Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Organisasi dari Sudut Pandang Islam


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Tafsir dan Hadist Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Muhammad Alfan Rikza,SE., M.Pd

Oleh:

Achmad Fahim Nurfatih (210106110019)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
PEMBAHASAN

1. Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari Bahasa Yunani (Organon) yang memiliki arti suatu
kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Terdapat beberapa
perspektif yang berbeda mengenai organisasi. Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang – orang berkumpul, bekerjasama secara
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan
sumber daya yang ada, sarana – parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut para ahli
terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:
- Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan –
hubungan yang melalui orang – orang di bawah pengarahan atasan untuk
mengejar tujuan bersama.
- James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek


seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama. Organisasi yang dianggap
baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat
disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya
manusia dalam masyarakat sebagai anggota – anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran. Orang – orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu
keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan
seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang
konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota,
orang – orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur


yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung. Agar dapat
berinteraksi secara efektif, tiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang
bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal
apa saja yang harus dilakukan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya
berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan
mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha
mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

2. Organisasi dari Sudut Pandang Islam


Allah SWT telah mengingatkan umat manusia agar segala pekerjaan yang
akan
dilakukan, dikoordinasi dengan kompak, disiplin, dan saling bekerja sama agar bisa
terbangun sistem kerja yang kokoh dan tidak goyah oleh berbagai macam rintangan
yang akan dihadapi, laksana bangunan yang tersusun dengan kokoh dan rapi. Dalam
Surah Ash – Shaf ayat 4, Allah SWT memberikan gambaran sebagai berikut:
َ ‫ِإ َّن ٱهَّلل َ يُ ِحبُّ ٱلَّ ِذينَ يُ ٰقَتِلُونَ فِى َسبِيلِِۦه‬
ٌ‫صفًّا َكَأنَّهُم بُ ْن ٰيَ ٌن َّمرْ صُوص‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan – Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Kata shaffan (barisan) adalah sekolompok dari sekian banyak anggotanya
yang
sejenis dan kompak serta berada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur.
Sedangkan
kata marshushun berarti berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang dimaksud ayat ini
adalah tentang pentingnya kekompakan barisan, kedisiplinan yang tinggi, serta
kekuatan kerja sama dalam menghadapi berbagai macam rintangan dan tantangan
dalam menjalankan suatu. Suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan
terarah, maka hasilnya juga akan baik. Maka dalam suatu organisasi yang baik, proses
juga dilakukan secara terarah dan teratur atau itqan.
Organisasi dalam pandangan Islam membutuhkan kerjasama dan komitmen,
Suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan terarah, maka hasilnya juga
akan
baik. Maka dalam suatu organisasi yang baik, proses juga dilakukan secara terarah
dan teratur, seperti yang diterangkan pada ayat di atas.
Dalam Islam secara tidak langsung, setiap manusia dituntun untuk
berorganisasi dan hidup dalam struktur yang terorganisasi dengan baik. Dalam
organisasi untuk mencapai tujuan dan cita – cita dalam sebuah organisasi diperlukan
sebuah pemimpin yang mampu memotori dan mengarahkan setiap anggotanya,
sehingga tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik dan lancar. Perintah dalam
berorganisasi ini, terdapat di dalam Q.S. Al – Hujurat ayat 13 yang berbunyi:
ِ ‫م ِعن َد ٱهَّلل‬oْ ‫ا ۚ ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك‬o۟‫ل لِتَ َعا َرفُ ٓو‬oَ ‫ى َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَٓاِئ‬oٰ َ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلنَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْق ٰنَ ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوُأنث‬
‫َأ ْتقَ ٰى ُك ْم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Adanya manusia dijadikan berbangsa – bangsa dan bersuku – suku bertujuan
agar berbagai hal positif tersebut bisa terwujud yang bergantung pada proses saling
mengenal satu sama lain serta pemaduan nasab. Namun ukuran kemuliaan di antara
mereka adalah takwa. Orang yang paling mulia di antara sesama adalah yang paling
bertakwa kepada Allah, paling banyak melakukan ketaatan serta paling mampu
mencegah diri dari kemaksiatan, bukan yang paling banyak kerabat serta kaumnya,
bukan yang keturunannya paling terpandang (karena level social). Di dalam ayat ini
terdapat dalil yang menunjukkan bahwa mengetahui nasab itu diharuskan secara
syariat, karena Allah menjadikan manusia berbangsa – bangsa dan bersuku – suku itu
dengan tujuan demikian.
3. Prinsip Berorganisasi dalam Islam
- Prinsip Ubudiyah, konsep ini meletakkan setiap kerja yang dilakukan
sebagai ibadah yang juga akan memperoleh ganjaran pahala di akhirat.
Tentunya dengan menghayati prinsip ini, diharap seseorang anggota (ahli)
organisasi akan menjadi ikhlas dalam kerja mereka dan keikhlasan hati
adalah penggerak utama ke arah kesungguhan bekerja dan peningkatan
prestasi.
- Prinsip Masuliyyah, prinsip ini menuntut seseorang pegawai dan ahli
organisasi agar senantiasa berwaspada dan bertanggung jawab atas apa
yang telah mereka lakukan.
- Prinsip Itqan, prinsip ini menuntut bekerja dalam mencapai perkhidmatan
dan pengurusan cemerlang. Setiap anggota dikehendaki mengutamakan
kualiti dan produktivitas di dalam memberi perkhidmatan pada organisasi
tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Al – Quranul Karim
Budiman, Budi, Pengembangan Organisasi Islam, (Hand Out, Materi Mata Kuliah
MOKI/MD/IV/A-B/2002)
Arifin Tahir, Dr. M.Si, Buku Ajar Perilaku Organisasi, Deepublish, Yogyakarta,
2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
https://www.infojambi.com/mengenal-lebih-dekat-tentang-organisasi-secara-islam/

Anda mungkin juga menyukai