Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

“FILOSOFI MANAJEMEN ORGANISASI”


Dosen pengampu Ibu Sulis Muryati, M. Pd

Disusun oleh :
Vera Ayu Vidiyanti (022171027)
Juhaeva Al Badriyah .M (022171011)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI FATTAHUL MULUK PAPUA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Filosofi Manajemen Organisasi”. Tugas ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Filsafat Manajemen.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga dengan adanya penulisan makalah ini dapat membawa manfaat bagi pembaca
sekalian, terutama untuk diri penulis sendiri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang masih
harus diperbaiki dalam penulisan makalah ini, karena itu penulis meminta bimbingan dan dukungan
dari pembaca sekalian.

Selanjutnya penulis tidak pernah bosan-bosannya meminta sedikit keritik dan saran yang
membangun semangat bagi penulis agar penulisan makalah ini lebih baik di masa yang akan datang,
akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca sekalian.

Wasslamualaikum...wr..wb...

Jayapura,30 oktober 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi............................................................................................... 3

B. Fase Pembentukan Kelompok................................................................................... 4

C. Epistimologi Budaya Organisasi............................................................................... 4-5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesungguhnya filsafat dilahirkan bukan oleh adanya definisi filsafat. Kelahirannya lebih
banyak didorong oleh berbagai pemikiran mendalam para filsafat. Filsafat dipandang sebagai
pengetahuan yang abstrak dan mengawang-ngawang, dan orang akan bingung apabila
berfilsafat. Dengan filsafat, semua menjadi terang benderang, masalah terpecah, dan teori
dapat digali secara mendalam.
Berfilsafat adalah berfikir tanpa perlu melakukan eksperimen dan uji validitas di
laboraturium, tetapi dengan mengutarakan berbagai persoalan, mencari solusinya,
memberikan argumentasi dan alasan yang rasional dan logis, serta berfikir dialektis.
Filsafat manajemen adalah kumpulan pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan
dasar atau basis yang luas untuk menentukan pemecahan permasalahan. Sedangkan
orgnisasi itu sendiri berasal dari kata organ dalam bahasa yunani yang memiliki arti alat.
Oleh karena itu kita dapat mendefinisikan bahwa organisasi merupakan sebagian kesatuan
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Organisasi dapat dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, oleh karna itu organisasi
dapat dikatakan wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya
untuk mencapai tujuan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Organisasi?
2. Bagaimana Fase Pembentukan Kelompok?
3. Bagaimana Epistemologi Budaya Organisasi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Organisasi.
2. Untuk Mengetahui Fase Pembentukan Kelompok.
3. Untuk Mengetahui Epistemologi Budaya Organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam
ikatan yang terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan.
Para ahli manajemen memberikan pengertian tentang organisasi:
a. James D. Mooney mengatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerja sama mencapai
tujuan bersama.
b. Chester I. Barnard mengemukakan bahwa organisasi adalah sistem kerja sama antara dua
orang atau lebih.
c. Dimock, berpendapat bahwa organisasi adalah perpaduan sistematis dari bagian-bagian
yang saling bergantung untuk membentuk kesatuan yang bulat melalui kewenangan,
koordinasi, pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
d. Robins mengatakan bahwa organisasi adalah sistem yang terdiri atas pola aktivitas kerja
sama yang dilakukan dengan teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk
mencapai tujuan.

Dari pengertian diatas, terdapat empat unsur pokok dalam organisasi, yaitu sebagai berikut:
1) Sistem adalah kumpulan berbagai komponen atau subsistem yang integral dan saling
berhubungan. 2) Pola aktivitas merupakan kegiatan personal yang ada pada organisasi.
3) Sekelompok orang yang bernaungan dalam organisasi memiliki kedudukan, tugas, dan
tanggung jawab masing-masing berkaitan dengan aktivitasnya, tetapi seluruh aktifitas para
pengurus organisasi diarahkan pada pencapaian tujuan bersama

3
B. Fase Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya intraksi antar
individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok
akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok.

Pembentukan kelompok pada dasarnya merupakan rangkaian proses yang dinamis, yang
terdiri atas beberapa fase berikut:
1. Forming ( pembentukan). Fase ini merupakan fase awal yang keadaannya masih belum
memiliki kepastian adanya tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Fase ini berakhir
pada saat para anggota mulai berfikir bahwa diri mereka merupakan bagian dari sebuah
kelompok.
2. Storing ( merebut hati). Fase ini dicirikan oleh adanya konflik intra-kelompok. Anggota
menerima keberadaan kelompok, tetapi menolak pengendalian kelompok oleh individu
tertentu. Fase ini berakhir ini manakala didapatkan hierarki kepemimpinan yang relatif jelas
dalam kelompok.
3. Norming ( pengaturan norma). Fase ini menggambarkan adanya perkembangan hubungan
dan kelompok menunjukkan adanya kohesi ( kepaduan). Fase ini berakhir dengan adanya
struktur kelompok yang semakin solid dan terjadi perumusan yang benar dan diterima atas
berbagai harapan serta perilaku kelompok.
4. Performing ( melaksanakan). Fase ini memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dengan
baik dan doterima oleh anggota. Energi kelompok bergerak dengan tahap saling mengenal
dan saling mengerti pada arah pelaksanaan tugas-tugas. Untuk kelompok yang relative
permanen, fase ini merupakan fase terakhir dari fase perkembangan.
5. Anjourning ( pengakhiran). Fase ini merupakan fase terakhir yang terdapat pada kelompok
yang bersifat temporer, yang di dalamnya tidak lagi berkenan dengan pelaksanaan tugastugas,
tetapi berakhirnya rangkaian kegiatan.

C. Epistemologi Budaya Organisasi


Pemahaman tentang buadaya organisasi tidak lepas dari konsep dasar tentang budaya itu
sendiri, yang merupakan salah satu terminologi bidang antropologi. Budaya meliputi segala
manifestasi kehidupan manusia, yang didalamnya memuat cara berfikir dan bertindak
manusia dan masyarakat dalam membentuk peradabannya. Budaya berhubungan dengan
status dan peran kehidupan manusia, misalnya menyangkut agama, kesenian, filsafat, ilmu
penegtahuan, tata negara, dan institusi.

4
Marvin Bower memberikan pengertian budaya sebagai “ cara kita melakukan hal-hal disini”.
Dengan demikian, pengertian budaya adalah shared basic assumpetions atau menganggap
pasti terhadap sesuatu yang meliputi keyakinan dan nilai. Belief merupakan asumsi dasar
tentang perputaran dunia. Belief ( keyakinan ) merupakan state of mine ( lukisan pikiran )
yang terlepas dari ekspresi materiil yang diperoleh suatu komunitas.
Adapun value ( nilai ) merupakan ukuran normatif yang memengaruhi manusia
melaksanakan tindakan yang dihayatinya. Menurut Vijay Sathe dalam Taliziduhu, nilai
merupakan asumsi dasar kehidupan manusia dan cara manusia bertahap hidup. Dalam budaya
organisasi, sharing atau berbagi nilai dan keyakinan yang sama dengan seluruh anggota
organisasi merupakan bagian dari budaya.
Fred Luthan mengetengahkan enam karaktaristik penting dari budaya organisasi yaitu:
1. Obeserved behavioral regularities, yaitu keberaturan cara bertindak dari cara para anggota
yang tampak teramati.
2. Norms, yaitu berbagai standar perilaku yang ada, termasuk di dalamnya tentang pedoman
sejauh mana suatu pekerjaan harus dilakukan
. 3. Dominants values, yaitu adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh seluruh anggota
organisasi, misalnya tentang kualitas produk yang tinggi, absensi yang rendah, atau efisiensi
yan tinggi.
4. Philosophy, yaitu kebijakan yang berkenaan dengan keyakinan organisasi dalam
memperlakukan pelanggan dan karyawan.
5. Rules, yaitu adanya pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan organisasi.
6. Organization climate, yaitu perasaan keseluruhan ( an overall of feeling) yang dilukiskan
melalui kondisi tata ruang, cara berinteraksi para anggota organisasi, dan cara anggota
organisasi memperlakukan dirinya dan customer. Dengan demikian, budaya organisasi dapat
dipandang sebagai sebuah sistem yang mencakup umpan balik (feed back) dari masyarakat,
profesi, hukum, kompetisi, dan lainnya.
Dilihat dari prosesnya, budaya organisasi mengacu pada asumsi, nilai, dan norma. Adapun
dilihat dari output, berkaitan dengan pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku
organisasi, teknologi, strategi, image, dan produk.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian organisasi
Organisasi merupakan persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam
ikatan yang terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan.
Menurut James D. Mooney mengatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerja sama
mencapai tujuan bersama. Dimock, berpendapat bahwa organisasi adalah perpaduan
sistematis dari bagian-bagian yang saling bergantung untuk membentuk kesatuan yang bulat
melalui kewenangan, koordinasi, pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
2. Fase pembentukan kelompok.
a. Forming ( pembentukan )
b. Storing ( merebut hati )
c. Norming ( pengaturan norma )
d. Performing ( melaksanakan ) e. Anjaurning ( pengakhiran )

3. Epistemologi budaya organisasi


Pemahaman tentang buadaya organisasi tidak lepas dari konsep dasar tentang budaya itu
sendiri, yang merupakan salah satu terminologi bidang antropologi. Budaya at January 14,
2019 meliputi segala manifestasi kehidupan manusia, yang didalamnya memuat cara berfikir
dan bertindak manusia dan masyarakat dalam membentuk peradabannya.
Marvin Bower memberikan pengertian budaya sebagai “ cara kita melakukan halhal disini”.
Dengan demikian, pengertian budaya adalah shared basic assumpetions atau menganggap
pasti terhadap sesuatu yang meliputi keyakinan dan nilai. Belief merupakan asumsi dasar
tentang perputaran dunia.

6
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi Irham. 2014, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta. Siagian P.
2006, Filsafat Administrasi, Jilid 1, Bandung: Gramediana, 6. Saebani Ahmad Beni .2012,
Filsafat Manajemn, Bandung: CV. Pustaka Setia, 117.
http://rizalardyansyah23.blogspot.com/2012/12/tahap-pembentukan-kelompok.html
] Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2014) [2] P.
Siagian, Filsafat Administrasi, Jilid 1. (Bandung: Gramediana,2006) , 6. [3] Beni Ahmad
Saebani, Filsafat Manajemn, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), 117. [4] Ibid, 118. [5]
http://rizalardyansyah23.blogspot.com/2012/12/tahap-pembentukan-kelompok.html [6] Ibid,
160. [7] Ibid, 161. [8] Ibid, 162.

Anda mungkin juga menyukai