Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN ORGANISASI

Oleh

Asyraf Ubaidillah (210311001)

Nurul Rezky (210311002)

Dosen pengampuh:

Ansar,S.Pd.,M.E.Sy.

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan tak lupa penulis
bersyukur atas tersusunnya makalah ini yang berjudul MANAJEMEN ORGANISASI
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu
pengetahuan kita semua.Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
dan pihak-pihak yang membutuhkan untuk dijadikan literatur. Apabila dalam penulisan makalah
ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Sinjai,25oktober 2022

` Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A.Latar Belakang...........................................................................1
B.Rumusan masalah......................................................................2
C.Tujuan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
A.Konsep organisasi dalam islam...................................................3
B.konsep organisasi .......................................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................6
A.Kesimpulan ................................................................................6
B.Saran .......... ................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Memahami Islam secara komprehensif dan tidak parsial. Dalam pengorganisasian
pendidikan diperlukan kepemimpinan yang kokoh serta mencerminkan nilai-nilai islami, dalam
konsep Islam, Pemimpin adalah khalifah, imam, ulil amri, amir, dan ra'in artinya adalah seorang
pemimpin yang mendapat amanah dari Allah swt sebagai penguasa sekaligus juga sebagi
pengayom umat di muka bumi, dengan wewenang yang diberikan untuk memutuskan perkara-
perkara yang terjadi di antara manusia dengan adil dan tidak mengikuti hawa nafsu. Kekuasaan
adalah milik Allah swt. Adapun manusia yang memiliki kekuasaan di dunia tidak lebih dari
setetes kekuasaan yang Allah pancarkan kepada manusia. Bagi seorang pendidik, atau pengelola
lembaga pendidikan harus memahmi bahwa kekuasaan dan wewedang adalah alat untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt, alat untuk menolong yang lemah, dan mewujudkan
organisasi pendidikan yang baik dan islami. Dalam dimensi rantai komando dan kesatuan
perintah dalam Islam, ada konsep tsiqah dalam rantai komando dan kesatuan printah. Bagi
seorang prajurit harus tsiqah terhadap panglimanya, demikian pula sebagai anggota organisasi
pendidikan di level bawah dan menengah, harus memiliki tsiqah terhadap atasan, taat kepada
aturan yang telah ditentukan dan disepakati sebagai wujud ketaatan kepada pemimpin. dengan
semangat ketaatan menjalankan perintah atasan didasari niat taat kepada Allah swt. Dalam
dimensi spesialisasi kerja yang sangat diperlukan dalam pendidikan. seorang guru harus
memahami apa yang menjadi konsentrasi materi yang diajarnya, sangatlah fatal apabila seorang
guru mengajarkan ilmu yang ia tidak mengerti tentang ilmu yang diajarkannya, maka bisa terjadi
mall praktik dalam pendidikan yang ini berakibat fatal bagi perkembangan generasi Islam.
demikian pula manajer-manjer yang dipilih harus berdasarkan sepesialisasi kerja dan keahlian,
jika tidak maka tunggulah keterpurukan. Hal ini juga telah dicontohkan oleh Nabi Yusuf As,
bahwa Beliau meminta untuk dijadikan bendahara Negara karena Beliau mengetahui ilmunya
dan mumpuni di bidang perbendaharaan negera. Tentu hal ini atas bimbingan wahyu ilami. Dan
atas pempetimbangkan adanya maslahat ketika Beliau menjabat sebagai bendahara Negara.Islam
juga mengenal dimensi pembagian tugas, sebagaimana Rasulullah saw dalam menyampaikan
misi dakwah dan pendidikan telah mendelegasikan Mus'ad bin Umair untuk menjadi delegasi ke
Madinah untuk mengajarkan Islam. demikian pula Abu Musa Al-As'ari dan Muadz bin Jabal
didelegasikan oleh Rasulullah Saw untuk mengajarkan tentang Islam menjadi hakim di negeri
Yaman. Sebelum barangkat dua orang sahabat ini diberikan wejangan-wejangan agar senantiasa
menjadikan Al-qur’an dan Sunnah Nabi menjadi pedoman dalam berbagai permasalahan.
memutuskan perkara dengan adil, mempermudah bukan mempersulit, keduanya diberi
wewenang untuk memutuskan sesuatu yang tidak ada di dalam Al-Qur'an Al-Hadits dengan
menggunakan ijtihadnya. Yang terakhir adalah Musyawarah yang menjadi budaya dalam
organisasi, dalam proses pengorganisasian, diperlukan musyawarah, agar keputusan yang
dieperoleh mandapatkan berkah dari Allah swt. Secara logika, meskpun Muhammad Saw adalah
seorang Nabi dan Rasul, sah-sah saja bagi Beliau untuk memutuskan sendiri dalam setiap
pengambilan keputusan, akan tetapi Rasulullah Saw tetap bermusyawarah dengan para sahabat
seperti dalam perang uhud dan lainya

B.Rumusan masalah
1.Apa pengertian organisasi dalam islam ?

2.Bagaimana konsep organisasi ?

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui apa pengertian organisasi dalam islam.

2.Untuk mengetahui bagaimana konsep organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Organisasi dalam Islam.
Organisasi merupakan sebuah wadah untuk menampung berbagai bentuk interaksi-
interaksi dari banyak manusia. Pada dasarnya, manusia hidup dalam organisasi-organisasi
bahkan tanpa mereka sadari. Contoh organisasi terdekat dalam hidup manusia adalah keluarga,
selain menjadi lingkungan terdekat, keluarga juga merupakan wujud organisasi terdekat karena
keluarga juga memenuhi unsur-unsur organisasi. Secara konseptual, organisasi memiliki dua
batasan yang harus di kemukakan disini, yakni "organization" sebagai kata benda dan
"organizing" sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan
secara sistematis.

Definisi organisasi yang lebih detail adalah organisasi sebagai sebuah system, dengan
struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dari pelaku organisasi dengan
satu cara yang terkoordinasi, kooperatif, dan dengan dorongan-dorongan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.1 Organisasi dapat diartikan pula sebagai suatu perkumpulan atau
perhimpunan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki komitmen yang sama dalam
sebuah ikatan formal. Yang mana dalam himpunan ini terdapat hubungan antar anggota dan
kelompok dan antara pemimpin dan anggota.2

Sebagai masyarakat Republik Indonesia yang menjadi negara muslim terbesar di dunia,
mari kita mengenal bagaimana konsep organisasi dalam islam itu sendiri. Organisasi dalam islam
secara tidak langsung, setiap manusia dituntun untuk berorganisasi dan hidup dalam struktur
yang terorganisasi dengan baik. Secara umum, baik dalam islam maupun diluar islam, konsep
dasar organisasi adalah ikatan interaksi-interaksi manusia dalam sebuah wadah untuk mencapai
tujuan yang sama. Layaknya sebuah bangunan, organisasi membutuhkan sebuah pondasi atau
landasan dalam menjalankan proses menuju tujuan tersebut. Selain tujuan, organisasi juga
membutuhkan seorang pimpinan yang mampu memotori dan mengarahkan setiap unsur-unsur
organisasi sehingga proses menuju tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik dan lancar. Dalam
islam, perintah berorganisasi ini dapat kita temukan dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 yang
berbunyi:

1
Beach,1980; Champoux,2003
2
Beach and Reinhartz, 2004; Blush and Middlewood, 2005

3
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah, ialah orang yang
paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal".

Sebagaimana isi kandungan ayat tersebut, bahwa setiap orang berinteraksi dengan
lainnya, sehingga tujuan tercapai. Selanjutnya, bagaimanakah prinsip-prinsip dalam
berorganisasi secara Islam? Di dalam Islam terdapat tiga prinsip yang harus diamalkan dalam
organisasi dalam Islam. Pertama, prinsip ubudiah (pengabdian diri terhadap Allah), konsep ini
meletakkan setiap kerja yang dilakukan sebagai ibadah yang juga akan memperoleh ganjaran
pahala di akhirat.Tentunya dengan menghayati prinsip ini, diharap seseorang anggota (ahli)
organisasi akan menjadi ikhlas dalam kerja mereka dan keikhlasan hati adalah penggerak utama
ke arah kesungguhan bekerja dan peningkatan prestasi. Kedua, Prinsip Masuliyyah, prinsip ini
menuntut seseorang pegawai dan ahli organisasi, supaya senantiasa berwaspada dan bertanggung
jawab ke atas apa yang mereka lakukan atau belanjakan. Ketiga, Prinsip Itqan, prinsip ini
menuntut bekerja dalam mencapai perkhidmatan dan pengurusan cemerlang. Setiap anggota
dikehendaki mengutamakan kualiti dan produktivitas di dakam memberi perkhidmatan. Dalam
berorganisasi, sosok pemimpin memegang peranan yang sangat penting dalam mengendalikan
sebuah organisasi. Baik buruknya sebuah organisasi tergantung sosok seorang pemimpin.

Bagaimanakah kriteria pemimpin yang baik menurut islam? Pertama, Memiliki sifat
fatanah (akal yang cerdas). Kedua, Memiliki sikap amanah yang tinggi, Ketiga, Memiliki sikap
iltizam yang tinggi. Keempat, Memiliki sifat Ash-Shiddiq (jujur). Kelima, Seorang pemimpin
harus memiliki sifat rela berkorban yang tinggi. Oleh karena itu, dalam organisasi Islam
khususnya dalam masalah kepemimpinan, Islam mempunyai pandangan yang khas dalam
masalah kepemimpinan sebuah organisasi. Kepemimpinan dalam kacamata Islam, merujuk
kepada kepribadian dan segenap aspek tindakan yang dimiliki oleh Rasulullah s.a.w. Perlu di
sadari juga, bahwasanya sebuah organisasi yang baik dengan kepemimpinan yang baik pula,
tentu harus memiliki nilai-nilai Islami yang diyakini oleh seorang pemimpin dan anggotanya.
Nilai-nilai itu, berupa nilai keikhlasan, kebersamaan dan pengorbanan. Dengan demikian, ciri-
ciri yang melekat dalam berorganisasi secara Islam merupakan bekerja merupakan ibadah,
bekerja dengan azaz menfaat dan muslahat, bekerja dengan mengoptimalkan kemampuan akal,
bekerja penuh keyakinan dan optimis, bekerja dengan mensyaratkan adanya sikap tyawazun
(keberimbangan), dan bekerja memperhatikan unsur kehalalan serta menghindari unsur

4
keharaman. Setelah kita mengenal lebih dekat mengenai organisasi dalam Islam, tentu menjadi
pembelajaran yang sangat berharga bagi kita, untuk memulai berorganisasi secara Islam, baik
dilinkungan kampus, tempat tinggal dan masyarakat sekitar. Diharapkan, kita dapat menerapkan
prinsip dan ciri-ciri berorganisasi yang baik secara Islam, untuk mencapai tujuan bersama. Juga
dengan kita ikut berorganisasi akan membuat kita menjadi individu yang lebih baik lagi, guna
menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari serta memacu diri sendiri untuk dapat
pandai dalam berorganisasi.3

B.konsep organisasi
1.Konsep statis

Dalam konsep statis, organisasi merupakan sebuah struktur atau jaringan hubungan
tertentu. Dalam artian, organisasi adalah sekelompok orang yang terikat bersama dalam
hubungan formal untuk mencapai tujuan bersama.

2. Konsep dinamis

Dalam konsep dinamis, organisasi merupakan sebuah proses dari aktivitas yang sedang
berlangsung. Dalam artian, organisasi adalah proses pengorganisasian, pekerjaan, orang dan
sistem. Hal ini berkaitan dengan proses menentukan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan sebuah kelompok.

Selain itu Organisasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

Koordinasi dari berbagai aktivitas adalah sebuah hal penting dalam organisasi. Koordinasi akan
membantu dalam mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai kegiatan. Koordinasi juga
menghindari penundaan pekerjaan. Berbagai fungsi dalam sebuah organisasi bergantung satu
sama lain dan juga mempengaruhi satu sama lain. Di dalam sebuah organisasi pada umumnya
akan terdapat sebuah struktur, dimana apabila koordinasi yang ada tidak berjalan dengan baik
maka akan mempengaruhi pada hasil kerja. Pelajari hal-hal dasar lainnya mengenai organisasi
melalui buku Organisasi: Struktur, Perilaku, Proses Dan Hasil.

BAB III
3
Risky utani, Ardi putri, Intan titik mentari(mahasiswa jurusan akutansi unga).

5
PENUTUP

A.Kesimpulan
Konsep pengorganisasian dalam perspektif islam berbeda dengan kosep yang
dikembangakan oleh ilmuan barat pada umumnya. Esensi dari konsep pengorganisasian dalam
perspektif islam yang menjadi warna berbeda tersebut adalah sebagai berikut:
a. Membebaskan diri dari belenggu keterbelakangan, menggembalikan manusia kepada
fitrahnya yaitu tauhid dan kebebasan, serta nilai-nilai kemanusiaan. Artinya bahwa upaya untuk
memberdayakan sumber daya yang dimiliki terikat dengan norma-norma islam yang mulia,
mengangkat derajat manusia dengan mengembalikan kepada fitrahnya sebagai hamba Tuhan.

b. Menguatkan karakter identias keummatan, yaitu pengoranisasian yang dilakukan berdasar


pada asas kebersamaan dan persaudaraan yang diikat oleh tali keimanan. Menjauhkan diri dari
egoisme dan kediktatoran.

c. Membangun nilai solidaritas sosial: Nilai Iman, Islam dan Takwa, nilai egaliterisme dan
universalitas, dengan semangat kebersamaan, meyakini bahwa yang menjadi tolok ukur
kemulyaan manusia adalah iman dan takwa seseorang, hal ini akan menumbuhkan harmonisasi
dalam implementsi prinsip pengorganisasian dalam kegiatan apapun. inilah yang membedakan
konsep Islam dengan konsan Barat.

Memahami Islam secara komprehensif dan tidak parsial. Dalam pengorganisasian


pendidikan diperlukan kepemimpinan yang kokoh serta mencerminkan nilai-nilai islami, dalam
konsep Islam, Pemimpin adalah khalifah, imam, ulil amri, amir, dan ra'in artinya adalah seorang
pemimpin yang mendapat amanah dari Allah swt sebagai penguasa sekaligus juga sebagi
pengayom umat di muka bumi, dengan wewenang yang diberikan untuk memutuskan perkara-
perkara yang terjadi di antara manusia dengan adil dan tidak mengikuti hawa nafsu. Kekuasaan
adalah milik Allah swt. Adapun manusia yang memiliki kekuasaan di dunia tidak lebih dari
setetes kekuasaan yang Allah pancarkan kepada manusia. Bagi seorang pendidik, atau pengelola
lembaga pendidikan harus memahmi bahwa kekuasaan dan wewedang adalah alat untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt, alat untuk menolong yang lemah, dan mewujudkan
organisasi pendidikan yang baik dan islami. Dalam dimensi rantai komando dan kesatuan
perintah dalam Islam, ada konsep tsiqah dalam rantai komando dan kesatuan printah. Bagi
seorang prajurit harus tsiqah terhadap panglimanya, demikian pula sebagai anggota organisasi
pendidikan di level bawah dan menengah, harus memiliki tsiqah terhadap atasan, taat kepada
aturan yang telah ditentukan dan disepakati sebagai wujud ketaatan kepada pemimpin. dengan
semangat ketaatan menjalankan perintah atasan didasari niat taat kepada Allah swt. Dalam
dimensi spesialisasi kerja yang sangat diperlukan dalam pendidikan. seorang guru harus
memahami apa yang menjadi konsentrasi materi yang diajarnya, sangatlah fatal apabila seorang
guru mengajarkan ilmu yang ia tidak mengerti tentang ilmu yang diajarkannya, maka bisa terjadi

6
mall praktik dalam pendidikan yang ini berakibat fatal bagi perkembangan generasi Islam.
demikian pula manajer-manjer yang dipilih harus berdasarkan sepesialisasi kerja dan keahlian,
jika tidak maka tunggulah keterpurukan. Hal ini juga telah dicontohkan oleh Nabi Yusuf As,
bahwa Beliau meminta untuk dijadikan bendahara Negara karena Beliau mengetahui ilmunya
dan mumpuni di bidang perbendaharaan negera. Tentu hal ini atas bimbingan wahyu ilami. Dan
atas pempetimbangkan adanya maslahat ketika Beliau menjabat sebagai bendahara Negara.Islam
juga mengenal dimensi pembagian tugas, sebagaimana Rasulullah saw dalam menyampaikan
misi dakwah dan pendidikan telah mendelegasikan Mus'ad bin Umair untuk menjadi delegasi ke
Madinah untuk mengajarkan Islam. demikian pula Abu Musa Al-As'ari dan Muadz bin Jabal
didelegasikan oleh Rasulullah Saw untuk mengajarkan tentang Islam menjadi hakim di negeri
Yaman. Sebelum barangkat dua orang sahabat ini diberikan wejangan-wejangan agar senantiasa
menjadikan Al-qur’an dan Sunnah Nabi menjadi pedoman dalam berbagai permasalahan.
memutuskan perkara dengan adil, mempermudah bukan mempersulit, keduanya diberi
wewenang untuk memutuskan sesuatu yang tidak ada di dalam Al-Qur'an Al-Hadits dengan
menggunakan ijtihadnya. Yang terakhir adalah Musyawarah yang menjadi budaya dalam
organisasi, dalam proses pengorganisasian, diperlukan musyawarah, agar keputusan yang
dieperoleh mandapatkan berkah dari Allah swt. Secara logika, meskpun Muhammad Saw adalah
seorang Nabi dan Rasul, sah-sah saja bagi Beliau untuk memutuskan sendiri dalam setiap
pengambilan keputusan, akan tetapi Rasulullah Saw tetap bermusyawarah dengan para sahabat
seperti dalam perang uhud dan lainya

B.Saran

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna jadi kami
sangat harapkan kritik dan sarannya demi perbaikan makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Beach,1980; Champoux,2003
Beach and Reinhartz, 2004; Blush and Middlewood, 2005
Risky utani, Ardi putri, Intan titik mentari(mahasiswa jurusan akutansi unga)

Anda mungkin juga menyukai