Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Ramadhan

Npm : 2101102010057
Mk : Perilaku keorganisasian

What is an organization?
Organisasi berasal dari kata Organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Definisi organisasi
telah banyak dikemukakan oleh para ahli baik dari dalam maupun luar negeri. Secara garis besar
pengertian dan definisi organisasi adalah suatu kelompok terdiri atas dua atau lebih orang yang
saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama.

Organizational behavior
Pengertian perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku
manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Perilaku organisasi meliputi aspek
yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia, dan juga aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh manusia terhadap organisasi.

Goals of studying organizational behavior


Tujuan pertama mempelajari studi perilaku keorganisasian adalah kita bisa mengenali,
mendiagnosis, dan menjelaskan kejadiankejadian yang secara teratur dan prediktabel terjadi
dalam sebuah organisasi. Mengenali kejadian seperti ini sangat bermanfaat bagi para manajer
sebab bisa digunakan untuk mengidentifikan masalah, menjelaskan apa yang sedang terjadi
dalam sebuah organisasi, dan menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan para manajer.

Basic Assumptions of Organizational Behavior


Dalam mempelajari perlu diperhatikan asumsi-asumsi dasar, yaitu perilaku organisasional
mengakui bahwa organisasi sebagai sistem terbuka yang dinamis dan selalu berubah, serta tidak
ada pendekatan terbaik untuk semua situasi (Greenberg dan Baron, 2003)
1. Perilaku organisasional mengakui bahwa organisasi adalah dinamis dan selalu berubah.
Teori organisasi modern menganggap bahwa organisasi bukan merupakan sistem tertutup
tetapi  sebagai sistem terbuka/open system. Organisasi sebgai sistem terbuka tidak
terlepas dari pengaruhlingkungan yang terus-menerus selalu mengalami perubahan. Agar
organisasi tetap hidup dan berkembang dalam jangka panjang, maka organisasi tersebut
perlu terus-menerus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan.
Organisasi sebagai sistem terbuka, pada hakikatnya merupakan proses transformasi
berbagai input yang menghasilkan berbagai output (Rekso hadiprodjo dan Handoko,
2000).
2. Perilaku organisasi mengasumsikan bahwa tidak ada satu cara terbaik yang dapat
digunakan untuk semua situasi. Pendekatan contingency memungkinkan menggunakan
teknik manajemen dengan cara yang cocok dengan situasi, untuk menggantikan
pendekatan "satu cara terbaik". Para peneliti pendekatan ini telah menentukan bahwa
tidak ada satu gaya kepemimpinan terbaik

Contingency Theory
Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana kemampuan
seorang pemimpin untuk melakukan pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok
(group task situation) dan tingkat- tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan
pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya.

Level of Analysis
Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat dianalisis dari tiga
tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu, kelompok dan organisasi.
a.       pada tingkat individu, kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam
hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-
masing orang dalam organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda
bedayang mempengaruhinya dalam berperilaku.
b.      Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota
kelompok, aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok.
c.       Pada tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur organisasi,
struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap interaksi sosial
dalam organisasi.

History of Organizational Behavior


Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan para pakar yang sebelumnya,
studi keorganisasian biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan
dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili
puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap
organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan menyebabkan
peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan.
Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi keorganisasian bergeser kepada analisis tentang
bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi memengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi
yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan hubungan antar manusia ini
lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi.
Para pakar terkemuka pada tahap awal ini mencakup:
 Chester Barnard
 Henri Fayol
 Mary Parker Follett
 Frederick Herzberg
 Abraham Maslow
 David McClelland
 Victor Vroom
Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan logistik
besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem
dan pendekatan rasionalistik terhadap studi keorganisasian.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial dan
tekanan dalam studi akademiknya dipusatkan pada penelitian kuantitatif.
Sejak tahun 1980-an, penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi
bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin
diterima, dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan
dari antropologi, psikologi dan sosiologi.

Contributing Disciplines that Shaped Organizational Behavior


Perilaku organsiasional merupakan suatu ilmu perilaku terapan yang dibangun atas sumbangan
dari sejumlah disiplin perilaku. Bidang yang menonjol adalah psikologi, sosiologi, psikologi
sosial, antropologi, dan ilmu politik. Psikologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pada
tingkat analisis individual atau mikro. Sedangkan keempat disiplin ilmu yang lain merupakan
penyumbang pemahaman pada tingkat makro seperti proses dan organisasi kelompok.

Organizational Behavior in Global Organizations


Penting bagi para manajer Indonesia, baik manajer perusahaan maupun manajer rumah sakit,
mempelajari dan memahami perilaku para manajer dan kulturmanajerial perusahaan-perusahaan
multinasional negara-negara maju, baik yang telah beroperasi di Indonesia maupun yang akan
mencari mitra kerja sama di sini. Mereka harus mengerti kultur kita dan kita juga harus
mengerti kultur mereka, sehingga saling pengertian dan kerjasama yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai