KELOMPOK 3
TIRTHA TAMARA
12040324163
MUHAMMAD IRVANSYAH
12040317937
ROKY KURNIAWAN
12040314601
DAFTAR ISI................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Teori Organisasi...................................................................................... 3
2.1.1 Konsep Dasar Teori..................................................................... 3
2.1.2 Konsep Dasar Organisasi............................................................ 3
2.1.3 Konsep Dasar Teori Organisasi................................................... 4
2.2 Teori dalam Komunikasi Organisasi....................................................... 5
2.2.1 Teori Klasik................................................................................... 5
2.2.2 Teori Hubungan Masyarakat......................................................... 7
2.2.3 Teori Sistem Sosial........................................................................10
2.2.4 Teori Politik...................................................................................13
2.2.5 Teori Simbolik...............................................................................15
BAB III SIMPULAN DAN SARAN..............................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
i
KATA PENGANTAR
Penulis
Kelompok 6
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Amatai Etzioni., 2005. Modern Organization. Prentice Hall, 1964, hlm. 1 dalam Littlejohn-Foss,
Theories of Human Communication, hlm. 239.
2
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini harus sesuai dengan rumusan masalah yang telah
disampaikan. Hal itu dikarenakan untuk memudahkan pembaca mengetahui isi
seperti apa yang akan dibahas dan dijelaskan nantinya dalam makalah ini. Berikut
tujuan dari makalah ini.
1. Menjelaskan yang dimaksud dengan teori organisasi.
2. Mengetahui teori apa saja yang berada dalam organisasi.
2
Hodge, BJ. & Anthony, William P. 1988. Organization Theory. 3rd edition. Massachusetts, Allyn
and Bacon Inc.
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
Davis, Keith dan John W Newstrom. 1993. Perilaku dalam Organisasi - Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga. Hal. 9.
8
anggota organisasi. Selain itu, hubungan antar manusia memiliki fungsi sebagai
acuan atau motivasi anggota organisasi untuk menjaga kestabilan emosi,
menumbuhkan sikap kerjasama, meminimalisir kesalahan dalam bekerja, menjaga
loyalitas, disiplin, kepuasan anggota secara psikologis terpenuhi, dan kondisi
dalam bekerja cenderung kondusif. Tujuan tersebut tercipta karena adanya faktor-
faltor yang mempengaruhi hubungan antar manusia. Faktor teori hubungan antar
manusia terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial
Faktor interaksi sosial melibatkan seseorang secara fisik maupun psikis.
Yang termasuk dalam faktor yang mendasari interaksi sosial adalah sebagai
berikut:
a. Imitasi, yaitu proses pembelajaran seseorang meniru sebagian atau tindakan
sosial dengan cara meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan
fisik seseorang.
b. Sugesti, yaitu memberi pengaruh atau meyakinkan seseorang melalui cara
pandangan terhadap orang lain tanpa ada kritik dan saran, sehingga orang
tesebut yakin tanpa berpikir panjang.
c. Identifikasi, yaitu tindakan sosial meniru secara keseluruhan. Seseorang
yang meniru secara identik atau sama dengan orang lain.
d. Simpati, yaitu perasaan tertarik yang mendalam terhadap orang lain
sehingga orang tersebut dapat merasakan apa yang orang lain rasakan.
2. Faktor yang menentukan interaksi sosial.
Faktor interaksi sosial yang melibatkan komunikasi antar individu atau
komunikasi interpersonal. Yang termasuk ke dalam faktor yang menentukan
interkasi sosial adalah sebagai berikut:
a. Rasa percaya
Rasa percaya dapat memberikan efek komunikasi yang baik dalam
organisasi. Komunikasi menjadi efektif apabila anggota organisasi dapat
percaya diri dalam bekerja, maka tujuan dalam bekerja akan lebih cepat
tercapai.
b. Sikap suportif
10
Sikap suportif adalah sikap saling mendukung antar satu anggota dengan
anggota yang lain. Sikap ini dapat meminimalisir keegoisan individu.
Apabila individu memiliki sikap egois maka ia memiliki sikap defensif,
yaitu sikap melindungi diri sendiri dari segala ancaman. Sikap tersebut
dapat mengagalkan komunikasi yang terjalin anta anggota organisasi.
c. Sikap terbuka
Sikap terbuka menciptakan rasa toleransi antar anggota organisasi. Sikap
terbuka dapat memberikan rasa saling menghargai dan dapat memberikan
kepuasan batin setiap anggota organisasi, sehingga memudahkan anggota
saling terbuka dalam berdiskusi.
harapan semuanya jelas nampak pada perilaku orang dalam suatu organisasi
(Chance, dalam Nasikin. 2006).
Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu. Sistem sosial
juga berupa hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai
dan adat-istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang teratur dan
berkesinambungan. Menurut Selo Soemardjan mengacu pendapat Loomis suatu
sistem sosial harus terdiri atas sembilan unsur sebagai berikut.
1. Kepercayaan dan pengetahuan
Unsur kepercayaan dan pengetahuan merupakan unsur terpenting dalam
sistem sosial karena perilaku anggota masyarakat sangat dipengaruhi oleh
apa yang mereka yakini dan ketahui tentang kebenaran, sistem agama, dan
cara beribadah kepada Sang Pencipta.
2. Perasaan
Perasaan adalah keadaan jiwa manusia dalam hubungannya dengan keadaan
alam sekitarnya, termasuk sesama manusia. Perbedaan latar belakang
budaya suatu masyarakat akan membedakan keadaan mental masyarakat
yang membentuk suatu sistem sosial. Perasaan dibentuk oleh hubungan
yang menghasilkan situasi psikologis tertentu yang, ketika mencapai tingkat
tertentu, harus dikendalikan sehingga tidak ada ketegangan mental yang
tidak semestinya.
3. Tujuan
Dalam setiap tindakannya, manusia memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan ini merupakan hasil akhir dari tindakan dan perilaku seseorang yang
ingin dicapai melalui perubahan atau dengan mempertahankan keadaan
yang sudah baik.
4. Norma/Aturan/Aturan Sosial
Norma adalah pedoman tentang perilaku yang diharapkan atau pantas
menurut suatu kelompok atau masyarakat. Norma sosial adalah norma
perilaku yang diperlukan atau dibenarkan dalam situasi tertentu dan
merupakan elemen terpenting untuk memprediksi tindakan manusia dalam
sistem sosial. Norma sosial dipelajari dan dikembangkan melalui sosialisasi
sehingga menjadi pranata sosial.
12
Dalam kata lain, Teori sistem sosial merupakan suatu cara pendekatan
sosiologi yang memandang setiap fenomena mempunyai berbagai komponen
saling berinteraksi satu sama lain agar dapat bertahan hidup. Teori sistem sebagai
paradigma fakta sosial, berkaitan dengan nilai-nilai, institusi sosial yang mengatur
dan menyelenggarakan eksistensi kehidupan bermasyarakat. Sistem sendiri
merupakan suatu kesatuan dari elemen-elemen fungsi yang beragam, saling
berhubungan dan membentuk pola yang mapan. Hubungan antara elemen-elemen
sosial tersebut adalah timbal-balik. Kehidupan sosial masyarakat sebagai sistem
sosial harus dilihat sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dari bagian-bagian
atau unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain, saling tergantung dan
berada dalam satu kesatuan.
Teori politik adalah bahasan dan renungan atas tujuan dari kegiatan politik,
cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut, kemungkinan-kemungkinan dan
kebutuhan-kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik tertentu, dan
kewajiban-kewajiban (obligations) yang diakibatkan oleh tujuan politik itu.4
Kemudian teori-teori kelompok dibedakan menjadi:
1) Filsafat politik (political philosophy), yaitu mencari penjelasan berdasarkan
ratio. Pokok pikiran dari filsafat politik ialah persoalan-persoalan yang
menyangkut alam semesta harus dipecahkan dulu sebelum persoalan-
persoalan politik yang kita alami sehari-hari dapat ditanggulangi.
2) Teori politik sistematis (systematic political theory), yaitu mendasarkan diri
atas pandangan-pandangan yang sudah lazim diterima pada masanya.
Dengan kata lain teori ini hanya mencoba merealisasikan norma-norma
dalam suatu program politk.
3) Ideologi politik (political ideology), yaitu himpunan nilai-nilai, ide, norma,
kepercayaan dan keyakinan, yang dimiliki seorang atau sekelompok orang,
atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema
politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah lakunya.
Pentingnya pemahaman dan pemilihan teori politik juga berkaitan dengan
fungsi dari teori itu. Menurut Neumann (2014) dan Effendi (1981) terdapat lima
fungsi teori sebagai berikut.
1. Mengklasifikasikan berbagai hal seperti entitas, proses, dan hubungan
kausal.
2. Menjelaskan keteraturan atau regularitas yang terjadi.
3. Memprediksi hubungan dari fenomena yang sedang diamati.
4. Memberikan arah bagi penelitian yang sedang dilakukan.
5. Memberikan dasar norma atau moral untuk bertindak.
Fungsi-fungsi ini kemudian dirangkum menjadi dua fungsi teori secara
umum, yaitu, pertama, fungsi sebagai dasar norma atau moral bagi perilaku politik
termasuk bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara. Kedua, fungsi sebagai alat
analisis atau tools of analysis dari fenomena-fenomena politik yang sedang terjadi
ketika di dalamnya termasuk untuk mengklasifikasi fenomena, menjelaskan
4
Anthonius Sitepu, 2012. Teori-teori politik, Yogyakarta; Cetakan Pertama, hlm.17.
15
keteraturan dari fenomena yang terjadi, memprediksi fenomena yang akan terjadi,
dan mengarahkan penelitian tentang fenomena baru. Sejalan dengan kedua fungsi
teori secara umum tersebut,
Selain itu hasil dari pemikiran George Herbert Mead (1863-1931 di kutip
dalam Intan permata Sari). Dalam terminologi yang dipikirkan Mead, setiap
isyarat nonverbal dan pesan verbal yang dimaknai berdasarkan kesepakatan
bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu interaksi merupakan satu
bentuk simbol yang mempunyai arti yang sangat penting. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku
orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat
mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca
simbol yang ditampilkan oleh orang lain. Sesuai dengan pemikiran-pemikiran
Mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi simbolik adalah:
a. Mind (pikiran) – kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai
makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan
pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
b. Self (diri pribadi) – kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari
penilaiansudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme
simbolis adalah salahsatu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan
tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya.
c. Society (masyarakat) – hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan
dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu
tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela,
yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan
peran di tengah masyarakatnya
Charron (1979) menyebutkan pentingnya pemahaman terhadap simbol-
simbol ketika seseorang menggunakan teori interaksionisme simbolis. Simbol
adalah objek sosial dalam suatu interaksi. Ia digunakan sebagai perwakilan dan
komunikasi yang ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya. Orang-
orang tersebut memberi arti, menciptakan dan mengubah objek tersebut di dalam
interaksi. Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik (benda-
benda kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide, dan
nilai-nilai), serta tindakan (yang dilakukan orang untuk memberi arti dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Tiga tema konsep pemikiran George Herbert
Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain:
17
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan makalah ini dengan menjelaskan poin-poin dari
materi yang telah penulis pilih, maka penulis mengharapkan para pembaca dapat
mengerti dan memahami apa yang tertulis disini. Untuk itu, penulis telah
menyimpulkan segala poin materi yang dibahas dalam makalah ini dalam bentuk
singkat. Berikut ini simpulan dari makalah.
1) Teori organisasi merupakan suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran,
pendapat atau pendekatan tentang pemecahan permasalahan, ataupun segala
sesuatu yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan, sehingga
organisasi dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah disepakati dan
ditetapkan.
2) Ada beberapa macam teori dalam organisasi yang mana itu tidak lain adalah
Teori Klasik, Teori Hubungan Manusia, Teori Sistem Sosial, Teori Politik,
dan Teori Simbolik.
3.2 Saran
Berdasarkan penjelasan dari pembahasan yang penulis pilih dalam makalah
ini. Penulis memiliki beberapa saran atau rekomendasi kepada pembaca atau
penulis lainnya yang berkeinginan untuk melanjutkan pembahasan lebih
mendalam tentang materi ini. Penulis berharap dengan adanya saran-saran berikut,
penulis lainnya dapat menjelaskannya kepada para pembaca yang nantinya dapat
menggunakan dan menerapkan ilmu ini di dalam dunia nyata sebaik-baiknya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Antoni. (2004). Riuhnya Persimpangan Itu, Profil dan Pemikiran Para Penggagas
Kajian Ilmu Komunikasi. Solo: Tiga Serangkai.
Amatai Etzioni. (1964). Modern Organization. Upper Saddle River, New Jersey,
Amerika Serikat: Prentice Hall.
Armilus, Robi. (2017). Teori Sistem Sosial. Articles. Diakses pada tanggal 20
April 2022 melalui link: Teori Sistem Sosial (robiarmilus.com)
Davis, Keith dan John W Newstrom. (1993). Perilaku dalam Organisasi - Edisi
Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Max Weber (1947). The Theory of Social and Economic Organization yang
diterjemahkan oleh A.M Henderson dan T. Parson. Oxford University
Press.