dan penetapan tujuan

2. Produtivitas 17. Konsensus tentang tujuan

6
3. Efisiensi 18. Internalisasi tujuan organisasi

4. Laba 19. Keterampilan interpersonal manajerial

5. Kualitas 20. Keterampilan manajerial

6. Kecelakaan 21. Manajemen informasi dan komunikasi

7. Pertumbuhan 22. Kesiapan

8. Kemangkiran 23. Pemanfaatan lingkungan

9. Penggantian pegawai 24. Evaluasi pihak luar

10. Kepuasaan kerja 25. Stabilitas

11. Motivasi 26. Nilai sumber daya manusia

12. Moral atau semangat kerja 27. Partisipasi dan pengaruh yang digunakan
bersama

13. Kontrol 28. Penekanan pada pelatihan dan


pengembangan

14. Konflik/solidaritas 29. Penekanan pada performa

15. Fleksibilitas atau penyesuaian

Dari 29 kriteria tersebut kemudian Robbin menyusun empat pendekatan yang


dapat digunakan untuk mengukur efektivitas. Namun, dalam modul ini hanya akan
dibahas 3 pendekatan saja. Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan:

1. pencapaian tujuan,
2. sistem, dan
3. konstituensi strategis.

7
F. Kasus
Penanganan masalah sosial merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan
oleh pemerintah. Adanya desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam kerangka otonomi daerah, maka penanganan masalah sosial
di daerah menjadi bagian kewenangan yang harus dilaksanakan oleh daerah.
Penanganan masalah sosial berhubungan langsung dengan masalah kesejahteraan
masyarakat dan pelayanan pemerintah terhadap masyarakat. Di Propinsi Kalimantan
Timur (Kaltim) penanganan masalah sosial menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial
Kaltim. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut organisasi Dinas Sosial
Kaltim mengahadapi beberapa kendala seperti, kualitas pelayanan yang belum optimal,
sumber daya organisasi yang kurang mendukung, efektivitas dan efisiensi organisasi
yang masih perlu diperbaiki dan lain-lain. Dari hasil analisis diketahui bahwa tingkat
efektivitas organisasi Dinas Sosial Propinsi Kaltim masih tergolong rendah. Kemampuan
menyesuaikan diri organisasi dengan perubahan (fleksibiltas), berjalan tidak didukung
dengan kelersediaan sumber daya manusia yang memadai baik dari kualitas maupun
kuantitasnya. Produktifitas lebih tinggi pada pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang
imbalan atau insentifnya langsung bisa dirasakan oleh pegawai. Terhadap pekerjaan
yang tidak menghasilkan imbalan secara langsung, tingkat produktifitas cenderung
rendah. Tingkat kepuasan kerja pegawai juga relatif rendah, hal ini berkaitan dengan
gaji dan insentif yang mereka terima dari organisasi yang belum mampu memberikan
tingkat kesejahteraan yang memadai. Disamping itu pemberian penghargaan terhadap
prestasi kerja yang tidak objektif. Efektivitas organisasi Dinas Sosial Kaltim juga
dipengaruhi oleh pembagian tugas yang diatur dalam struktur dan tata kerja organisasi
dalam pelaksanaannya terkadang tejadi tumpang tindih (overlapping), disamping
tingkat pemahaman sebagian pegawai terhadap tugas masih rendah. Faktor
kepemimpinan juga turut mempengaruhi efektivitas Dinas Sosial Kaltim, dimana
bawahan mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap pimpinan dalam
menjalankan tugas dan pengambilan keputusan. Agar organisasi Dinas Sosial Kaltim
menjadi organisasi yang adaptif terhadap perubahan yang terjadi, seperti adanya
demokratisasi dalam pemerintahan di daerah dan era globalisasi, setidaknya Dinas
Sosial Kaltim harus melakukan perubahan dari struktur organisasi mekanisfik yang ada
saat ini menjadi struktur organik, dengan pola kepemimpinan yang dernokratis. Melalui
perubahan itu diharapkan efektivitas organisasi akan lebih baik dalam mewujudkan
tujuan, misi dan visi organisasi.

8
BAB III

Kesimpulan

Teori organisasi ada 3 macam yaitu teori organisasi Klasik, Teori Organisasi Neoklasik
dan Teori Organisasi Modern, masing-masing memilki karakteristik dan pendapat yang
berbeda-beda dari para pakarnya. Jika disatukan, teori organisasi, teori manajemen dan
perilaku organisasi maka dapat membantu menjelaskan secara komprehensif tentang kegiatan-
kegiatan organisasi sehingga mudah dalam mengkoordinasi serta memiliki tujuan dalam
organisasi.

Umumnya, efektivitas diberikan pengertian sebagai kemampuan organisasi dalam


mencapai tujuan secara efisien dengan sumber daya yang tersedia. Efektivitas organisasi
dipengaruhi oleh karakteristik organisasi, lingkungan, pegawai, dan kebijakan, serta praktik
manajerial. Bagaiman mengukur efektivitas? Hingga saat ini sulit untuk menyatakan bahwa ada
satu ukuran yang tepat yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi. Namun,
bukan berarti tidak ada ukuran efektivitas yang dapat digunakan.

9
BAB IV

Daftar Pustaka

Buku Materi Pokok ADPU4341 Teori Organisasi Modul 1

http://pagarpengetahuan.blogspot.co.id/2017/01/pengertian-perilaku-organisasi-pagar.html

http://agungzetiadji.blogspot.co.id/2012/10/teori-organisasi.html

http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/7879

10

Anda mungkin juga menyukai