Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

"Sekolah Sebagai Organisasi Pendidikan”

(Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajeman Pendidikan
Islam)

Dosen Pengampu : DR. Ratu Vina Rohmatika, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Yohan Andreansyah 2301070036
Maya Indriani 2301071018

JURUSAN TADRIS IPS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMI KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT. Yang atas rahmat nya dan karunia nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Sekolah Sebagai Organisasi Pendidikan”.
Kepada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Dasar Dasar Pendidikan Yang telah membimbing kami dan memberikan tugas
kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami Jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yg baik dari studi sesungguhnya.
Oleh karna itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, Maka kritik dan saran senantiasa
kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami lebih khusus nya dan kepada
orang lain.

Metro, 12 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Organisasi...........................................................................3
B. Pengertian Organisasi Sekolah...........................................................................6
C. Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran.......................................................7
D. Membangun Organisasi Sekolah Pembelajar...................................................8
E. Kinerja Organisasi Pendidikan..........................................................................8
F. Penilaiain Kinerja Organisasi Pendidikan........................................................9
G. Pengertian Sekolah Efektif...............................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai entitas pendidikan, sekolah memiliki latar belakang yang mencerminkan
evolusi sistem pendidikan dan peran masyarakat. Pada abad ke-19, pendidikan formal
menjadi fokus bagi banyak negara dengan pendirian sekolah sebagai respons terhadap
kebutuhan pendidikan massal.

Seiring perkembangan industri dan perkembangan sosial, sekolah bertransformasi


menjadi lembaga yang tidak hanya menyediakan keterampilan akademis tetapi juga
bertanggung jawab atas pembentukan karakter dan nilai-nilai. Pada abad ke-20,
pendidikan menjadi hak dasar, dan sekolah diperluas untuk mencakup lapisan
masyarakat yang lebih luas.

Latar belakang ini mencerminkan dinamika perubahan dalam pendekatan pendidikan,


mulai dari fokus pada literasi dan keterampilan dasar hingga penekanan pada
pengembangan komprehensif siswa. Peningkatan teknologi dan globalisasi juga
memberikan tantangan baru bagi sekolah dalam persiapan siswa menghadapi tuntutan
masyarakat modern.

Pentingnya interaksi antara sekolah dan masyarakat semakin ditekankan, menciptakan


hubungan yang lebih erat antara pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Latar belakang
ini memberikan landasan untuk memahami peran sekolah sebagai organisasi
pendidikan yang terus berkembang, mencari cara terbaik untuk memenuhi tuntutan
pendidikan masa kini.

B. Rumusan Masalah
Jadi rumusan masalahnya antara lain:
1. Apa pengertian konsep organisasi?
2. Apa pengertian organisasi sekolah?
3. Apa yang dimaksud dengan sekolah sebagai organisasi pembelajaran?
4. Apa yang dimaksud membangun organisasi sekolah pembelajar?
5. Bagaimana kinerja organisasi pendidikan?
6. Bagaimana penilaiain kinerja organisasi pendidikan?
7. Apa pengertian sekolah efektif

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian konsep organisasi
2. Untuk mengetahui pengertian organisasi sekolah
3. Untuk mengetahui sekolah sebagai organisasi pembelajaran
4. Untuk mengetahui membangun organisasi sekolah pembelajar

1
5. Untuk mengetahui bagaimana kinerja organisasi pendidikan
6. Untuk mengetahui bagaimana penilaiain kinerja organisasi pendidikan
7. Untuk mengetahui pengertian sekolah efektif

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Organisasi


Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta
mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena
keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa
adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam
berorganisasi. Berikut pengertian definisi organisasi menurut para ahli:
1. Menurut Ernest Dale: Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi
penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan
kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
2. Organisasi adalah hubungan pekerjaan antara manusia yang satu dengan manusia
yang lain dalam suatu kelompok demi terwujudnya pekerjaan tersebut (Olan
Hendrick, 1985).
3. Organisasi adalah kolektivitas yang dibentuk secara sadar dengan tujuan formal
yang berusaha dicapai.
4. Secara bersama melalui kerjasama diantara manusia yang memiliki keyakinan,
keterlibatan dan tujuan bersama (Barnard, 1938).
5. Organisasi adalah sekelompok manusia yang berinteraksi dalam kelompok yang
besar mereka memiliki sistem koordinasi, spesifikasi yang jelas dalam struktur dan
koordinasi (March dan Simon, 1958).
6. Organisasi adalah unit sosial atau kelompok yang secara sadar mengkonstruksi dan
merekonstruksi dalam mencapai tujuan (Etsioni, 1964).

Banyaknya definisi mungkin berhubungan dengan keragaman cara pandang dan


mudanya disiplin ilmu ini. Istilah organisasi sebenarnya tidak dikenal dalam ilmu sosial
pada masa lalu dan pada umumnya juga belum dikenal pada ilmu sosial kemudian.

Sosiolog besar Ferdinand Tonnies (1855-1936), di dalam bukunya yang terbit pada
tahun 1888 yaitu Gemeinschaft und Gesellschaft (Komuni- tas dan Masyarakat),
menggolongkan bentuk-bentuk yang dikenal dari organisasi umat manusia sebagai
komunitas yang bersifat organic dan merupakan sebuah struktur yang berada di bawah
kontrol sosial yang ketat. Tonnies tidak pernah membicarakan tentang organisasi
demikian juga para sosiolog lainnya pada awal abad kesembilan belas atau kedua
puluh. Kondisi ini menunjukkan bahwa teori organisasi sebagai cabang ilmu ilmu sosial
merupakan sebuah cabang ilmu yang masih relatif muda.

Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi.


Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan
sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan
dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan
bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan,

3
saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi
manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.

Kohler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur
yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Lain lagi dengan pendapat Wright (1977), dia mengatakan bahwa organisasi adalah
suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih
untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan


organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert
Bonnington dalam buku Modern Busines A Systems Approach, mendefinisikan
organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan
sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang."

Walaupun pendapat mengenai organisasi tersebut kelihatannya berbeda-beda


perumusannya tapi ada 3 hal yang sama-sama dikemuka- kan yaitu: organisasi
merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau
tujuan umum. Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari
berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain. Bila, satu bagian terganggu
maka akan ikut berpengaruh pada bagian lain. Misalnya kita lihat organisasi sekolah.
Di sekolah ada beberapa komponen di antaranya guru, murid, fasilitas. Bila pada
komponen guru mendapat gangguan misalnya tidak datang ke sekolah atau sakit maka
akan berpengaruh kepada anak-anak yang menjadikan mereka tidak dapat belajar
begitu juga halnya fasilitas belajar tidak jadi digunakan.

Satu organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha lebih dari satu orang
untuk menyelesaikannya. Kondisi ini timbul mungkin disebabkan karena tugas itu
terlalu besar atau terlalu kompleks untuk ditangani satu orang Oleh karena itu suatu
organisasi dapat kecil seperti usaha dua orang individu atau dapat sangat besar yang
melibatkan banyak orang dalam interaksi kerja sama.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu.
Ilmu komunikasi memper- tanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam
organisasi, metode dan tekmk apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai,
bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya
Jawaban-jawaban bagi pertanyaan pertanyaan tersebut adalah bahan telaah untuk
selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu
berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan
memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

4
Teori organisasi menurut Stephen P. Robbins (1994) adalah teori yang mengkaji
struktur, fungsi dan performansi organisasi beserta perilaku kelompok dan individu
didalamnya dalam mencapai tujuan yang luas dan rumit. Organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif
dapat di identifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Definisi teori organisasi kemudian diuraikan oleh Robbins (1994) sebagai berikut:
1. Perkataan dikoordinasikan dengan sadar mengandung pengertian manajemen.
Kesatuan sosial berarti bahw" unit terdiri dari orang atau kelompok orang yang
berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti orang di dalam suatu
organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan terlebih dahulu.
Organisasi merupakan kesatuan sosial maka pola interaksi para anggotanya harus
diseimbangkan dan diselaraskan untuk meminimalkan keberlebihan (redundancy)
namun juga memastikan bahwa tugas- tugas yang kritis telah diselesaikan. Hasil
akhirnya adalah untuk mengkoordinasikan pola interaksi manusia.

2. Sebuah organisasi mempunyai batasan yang relatif dapat diidentifikasi. Batasan


dapat berubah dalam kurun waktu tertentu dan tidak selalu jelas, namun sebuah
batasan yang nyata harus ada agar kita dapat membedakan antara anggota dan bukan
anggota. Batasan cenderung dicapai melalui perjanjian yang eksplisit maupun
implisit antara para anggota dan organisasinya.

Pada kebanyakan hubungan kepegawaian terdapat sebuah perjanjian yang implisit di


mana pekerjaan itu ditukar dengan pembayaran upah. Pada organisasi sosial atau suka
rela para anggota memberi kontribusi dengan imbalan prestise, interaksi sosial, atau
kepuasan dalam membantu orang lain. Tetapi setiap organisasi mempunyai batasan
yang membedakan antara siapa yang menjadi bagian dan siapa yang tidak menjadi
bagian dari organisasi tersebut.

3. Orang-orang di dalam sebuah organisasi mempunyai suatu keterikatan yang terus


menerus. Rasa keterikatan ini tentunya bukan berarti keanggotaan seumur hidup.
Sebaliknya organisasi menghadapi perubahan konstan di dalam keanggotaan mereka
meskipun pada saat mereka menjadi anggota orang-orang dalam onganisasi
berpartisipasi secara relatif teratur. Organisasi itu ada untuk mencapai tujuan
bersama dan tujuan tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu-individu
yang bekerja sendiri atau jika mungkin hal tersebut dicapai secara lebih efisien
melalui usaha kelompok. Tidak perlu semua anggota mendukung tujuan organisasi
secara penuh namun definisi tersebut diatas menyatakan adanya kesepakatan umum
mengenai misi organisasi.

Robbins (1994) kemudian menjelaskan bahwa dari definisi-definisi tendahulu, tidak


sulit mendeduksi arti sesuatu dengan istilah teori organisasi. Teori organisasi adalah
disiplin, ilmu yang mempelajari struktur dan desain organisasi. Teori organisasi

5
menunjuk aspek-aspek deskriptif maupun preskriptif dari disiplin ilmu tersebut. Teori
itu menjelaskan bagaimana organisasi sebenarnya distrukturisasi dan menawarkan
tentang bagaimana organisasi dapat dikonstruksi guna meningkatkan keefektifan dan
keefisienan maka dibangun disiplin ilmu yang disebut teori organisasi.

Dari batasan-batasan yang terdefinisikan tentang paradigma dan teori organisasi diatas
selanjutnya menautkan kedua konsep tersebut untuk dapat memperoleh wawasan yang
lebih luas terhadap studi tentang organisasi. Jadi tinjauan terhadap perkembangan
paradigma yang terjadi dalam teori organisasi ditujukan terhadap paradigma-
paradigma yang berlaku pada teori organisasi atau dengan kata lain paradigma-
paradigma teori organisasi yang diakui dan diterima sebagai sebuah teori yang ilmiah.

Organisasi memiliki dua konsep yaitu:


1. Konsep statis
Dalam konsep statis, organisasi merupakan sebuah struktur atau jaringan hubungan
tertentu. Dalam artian, organisasi adalah sekelompok orang yang terikat bersama
dalam hubungan formal untuk mencapai tujuan bersama.

2. Konsep dinamis
Dalam konsep dinamis, organisasi merupakan sebuah proses dari aktivitas yang
sedang berlangsung. Dalam artian, organisasi adalah proses pengorganisasian,
pekerjaan, orang dan sistem. Hal ini berkaitan dengan proses menentukan kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan sebuah kelompok.1

B. Pengertian Organisasi Sekolah


Kata pengorganisasian berasal dari kata organisasi. Organisasi tentunya tidak hanya
bermakna sebagai perkumpulan orang-orang, tetapi lebih dari itu. Daft (2021)
menyatakan organisasi adalah entitas sosial yang diarahkan pada tujuan, dirancang
sebagai sistem aktivitas yang terstruktur dan terkoordinasi secara sengaja, dan terkait
dengan lingkungan eksternal. Selain itu, Robbins et al. (2018) mengartikan
pengorganisasian sebagai sebuah pengaturan orang-orang yang dilakukan secara
sengaja dan disatukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga dari pengertian
organisasi dan pengorganisasian tersebut dapat diketahui bahwa pengorganisasian
sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi. Artinya, agar organisasi dapat beroperasi
dengan baik maka dibutuhkan pengorganisasian.

Pengorgnisasian merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Kegiatan manajemen


dapat terlaksana dengan baik apabila melibatkan aspek pengorganisasian. Kegiatan
perencanaan tidak dapat terlaksana secara efektif dan efisian apabila mengabaikan
kegiatan pengorganisasian. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu memastikan bahwa
pengorganisasian telah dibuat dengan baik. Pengorganisasian adalah proses pengaturan
dan penyusunan pekerjaan yang ada di dalam oganisasi supaya tujuan organisasi dapat
tercapai. Hal tersebut merupakan sebuah proses penting ketika pemimpin organisasi
1
Dr. Irene Silviani, MSP, KOMUNIKASI ORGANISASI, 69–73.

6
mendesain sebuah struktur organisasi (Robbins et al., 2018). Artinya, fungsi
pengorganisasian dalam manajemen adalah menciptakan struktur organisasi (Robbins
et al., 2017). Dengan adanya struktur organisasi, setiap personil dan kegiatan dapat
lebih mudah diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Sekolah sebagai sebuah organisasi juga membutuhkan pengorganisasian agar dapat


berfungsi dengan optimal. Pengorganisasian sekolah adalah salah satu fungsi
manajemen yang harus dilakukan setelah perencanaan sekolah Setelah dilakukan
perencanaan, maka sekolah harus merealisasikan rencana dengan baik supaya sekolah
dapat beroperasi sesuai dengan yang direncanakan. Pengorganisasian sebagai fungsi
manajemen yang menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana sesuatu itu
dilakukan, dan siapa yang melakukan sesuatu itu. Dengan demikian, pengorganisasian
sekolah adalah pengaturan dan pembuatan atau mendesain struktur organisasi di
sekolah agar proses kerja di sekolah dapat berjalan dengan baik yang mendukung pada
pencapaian tujuan sekolah.2

C. Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran


Sekolah sebagai organisasi pembelajar mengandung makna bahwa setiap saat sekolah
selalu terbuka untuk belajar memperbaiki tindakan- tindakan melalui pengetahuan dan
pemahaman yang lebih luas (Garvin, 1993:33). Warga sekolah secara konsisten
mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang baru, kesepakatan, dan kesadaran
yang baru, sikap dan inovasi secara berkesinambungan. Organisasi pembelajar harus
dapat memberikan fasilitas belajar bagi semua anggotanya sehingga akan terjadi
transformasi secara terus-menerus dengan sendirinya sebagai cara mengembangkan diri
dan dalam rangka mengembangkan efektivitas organisasi (Me.Gill, 1994:92).

Perwujudan sekolah sebagai organisasi pembelajar dapat difokuskan kepada tiga


aspek pokok, yaitu transfering knowledge yang berarti terjadinya transformasi ilmu
pengetahuan; content-oriented mengandung makna layanan pembelajaran diarahkan
pada penyampaian materi pelajaran yang ditandai adanya profesionalisme guru dalam
penguasaan dan penyampaian materi pelajaran, dan pembelajaran yang bersifat student-
oriented yang berarti aktivitas layanan pendidikan menitikberatkan pada kebutuhan
belajar peserta didik, perbedaan individual dan kepribadian peserta didik.

Ketiga, kompetensi peserta didik, atau kemampuan peserta didik yang diperoleh
selama mengikuti pembelajaran. Hall dan Jones dalam Rivai (2009:87) berpendapat
bahwa kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu
kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan
kemampuan yang dapat diamati dan diukur Dari pemahaman ini dapat diketahui
seberapa jauh peserta didik menyerap materi yang disampaikan guru, seberapa persen
tujuan yang telah ditetapkan guru dapat dikuasai peserta didik, dan seberapa baik
peserta didik mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan, berinteraksi dengan
2
Nasib Tua Lumban Gaol, M.Ed, BUKU AJAR MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH, 193–94.

7
lingkungan sosialnya, dan kinerja peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah
belajar.

Untuk mengukur kompetensi di sekolah dapat digunakan parameter akademik dan


nonakademik. Kompetensi akademik meliputi: pengetahuan, sikap, kemampuan, dan
keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kompetensi nonakademik dapat ditelusuri dari minat dan kesungguhan
peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran di sekolah yang bukan hanya
dilihat dari mata pelajaran, tetapi ditinjau dari keikutsertaan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.3

D. Membangun Organisasi Sekolah Pembelajar


Proses pengorganisasian merupakan proses menghubungkan orang-orang yang terlibat
dalam manajemen sekolah, menyatukan tugas serta fungsinya dalam sistem jaringan
kerja sama. Manajer menetapkan pembagian tugas, memberikan wewenang, dan
tanggung jawab secara rinci berdasarkan bagian dan bidang masing-masing serta
memberikan batasan otoritas dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan.

Sekolah sebagai insitusi yang menyelenggarakan pembelajaran, ironisnya dalam


praktiknya justru belum menempatkan dirinya sebagai organisasi pembelajar (learning
organization=LO), yakni yang secara sadar melakukan perubahan mendasar untuk
mengatasi disfungsi, yakni mengubah reaksi menjadi kreasi, kompetisi menjadi
kooperasi, kompetisi menjadi sinergi. LO mempunyai lima komponen, yakni: keahlian
pribadi, model mental, visi bersama, pembelajaran oleh tim, dan berpikir sistematik.
4
Dengan kelima komponen tersebut suatu organisasi diharapkan dapat berjalan secara
harmoni. Membangun sekolah sebagai organisasi pembelajar berarti berusaha
menjadikan sekolah sebagai institusi yang mau terus belajar, tanpa terus
menggantungkan pada dinas atau pemerintah dalam mengatasi segala permasalahan
yang dihadapi sekolah. Hal yang paling mendasar untuk segera dipelajari oleh sekolah
dalam rangka membangun watak, perilaku, dan keunggulan kompetitif peserta didik
adalah dengan cara membangun kultur sekolah. Kultur sekolah dapat mengubah
sekolah sebagai lembaga yang mensinergikan seluruh komponen sekolah dan
masyarakat sebagai kekuatan yang harmonis sehingga sekolah memiliki kekhasan dan
mampu memiliki keunggulan tertentu.

E. Kinerja Organisasi Pendidikan


Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Secara umum kinerja merupakan
prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Dalam mengukur
keberhasilan kegagalan suatu organisasi, seluruh aktivitas organisasi tersebut harus

3
Dr. Hambali, M. Pd, Manajemen Pendidikan Konsep Dan Prinsip Pengelolaan Sekolah, 27–29.
4
INOVASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DISEKOLAH KIAT JITU MEWUJUDKAN SEKOLAH
NYAMAN BELAJAR, 44.

8
dapat dicatat dan diukur. Pengukuran ini tidak hanya dilakukan pada input (masukan)
program, tetapi juga pada keluaran- manfaat dari program tersebut.

Kinerja Organisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of
accomplishmen, hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari
tingkatan sejauh mana organisası dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan
yang sudah di tetapkan sebelumnya. Kinerja pendidikan pada hakikatnya merupakan
perwujudan dari cara kerja yang baik yang menyangkut kemampuan. pendidik di dalam
melaksanakan tugas, baik dalam melaksanakan pengendalian mutu maupun
pelaksanaan evaluasi dalam program. Kinerja yang baik di pengaruhi oleh beberapa
factor utama adalah iklim organisasi yang selanjutnya mempengaruhi kinerja organisasi
pendidikan.5

Wibawa dan prajudi Atmosudirjo (dalam pasolong, 2007:176) mengemukakan bahwa


kinerja organisasi adalah efektifitas yang dilakukan organisasi secara menyeluruh untuk
kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenan melalui usaha-usaha
yang sistematik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus untuk
mencapai kebutuhannya secara efektif.

Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan menghadapi tiga. tantangan besar:
a. Sebagai akibat dari krisis ekonomi dunia pendidikan di tuntut untuk dapat
mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai.
b. Untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan
sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di pasar kerja global.
c. Sejalan dengan berlakunya otonami daerah, perlu dilakukan perubahan dan
penyesuaian system pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses
pendidikan yang lebih demokratis.

Dari ketiga tantangan tersebut diatas, maka kinerja guru sangatlah diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kinerja guru merupakan faktor penting
dalam menentukan prestasi belajar siswa. Keberhasilan pendidikan terutama ditentukan
oleh mutu gurunya. Pada umumnya pekerjaan guru dibagi dua yaitu: pekerjaan yang
berhubungan dengan tugas-tugas mengajar dan mendidik, serta tugas-tugas
kemasyarakatan (sosial).6

F. Penilaiain Kinerja Organisasi Pendidikan


Penilaian kinerja akan tetap dipandang sebagai bagian yang penting dari pengelolaan
sebuah organisasi dan orang-orang yang ada di dalamnya. Bagian yang kritis dari
proses penilaian adalah bagaimana penilaian itu sendiri dapat menyediakan umpan
balik yang akurat dari aktivitas penilaian dan menghubungkan penilaian kepada
pekerjaan atau intansi pindidikan dan tujuan-tujuan organisasi. Kinerja dari para

5
Akuntansi Sektor Publik:Suatu Pengantar, 427.
6
Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, 56.

9
pekerja dinilai dengan cara yang terstruktur berdasarkan diskripsi kerja, yaitu sebagai
hasil kerja seseorang.7

Mondy mendefinisikan penilaian kinerja sebagai suatu sistem formal untuk menilai
dan mengevaluasi kinerja tugas karyawan, baik individu maupun tim. Penilaian kinerja
seringkali dianggap sebagai tindakan rutinitas yang tidak disukai dan negatif serta
dianggap tidak memerlukan keahlian. Padahal penilaian kinerja merupakan kegiatan
penting dan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan.8

Sedangkan menurut Dessler, penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan


saat ini dan atau di masa lalu relatif terhadap standar prestasinya." Richard L. Daft
mengemukakan bahwa penilaian kinerja (performance appraisal) merupakan proses
pengamatan dan pengevaluasian kinerja seorang pegawai, pencatatan penilaian, dan
pemberian umpan balik pada pegawai.

Dessler dalam menjawab pertanyaan mengapa harus menilai kinerja? Menjelaskan


beberapa alasan untuk menilai kinerja, sebagai berikut:
a) Penilaian kinerja memainkan peranan penting yang terintegrasi dalam proses
manajemen kinerja perusahaan,
b) penilaian kinerja memungkinkan pimpinan dan karyawan menyusun sebuah rencana
untuk mengoreksi berbagai kekurangan yang ditemukan dalam penilaian dan untuk
menegaskan hal-hal yang telah dilakukan dengan benar oleh karyawan,
c) penilaian kinerja penting untuk tujuan perencanaan karir dengan memberikan
kesempatan meninjau rencana karir karyawan dan memperhatikan kekuatan dan
kelemahannya secara spesifik, dan
d) penilaian sangat penting dalam pengambilan keputusan kenaikan gaji dan promosi.9

G. Pengertian Sekolah Efektif


Sekolah unggul atau yang dunggulkan oleh masyarakat adalah sekolah bermutu yang
menjadi rujukan sekolah lain. Sekolah unggul atau sering pula disebut sebagai sekolah
efektif yang dibangun secara bersama-sama oleh seluruh warga sekolah. Sekolah
unggulan dapat diartikan sebagai sekolah bermutu namun dalam dunia pendidikan,
kategori unggulan tersirat harapan-harapan terhadap kompetensi apa yang dapat
dimiliki oleh siswa setelah keluar dari sekolah. Harapan itu sangat penting dan sangat
dibutuhkan oleh orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan oleh siswa itu sendiri
yaitu sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan potensi siswa dan pendekatan
individual dalam pembelajaran. Harapan tersebut tercermin pada kompetensi lulusan
yang memiliki kemampuan intelektual, moral dan keterampilan yang dapat berguna
bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan maupun hidup bermasyarakat. Meskipun
dalam kenyataan ada sekolah yang sudah diunggulkan meskipun baru memasuki usia
ketiga dan belum ada bukti lulusan yang berkualitas, sehingga memunculkan
7
Chris, Manajemen Sumber, 5.
8
R. Wayne, Manajemen Sumber, 257.
9
Dasler, Manajemen Sumber Daya Manusia, 322.

10
pertanyaan besar, "sekolah yang bagaimanakah yang dianggap unggul oleh pemangku
kepentingan."10

BAB III
PENUTUP

10
Poerwanti, Manajemen Sekolah dasar unggul, 1.

11
A. Kesimpulan

Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan,


pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-
orang dalam suatu kerja kelompok.
Sekolah sebagai sebuah organisasi juga membutuhkan pengorganisasian agar dapat
berfungsi dengan optimal. Pengorganisasian sekolah adalah salah satu fungsi
manajemen yang harus dilakukan setelah perencanaan sekolah Setelah dilakukan
perencanaan, maka sekolah harus merealisasikan rencana dengan baik supaya sekolah
dapat beroperasi sesuai dengan yang direncanakan. Pengorganisasian sebagai fungsi
manajemen yang menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana sesuatu itu
dilakukan, dan siapa yang melakukan sesuatu itu.
Sekolah sebagai organisasi pembelajar mengandung makna bahwa setiap saat sekolah
selalu terbuka untuk belajar memperbaiki tindakan- tindakan melalui pengetahuan dan
pemahaman yang lebih luas (Garvin, 1993:33). Warga sekolah secara konsisten
mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang baru, kesepakatan, dan kesadaran
yang baru, sikap dan inovasi secara berkesinambungan.
Membangun sekolah sebagai organisasi pembelajar berarti berusaha menjadikan
sekolah sebagai institusi yang mau terus belajar, tanpa terus menggantungkan pada
dinas atau pemerintah dalam mengatasi segala permasalahan yang dihadapi sekolah.
Kinerja Organisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of
accomplishmen, hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari
tingkatan sejauh mana organisası dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan
yang sudah di tetapkan sebelumnya.
Penilaian kinerja akan tetap dipandang sebagai bagian yang penting dari pengelolaan
sebuah organisasi dan orang-orang yang ada di dalamnya.
Sekolah unggul atau sering pula disebut sebagai sekolah efektif yang dibangun secara
bersama-sama oleh seluruh warga sekolah. Sekolah unggulan dapat diartikan sebagai
sekolah bermutu namun dalam dunia pendidikan, kategori unggulan tersirat harapan-
harapan terhadap kompetensi apa yang dapat dimiliki oleh siswa setelah keluar dari
sekolah.

B. Saran
Kami menyadari bahwa karya tulis kami ini sangat jauh dari sempurna, Maka dari itu
kami mohon saran dan komentarnya untuk makalah kami ini agar kami bisa membuat
makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan
menjadi wawasan kita.

DAFTAR PUSTAKA

12
bastian Indra. Akuntansi Sektor Publik:Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga,
2005.
Chris. Manajemen Sumber, t.t.
Dasler, Garry. Manajemen Sumber Daya Manusia. Indonesia: PT Macanan Jaya
Cemerlang, 2008.
Dr. Hambali, M. Pd. Manajemen Pendidikan Konsep Dan Prinsip Pengelolaan
Sekolah. Deepublish, 2022.
Dr. Irene Silviani, MSP. KOMUNIKASI ORGANISASI. Surabaya: PT. Scopindo
Media Pustaka, 2020.
Nasib Tua Lumban Gaol, M.Ed. BUKU AJAR MANAJEMEN PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH. Feniks Muda Sejahtera, 2022.
Poerwanti, Endang. Manajemen Sekolah dasar unggul, t.t.
R. Wayne. Manajemen Sumber, t.t.
Suranto. INOVASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DISEKOLAH KIAT JITU
MEWUJUDKAN SEKOLAH NYAMAN BELAJAR. surakarta: CV OASE
GROUP, 2019.
Wirawan. Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta:
salemba Empat, 2008.

13

Anda mungkin juga menyukai