Anda di halaman 1dari 6

ORGANISASI DALAM PERSPEKTIF SYARIAH

PEMBAHASAN

A. KONSEP PENGORGANISASIAN DALAM PERSPEKTIF


SYARIAH
Allah SWT telah mengingatkan umat manusia agar segala pekerjaan yang
akan dilakukan, dikoordinasi dengan kompak, disiplin, dan saling bekerja sama
agar bisa terbangun sistem kerja yang kokoh dan tidak goyah oleh berbagai
macam rintangan yang akan dihadapi, laksana bangunan yang tersusun dengan
kokoh dan rapi. Dalam surah Ash-Shaf ayat 4, Allah Swt. memberikan gambaran
sebagai berikut:

''Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang (berjuang) dijalan-


Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.'' (Ash-Shaff: 4)

Kata shaffan (barisan) adalah sekolompok dari sekian banyak anggotanya


yang sejenis dan kompak serta berada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur.
Sedangkan kata marshushun berarti berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang
dimaksud ayat ini adalah tentang pentingnya kekompakan barisan, kedisiplinan
yang tinggi, serta kekuatan kerja sama dalam menghadapi berbagai macam
rintangan dan tantangan dalam menjalankan suatu. Maksud dari shaff disitu
menurut Al-Qurtubi adalah menyuruh masuk dalam sebuah barisan (organisasi)
supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan1.

Dalam sebuah hadits diterangkan: Sesungguhnya Allah mencintai orang


yang jika melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan “tepat, terarah dan
tuntas”. Suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan terarah, maka
hasilnya juga akan baik. Maka dalam suatu organisasi yang baik, proses juga
dilakukan secara terarah dan teratur atau itqan. Menurut Al-Baghawi maksud dari
1
Amrullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), Cet. Ke-
2, h.166-167

1
ayat di atas adalah manusia seyogyanya tetap pada tempatnya dan tidak bergoyah
dari tempat tersebut. Di samping itu, dalam ayat tersebut banyak mufassir yang
menerangkan bahwa ayat tersebut adalah barisan dalam perang. Maka ayat
tersebut mengindikasikan adanya tujuan dari barisan perang yaitu berupaya untuk
melaksanakan kewajiban yaitu jihad di jalan allah dan memperoleh kemenangan.

B. IMPLIKASI PENGORGANISASIAN DALAM PERSPEKTIF


SYARIAH TERHADAP PENDIDIKAN
Pernyataan Ali bin Abi Thalib diatas merupakan pernyataan yang realistis
untuk dijadikan rujukan umat Islam. Dapat difahami bahwa hancurnya suatu
sistem atau organisasi dapat disebabkan karena ketidak mampuan dalam
mengorganisir sistem dan organisasi tersebut, demikian pula pendidikan, maka
pendidikan yang tidak terorganisir dengan baik maka akan runtuh, atau setidaknya
sistem organisasi yang berjalan tidak sesuai dengan mekanisme organisasi yang
benar dan tidak terlaksan secara maksimal2.

Selanjutnya adalah implikasi pengorganisasian perspektif Islam dalam


pendidikan mengarah pada kepemimpinan yang berorientasi pada nilai-nilai
Islam, seperti esensi kepemimpinan adalah menggantikan misi kenabian,
pemimpin adalah khalifah, imam, ulil amri, amir dan juga seroang ra’in. Selain
kepemimpinan, Islam memandang kekuasaan wewenang dan tanggung jawab
dalam pendidikan yang merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan,
konsekswensinya tidak selesai di dunia akan tetapi hingga kehidupan di akhirat.
Selanjutnya adalah dimenasi rantai komando dan kesatuan perintah dalam
pendidikan ditinjau dari persepektif Islam melahirkan ketaatan kepada pemimpin,
yang dalam Islam merupakan sebuah kewajiban selama tidak dalam maksiat
kepada Allah swt.

Selain itu adalah pembagian kerja dan pendelegasian tugas dan wewenang
yang dalam Islam melahirkan prinsip saling memberi manfaat satu sama lain.
Seorang pemimpin tentu memiliki kemampuan terbatas dalam menjalankan
pekerjaannya, sehingga perlu bantuan orang lain. Seseorang yang mendapatkan
2
Mohyi Ach., Teori dan Perilaku Organisasi, (Malang : UMM Press, 1999), h.1

2
mandat tugas dan pendelegasian wewenang harus memahami dengan benar jenis
pekerjaan dan tanggung jawab yang akan dipikulnya, oleh karena itu seorang
pemimpin yang mendelegasikan tugasnya perlu cerdas dalam memilih siapa yang
layak untuk memikul tugas yang akan di delegasikannya. Sebagaimana Rasulullah
SAW menguji Muadz bin jabal sebelum diutus ke negeri Yaman denga
memberikan beberapa pertanyan yang mewakili keinginan Rasululla SAW.

C. FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama
kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada
awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu3:

1. Planning (Perencanaan)
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai
dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan
bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir
merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam
pertanyaan berikut : a) Tindakan apa yang harus dikerjakan ? b) Apakah
sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ? c) Di manakah tindakan itu harus
dikerjakan ? d) kapankah tindakan itu harus dikerjakan ? e) Siapakah yang
akan mengerjakan tindakan itu ? f) Bagaimanakah caranya melaksanakan
tindakan itu ? Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran
dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
2. Organizing (Pengorganisasian)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
3
Nanang Fattah, Landasan manajemen pendidikan. Cet. VII. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1996), h. 71.

3
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
3. Actuating (Pengarahan atau Penggerakan)
adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar
supaya berkendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan
dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian dari pihak pimpinan.
4. Controlling (Pengawasan)
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah
salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila
perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat
diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah
digariskan semula.
D. BUDAYA ORGANISASI DALAM PERSPEKTIF SYARIAH
Jika karyawan yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi
maka nilai-nilai tersebut akan di jadikan sebagai suatu kepribadian organisasi.
Nilai dan keyakinan tersebut akan di wujudkan menjadi perilaku keseharian
mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja individual. Sumber daya
manusia yang ada di dukung dengan sistem, teknologi, strategi perusahaan dan
logistic, masing-masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja
organisasi yang baik pula4.

Pada dasarnya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagaian besar tujuannya
dapat terpenuhi apabila ada interaksi social dengan orang lain. Sebagai makhluk
social, manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia memiliki kebutuhan
terhadap manusia lainnya. Karena itulah biasanya manusia berkumpul dan
membentuk kelompok, yang di sebut dengan organisasi. Karang Taruna,
perusahaan, kerajaan, Negara, adalah bentuk-bentuk dari organisasi.

4
T. Hani Handoko, Manajemen. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1986), Edisi kedua. h.21

4
Organisasi yang paling kecil yang kerap kita jumpai adalah keluarga.
Keluarga pada hakekatnya adalah sebuah organisasi. Keluarga adalah satuan
organisasi terkecil yang pertama kali di kenal oleh setiap manusia. Secara definisi
organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan
bersama, kemudian mengkoordinasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan
merealisasikan tujuannya.

Tuntutan etis ataupun tidak etis biasanya muncul dalam sebuah konteks
organisasi yang memberinya peluang untuk tetap ada. Tindakan perilaku
organisasi yang lain, sebagaimana norma dan nilai yang ada dalam kebudayaan
yang telah ada juga dapat menambah keadaan etis dalam organisasi. Dalam hal
ini seseorang harus memulai dengan sikap nilai etika individu. Beberapa orang
berkomitmen untuk berperilaku secara etis. Sebagai konsekuensi dari ajaran islam
yang memiliki perhatian besar pada aktivitas perusahaan, maka agama juga
mengajarkan penegakan spiritaual dalam budaya dan tingkah laku manusia yang
beraktivitas dalam organisasi5.

Aspek spiritual dalam budaya organisasi dapat di lihat dari tiga aspek
sebagai berikut: a. Murah hati, dalam hal ini mengandung nilai sopan santun,
pemaaf, kompensasi, menghilangkan kesulitan, memberikan bantuan. b. Motivasi
untuk berbakti, seorang muslim hendaknya berniat untuk memberikan pengabdian
yang di harapkan oleh masyarakat dan manusia secara keseluruhan. c. Ingat
kepada Allah sebagai prioritas utama, seorang muslim di perintah untuk selalu
mengingat Allah, bahkan daalam suasana sedang sibuk dengan pekerjaan
sekalipun. Kesadaran ini hendaknya menjadi pemicu dalam segala tindakannya.
Semua kegiatan bisnis hendaknya selaras dengan moralitas dan nilai-nilai utama
yang terdapat di Al-qur’an yang menegaskan bahwa setiap tindakan dan transaksi
hendaknya di tunjukkan untuk tujuan hidup yang mulia. Kaum muslim di
perintahkan untuk mencari kebahagiaan akhirat dengan cara menggunakan nikmat
yang di karuniakan kepadanya dengan jalan sebaik-baiknya.

5
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1993), h.273

5
E. CONTOH BERORGANISASI DI INDONESIA
Perusahaan ABC adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
advertising (periklanan) digital di Indonesia. Perusahaan ini beroperasi sejak
tahun 2015. Memiliki pengalaman dengan mengerjakan projek iklan digital lebih
dari 100 klien. Perusahaan ABC memiliki pekerja sebanyak 30 orang. Sebelum
pandemi sistem kerja yang dilakukan adalah klien bertemu dengan tim kreatif
dari perusahaan. Lalu klien menyampaian maksut dan gambaran umum iklan
yang akan dibuat. Setelah itu tim kreatif akan membuat konsep detail dari iklan
dan menyerahkan ke tim teknis disain digital. Selanjutnya tim digital akan
memvisualisasikan iklan dalam bentuk digital. Dan setelah selesai, hasil akan
dipresentasikan di depan klien. Perilaku organisasi khususnya dalam hal proses
pebuatan iklan digital dilakukan di workshop yang tersedia di gedung perusahaan
ABC. Namun dengan adanya pandemi ini, perilaku kerja organisasi perusahaan
ABC mengalami perubahan yang siginifikan. Khususnya pada proses pertemuan
dengan klien dan saat produksi iklan digital6.

Memperhatikan Secara Mendetail. Karakteristik budaya organisasi


perusahaan menuntut agar anggota organisasi diminta fokus dan cermat dalam
bekerja serta ketepatan dalam menganalisis hasil pekerjaan. Di perusahaan ABC,
detail adalah salah satu keunggulan perusahaan. Namun proses detail sedikit
terganggu karena adanya waktu ekstra dikarenakan komunikasi dengan klien
kurang berjalan mulus.

6
Herdiyanti Rise P. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja dan Kepuasan Keraja Karyawan,
Jurnal Wacana Vol. 13 No.40 , ISSN. 1411-0199, 04 Oktober 2010

Anda mungkin juga menyukai