Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAJIAN TENTANG ORGANISASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Manajemen Perspektif Islam

Dosen Pengampu : Dr. Ali Muhtarom, M.Si

Disusun Oleh :

Nina Istia Nabila Anwar NIM.221250044

Hadi Jayyidan Abdillah NIM.221250045

Indah Rahayu Puspita NIM.221250069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan
kita Rasulullah SAW, beserta keluarga dan para Sahabat-Nya, semoga kelak kita selaku
umatnya mendapatkan syafaat di yaumil akhir. Aamiin.

Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih banyak kepada bapak Dosen pengampu yakni
bapak Dr. Ali Muhtarom, M.Si. yang telah memberikan tugas membuat makalah mengenai
Mata Kuliah Manajemen Perspektif Islam yang berjudul KAJIAN TENTANG
ORGANISASI, yang Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya dapat kami selesaikan
sebelum berakhirnya waktu yang telah ditentukan.

Penulis amat menyadari bahwasannya makalah yang dibuat tak luput dari kesalahan,
Oleh karena itu penulis mengharapkan krtik dan saran yang bersifat membangun agar dapat
lebih baik lagi dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan Manfaat bagi para
pembaca.

Serang, 10 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4


1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

2.1 Pengertian Organisasi ....................................................................................... 5

2.2 Organisasi Formal & Non formal ..................................................................... 6

2.3 Bentuk- bentuk organisasi................................................................................ 7

2.4 Departemenisasi ............................................................................................... 9

2.5 Prinsip dalam membangun organisasi islami ................................................... 9

2.6 Tanggung Jawab Pemimpin dalam Organisasi Islami ...................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 12

3.2 Saran ................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika kita berbicara tentang pengorganisasian atau pengorganisasian, kita mengacu


pada sekelompok orang dalam sebuah wadah yang memiliki tujuan dan cita-cita yang sama.
Contohnya adalah kelompok pemuda dalam sebuah komunitas yang ingin memaksimalkan
potensi kearifan lokal dalam hal budaya dan keahlian. Mereka akan merakit wadah dan
membuang isinya pada tingkat potensi yang sesuai. Hal ini dilakukan agar tujuan yang
ingin dicapai lebih mudah diwujudkan, dikendalikan, dan diatur. Kami berharap makalah-
makalah yang masuk ke dalam penyusunan ini dapat menjadi sumber motivasi bagi kita
masing-masing untuk memperbaiki organisasi.
Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok dua orang atau lebih yang bekerja
menuju tujuan yang sama. Melalui kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat, tujuan
tersebut akan dicapai bersama-sama dengan anggota organisasi. Perlu juga dicatat bahwa
ada berbagai pengetahuan dalam organisasi..
1.2 Perumusan Masalah
a. Apa Pengertian Organisasi?
b. Apa yang dimaksud dengan organisasi formal dan non formal?
c. Apa saja bentuk- bentuk Organisasi?
d. Apa itu Departemenisasi?
e. Bagaimana prinsip-prinsip dalam membangun organisasi islami?
f. Bagaimana Tanggung Jawab Pemimpin dalam organisasi islami?
1.3 Tujuan
a. Untuk Mengetahui Pengertian Organisasi
b. Untuk Mengetahui organisasi formal dan non formal
c. Untuk Mengetahui bentuk- bentuk Organisasi
d. Untuk Mengetahui apa itu Departemenisasi
e. Untuk Mengetahui Bagaimana prinsip-prinsip dalam membangun organisasi islami
f. Bagaimana Tanggung Jawab Pemimpin dalam organisasi islami

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Organisasi
Interaksi individu-individu dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama
merupakan organisasi. Organisasi sangat penting dalam Islam. Bekerja sama adalah bagian dari
organisasi. Yang pertama adalah gagasan tentang organisasi sebagai tempat atau wadah, dan
yang kedua adalah gagasan bahwa organisasi adalah suatu proses yang dilakukan bersama,
dengan titik awal yang sama, tujuan yang sama, dan dengan cara yang sama.
Interaksi antar organisasi tidak dilihat semata-mata sebagai wadah dalam inti
organisasi. Organisasi memiliki dua definisi wadah, salah satunya adalah mencapai tujuan yang
sama.Istilah organisasi memiliki dua pengertian umum. Organisasi pertama diartikan sebagai
lembaga atau kelompok fungsional, misalnya: perusahaan, sekolah, asosiasi, lembaga
pemerintah.
Kedua, mengacu pada proses pengorganisasian, yaitu bagaimana pekerjaan
diorganisasikan dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai dicapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri didefinisikan sebagai
sekumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.1
Interaksi individu-individu dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama
merupakan inti dari organisasi. Organisasi merupakan syarat dalam Islam. Bekerja sama adalah
bagian dari organisasi. Wadah bukan satu-satunya cara untuk mendefinisikan organisasi. Ada
dua cara mendefinisikan organisasi: pertama, sebagai tempat atau wadah, dan kedua, sebagai
proses yang dilakukan bersama, dengan landasan yang sama, tujuan yang sama, dengan cara
yang sama, dan dengan cara yang sama.2
Menurut Al-Asy'ari, organisasi terdiri dari sekelompok orang yang saling mendukung
dan berkolaborasi dalam tugas-tugas sesuai dengan tingkatan struktur yang ditetapkan. Setiap
anggota organisasi akan melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan kemampuan,
kedudukan, serta hak dan tanggung jawabnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3
Untuk membangun sistem kerja yang kokoh dan tidak goyah dengan berbagai
kendala yang akan dihadapi, seperti bangunan yang tertata rapi, Allah SWT telah
mengingatkan umat manusia bahwa semua pekerjaan yang akan dilakukan harus

1
Nanang Fatah (2004), Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal 71
2
Didin Hafidhuddin & Hendri tanjong(2005), Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta:Gema Insani Press,
Cet ke 2, hal 27
3
Al-Asy’ari, Ahmad bin Daud(2000), Muqadimmah fi Al-Idarah Al-Islamiyah, Jeddah: Kerajaan Saudi
Arabiyah, hal 173

5
dikoordinasikan secara kompak. , disiplin, dan gotong royong. Ayat 4 Surah Ash-Shaf
berbicara tentang Allah SWT. Berikan contoh seperti ini:
‫ص‬ ُ ‫صفًّا هكاهنَّ ُه ْم بُ ْنيها ٌن َّم ْر‬
ٌ ‫ص ْو‬ ‫ّللا يُحِ بُّ الَّ ِذيْنه يُقهاتِلُ ْونه فِ ْي ه‬
‫سبِ ْيل ِٖه ه‬ ‫ا َِّن ٰ ه‬

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan


yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

Menurut Islam, organisasi memerlukan komitmen dan kerja sama. Hasil suatu
pekerjaan juga akan memuaskan jika dilakukan secara teratur dan terarah. Oleh karena itu,
prosedur dilakukan dengan cara yang terorganisir dengan baik juga, seperti pada Qs. As-Shaff
ayat 4 tersebut4.
Ajaran Islam adalah ajaran yang mendorong umatnya untuk melakukan segala
sesuatu secara terorganisasi dengan rapi. Ha ini dinyatakan dalam surat ash-Shaff: 4. Ucapan
Ali bin Abi Tha lib yang sangat terkenal yaitu,

‫ظ ِام يه ْغ ِلبُهُ ْالبهاطِ ُل بِن ه‬


‫ظ ِام‬ ْ
‫وال هح ُّق بِ هَل نِ ه‬

"Hak atau kebenaran yang tidak diorganisir dengan rapi, bise dikalahkan oleh kebatilan yang
lebih terorganisir dengan rapi

Berdasarkan perkataan Ali di atas, dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian sangatlah urgen,
bahkan kebatilan dapat tersebu mengalahkan suatu kebenaran yang tidak terorganisir. Dalam
sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda :
"Allah sangat mencintai jika seseorang melakukan perbuata yang terutama dilakukan dengan
itqan (kesungguhan dan keserius an)." (HR Thabrani)

2.2 Organisasi Formal & Non formal


a. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah organisasi yang dipimpin oleh seorang pejabat, biasanya dengan
peraturan tertulis. Peraturan biasanya disebut sebagai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah

4
Hendra Safri (2017), “Manajemen dan Organisasi dalam Pandangan Islam”, Journal of Islamic Education
Management, vol 2 (no 2), 153-166.

6
Tangga (AD/ART) atau peraturan, beserta istilah lain yang serupa, dalam organisasi resmi
selain pemerintah. Dalam organisasi resmi seperti pemerintah, peraturan tersebut disebut
sebagai konstitusi dan berbagai jenis peraturan lain. organisasi formal, yang bisa dibilang
merupakan konsep yang paling umum, muncul di benak Anda. Namun, secara konseptual,
organisasi formal didefinisikan sebagai jenis organisasi struktur sosial daripada jenis organisasi
yang spesifik atau umum. Selain itu, organisasi formal lebih dari sekedar kumpulan kebijakan,
prosedur, dan rutinitas; sebaliknya, konsep-konsepnya mendapatkan maknanya dari cara-cara
di mana masing-masing komponen ini digunakan untuk mengarahkan dan membatasi tindakan
para anggotanya.5

b. Organisasi Informal

Karena hubungannya bersifat pribadi, organisasi informal dianggap sebagai organisasi. Dalam
organisasi ini, aturannya tidak seragam dan biasanya hanya bersifat sementara. Bergantung
pada kesamaan yang dimiliki oleh sekelompok orang, seperti minat atau hobi yang sama, organ
sasi informal dapat mengambil banyak bentuk. Organisasi informal merupakan organisasi yang
tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya
tanpa didasarkan pada hubungan wewenang formal pada struktur organisasi maupun
kesepakatan tujuan Bersama, tidak memiliki misi dan visi yang pasti, kepemimpinan sukarela,
dan peraturan yang ketat. Tidak diharuskan untuk sesuai dengan kontrak, memberikan
kebebasan yang lebih besar kepada anggotanya dalam pelaksanaan tanggung jawab masing-
masing. Ada banyak contoh, termasuk asosiasi dengan hobi yang sama dan kepemilikan hal
yang sama. dan lain-lain.

2.3 Bentuk- bentuk organisasi

Bentuk Organisasi Pada kenyataannya, organisasi dapat mengambil berbagai bentuk.


Anggota organisasi sama pentingnya dengan organisasi itu sendiri. Kehidupan seseorang dapat
berputar di sekitar organisasi atau mereka dapat melayaninya. Sebuah organisasi juga bisa
menjadi dingin, kaku, dan impersonal, serta hangat dan fleksibel. Mengklasifikasikan
organisasi sebagai "formal" atau "informal" adalah metode kategorisasi yang umum. Ini sangat

5
Bambang Irawan (2018), “Organisasi Formal dan Informal: Tinjauan Konsep, Perbandingan, dan Studi
Kasus”, Jurnal Administrative Reform, Vol 6(no 4), 196-197

7
tergantung pada seberapa banyak struktur yang ada. Pembagian ini tentu saja ekstrim karena
sulitnya menemukan organisasi yang benar-benar formal atau informal, padahal keduanya
seringkali sangat erat kaitannya. Berbagai bentuk organisasi, yang dapat digambarkan pada
gambar berikut ini, mewakili ketetapan yang ekstrim antara organisasi formal dan informal.
Semua jenis organisasi ada di masyarakat, termasuk kelompok politik, sosial, mahasiswa, dan
bisnis. Berikut akan diberikan penjelasan mengenai bentuk-bentuk organisasi tersebut:
1. Organisasi politik adalah bagian dari kelompok yang lebih besar yang
menginginkan pemerintahan yang sah untuk membentuk masalah sosial di wilayah tertentu.
Seperti: Polri, MUI, partai, dan lain-lain Selain itu, organisasi politik dapat mengambil
berbagai bentuk, seperti:
A. Monarki, sejenis negara di bawah kendali seorang raja.
B. Demokrasi, atau negara yang berdasarkan kedaulatan rakyat.
C. Oligarki, atau negara yang diperintah oleh sekelompok kecil elit politik
2. Organisasi sosial adalah suatu persekutuan atau kelompok orang tertentu yang
mempunyai tujuan yang jelas: membentuk lembaga atau organisasi kemasyarakatan yang tidak
melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut dan berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan tugas patriotik. , apakah
tergabung atau tidak.
3. Organisasi Kemahasiswaan Organisasi kemahasiswaan adalah kumpulan
mahasiswi yang memiliki minat, bakat, dan potensi untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
4. Organisasi bisnis adalah salah satu yang dipahami sebagai entitas sosial yang dibentuk oleh
dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam lingkungan eksternal tertentu untuk mencapai
tujuan bersama. Tiga jenis utama organisasi bisnis adalah kemitraan, kepemilikan

perseorangan, dan koperasi .

8
2.4 Departemenisasi

Proses memutuskan bagaimana berbagai kegiatan dikelompokkan dikenal sebagai


departementalisasi atau departementasi. Departementalisasi adalah metode pemilihan struktur
organisasi yang akan digunakan untuk mengelompokkan berbagai tugas yang perlu dikerjakan.
Untuk mengatur kegiatan mereka, hampir setiap organisasi menggunakan beberapa strategi.
Departementalisasi mungkin didasarkan pada berbagai pendekatan yang digunakan bersama,
bahkan dalam organisasi besar.6
- Pembagian fungsional menjadi departemen-departemen.
Departementalisasi fungsional menciptakan unit organisasi dengan menggabungkan
tugas atau fungsi yang serupa atau identik. Jenis departementalisasi yang paling umum dan
mendasar adalah organisasi fungsional.
- Divisiisasi Departemen.
bisnis besar dengan banyak jenis produk dan struktur organisasi divisi. Pembagian
divisi dapat diikuti oleh organisasi divisi dengan cara berikut:
Produk. Sebuah produk atau kelompok produk terkait berada di bawah lingkup masing-masing
departemen. Ketika jenis produk memiliki teknologi pemrosesan dan strategi pemasaran yang
sangat berbeda dalam organisasi, departementalisasi produk adalah pola logis yang dapat
diikuti.

2.5 Prinsip dalam membangun organisasi islami

Adapun prinsip-prinsip manajemen organisasi dalam perspektif Islam bisa


Beberapa prinsip telah dikemukakan, yaitu:
1.Tidak boros artinya tidak menyalahgunakan dan tidak menghambur-hamburkan
harta, membuangnya kekayaan sama dengan mubazir (mereka yang boros) adalah manusia
yang menyalahgunakan, merusak dan menghambur-hamburkan harta (Al-Isra' ayat 26-27) atau
efisiensi adalah sesuatu yang kita kerjakan menghasilkan hasil yang optimal dengan tidak
membuang banyak waktu dalam proses. (Ali Imran 191), di dalam Al-Qur'an dijelaskan;
“(`Makan dan minumlah kamu, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka
pemborosan (berlebihan)”

6
Asep Muljawan (2019), “Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Yang Sehat dan Efisien”, Jurnal Tahdzibi,
Volume 4 (no. 02), 73-74

9
2. Penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, di dalam Al-Qur'an dijelaskan: “Demi
waktu.67 Sungguh manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman
dan beriman serta beramal saleh, petuah menasehati di dalam sabar". (Al-'Ashr, ayat 1-3).
3. Disiplin (tepat waktu). Pepatah Arab mengatakan, “waktu itu seperti pedang, kalau
begitu Berhati-hatilah dengannya.
4. Loyalitas berarti mengikuti pemimpin selama dia melakukan hal yang benar.
Muhammad Nabi saw. menjelaskan: "Kalau soal maksiat, Tuhan tidak bisa ditaati.
5. Penjelasan Alquran tentang orientasi ke depan adalah sebagai berikut: Allah, hai
orang-orang yang beriman, takutlah. Takutlah kepada Allah jika tidak ada yang memperhatikan
apa yang telah mereka persiapkan untuk esok hari. Al-Hashr, ayat 18, mengatakan,
“Sesungguhnya Allah memberikan kabar (kegembiraan) kepada orang-orang yang
melakukannya.”
6. Etos kerja yang kuat—bekerja adalah ibadah dalam Islam. Dalam Islam, orientasi
kerja dimaksudkan untuk mendekatkan seseorang kepada Allah: Kemudian, di akhirat, siapa
pun yang berbuat baik, meskipun hanya sebesar biji atom, akan mendapat pahala. Selain itu,
siapa pun yang melakukan kejahatan, meskipun sekecil sebutir atom, akan dihukum di akhirat”
(Az-Zalzalah, ayat 7-80).
7. Persatuan dalam usaha membangun, sebagaimana dijelaskan Allah:
Al-Maidah, ayat 2, mengatakan, "Membantumu dalam kebaikan dan takwa, dan bukan kamu
berkolusi dalam kejahatan dan permusuhan."
8. Allah menjelaskan musyawarah sebagai “dan bermusyawarahlah dalam setiap
urusan. Oleh karena itu, jika terjadi perselisihan, sampaikan kepada Allah. (Ali Imran, ayat
159) dan Rasul-Nya (Sunnah).
9. Berpikir positif (husn adz-dzan). Berpikir positif lebih disukai daripada curiga
terhadap setiap keadaan. Suasana akan bergeser ke arah yang benar jika orang berpikir positif.
Tapi jelas tidak sendiri. pengawasan tetap berfungsi sebagai pengontrol negara.
10. Memiliki akhlak, seperti yang dilihat Muhammad. menjelaskan bahwa saya
memang diutus untuk menyempurnakan dan menyempurnakan akhlak yang mulia. Selain itu,
"Penjunjung suatu bangsa diukur dari moralnya."7

7
Sakdiah (2014),” Karakteristik Manajemen Organisasi Islam”, Jurnal Al-Bayan, VOL. 2, (no. 29), 65-66

10
2.6 Tanggung Jawab Pemimpin dalam Organisasi Islami
Kata bahasa Inggris "tanggung jawab" atau "kewajiban" diterjemahkan sebagai
"tanggung jawab", sedangkan kata Belanda adalah "vereenwoodelijk" atau "aansparrkelijkeid."
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan “tanggung jawab” adalah
suatu keadaan wajib dimana seseorang harus menanggung segala akibat jika terjadi suatu
peristiwa dan resiko digugat, disalahkan, dan digugat. Disebutkan pula kamus bahasa Arab
lisan, yang mengatakan al qaudu, yang berarti “memimpin atau membimbing” dan merupakan
kebalikan dari as-sauqu, yang berarti “menemani”. Contohnya termasuk "memimpin binatang
dari belakang" dan "memimpin binatang dari atas."
Ada petunjuk menarik dalam arti bahasa ini. Pada hakekatnya kedudukan pemimpin
berada di depan kelompok sehingga dapat membimbing anggotanya menuju kebaikan dan
kebenaran. Jika ia memiliki kesadaran jernih yang dalam, tanggung jawab manusia terhadap
dirinya akan semakin kuat. Keyakinan seorang pria pada suatu nilai juga membuatnya merasa
bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Orang yang mampu membujuk orang lain untuk melakukan apa yang mereka sukai
adalah pemimpin. Dengan kata lain, pemimpin adalah mereka yang dapat mempengaruhi orang
lain untuk mencapai tujuan mereka.
Anggota organisasi yang paling bertanggung jawab adalah pemimpinnya. Selain
mengarahkan perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, seorang pemimpin yang
baik juga harus mampu mendorong pertumbuhan karyawan. Dalam hal organisasi berbentuk
partai, anggotanya juga harus sejahtera lahir dan batin. Misalnya, seorang pemimpin mungkin
memiliki egonya sendiri, tetapi meskipun dia telah bergabung dengan organisasi, pemimpin
tersebut tetap mengutamakan kesejahteraan anggota kelompok.8
ْ ‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم‬
‫سئ ُو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه‬ ٍ ‫لُّ ُك ْم َر‬

Latin : Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun an ra’iyyatihi.


Artinya : Setiap dari kalian adalah pemimpin dan tiap tiap pemimpin akan dimintai
pertanggung jawaban.

8
Ahmad Ibrahim abu sinn (2012), Manajemen Syariah : Sebuah kajian Hisoris dan kontemporer, Jakarta,
Rajawali press

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Interaksi individu-individu dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama


merupakan inti dari organisasi. Organisasi merupakan syarat dalam Islam. Bekerja sama
adalah bagian dari organisasi. Wadah bukan satu-satunya cara untuk mendefinisikan
organisasi. Ada dua cara mendefinisikan organisasi: pertama, sebagai tempat atau wadah, dan
kedua, sebagai proses yang dilakukan bersama, dengan landasan yang sama, tujuan yang
sama, dengan cara yang sama, dan dengan cara yang sama. Organisasi dalam pandangan
Islam bukan semata-mata wadah melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah
pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pengaturan mekanisme kerja.
Dalam sebuah organisasi, tentu ada pemimpin dan bawahan. Berkenaan dengan pekerjaan
yang dilakukan,Rasulullah bersabda: Amalan yang paling disukai Allah adalah amalan yang
berkelanjutan walaupun sedikit. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun

Saran

‫ص‬ ُ ‫صفًّا هكاهنَّ ُه ْم بُ ْنيها ٌن َّم ْر‬


ٌ ‫ص ْو‬ ‫ّللا يُحِ بُّ الَّ ِذيْنه يُقهاتِلُ ْونه فِ ْي ه‬
‫س ِب ْيل ِٖه ه‬ ‫ا َِّن ٰ ه‬

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan


yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fatah Nanang (2004), Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


hal 71
Hafidhuddin Didin & Hendri tanjong(2005), Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta:Gema
Insani Press, Cet ke 2, hal 27
Al-Asy’ari, Ahmad bin Daud(2000), Muqadimmah fi Al-Idarah Al-Islamiyah, Jeddah:
Kerajaan Saudi Arabiyah, hal 173
Safri Hendra (2017), “Manajemen dan Organisasi dalam Pandangan Islam”, Journal of Islamic
Education Management, vol 2 (no 2), 153-166.

Irawan Bambang (2018), “Organisasi Formal dan Informal: Tinjauan Konsep, Perbandingan,
dan Studi Kasus”, Jurnal Administrative Reform, Vol 6(no 4), 196-197

Muljawan Asep (2019), “Struktur Organisasi Perguruan Tinggi Yang Sehat dan Efisien”,
Jurnal Tahdzibi, Volume 4 (no. 02), 73-74

13

Anda mungkin juga menyukai