Anda di halaman 1dari 13

TEORI ORGANISASI PENDIDIKAN

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengorganisasian Pendidikan

Yang Diampu Oleh Ahmad Nurabadi, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Sayyidah Ayu Putri Nabila (220131602820)/07


2. Susana Santy Yerkohok (220131602067)/16
3. Welfaristi Briliana Sayyida (220131606354)/25
4. Yasmin Syaharani Muntaz (220131603591)/28

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FEBRUARI 2023
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Teori Organisasi Pendidikan” dapat diselesaikan dengan
maksimal. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengorganisasian
Pendidikan yang diampu oleh Bapak Ahmad Nurabadi, S.Pd, M.Pd. Pada kesempatan ini,
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami semangat
dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan
saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami.

Malang, 8 Februari 2023

Kelompok 1

i
1

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ . i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. .ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................................................. .1

B. Rumusan masalah ............................................................................................. .1

C. Tujuan pembahasan .......................................................................................... .2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Organisasi Klasik .................................................................................... .3

B. Teori Organisasi Human Relation ..................................................................... .4

C. Teori Organisasi Proses .................................................................................... .6

D. Teori Organisasi Kepemimpinan....................................................................... .7

BAB III PENUTUP

A. Simpulan .......................................................................................................... .9

DAFTAR RUJUKAN

ii i
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Taruna (2017:12) kata“organisasi” secara etimologi berasal dari bahasa
latin “organum yang berarti alat, sedangkan menurut istilah berasal dari bahasa Inggris
organization berarti organisasi, penyusunan, pengumpulan, penghimpunan”. Robbins
mendefinisikan organisasi sebagai “kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan”.

Definisi teori organisasi berfungsi menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama


organisasi dan memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
prediksi akibat pengambilan keputusan tersebut. Menurut Lubis dan Husaini (1987)
bahwa teori organisasi adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicaraan
mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari
kerjasama pada setiap individu. Hakekat individu dalam kelompok untuk mencapai
tujuan beserta cara-cara yang ditempuh dengan menggunakan teori yang dapat
menerangkan tingkah laku, terutama motivasi, individu dalam proses kerjasama.

Sedangkan, Stephen P. Robbins (1994) mengemukakan pengertian teori organisasi


sebagai disiplin ilmu yang mempelajari mengenai struktur serta desain organisasi. Teori
organisasi menunjuk pada berbagai aspek deskriptif serta perspektif dari disiplin ilmu
tersebut. Teori organisasi juga seringkali digunakan dalam menjelaskan bagaimana
organisasi sebenarnya di buat maupun di struktur serta menawarkan mengenai
bagaimana sebuah organisasi yang ada dapat dikonstruksi dalam meningkatkan
keefektifan organisasi. Kemudian bila dikaitkan dengan pendidikan (organisasi
pendidikan) adalah tempat atau wadah sekumpulan orang yang bekerja sama
melakukan aktifitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori organisasi klasik?
2. Bagaimana teori organisasi human relation?

i1
12

3. Bagaimana teori organisasi proses?


4. Bagaimana teori organisai kepemimpinan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui teori organisasi klasik.
2. Untuk mengetahui teori organisasi human relation.
3. Untuk mengetahui teori organisasi proses.
4. Untuk mengetahui teori organisasi kepemimpinan.

i
1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Organisasi Klasik

Teori ini biasa disebut dengan “Teori Tradisional” atau disebut juga “Teori
Mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan
sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah
onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
Definisi Organisasi menurut Teori Klasik: Organisasi merupakan struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi
dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja sama.

Teori Organisasi Klasik memusatkan perhatiannya pada penciptaan suatu


himpunan teknik-teknik yang rasional, yang diperlukan dalam mengembangkan baik
struktur maupun proses dan juga mengarahkan suatu bentuk koordinasi yang mampu
mengintegrasikan hubungan-hubungan antara bagian dari suatu organisasi. Teori Klasik
sangat meyakini bahwa jika teknik dan pendekatan yang rasional dapat diwujudkan
maka organisasi akan dapat berjalan lebih baik dalam pencapaian tujuan.

Sejarah mencatat ada tiga nama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan
teori organisasi klasik, dimana akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Max Weber dan Tipe Ideal Birokrasi

Max Weber (1864-1920) seorang ahli sosiologi Jerman, merupakan salah satu
perintis utama studi mengenai organisasi. Weber merupakan salah satu diantara
beberapa pemikir yang menaruh perhatian besar pada perubahan-perubahan tersebut.
Hal ini dapat dilihat dalam berbagai analisasi yang dibuat Weber baik dalam bidang
perkembangan ekonomi, pertumbuhan kapitalisme, politik dan pemerintahan, dan
juga bidang keagamaan. Meskipun Weber melakukan banyak analisis mengenai
masalah bisnis, politik, agama maupun pemerintahan, namun konsep Weber yang
paling monumental adalah analisisnya mengenai Birokrasi. Oleh karena analisisnya
mengenai tipe ideal birokrasi inilah kemudian menempatkan Weber sebagai salah
satu yang terpenting diantara banyak perintis Teori Organisasi.

3i
41

2. Taylor dan Manajemen Ilmiah

Di Amerika Serikat, perkembangan teori organisasi dirintis oleh Frederick W


Taylor (1856-1915), seorang praktisi yang sama sekali bukan seorang akademisi
yang mengembangkan pemikiran tentang teori organisasi maupun memberikan
kontribusi pada dunia akademik. Meskipun demikian, berdasarkan pengalamannya
sebagai konsultan dan eksekutif dari suatu pabrik, Taylor memiliki pandangan
pragmatis dan menaruh perhatian yang besar pada masalah peningkatan
produktivitas pekerja. Adapun inti dari pemikiran Taylor adalah gagasan mengenai
terdapatnya satu cara terbaik untuk melaksanakan pekerjaan.

3. Fayol dan Prinsip-Prinsip Administrasi

Henri Fayol (1841-1925) seorang industrialis dari Perancis dan juga seorang
insinyur pertambangan, merupakan salah satu dari beberapa perintis teori organisasi
yang sangat dikenal. Karya terpentingnya diterbitkan dalam bahasa Perancis pada
tahun 1916, tetapi baru mendapat sambutan dari kalangan yang luas ketika
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1949 dibawah judul "General and
Industrial Administration". Fayol mengembangkan teori yang memusatkan
perhatiannya pada pemecahan fungsional kegiatan administrasi.

B. Teori Organisasi Human Relations

Teori organisasi human relations ini disebut juga dengan teori hubungan
kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaan atau
the human relations theory. Dalam arti luas, human relations atau hubungan antara
manusia adalah hubungan antara seseorang dengan orang lainnya yang terjadi dalam
suatu situasi dan kegiatan untuk mendapatkan kepuasan hati. Menurut Muhammad
dalam Wijayanti, teori hubungan manusiawi menekankan pada pentingnya individu dan
hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Dalam teori ini menyarankan adanya
strategi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan
anggota organisasi dan menciptakan organsiasi yang dapat membantu individu
mengemabangkan potensinya.

1. Faktor dalam Human Relations


a) Faktor Komunikasi, adalah saluran dalam organisasi kerja untuk mempengaruhi
mekanisme guna melakukan perubahan. Masalah komunikasi dinilai sebagai

i
15

sesuatu yang sangat menentukan maju mundurnya suatu organisasi. Terdapat


dua pola dalam komunikasi organisasi, yaitu pola komunikasi dengan saluran
formal dan saluran nonformal (informal). Saluran formal dalam pola
komunikasi organisasi ada tiga, yaitu komunikasi vertikal, komunikasi
horizontal, dan komunikasi diagonal.
 Komunikasi Vertikal, adalah komunikasi yang terjadi antara pihak yang
memiliki perbedaan tingkatan dalam organisasi, bisa mereka yang lebih
tinggi ke yang lebih rendah atau sebaliknya.

 Komunikasi Horizontal, adalah komunikasi memanjang, dimana komunikasi


ini terjadi antara pihak atau anggota organisasi yang memiliki tingkat yang
sama baik dari segi kedudukan, jabatan, atau statusnya dalam organisasi,
biasanya komunikasi horizontal ini terjadi antara sesama anggota tim dalam
divisi yang sama, atau peran lain yang memiliki tingkat yang sama
dengannya.

 Komunikasi Diagonal, adalah komunikasi yang terjadi menyilang dari segi


tingkatan atau struktur organisasi

b) Faktor Partisipasi, merupakan segi yang penting dalam organisasikarena secara


potensial dapat meningkatkan produktivitas, memperbaiki kualitas kerja,
mengurangi ketegangan dan dapat menerima perubahan yang terjadi secara
bijaksana.

2. Prinsip-Prinsip Human Relations

a. Importance of Individual Memperhatikan kepentingan atau perusahaan bagi


setiap masing-masing individu, sebagai pegawai, pekerja dan lain sebagainya.
b. Saling menerima (mutual acceptance) Saling pengertian menerima dan
memahami antara pimpinan dan bawahan dalam melakukan tugas-tugas dan
fungsi-fungsinya.
c. Standar moral yang tinggi (high moral standar) Memperhatikan standar moral
yang tinggi pada setiap sikap dan perilaku sebagai rofesional pimpinan dan
pekerja.
d. Kepentingan bersama Demi tercapainya tujuan dan kepentingan bersama.

i
16

e. Keterbukaan komunikasi (open communication) Maksud keterbukaan


komunikasi adalah prinsip melakukan suatu komunikasi terbuka, untuk
menciptakan saling pengertian dan pemahaman mengenai instruksi pelaksanaan
tugas efektif dan lain sebagainya.
f. Partisipasi Melibatkan partisipasi menyampaikan pendapat, ide dan sumbang
saran bagi semua tingkatan manajemen untuk mencapai tujuan bersama.
C. Teori Organisasi Proses

Suatu teori yang memandang organisasi sebagai proses kerjasama antara


kelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal. Teori ini memandang
organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian
tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum (Universal). Teori ini juga terdiri dari
empat teori pendukung, yaitu :
1. Equity Theory (S. Adams)
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi
dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai
persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat
terjadi, yaitu : 1) Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar. 2)
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
2. Expectancy Theory ( Victor Vroom)
Victor Vroom (1964) mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan
kebutuhan infernal, tiga asumsi pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut :
a) Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan
memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy)
sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil
tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.
b) Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut
valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang
diharapkan.
c) tiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai
hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai

i
17

kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu


tujuan.
3. Goal Setting Theory (Edwin Locke)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat
macam mekanisme motivasional yakni :
a) Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian;
b) Tujuan-tujuan mengatur upaya;
c) Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan
d) Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Teori ini juga mengungkapkan hal hal sebagai berikut :
a) Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak
dicapai.
b) Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan,
apabila tujuan itu jelas, dipahami dan bermanfaat.
c) Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar
keengganan untuk bertingkah laku.
4. Reinforcement Theory ( B.F. Skinner)
Teori ini didasarkan atas “hukum pengaruh”. Tingkah laku dengan
konsekuensi positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku dengan
konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang. Rangsangan yang didapat akan
mengakibatkan atau memotivasi timbulnya respon dari seseorang yang selanjutnya
akan menghasilkan suatu konsekuensi yang akan berpengaruh pada tindakan
selanjutnya. Konsekuensi yang terjadi secara berkesinambungan akan menjadi suatu
rangsangan yang perlu untuk direspon kembali dan mengasilkan konsekuensi lagi.
Demikian seterusnya sehingga motifasi mereka akan tetap terjaga untuk
menghasilkan hal-hal yang positif.

D. Teori kepemimpinan

Robins (1995) merumuskan kepemimpinan sebagai suatu kegiatan untuk


mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan
tertentu yang mereka inginkan bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah
kemampuan mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan kelompok tersebut.

i
18

Rumusan kepemimpinan dari sejumlah ahli tersebut menunjukkan bahwa dalam


suatu organisasi terdapat orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi,
mengarahkan, membimbing dan juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak dari pada
atasan atau pimpinan mereka.

Kepemimpinan tergantung kepada banyak faktor dan tiap-tiap pimpinan


senantiasa dapat memperbaiki dan mempertinggi kemampuannya dalam bidang
kepemimpinannya dengan jalan mengimitasi cara-cara yang ditempuh oleh pemimpin
yang berhasil dalam tugas-tugas mereka atau mempelajari dan menerapkan prinsip-
prinsip yang mendasari kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan dapat dikaji dari tiga
sudutpandang, yakni:

1. Pendekatan sifat, atau karakteristik bawaan lahir. Great Man Theory beranggapan
bahwa sifat-sifat kepemimpinan merupakan bawaan, artinya teori ini beranggapan
bahwa pemimpin-pemimpin besar itu sudah ditakdirkan sejak lahir.
2. Pendekatan gaya atau tindakan dalam memimpin, berusaha mengkaji perilaku atau
tindakan pemimpin dalam mempengaruhi dan/atau menggerakkan para pengikutnya
guna mencapai suatu tujuan. Perilaku dan tindakan tersebut pada dasarnya dapat
dipahami sebagai dua hal berbeda tetapi saling bertautan, yakni
a) Fokus terhadap penyelesaian tugas (pekerjaan) dan
b) Fokus pada upaya pembinaan terhadap personil yang melaksanakan
tugas/pekerjaan tersebut
3. Pendekatan kontingensi adalah kepemimpinan mengedepankan pada situasi kerja
dan budaya organisasi tujuannya adalah untuk mencocokkan gaya pemimpin dengan
situasi yang sesuai. Untuk memanfaatkan teori ini sebaik mungkin, penting untuk
menemukan gaya apa yang dimiliki seorang pemimpin.

i
1

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Teori organisasi sendiri merupakan sebuah teori yang digunakan untuk mempelajari
proses kerjasama yang dilakukan oleh antar individu. Hakikat kelompok yang ada di
dalam individu dalam mencapai tujuan serta berbagai cara yang ditempuh dengan
menggunakan teori yang dapat menjelaskan bentuk tingkah laku, seperti motivasi
seorang individu dalam melakukan proses kerjasama di sebuah organisasi. Organisasi
adalah suatu sistem interaksi antar orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan
organisasi, dimana sistem tesebut memberikan arahan perilaku bagi anggota organisasi.
Pandangan organisasi saat ini tidak lagi sebagai mesin birokrasi tetapi sebagai sistem
sosial. Sebuah organisasi dibentuk karena adanya dorongan dari dalam diri sekelompok
orang dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi pendidikan adalah lembaga
penyelenggara pendidikan yang sangat mempengaruhi kualitas penyelenggaraan
pendidikan. Dalam proses penyelenggaraan program pendidikan, para pihak dalam
organisasi pendidikan terkait langsung dengan pelayanan pendidikan yang pasti selalu
menghadapi permasalahan.

9i
1

DAFTAR RUJUKAN

Fitriyani. 2019. El-Ghiroh: Jurnal Study Keislaman. Konsep Organisasi Pendidikan dalam
Pemberdayaan Sekolah. 64. (https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/el-
ghiroh/article/view/105, diakses tanggal 24 Januari 2023).

Hasiholan, L. B. 2012. Dinamika Sains. Teori Organisasi Suatu Tinjauan Perspektif Sejarah.
3. (http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/86/83, diakses tanggal
26 Januari 2023).

Ambarwati, A. 2018. Perilaku dan Teori Organisasi. Malang: Media Nusa Creative.

Tanjung, A. S., Purba, A. M., dan Muhammad, M. 2022. Jurnal Pendidikan dan Konseling
(JPDK). Pemahaman terhadap Teori-Teori Organisasi. 4(4), 5816-5823.

Wijayanti, Y. T. 2017. Dinamika. Human Relations dalam Organisasi. 173.


(https://www.universitasjurnalistik.com/2020/11/teori-human-relation-
kelompok.html, diakses pada tanggal 5 Februari 2023).

i
10

Anda mungkin juga menyukai