Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

"Prinsip Jual Beli dalam Perspektif Keuangan Islam:


Menuju Transaksi yang Halal dan Berkelanjutan"

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Studi Al - Qur’an dan hadist
Dosen Pengampu : Sugeng Ali Mansur, M,.Pd

Disusun Oleh :

Nur Muhammad Abdilah (220501110059)


Mochammad Irsyat Qolbana (220501110044)

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Prinsip Jual Beli dalam
Perspektif Keuangan Islam: Menuju Transaksi yang Halal dan Berkelanjutan". Makalah
ini disusun sebagai bentuk pemahaman dan pengaplikasian prinsip-prinsip keuangan
Islam dalam konteks jual beli, dengan tujuan menciptakan transaksi yang halal dan
berkelanjutan.

Jual beli dalam Islam memiliki landasan hukum yang kuat, dan dalam era
globalisasi ini, tantangan untuk memastikan transaksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah semakin kompleks. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memberikan
wawasan mendalam mengenai prinsip-prinsip keuangan Islam yang harus diterapkan
dalam praktik jual beli, serta mengidentifikasi langkah-langkah konkret yang dapat
diambil untuk mencapai tujuan tersebut.

Penulis menyadari bahwa pemahaman terkait keuangan Islam masih terus


berkembang, dan makalah ini diharapkan dapat menjadi kontribusi kecil dalam
merangsang pemikiran kritis dan pemahaman yang lebih baik mengenai jual beli yang
halal. Terdapat penelitian dan referensi mendalam yang melandasi setiap bagian makalah
ini, dan penulis berharap pembaca dapat merasakan nilai edukatif dan informatif yang
terkandung dalam tulisan ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat sebagai sumber wawasan dan inspirasi bagi pembaca yang tertarik
dalam menjalankan prinsip-prinsip keuangan Islam dalam aktivitas jual beli.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 08 Desember 2023

2
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2

DAFTARI ISI........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 6

A. Pengertian Organisasi……..................................................................................... 5

B. Tujuan Organisasi................................................................................................... 7

C. Prinsip Prinsip Organisasi....................................................................................... 8

D. Pengorganisasian dalam Perspektif al-Qur’an....................................................... 10

E. Pengorganisasian dalam Perspektif Hadist ............................................................ 13

BAB III PENUTUP................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi adalah sekelompok manusia yang diatur untuk bekerja sama dalam
rangka mencapai tujuan bersama .Jadi, dalam setiap organisasi mesti ada tujuan bersama.
Dari pengertian tersebut, kita dapat mengetahui organisasi. Organisasi adalah pengaturan
personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui
alokasi fungsi dan tanggung jawab. Pendapat lain menyatakan bahwa organisasi adalah
kerjasama dua orang atau lebih, suatu sistem aktivitas – aktivitas atau kekuatan –
kekuatan yang di koordinasikan secara sadar.

3
Pada masa ini organisasi semakin berkembang, karena organisasi sangat di
perlukan. Pada organisasi juga tata kerja dalam pembagian tugas baik secara individual,
maupun sosial (brsama- sama). Maka dari itu penting bagi kita, mempunyai pengetahuan
tentang organisasi, managemen, maupun tata kerja. Agar dapat mengembangkan potensi
diri sendiri mungkin, terutama dalam keorganisasian.1

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Organisasi ?


2. Apa Tujuan Dari Organisasi Menurut Islam ?
3. Bagaimana konsep manajemen dalam Al-Qur’an dan Hadits?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Organisasi.


2. Memahami Tujuan Dari Pada Organisasi.
3. Untuk Mengetahui Bagian – Bagian Organisasi Yang Ada Di Sekolah, Masyarakat,
Dan Pemerintahan Pusat.
4. Untuk mengetahui dan memahami konsep manajemen dalam Al-Qur’an dan Hadits

BAB II
1
Abdul Goffar. (2016). Manajemen dalam Islam (perspektif al-Qur’an dan hadits). Islamic Akademika: Jurnal
Pendidikan dan Keislaman, 8(1), S5-58.

4
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah sekelompok manusia yang diatur untuk bekerja sama dalam
rangka mencapai tujuan bersama .Jadi, dalam setiap organisasi mesti ada tujuan bersama.
Dari pengertian tersebut, kita dapat mengetahui organisasi. Organisasi adalah pengaturan
personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui
alokasi fungsi dan tanggung jawab. Pendapat lain menyatakan bahwa organisasi adalah
kerjasama dua orang atau lebih, suatu sistem aktivitas – aktivitas atau kekuatan –
kekuatan yang di koordinasikan secara sadar.2 Sedangkan pengorganisasian merupakan
proses membangun kekuatan dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin melalui
proses menemukan ancaman yang ada secara bersama – sama, menemu kenali
penyelesaian – penyelesaian yang di inginkan terhadap ancaman – ancaman yang ada,
menemu kenali orang dan struktur birokrasi, perangkat yang ada agar proses penyelesaian
yang dipilih mungkin dilakukan, menyusun saran - saran yang harus dicapai, dan
membangun sebuah institusi yang secara demokratis diawasi oleh seluruh konstituen
sehingga mampu mengembangkan kapasitas untuk mnangani ancaman dan menampung
semua keinginan dan kekuaan kosntituen yang ada, merupakan proses pengorganisasian.

Organisasi berasal dari bahasa latin, organum yang berarti alat, bagian-bagian
anggota badan. Ada yang mengatakan berasal dari organizare yang berarti mengatur atau
menyusun. Organisasi dalam bahasa Inggrisnya “Organization” yang berarti “hal yang
mengatur” dan kata kerjanya “organizing” berasal dari bahasa latin “organizare” yang
mengatur atau menyusun. Sedangkan menurut istilah, terdapat berbagai definisi yang
dikemukakan oleh ahli, antara lain:

James D. Mooney; bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai sutu tujuan
bersama. Chester I Barnard: suatu sistem aktifitas kerjasama yang dilakukan oleh 2 orang
atau lebih. Sedangkan Sutarto; sebagaimana yang dikutip Usman, mendefinisikan
organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau
sistem sosial.3

Pengorganisasian dengan demikian merupakan proses refleksi dari kesadaran yang


2
Suprapto,dkk.Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan,(PT.PENACITRA SATRIA Jakarta: 2008). Hlm 16
3 11
Usman, Manajemen Pendidikan..., hlm. 128.

5
muncul dari pengalaman yang dialami . dengan mengemu kenali ancaman atau masalah,
siapa saja yang terlibat dalam lingkaran masalah itu, kemudian mendorong kesadaran dan
motifasi untuk melakukan sesuatu. Selain mencerminkan kesadaran lewat pengalaman,
pengorganisasian juga mencerminkan lingkar aksi-refleksi-aksi yang progresif. Lingkar
seperti ini, menemukan persiapan, displin dan keterlibatan yang melibatkan rakyat
sebanyak mungkin.

Dari ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kumpulan manusia

2. Tujuan bersama

3. Kerja sama, dan

4. Pengaturan

Kumpulan manusia merupakan cikal bakal sekaligus cirri pertama organisasi. Karena
berupa kumpulan kupulan, sebuah organisasi tidak mungkin terdiri atas satu orang saja.
Sebuah organisasi pastilah terdiri atas dua orang atau lebih. Sekumpulan manusia saja belum
bisa disebut sebagai sebuah organisasi. Untuk dapat disebut sebagai organisasi, sekumpulan
manusia haruslah mempunyai tujuan bersama. Sekumpulan manusia yang mempunyai
tujuan sendiri-sendiri bukanlah sebuah organisasi. Perhatikan keadaan sekeliling kalaian
sewaktu berangkat sekolah.kalian akan menjumpai serombongan orang sedang menunggu
bus. Ada juga serombongan orang sedang berangkat ketempat kerja masing-masing.
Rombongan atau kumpulan manusia itu tidak dapat dianggap sebagai organisasi. Alasannya,
setiap orang didalam rombongan itu mempunyai tujuan sendiri-sendiri.

Sekelompok manusia yang mempunyai tujuan bersama, namun dikerjakan sendiri,


belum bisa disebut organisasi. Untuk dapat disebut organisasi, tujuan bersama harus dicapai
bersama-sama artinya, harus ada kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Kerja sama
tersebut harus melibatkan semua orang di dalam kelompok terbut. Jadi, semua orang dalam
kelompok tersebut harus bersepakat untuk bekerja sama semua orang dalam kelompok
tersebut harus berusaha mencapai tujuan bersama. Bila salah satu tidak turut serta
mengusahakannya, organisasi menjadi mecet.

6
Dalam bahasa Arab, pengorganisasian diistilahkan dengan al- tandhim. Menurut
Mahmud Hawary:

‫وضع كل شيء في مكانو وكل شخص في مكانو وربط االشياء ببعضها واالشخاص ببعضها من اجل تكوين وحدة‬
‫متكاملة اكبر من مجرد الجمع الحسابى آلجزأيها‬

Menjalankan sesuatu sesuai dengan fungsinya, demikian juga setiap anggotanya dan
merupakan ikatan dari perorangan terhadap yang lain, guna melakukan kesatuan tindakan
yang tepat, menuju suksesnya fungsi masing-masing.4

B. Tujuan Organisasi

Ada empat tujuan kegiatan organisasi yaitu :

1. Untuk menggerakkan rakyat agar tertarik dan terlibat, maka isu yang diangkat atau
di garap adalah isu – isu yang penting di mata rakyat. Anggota kominitas yang
umumnya kaum tertindas dan dilemahkan itu, biasanya akan tertarik dan terlibat
karena isu yang dibicarakan menyangkut masalah mereka.
2. Organisasi merupakan sarana pendidikan yang meihak kepada kelompok tertindas.
Untuk itu, penting dalam kegiatan organisasi untuk selalu di arahkan melawan
budaya kelas dominan. Dengan demikian, rakyat bisa melihat kedalam diri sendiri,
serta menggunakan apa yang di dengar, dilihat dan dialami untuk memahami apa
yang terjadi dalam kehidupan mereka.
3. Sifatnya harus problem solving. Partisifan dalam konteks ini anggota komunitas
merupakan orang – orang kreatif dan memiliki kemampuan untuk mengubah nasib
mereka sendiri. Organizer berperan hanya membantu mengidentifikasi masalah –
masalah mereka, untuk kemudian di kembalikan kepada anggota komunitas.
4. Sifatnya harus problem solving. Dialog, setiap anggota harus diberi ruang untuk
mendialogkan pengenalan mereka terhadap problem yang mereka hadapi. Disini
dengan demikian menekankan adanya kesetaraan, keadilan dimna setiap anggota
komunitas memiliki ruang yang sama untuk terlibat dalam setiap proses.5

C. Prinsip – Prinsip Organisasi


4
Sayyid Mahmud al-Hawary, Idarah al-Asas wa al-Ushul al-Ilmiyah, (Dar al- Kutub: Mesir, 1976), hlm. 189.
5
Elliyasa KH Dharwis, Pengorganisasian, Aksi Komunitas dan Kuliah Kerja Nyata, (direktorat perguruan tinggi
agama islam ditjen kelembagaan agama islam departemen agama RI Jakarta: 2006). Hlm 7-10

7
Lao Tse pernah berkata: “Datanglah kepada rakyat, hiduplah bersama mereka,
belajarlah dari mereka, cintailah mereka, mulailah dari apa yang mereka punya,tetapi
pemdamping yang baik adalah pendamping yang ketika selesai pekerjaan dan tugas di
rampungkan, rakyat berkata,”kami sendiri yang mengerjakannya”.

Sejalan dengan statement diatas, dalam kegiatan organisasi dikenal ada 10


perinsip:

1. Bertandanglah ke warga

2. Hiduplah diantara mereka

3. Belajar dari mereka

4. Cintailah mereka

5. Layani mereka

6. Buatlah rencana bersama mereka

7. Mulailah dengan apa yang mereka tahu

8. Membangun sesuatu dengan apa yang mereka punyai

9. Berdialog dengan mereka

10. Bentuklah kelompok suadaya antar mereka.

Dari pengertian organisasi di atas maka kita dapat menentukan beberapa unsur yang
mana dengan unsur-unsur tersebut suatu organisasi akan terbentuk unsur-unsur itu antara
lain :

1. Sekelompok Orang. Dimana dari orang-orang tersebut ada yang bertindak sebagai
pemimpin dan bawahannya.

2. Kerjasama dengan orang yang berserikat. Dengan adanya kerja sama antara orang
orang yang berserikat tersebut, maka tentu ada pula, pembagian tugas (wewenang),
tanggung jawab, hak dan kewajiban, struktur organisasi, aturan-aturan asas atau
prinsif yang mengatur kerjasama tersebut.

3. Tujuan bersama hendak dicapai. Tujuan ini merupakan kesepakatan dari orang yang
berserikat tersebut yang ahkirnya dikenal dengan istilah “tujuan organisasi.”

8
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian adalah pembagian tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawab, hendaknya disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat,
pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan
tugas-tugas tersebut.6

1. Al-Qur’an

Al-Quran menggariskan bahwa sebuah transaksi hanya sah apabila masing-masing


pihak yang terlibat dalam transaksi memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan
konsekuensi sebuah transaksi. Misalnya dalam transaksi yang berbentuk akad jual beli,
seorang pembeli harus membayar sejumlah harga yang disepakati, sementara penjual
harus menyerahkan barang yang dijualnya kepada pembeli7.

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َأْو ُفوا ِباْلُع ُقود‬
“Wahai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akadmu”.

(Terjemahan Q.S. al-Ma’idah (5):1)

Dalam ayat lain, Allah SWT memerintahkan untuk senantiasa menjaga kepercayaan
dalam semua transaksi, terutama dalam hal yang berkaitan dengan timbangan atau
ukuran. Allah SWT berfirman:

‫َو َاْو ُفوا اْلَكْيَل ِاَذ ا ِكْلُتْم َو ِزُنْو ا ِباْلِقْس َطاِس اْلُم ْسَتِقْيِۗم ٰذ ِلَك َخْيٌر َّو َاْح َس ُن َتْأِوْياًل‬

“Penuhilah timbangan apabila kamu menimbang, dan timbanglah dengan ukuran yang
jujur, itu adalah lebih baik dan yang paling baik pulangannya. (Q.S. al-Isra’ (17): 35).

2. As-Sunnah / Hadist

Adapun hukum yang bisa dipelajari melalui as-sunnah yang disampaikan


oleh Rasulullah SAW melalui beberapa hadist berikut:

‫ سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول “ إن الحالل بين و‬: ‫عن أبي عبدهللا النعمان بن بشير رضي هللا عنهما قال‬
‫ ومن وقع‬, ‫ فمن اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه‬, ‫ وبينهما مشتبهات قد ال يعلمهن كثير من الناس‬, ‫الحرام بين‬

6 3
Elliyasa KH Dharwis, Pengorganisasian, Aksi Komunitas dan Kuliah Kerja Nyata hlm.7-12
7
Kholis, Mu'allim, Transaksi dalam ekonomi islam, (yogyakarta 2017) hal.14

9
‫ أال وإن‬, ‫ أال وأن لكل ملك حمى‬, ‫ كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يرتع فيه‬, ‫في الشبهات فقد وقع في الحرام‬
‫ أال وهي القلب‬, ‫ وإذا فسدت فسد الجسد كله‬, ‫ إال وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله‬, ‫حمى هللا محارمه‬

Dari Nu‘man bin Basyir, ia berkata: Rasulullah SAW be 8rsabda: “Segala sesuatu yang
halal dan haram itu sudah jelas, di antara keduanya terdapat hal-hal yang samar dan tidak
diketahui oleh kebanyakan orang. Barang siapa yang meninggalkan apa-apa yang
menyerupai (mendekati) dosa, maka ia berarti telah meninggalkan yang haram. Tetapi
barangsiapa mengikuti hal-hal yang meragukan yang cenderung ke dosa, maka ia
sebenarnya telah terjerumus pada yang haram. Semua dosa adalah ladang (larangan)
Allah, barangsiapa yang melangkahkan kakinya di seputar ladang (larangan) tersebut,
dikhawatirkan ia akan duduk diladang itu. (H.R. Bukhari)

3. Kaidah Fiqhiyyah

Islam adalah agama yang senantiasa cocok untuk segala zaman dan tempat. Sifat
dasar Islam ini didukung oleh perangkat-perangkat hukum yang menjadikannya
fleksibel dengan segala perubahan zaman. Diantaranya adalah dalam bidang
muamalah. Para ulama setelah memahami filosofi yang mendasari hukum Islam,
merumuskan suatu kaidah dasar dalam bidang muamalah, yaitu :

‫واأل صل في العقود والمعامالت الصحة حتى يقوم دليل على البطالن والتحري‬

“Hukum asal mu‘amalah adalah bahwa segala sesuatunya dibolehkan kecuali ada
dalil yang melarangnya (dalam al-Quran dan al-Sunnah)”9

D. Pengorganisasian dalam Perspektif al-Qur’an

Al-Qur’an tidak menafikan prinsip manajemen melalui ayat-ayatnya yang mengarah


kepadanya, guna memberikan acuan dan gambaran bagi para manager dan top
manajemen untuk memahami prinsip-prinsip manajemen berdasarkan Al-Qur’an dan
mengimplementasikannya. Berikut ini beberapa prinsip manajemen pendidikan yang
termaktubAlQur’an:

8
Kholis, Mu'allim, Transaksi dalam ekonomi islam, (yogyakarta 2017) hal.14
9
Al-Imam Jalaluddin Abd. Rahman al-Suyuti, Al-Asybah wa al-Naza’ir fi Qawa‘id wa Furu‘ Fiqh al-
Syafi‘iyyah, jil.

10
Manajemen dalam bahasa Arab sering dibahasakan dengan idaarah diambil dari
kata adartasy syai’ah atau perkataan adarta bihi, didasarkan juga pada kata ad- dauran.
Namun istilah idaarah tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an. 10 Manajemen dalam ayat
Al-Qur’an memiliki dua pengertian yaitu At-Tadbir (pengaturan) dan Ar-Rabbu
(penguasa).

1. At-Tadbir (Pengaturan)

Hal ini dapat dilihat dalam Q.S As-Sajadah ayat 5:


‫۝‬٥ ‫ُيَدِّبُر اَاْلْمَر ِم َن الَّس َم ۤا ِء ِاَلى اَاْلْر ِض ُثَّم َيْعُرُج ِاَلْيِه ِفْي َيْو ٍم َك اَن ِم ْقَداُر ٓٗه َاْلَف َس َنٍة ِّمَّم ا َتُع ُّد ْو َن‬

Artinya: dia mengatur urusan dari langit ke bumi kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
(QS. As-Sajadah 32:5)11

Berdasarkan ayat diatas, Allah swt. telah menata semua amal manusia di dunia
ini. Dimana semua urusan yang ada di langit dan di bumi merupakan kehendak dari
Allah swt. Sebagai manusia biasa, sepatutnya kita berusaha untukmelakukan amal
kebaikan dalam kehidupan siang dan malam. Mengatur adalah bagian mendasar untuk
proses pelaksanaan manajemen.

Menurut Ibn Katsir bahwa ayat diatas menjelaskan tentang Allah swt mengatur
semua urusan apa yang ada diatas laingi dan di tanah, dengan asumsi lain

Bahwa Allah Swt menurunkan secara pelan-pelan urusan dari atas langit ke
penjuru bumi.12 Sedangkan menurut Abuddin Nata, bahwa kata “Yadabbiru” dalam QS.
As- Sajadah ayat 5 artinya mengatur, mengurus, me-manage, membina, mengarahkan,
merencanakan, melaksanakan dan mengawasi.

Pada proses mengatur dan membina harus menggunakan waktu yang baik.
Sehingga dalam mengorganisir dapat berjalan sebagaimana apa yang telah diinginkan
sesuai tujuannya. Sesuai dengan firman Allah Swt dalam QS Al-Asr ayat 1-3.

10
Siti Khoirul Munawaroh. (2021). MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. Jurnal Indonesia
Sosial Teknolog, 2(8), 1402-1431.
11 3
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Tafsirnya (Jakarta, 2011).
12
Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Juz: 21, 22, 23, 24, ed. Arif Rahman (Surakarta: Insan Kamil, 2015).

11
١ ‫َو اْلَع ْص ِر‬

٢ ‫ِاَّن اِاْلْن َس اَن َلِفْي ُخ ْس ٍۙر‬

‫ّٰص‬
‫ِااَّل اَّلِذْي َن ٰا َم ُن ْو ا َو َعِم ُلوا ال ِلٰح ِت َو َت َو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق ۙە َو َت َو اَص ْو ا ِبالَّصْب ِر‬

Artinya: Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,


kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan
nasehatmenasehati supaya menaati kebenaran dan menasehati supaya menetapi
kesabaran (QS. Al-Asr ayat 1-3)5.

Pada proses mengatur Persefktif Qurais Sihab dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan
ada ketiga golongan manusia yang akan selamat dari kerugian kehidupan di dunia ini,
yaitu beriman, mengerjakan kebajikan dan saling menasehati dalam

hal kebaikan dan kesabaran. Ayat diatas juga menjelaskan bahwa sebuah
kehidupan di dunia ini perlu diatur dengan baik agar nanti di alam akhirat kita tidak
termasuk individu-individu yang merasakan rugi.13

2. Ar-Rabbu (Penguasa)

Didalam Al-Qur’an yang memberikan sebuah arti manajemen (penguasa) adalah


“rabb” yang berarti raja yang menguasai atau mengatur. Mengatur dalam fungsi
manajemen adlah bagian yang tidak terpisahkan dengan keberlangsungan sebuah
kegiatan yang akan dilakukannya. Sebagai sebuah kegiatan yang mengatur jalannya
proses dari sebuah manajemen. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Al-Fatihah
ayat 2 dan QS. Asy-Syu’ara ayat 23-24.
‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِم ْيَن‬

Artinya: segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-Fatihah/1:2).

‫َقاَل ِفْر َعْو ُن َو َم ا َر ُّب ٱْلَٰع َلِم يَن‬


‫َقاَل َر ُّب ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِض َو َم ا َبْيَنُهَم ٓاۖ ِإن ُك نُتم ُّم وِقِنيَن‬

Artinya: Fir’aun bertanya : “siapa Tuhan semesta alam itu?”, Musa menjawab: “Tuhan
13
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, Volume 15, (Tanggerang:
PT. Lentera Hati, 2017).

12
pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang diantara keduanya (itulah Tuhanmu), jikan
kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya”. (QS. Asy- Syu’ara/26: 23-24)7.

Setelah menelusuri ayat dan menemukan pemaparan ayat yang menunjukkan


makna manajemen, ada beberapa poin yang didapatkan dari yakni pertama hakikat
manajemen dalam Al-Qur’an diistilahkan dengan kata Al-Tadbiir. Kedua, Term Al-
Tadbiir langsung merujuk pada pengertian manajemen secara tegas dalam arti
“pengaturan”. Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak
terdapat dalam Al Qur’an.

E. Prinsip Manajemen Dalam Hadits

Pada sebuah manajemen, selain fungsi manajerial, ada beberapa prinsip


manajemen yang harus diperhatikan, yaitu: Prinsip kemanusiaan, Prinsip demokrasi,
Prinsip the right man in the right place, Prinsip equal pay for equal work, Prinsip
kesatuaan arah, Prinsip kesatuan komando, Prinsip efisiensi, Prinsip efektivitas, Prinsip
produktivitas kerja, Prinsip disiplin, Prinsip wewenang dan tanggung jawab.14

Al-Qur’an tidak menafikan prinsip manajemen melalui ayat-ayatnya yang


mengarah kepadanya, guna memberikan acuan dan gambaran bagi para manager dan
top manajemen untuk memahami prinsip-prinsip manajemen berdasarkan Al- Qur’an
dan mengimplementasikannya. Berikut ini beberapa prinsip manajemen dalam
AlQur’an:

A. Keimanan

Al-Qur’an menyebut secara tegas tentang prinsip keimanan, diantaranya adalah


pada surah Al-Kahfi ayat 38, Q.S. An-Nahl ayat 51, Q.S. At-Taubah ayat 129. Q.S. An-
Nuur ayat 55, Dan masih banyak lagi. Keimanan sebagai dimensi spiritual dan
ketuhanan merupakan keniscayaan supaya pengetahuan dan penglihatan seseorang
terus meningkat guna menemukan hakikat. Pencapaian ini sangat diperlukan sebagai
dasar supaya sistem mampu bekerja maksimal berdasarkan landasan utama yang
kokoh.

14
Siti Khoirul Munawaroh. (2021). MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. Jurnal Indonesia
Sosial Teknolog, 2(8), 1402-1431.

13
B. Ikhlas, ihsan dan keteladanan

Imron Muttaqin menyebut bahwa,prinsip ikhlas dijelaskan dalam Q.S.Al-


An’aam ayat 162, yang intinya mengarahkan kepada apapun kegiatan yang dilakukan
adalah hanya untuk ber’ibadah kepada Allah, dengan maksud sama juga dijelaskan
pada Q.S.Al-Bayyinah ayat 5 yang menyebut adanya perintah agar memurnikan
keimanan.15 QS. Az-Zumar ayat 2 pun menyebut pentingnya ikhlas yang diperjelas pula
pada ayat 11. Mengenai ihsan, dijelaskan dalam surah Al-Israa’ ayat 7 yang
menunjukkan bahwa berlaku baik/ihsan hakekatnya ialah berlaku baikpada diri sendiri.
Setiap kegiatan yang didasari dengan ihsan akan menjadi positif sebab seolah-oleh top
manajemen melihat dan diawasi oleh Allah SWT secara langsung, ini kemudian
memberi efek positif ketika melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pengaturan.

Nilai keteladanan sebagai nilai yang mampumenyokong pemberdayaan sumber


daya manusia khususnya top manajemet berperan penting dalam memberikan
keteladanan, jika pemimpinnya patut dicontoh maka yang laiinya akan termotivasi
untuk melakukan hal-hal yang positif juga.

C. Kesatuan

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiyaa’ ayat 22. Dapat dipahami bahwa
dalam proses manajemen, top manajement harus tunggal, karena apabila ada lebih dari
satu pasti akan mimbulkan kerancuan dan kebingungan bagi bawahannya.

D. Musyawarah

Musyawarah ialah sebuah cara pengambilan kebijakan yang didasarkan pada


mufakat. Musyawarah penting dilakukan guna mengambil kebijakan yang
memungkinkan keterlibatan berbagai pihak. Misalkan dalam merumuskannya AD dan
ART secara bersama-sama. Al-Qur’an menyebut prinsip musyawarah sebagai berikut:

‫و‬٣ََ-‫مُِينُفْه َمِو ممَاَر زْ ْقُم ُر ْه ُم شَو رىَ ْبيَ ََنؤاُامواالَ صالَةَ َِِقْه َم ؤَاجاُبوِاَلربِهذيَنْاَس تُقَو ن‬

15 10
Imron Muttaqin. (2018). Konsep dan Prinsip Manajemen Pendidikan dalam Al-Qur’an.

14
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan
melaksanakan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka;dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada
mereka”.

E. Akuntabilitas

Prinsip keterbukaan menurut Al-Qur’an ialah dalam surat An-Nisa’ ayat 58


(Q.S: 4; 58). M. Quraish Syihab seperti yang dikutip oleh Imron Muttaqin menyatakan
bahwa, berdasarkan ayat tersebut Allah memerintahkan agar menyampaikan semua
amanat baik yang bersal dari Allah ataupun dari yang lain kepada yang berhak dengan
adil.

F. Efektif dan efisien

Ahamd Fatoni menyebut, kedua kata efektif dan efisien selalu dipakai
bersamaan dalam manajemen sebab jika manajemen hanya efektif, maka sangat
mungkin muncul pemborosan, dan jika manajemen efisien saja maka akibatnya ialah
tujuan tidak dapat diraih.16 Al-Qur’an menyatakan prinsip efektif dalam surah Al-Kahfi
ayat 103-104: dan tentang prinsip efisien, yakni yang terdapat pada surah Al-Israa`
Ayat 26 dan 27.

G. Partisipatif

Berpartisipasi bisa dimaknai dengan saling tolong-menolong dalam kebaikan,


bukan perbuatan dosa maupun permusuhan, seperti yang dijelaskan dalam surat
AlMaaidah ayat 2.

H. Bertanggungjawab

Al-Qur`an menyebutkan pada surah Al-Jaatsiyah ayat 28 bahwa seluruh


manusia akan mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya dan memiliki

16
Ahmad Fathoni. (2015). Konsep Manajemen Pendidikan Islam Persefktif Al-Qur’an. Jurnal Al- Idaroh, 5(2),
100-120

15
catatan jugadiberi balasan atas apa-apa yang telah diperbuatnya.

I. Kompeten dan Kerjasama

Al-Qur`an tidak hanya membahas manajemen, namun juga kepemimpinan serta


syarat-syaratnya, diantaranya ialah memiliki kecakapan/kompeten dalam menjalankan
pekerjaan. Top manajement wajib mempunyai kompetensi sebab bila tidak, maka bisa
berakhir dengan kehinaan dan penyesalan.17

J. Fleksibel

Fleksibel dalam (Suprayogo, 1999) adalah tidak kaku (lentur). Dalam konteks
manajerial ialah fleksibelitas manajer dalam menjalankan tugas- tugasnya. 18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

17
Muhammad Ali. (2016). Asbab Wurud Al-Hadits. Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadits, 6(1)
18
Imam Suprayogo. (1999). Reformulasi Visi Pendidikan Islam. STAIN Press.

16
Terdapat dua kata bantu yang terdapat dalam al-Qur’an untuk mempelajari
pengorganisasian ini. Kata tersebut adalah Shaff dan ummat. Untuk kata shaff
menginspirasi konsep bahwa organisasi harus mempunyai anggota yang terdiri dari
kumpulan orang-orang, berada dalam suatu wadah, terdapat keteraturan, mempunyai
tujuan, juga mempunyai pemimpin, terjadi pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
serta ada niat melaksanakan tugas dengan ikhlas dan berjuang di jalan Allah. Kata ummat
menginspirasi konsep bahwa organisasi ideal harus mempunyai elemen Ketaatan anggota,
keteladanan pemimpin, tujuan organisasi, kesatuan komando dan AD/ART. Dalam
pengambilan keputusan memakai sistem musyawarah. Sedangkan untuk menuju
organisasi yang bermutu, organisasi harus menjalankan pilar-pilar mutu

B. Saran

Manajemen yang baik dalam suatu usaha atau perusahaan akan memberikan
dampak positif pada badan usaha itu sendiri. Dengan menjalankan suatu usaha yang sesuai
dengan prinsip-prinsip manajemen syariah, terutama pada bank syariah agar bisa menjadi
lebih baik dan berkembang. Manajemen menjadi salah satu faktor yang paling penting
dalam sebuah usaha. Untuk itu tujuan penulis dalam makalah ini adalah agar pembaca
maupun penulis mampu memahami unsur-unsur manajemen dalam Al-Qur’an dan prinsip-
prinsip manajemen pada perbankan syariah.

DAFTAR PUSTAKA

17
Majah, Ibn. 2005. Sunan Ibn Majah, juz 11. Mauqi'u al-Islam: Dalam Software
Maktabah Syamilah.
Muslim, al-Hajaj. 2005. Shahih Muslim, juz 10. Mauqi'u al-Islam Dalam Software
Maktabah Syamilah.
Purwanto, Ngalim. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Shihab, M. Quraish. 2006. Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
(Volume 11). Jakarta: Lentera Hati, Cet. Iv.
Sulistiyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam. Surabaya: eLKAF. Tanthowi,
Jawahir. 1983. Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-
Qur’an. Jakarta: Pustaka al-Husna.
Usman, Husaini. 2006. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen Pendidikan: Teori, Praktik dan Riset

18

Anda mungkin juga menyukai