Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Teories Of Organization And Characteristics Of Organizational Systems


Teori Organisasi Dan Karakteristik Sistem Organisasi

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Organisasi Pendidikan


Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Adang Hambali, M.Pd
Dr. Fenti Hikmawati, M.Si

Disusun Oleh:
Leni Tresnawati (2210060015)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Karakteristik
Dimensi Analisis Budaya, Kualitas Masyarakat " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Organisasi Pendidikan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Teori Organisasi Dan Karakteristik Sistem
Organisasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandung, Oktober 2022

Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Tahukah Anda, bahwa alam semesta ini tercipta sebagai suatu sistem organisasi yang
yang sangat besar dan sangat teratur. Kerapian sistem kehidupan dapat kita ketahui mulai
dari tingkat keseimbangan yang besar hingga pada tingkat keseimbangan yang sekecil-
kecilnya. Rupanya melalui hal ini Tuhan mengajarkan kita untuk membuat tatanan
organisasi yang baik kepada manusia. Tuhan tahu bahwa, manusia kelak akan hidup dalam
perkembangan yang sangat pesat sehingga membutuhkan teori organisasi yang baik. Ketika
manusia sudah semakin maju dan banyak hal yang harus diurus, tentu kebutuhan pokoknya
dalah organisasi yang baik. Peradaban manapun membutuhkan keteraturan, tidak bisa acak
dan kacau. Kekacauan adalah kerusakan, itu berarti sistem yang tidak berjalan dengan
semestinya. Dalam dunia yang semakin komplek, kebutuhan akan organisasi semakin
menetukan kemajuan. Banyaknya tantangan baru yang muncul dengan semakin luasnya
instrumen kehidupan, memberi manusia dorongan untuk mengelola segala sesuatunya
dengan suatu sisitem yang baik, maka teori organisasi pun mengalami pertumbuhannya dari
masa ke masa. Oleh sebab itu, mari kita pelajari tentang evolusi teori organisasi berikut ini.

B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas maka masalah yang dirumuskan adalah
1. Apa Yang dimaksud dengan Teori Organisasi ?
2. Bagaimana karakteristik sistem organisasi ?
3. Apa saja aspek yang mempengaruhi perubahan organisasi?
4. Bagaimana teori organisasi dan karakteristik sistem organisasi dalam pandangan
islam ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian teori organisasi
2. Untuk mengetahui karakteristik sistem organisasi
3. Untuk mengetahui Apa saja aspek yang mempengaruhi perubahan organisasi
4. Untuk mengetahui teori organisasi dan karakteristik sistem organisasi dalam
pandangan islam
BAB II
Pembahasan
A. Teori Organisasi
Teori organisasi merupakan sejumlah pemikiran dan konsep yang menjelaskan atau
memperkirakan bagaimana organisasi/kelompok dan individu di dalamnya “berperilaku”,
dalam berbagai jenis struktur dan kondisi tertentu (Shafritz & Ott dalam Levy, 2009). Dari
definisi tersebut, organisasi seperti juga manusia memiliki perilaku yang bisa diamati dengan
baik oleh orang di dalamnya maupun oleh pihak luar.
Ahli manajemen dan organisasi menyatakan teori organisasi berakar dan telah ada
sejak zaman purbakala atau abad pertengahan. Namun studi formal tentang teori organisasi
baru dilakukan ketika pabrik-pabrik mulai dikenal di Inggris Raya (Shafritz & Ott dalam
Levy, 2009). Terdapat berbagai jenis teori organisasi dari berbagai literatur dan sumber
pustaka. Penulis mengutip karya Scott dalam Legaard (2010) yang membagi teori organisasi
ke dalam tiga level analisis, yaitu:
1) Level sosial-psikologis, yakni teori organisasi yang berfokus pada hubungan individu
dan antar personal/individu dalam organisasi. Pada kelompok teori ini, ahli organisasi
berupaya menjelaskan bagaimana orang-orang di dalam organisasi tersebut saling
berhubungan untuk mencapai tujuan masing-masing.
2) Level struktural, yakni teori organisasi yang berfokus pada organisasi secara umum dan
subdivisi dari organisasi seperti departemen, tim, dan sebagainya. Pada kelompok teori ini,
ahli organisasi menjelaskan bagaimana antar unit dalam organisasi (departemen, bagian,
seksi, dll) saling berkaitan untuk mencapai tujuan masing-masing unit tersebut.
3) Level makro, yakni teori organisasi yang berfokus pada peran organisasi dalam
hubungannya dengan organisasi dan komunitas lainnya. Pada level ini, ahli organisasi
berupaya menjelaskan hubungan antar organisasi untuk mencapai tujuan masing-masing.
Sementara Legaard sendiri membagi teori organisasi ke dalam tiga perspektif yang
merupakan wilayah utama yang menjadi pusat studinya (Legaard, 2010), yaitu:
a. Teori organisasi yang berfokus pada kinerja dalam menjalankan tugas dan struktur;

b. Teori organisasi yang berfokus pada motivasi karyawan; dan

c. Teori organisasi yang berfokus pada penyesuaian dengan lingkungan sekitar.


Dibawah ini merupakan bagan perkembangan teori organisasi :

TEORI ORGANISASI

KLASIK NEOKLASIK MODERN

BIROKRASI ADMINISTRASI MANAJEMEN ILMIAH

1. Teori Klasik
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah
lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk
mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti toet piano dimana masing-masing
nada mempunyai spesialisasi (do.. re.. mi.. fa.. so.. la.. si..) dimana apabila tiap nada
dirangkai maka akan tercipta lagu yang indah begitu juga dengan organisasi. Dikatakan teori
mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat
bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.

Definisi Organisasi menurut Teori Klasik: Organisasi merupakan struktur hubungan,


kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan
factor-faktor lain apabila orang bekerja sama. Teori Organisasi klasik sepenuhnya
menguraikan anatomi organisasi formal. Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam
organisasi formal:

a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi


b. Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan & Kepemimpinan

Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat
kondisi pokok: Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, Disiplin. Yang dijadikan tiang dasar
penting dalam organisasi formal adalah:
a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b. Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
c. Struktur (hubungan antar kegiatan)
d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:

 Birokrasi : Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi


 Administrasi: Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro
sebuah organisasi.
 Manajemen Ilmiah: Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek
Mikro sebuah organisasi.
Semua teori diatas dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor teori ini kebanyakan
dari sebuah negara berbentuk kerajaan “Mesir, Cina & Romawi”.

1) Teori Birokrasi

Teori Birokrasi dipelopori oleh Max Webber (seorang sosiolog asal Jerman yang
melakukan studi tentang organisasi antara tahun 1800-1900). Webber memiliki pandangan
yang berbeda dibanding Taylor dan Fayol. Ia memasukkan perspektif sosial dan psikologis
untuk memahami tentang organisasi. Menurut Webber untuk memahami organisasi dan
strukturnya dapat dicari menggunakan konteks historis, dan ia mengembangkan norma-
norma yang seharusnya dijalankan oleh suatu birokrasi (yang direfleksikan sebagai
“pegawai publik”) antara lain: a) pegawai publik sebaiknya bertindak seolah-olah dirinya
adalah pemilik birokrasi (kantor) dan tetap menjalankan tugas secara birokratis; dan b)
birokrasi sebaiknya terdiri dari pegawai publik profesional yang netral sehingga struktur
organisasi dapat berfungsi dengan lancar dan seefektif mungkin.
Sehingga menurut Weber, Birokrasi adalah sebuah struktur administrasi tertentu
yang bekerja berdasarkan otoritas yang beorientasi legal dan peran (Scott dalam Legaard,
2010), dengan ciri-ciri antara lain:
1. Terdapat pembagian kerja di antara anggota organisasi

2. Terdapat hirarki secara administratif

3. Terdapat sistem yang berorientasi pada peran, yang menggambarkan kinerja

4. Terdapat pemisahan antara kepemilikan dan hak individu dengan kantor


5. Seleksi staff berdasarkan kualifikasi teknis, dan pekerja berusaha mencapai karir
Berdasarkan ciri-ciri birokasi tersebut, Weber mengemukan empat pandangan
mengenai organisasi yaitu:

a. Setiap pekerjaan pada organisasi birokrasi merupakan posisi khusus dengan tugas dan
tanggung jawab tertentu. Pandangan ini disebut dengan division of labor. Pandangan ini
memungkinkan organisasi untuk memaksimalkan kemampuan anggotanya yang
spesifik sesuai dengan pekerjaan atau tugas dipercayakan kepadanya. Namun terdapat
kelemahan yang dihadapi yaitu terdapat kesulitan dalam mengkoordinasikan berbagai
tugas yang dijalankan oleh masing-masing pekerja, termasuk memastikan produk yang
dihasilkan oleh organisasi tersebut;
b. Struktur pada organisasi birokrasi cenderung berbentuk piramida (top-down pyramidal
organizational) dengan satu orang berada di puncak, lihat gambar 2. Pada setiap level
organisasi, pekerja melapor kepada orang yang berada di atasnya dalam rantai komando.

Level
Menejer
atas

Level Level Level


menejer menejer menejer
menengah menengah menengah

Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja

Gambar 2. Struktur Organisasi menurut Teori Birokrasi

c. Penyelesaian pekerjaan pada organisasi birokrasi dilakukan dengan membagi sebagian


tugas supervisor kepada bawahannya. Organisasi birokrasi tidak menyarankan supervisor
menyelesaikan sendiri tugasnya namun sebagian tanggung jawab didelegasikan kepada
bawahan. Prinsip ini disebut dengan delegation of authority. Menurut teori Birokrasi,
perilaku manajer atau supervisor yang selalu ingin menyelesaikan seluruh pekerjaan
yang diberikan kepadanya tanpa melibatkan bawahan disebut dengan micro-managers.
d. Pencapaian tujuan pada organisasi birokrasi disesuaikan dengan tingkat pengawasan yang
dilakukan oleh supervisor/manajer yakni jumlah bawahan ideal yang melapor kepadanya,
atau disebut span of control. Semakin tinggi span of control, maka kemampuan
supervisor/manajer dalam mengelola bawahan semakin sulit. Namun bila terlalu kecil
maka akan terjadi kekurangan beban kerja.
2) Teori administratif

Pada waktu yang hampir bersamaan dengan Taylor, Henri Fayol mengembangkan pendekatan
lain yang bersifat rasional yang fokusnya berlawananan dengan scientific management. Karakteristik
dari teori administratif Fayol antara lain:

1. Prinsip-prinsip administratif yang membentuk struktur hirarkis organisasi berbentuk


piramida, berfungsi sebagai dasar organisasi dalam menjalankan aktivitas, yaitu
dengan pendekatan top-down. Bandingkan dengan scientific management yang
menggunakan pendekatan bottom-up dengan titik awal dari pekerjaan individu.

2. Pendakatan administratif memfokuskan pada dua prinsip dalam organisasi yaitu


Koordinasi dan Spesialisasi. Gambar 1 berikut menjelaskan prinsip-prinsip
Koordinasi dan Spesialiasi pada pendekatan administratitf Fayol.

Koordinasi (Struktur organisasi Spesialisasi (pembagian kegiatan/tugas


piramida) dalam organisasi)
• Setiap pekerja hanya diawasi oleh • Pembagian kelompok dilakukan
satu supervisor berdasarkan
• Seorang supervisor hanya memiliki • Tujuan (departemen pemasaran atau
bawahan sesuai yang ia kelola (span pengembangan)
of control) • Proses (Menulis, Membuka tutup
• Pekerjaan rutin sebaiknya botol, dsb)
dikerjakan oleh bawahan, sehingga • Pelanggan (pelanggan besar,
supervisor dapat mengerjakan tugas menengah, kecil)
lain yang lebih spesifik • Geografis (pelayanan berdasarkan
area atau wilayah
Gambar 2. Prinsip Koordinasi dan Spesialisasi (Teori Administratif Fayol)
Teori administratif yang dikemukan Fayol mendapat kritik karena terlalu
menyederhanakan kondisi administratif. Seorang ahli yang mengkritik cukup keras adalah
Herbert Simon yang akan didiskusikan pada sub bab mendatang.
Henry Fayol juga mengembangkan prinsip-prinsip yang harus dimiliki organisasi, sebagai
berikut:
1. Terdapat kejelasan dalam merumuskan tujuan organisasi. Tujuan yang jelas memudahkan
anggota organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan akhir yang diharapkan;
2. Terdapat pembagian kerja, sehingga harus disusun struktur organisasi yang jelas dan
sesuai dengan kebutuhan/tujuan yang ditetapkan. Fungsi atau posisi dalam organisasi
dapat digolongkan dengan berbagai cara, antara lain:
 Menurut kesamaan fungsi. Misalnya sebuah rumah sakit dapat menggabungkan
kesamaan suatu fungsi dalam organisasinya, sehingga semua kegiatan yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pasien akan pelayanan kesehatan masuk
dalam fungsi pelayanan.
 Menurut macam jasa yang dihasilkan. Misalnya jasa pelayanan resep dokter masuk
dalam fungsi farmasi
 Menurut produk yang dihasilkan. Misalnya unit menghasilkan makanan/minuman
yang higienis bagi pasien dikelompokkan dalam fungsi gizi;
 Menurut pelanggan yang dilayani. Misalnya unit khusus yang melayani kelompok
usia di atas 60 tahun digabungkan dalam fungsi/klinik geriatri;
 Menurut tata kelola. Misalnya unit yang melayani pengiriman dokumen medik
pasien dan menyimpannya secara sistematis dikelompokkan dalam fungsi layanan
rekam medik;
 Menurut pembagian wilayah. Misalnya unit pemasaran rumah sakit terbagi atas
wilayah barat atau timur.
3. Terdapat kontinuitas dan fleksibilitas. Kontinuitas berarti kelangsungan hidup dan sikap suatu
organisasi harus terjamin. Jaminan kelangsungan tertuang dalam perencanaan jangka panjang,
serta program dan kegiatan pelaksanaan. Sedangkan fleksibillitas berarti mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang selalu berubah-ubah (dinamis) tanpa mengubah tujuan organisasi.

4. Terdapat kejelasan dan keseimbangan antara delegasi, wewenang, dan tanggung jawab
(chain of command). Delegasi merupakan pembagian tugas/wewenang pimpinan kepada
bawahannya dengan memperhatikan ketentuan dan tujuan organisasi. Wewenang
merupakan hak prerogatif seseorang untuk memerintah, mengarahkan, dan bertindak
sesuai dengan tujuan organisasi, sedangkan tanggung jawab merupakan kewajiban
anggota organisasi dalam melaksanakan tugasnya.
5. Terdapat kesatuan arah (unity of direction). Artinya seluruh kemampuan, pikiran,
keahlian, waktu, dan kegiatan anggota organisasi ditujukan untuk mencapai satu sasaran
yaitu mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.
6. Terdapat kesatuan komando (unity of command). Pengertian kesatuan komando adalah
terjaminnya kerjasama anggota organisasi, dengan memusatkan pengendalian pada
manajemen tingkat atas. Dengan demikian, seorang bawahan hanya memiliki satu atasan.
7. Terdapat rentang pengawasan/kekuasaan (span of control). Pengertian rentang
pengawasan adalah sebarapa banyak bawahan/orang yang sesuai berada di bawah sebuah
posisi/jabatan. Span of control dijalankan untuk menjamin efektifitas dan kesinambungan
sebuah organisasi. Namun perlu dipahami bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam mengendalikan orang-orang yang ada dalam lingkaran
kekuasaannya untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik. Akibat dari span of control
dan tujuan organisasi untuk mencapai tujuan secara bersama-sama maka terdapat konsep
sentralisasi dan desentralisasi. Bila pengambilan keputusan seluruhnya diserahkan
kepada manajemen tingkat atas, maka hal ini disebut dengan sentralisasi. Bila
pengambilan keputusan sebagian diserahkan kepada manajer tingkat bawah, maka
disebut dengan desentralisasi.
8. Terdapat tingkatan pekerja (employment hierarchies). Hirarki pekerja merupakan tata
hubungan formal antara atasan dan bawahan, serta jaringan peranan yang diinginkan
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian
pendelegasian tugas/pekerjaan dilakukan sesuai dengan “tangga” jabatan. Sebuah hirarki
jabatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) hampir selalu membentuk piramida; b)
terbag-bagi ke dalam satu seri tingkatan horisontal; dan c) secara keseluruhan tetap ada
sepanjang masa organisasi tersebut beroperasi/berdiri.
9. Terdapat koordinasi. Dalam organisasi, semua kegiatan untuk mencapai tujuan harus
dikoordinasikan antara satu anggota dengan anggota lain. Dengan demikian, asas dalam
koordinasi adalah kerjasama dan kesatuan untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi
koordinasi dijalankan untuk mencegah hal-hal sebagai berikut: konflik/kontradiksi,
persaingan tidak sehat, pemborosan, kekosongan waktu dan ruang, serta perbedaan
pendekatan dalam pelaksanaan.
3) Teori Manajemen Ilmiah
Teori ini lahir pada awal abad 20, dikembangkan oleh Frederick W. Taylor.
Karakteristik dari aliran ini adalah:
1. Ide dasar scientific management adalah proses yang sistematis dibutuhkan untuk
meningkatkan efisiensi produksi yang diperoleh melalui analisis ilmiah dan berbagai
percobaan.
2. Taylor meyakini bahwa ouput yang maksimal dari suatu proses dapat dihasilkan
dengan input yang minimal (energi, sumberdaya).

3. Titik awal pemikiran Taylor adalah proses kerja individu yang akan bergabung dalam
suatu sistem proses.

4. Struktur organisasi terbentuk mengikuti proses kerja yang ada.

5. Dibutuhkan staff yang memiliki spesialisasi untuk mengoptimalkan proses kerja,


sehingga peran manajer dalam memerintah akan berkurang.

6. Dikategorikan sebagai pendekatan bottom-up, karena memulai dari proses kerja


individu.

Pemikiran scientific management akhirnya diadopsi oleh perusahaan industri


manufaktur skala besar. Salah satu yang mengadopsi adalah Henry Ford (perusahaan
otomotif Ford) yang akhirnya melahirkan revolusi industri. Melalui berbagai studi tentang
waktu dan dengan keterampilan pekerja, saat itu pembuatan mobil mulai bisa diproduksi
secara massal (jumlah besar) dengan proses kerja menggunakan mesin. Fenomena ini
menciptakan aliran baru yang disebut Fordism. Scientific management memiliki pengaruh
yang menentukan dan panjang terhadap praktik industri dan terhadap teori organisasi secara
keseluruhan. Pada akhirnya teori ini mendapat kritik keras dari pegawai dan manajer yang
menerapkan pendekatan ini, karena studi ini mengabaikan pendapat dan pemikiran mereka.
Akibat dari pertentangan ini dan berkembanganya pandangan/aliran humanity, teori
scientific management tidak dapat bertahan lama sebagai ideologi yang diikuti manajemen.
Namun pandangan-pandangan scientific management masih tetap dipakai sebagai pedoman
kerja bukan hanya di sektor industri tetapi juga di sektor jasa.

2. Teori Neoklasik

Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori
Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori
merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
Hugo Munsterberg Salah tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”. Hugo
menulis sebuah buku “Psychology and Industrial Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut
merupakan jembatan antara manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo
adalah menekankan adanya perbedaan karekteristik individu dalam organisasi dan
mengingatkan adannya pengaruh factor social dan budaya terhadap organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di
Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori
oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan Elton Mayo seorang riset
dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan
Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan produktifitas. Dalam
pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya:
a. Partisipasi
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom_up
3. Teori Modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya
yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analisa Sistem” atau
“Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. Teori Organisasi
Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling
bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan
dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang
berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia
harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

B. Teori Organisasi dan Perkembangannya


Salah satu kejadian paling penting sebelum abad ke duapuluh kaitannya dengan
perkembangan teori organisasi adalah revolusi industri. Dimulai pada abad ke delapan belas
di Inggris, revolusi tersebut menyebrangi samudra Atlantik dan ke Amerika pada akhir
perang dunia ke dua. Revolusi tersebut mempunyai dua elemen utama yaitu kekuatan mesin
telah menggantikan kekuatan manusia secara cepat, dan pembangunan sarana transfortasi
yang cepat mengubah metode pengiriman barang. Hasilnya adalah menyebarnya pendirian
pabrik-pabrik. Dampaknya terhadap desain organisasi jelas, yaitu pembangunan pabrik
membutuhkan penciptaan yang terus menerus dari struktur-struktur organisasi untuk
memungkinkan terjadinya proses produksi yang efesien. Pekerjaan harus dirumuskan, arus
pekerjaan harus ditetapkan, departemen diciptakan, dan mekanisme koordinasi
dikembangkan, dengan demikian struktur organisasi yang kompleks harus dirancang.
Perkembangan teori organisasi dimulai pada tahun 1919-an dengan lahirnya teori
manajemen ilmiah, dan berakhir pada tahun 1960-an dengan lahirnya teori modern yang
mengakomodasi segi manusia, mesin, teknolgi, dan lingkungan sebagai dasar peningkatan
produktivitas organisasi. Pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi dipengaruhi oleh
persfektif sosial kerangka kerja sistem terbuka. Evolusi merupakan perubahan yang sangat
cepat dalam perkembangan organisasi dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk
keunggulan-keunggulan dan keunikan-keunikan dari perkembangan awal sampai
perkembangan yang paling mutakhir dalam teori organisasi. Evolusi atau perkembangan
teori organisasi memunculkan berbagai macam pendekatan-pendekatan yang masing-
masing dipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi.
Keseluruhan pendekatan ini bisa dikelompokan menjadi tiga aliran utama, sesuai kurun
waktu permunculan masing-masing pendekatan tersebut, yaitu pendekatan teori klasik,
pendekatan neo-klasik dan pendekatan modern.

C. Teori Organisasi di Indonesia

Berdasarkan teori organisasi yang telah dibeberkan di atas, kiranya ada sedikit
kesulitan untuk menentukan teori organisasi mana yang banyak dipakai di Indonesia.
Namun, secara kasat mana dapat penulis simpulkan bahwa organisasi-organisasi di
Indonesia saat ini banyak dipengaruhi oleh teori organisasi modern.

Organisasi di Indonesia tidak menekankan analisis dan deskripsi sendiri-sendiri.


Selain itu, konsep dinamis, horizontal, dan multidemensi yang ditunjukkan sebagian besar
organisasi di Indonesia semakin memperkuat pandangan penulis bahwa teori organisasi yang
diterapkan di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh teori organisasi modern. Dan itulah
yang kita alami sekarang.

Itulah sekelumit gambaran mengenai perkembangan atau lebih tepatnya evolusi teori
organisasi yang terjadi mulai dari awal hingga keberadaannya saat ini. Untuk mencapai
kesejahteraan bersama antara karyawan dan perusahaan dan organisasi, maka teori-teori
tersebut bisa diaplikasikan. Semoga tulisan ini bisa menambah pemahaman Anda mengenai
teori-teori organisasi
D. TEORI ORGANISASI DALAM ISLAM

Tujuan dan visi organisasi yang baik adalah yang memiliki dimensi duniawi maupun
ukhrawi. Yaitu Iman, Ilmu, Amal dan harus selaras dengan prinsip-prinsip Islam. Nilai nilai
Islam harus bisa dikembangkan menjadi budaya organisas nilai, nilai tersebut adalah:
Ibadah, Profesional, Kualitas, Prestasi, Perbaikan. Dari pengertian diatas dijelaskan bahwa
yang membedakan definisi secara umum dan secara Islam adalah, setiap aktifitas
manajemen, keputusan, langkah harus selalu sesuai dengan prinsip prinsip ajaran Islam yang
bersumber pada Alquran, Hadist/sunnah serta ijtihad mayoritas ulama. Banyak kita jumpai
teori-teori yang kita gunakan pada saat selama ini menggunkan teori dari barat yang
cenderung mengabaikan nilai-nilai Islam. Misalnya semua kegiatan manajemen hanya
difokuskan pada nilai profit dan eksistensi organisasi (walaupun itu penting) terkadang
meninggalkan konsep ketuhanan yang akan berimbas kepada nilai kemanusian
(Humanisme). Integrasi antara keilmuan Islam dengan keilmuan secara umum mutlak untuk
segera diimplementasikan, karena perpaduan kedua hal tersebut akan bisa berimbas kegiatan
pengelolaan yang lebih baik untuk organisasi dakwah.
Allah SWT telah mengingatkan umat manusia agar segala pekerjaan yang akan
dilakukan, dikoordinasi dengan kompak, disiplin, dan saling bekerja sama agar bisa
terbangun sistem kerja yang kokoh dan tidak goyah oleh berbagai macam rintangan yang
akan dihadapi, laksana bangunan yang tersusun dengan kokoh dan rapi. Dalam surah Ash-
Shaf ayat 4, Allah Swt. memberikan gambaran sebagai berikut:
Artinya: ''Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang (berjuang) dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh.'' (Ash-Shaff: 4 )
Kata shaffan (barisan) adalah sekolompok dari sekian banyak anggotanya yang
sejenis dan kompak serta berada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur. Sedangkan kata
marshushun berarti berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang dimaksud ayat ini adalah
tentang pentingnya kekompakan barisan, kedisiplinan yang tinggi, serta kekuatan kerja sama
dalam menghadapi berbagai macam rintangan dan tantangan dalam menjalankan suatu.
Maksud dari shaff disitu menurut Al-Qurtubi adalah menyuruh masuk dalam sebuah
barisan (organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan. Dalam sebuah
hadits diterangkan:
Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan
dilakukan dengan “tepat, terarah dan tuntas”. Suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan
teratur dan terarah, maka hasilnya juga akan baik. Maka dalam suatu organisasi yang baik,
proses juga dilakukan secara terarah dan teratur atau itqan.
Menurut Al-Baghawi maksud dari ayat di atas adalah manusia seyogyanya tetap pada
tempatnya dan tidak bergoyah dari tempat tersebut. Di samping itu, dalam ayat tersebut
banyak mufassir yang menerangkan bahwa ayat tersebut adalah barisan dalam perang. Maka
ayat tersebut mengindikasikan adanya tujuan dari barisan perang yaitu berupaya untuk
melaksanakan kewajiban yaitu jihad di jalan allah dan memperoleh kemenangan.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Di era globalisasi ini organisasi dituntut untuk menerus mempersiapkan dirinya
mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Pengalaman yang dialami
berbagai organisasi di Negara maju menunjukkan bahwa hanya organisasi yang secara
konsisten terus meningkatkan dirinya pengembangan organisasi yang dapat bertahan.
Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan
organisasi dalam kondisis dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat
mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Oleh
karena itu dibutuhkan perkembangan organisasi untuk mempertahankan kehidupan
organisasi dalam mengahadapi persaingan organisasi masa depan yang tidak mementingkan
eksistensi dari masing-masing organisasi.
Organisasi dalam pandangan Islam membutuhkan kerjasama dan komitmen, Suatu
pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan terarah, maka hasilnya juga akan baik. Maka
dalam suatu organisasi yang baik, proses juga dilakukan secara terarah dan teratur, seperti
yang diterangkan dalam Al Qur’an Surah Ash-Shaf ayat 4.
Daftar Pustaka
Adam, Indrawijaya, (1983). Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Sinar Baru:
Bandung.
Ade Heryana, SST, MKM. Organisasi dan Teori Organisasi

Etzioni Amitai, (1984). Organisasi-organisasi Modern. UPI Press: Bandung.


Hersey, Faul, Blanchard, (1982). Management of Organization Behavior. Terjemahan Agus
Darma. Erlangga: Jakarta.
Hick, Herbert, G. and Gullet, G. Ray, (1975). Organization Theory and Behavior.
Terjemahan Ali Saefullah. Usaha Nasional: Surabaya.
Jiang, Jui Chin.2008.Integration of Six Sigma and Learn Production Sistem for Service
Industry.Jakarta : Elex Media Komputindo.
Lubis, Hari & Huseini, Martani, (1987). Teori Organisasi; Suatu Pendekatan Makro. Pusat
Antar Ilmu-ilmu Sosial UI: Jakarta
Richard, Beckard, (1969). Organizational Development Strategis and Models. Terjemahan
Ali Saefullah. Usaha Nasional: Surabaya.
Tim Dosen MKDU, (2007). Pengelolaan Pendidikan. Jurusan Adpend UPI: Bandung.
Yulianto, Manajemen Organisasi Islam, Tunas Muda: Yogyakarta, 2011.
http://fia-s1unipdu.blogspot.com
http://hasbulloh.multyply.com
http://basuki1.ganeca.net/index.php

Anda mungkin juga menyukai