Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN MANAJEMEN (ISLAM) DAN TUJUAN MEMPELAJARINYA

Ainun Mardiah (12120220820)

Agung Fathurrahman (12120211277)

Hukum Ekonomi Syariah B semester VI

A. LATAR BELAKANG

Kata “manajemen” tampaknya sudah sangat sering di dengar. Manajemen sangat erat
kaitannya dengan konsep organisasi. Berhubung dengan hal tersebut, sebaiknya kita harus
memahami dulu apa sebenarnya pengertian organisasi tersebut. Menurut Griffin organisasi
adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam
mencapai serangkaian tujuan tertentu. Atau dengan bahasa lain, penulis juga mendefenisikan
organisasi sebagai sekumpulan orang atau kelompok orang yang memiliki tujuan tertentu dan
berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama.

Berbagai organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda, tergantung jenis


organisasinya saja. Misalnya organisasi politik, organisasi tersebut memiliki tujuan untuk
menyalurkan aspirasi rakyat melalui aturan kelembagaan politik tertentu. Atau bisa juga
organisasi politik bertujuan untuk mencapai kekuasaan sebanyak-banyaknya agar perannya
sebagai pembawa aspirasi rakyat dapat diwujudkan secara optimal. Di sisi lain, organisasi
social dapat memiliki tujuan yang berbeda dengan organisasi politik. Organisasi social bisa
tidak bertujuan untuk menyalurkan aspirasi rakyat melalui kegiatan perbuatan kekuasaan,
akan tetapi organisasi social bisa jadi bertujuan untuk menjawab aspirasi rakyat melalui
kegiatan tertentu yang secara nyata dapat dirasakan oleh masyarakat, misalnya melalui
pemberian sumbangan kepada masyarakat-masyarakat yang membutuhkan, pelatihan-
pelatihan grtais, dan lain sebagainya.1

Berbeda dengan organisasi politik dan social, sebuah universitas adalah juga sebuah
organisasi. Di dalamnya ada sekumpulan orang-orang muali dari dosen, karyawan,
mahasiswa, serta ada tujuan yang ingin dicapai oleh universitas, misalnya untuk
menghasilkan lulusan yang terbaik.2

1
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Safullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana,2010) hal. 4
2
Ibid, hal. 5
B. PEMBAHASAN

Dalam manajemen syariah adalah perilaku atau perbuatan yang terkait dengan nilai-
nilai keimanan dan nilai ketauhidan. Setiap perilaku orang yang terlibat dalam sebuah
kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan perilakunya terkendali supaya tidak
terjadi perilaku KKN (korupsi, kolusi,dan nepotisme) karena dengan menyadari adanya
pengawasan dari Allah swt, yang akan mencatat setiap perbuatan baik maupun perbuatan
yang buruk.

Hal ini berbeda dengan perilaku yang ada dalam manajemen konvensional yang sama
sekali tidak terkait bahkan terlepas dari nilai-nilai tauhid. Orang-orang yang menerapkan
manajemen konvensional tidak meraasa bahwa adanya pengawasan yang melekat, kecuali
semata-mata itu pengawasanyang diberikan oleh pemimpin atau atasan. Setiap kegiatan yang
ada dalam manajemen syari’ah upayakan menjadi amal saleh yang bernilai abadi.3

Istilah amal saleh tidak dapat diartikan sepenuhnya bahwa itu perbuatan baik,tetapi
merupakan amal perbuatan baik yang dilandasi iman, dengan beberapa persyaratan sebagai
berikut:

 Niat yang ikhlas karena Allah, Perbuatan yang terkesan baik, tetapi jika tidak
dilandasi keikhlasan karena Allah, maka perbuatan itu tidak dikatakan sebagai amal
saleh.
 Tata cara pelaksanaanya harus sesuai dengan syariat. Sesuatu perbuatan yang baik
tapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat itu juga tidak dapat dikatakan sebagai amal
saleh.
 Dilakukan dengan penuh kesungguhan. Perbuatan yang dilakukan dengan asal-asalan
tidak dapat juga itu dikatakan sebagai amal saleh.

Iman dan amal saleh adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.Terdapat sebuah
percakapan antara Rasulullah saw dengan seorang sahabat, sebgaimana terdapat dalam
sebuah hadist dari Abu Hurairah,seorang sahabat bertanya “ Ya Rasulullah, amal
perbuatan apa yang paling utama?”

Rasulullah menjawab, ”Beriman kepada Allah dan Rasul”.

3
Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, Manajemen Syriah, (Jakarta:Gema Insani Press, 2003) hal. 5
Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa sahabat bertanya mengenai amal, dan
jawaban Rasulullah adalah iman. Jadi amal yang paling utama adalah iman kepada Allah
dan Rasul- Nya.

Rasulullah mengatakan, “kamu berjihad di jalan Allah.” Perjuangan untuk


menegakkan agama Allah sesuai dengan keahlian masing-masing merupakan bagian dari
keimanan dan bagian dari amal saleh. Tingkatan kedua setelah beriman adalah berjihad
yaitu berjuang di jalan Allah. Jihad tidak hanya semata-mata diartikan hanya sebatas qital
(perang), tetapi dapat dijadikan sebagai usaha sungguh-sungguh yang dilakukan dalam
menegakkan agama Allah.

Berbicara mengenai manajemen sebenarnya tidak dapat dikatakan hanya perilaku


saja. Untuk masa yang akan dating, manajemen syariah akan diarahkan kepada
manajemen perilaku, yaitu tujuannya untuk memperbaiki perilaku. Hal ini dapat
membawa seseorang untuk menyadari bagaimana seharusnya berperilaku yang baik dan
konsisten, karena dengan berperilaku baik dan melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik
merasa diri diawasi oleh Allah swt.4

Beberapa yang dapat digambarkan dalam manajemen syariah dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Pengertian Manajemen

Secara pengertian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Mary Perker Follet (1997),
adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu pekerjaan. Manajemen juga adalah segala sesuatu
yang perlu dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud itu sangat
beragam, tergantung dari organisasi apa yang akan diatur. Apabila kita ambil contoh dari
organisasi bisnis, maka diantara tujuan bisnis itu ada yang dinamakan profit.

Nah maksud dari profit ini adalah keuntungan setelah pendapataluaran dan kemudian
dikurangi semua pengeluaran dan biaya. Cara mendapatkan profit ini adalah susuatu
pekerjaan itu harus diselesaikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, kegiatan-
kegiatan yang biasanya dilakukan oleh sebuah organisasi bisnis diantaranya adalah kegiatan
produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, hingga pengelolaan keuangan yang
mungkin dimiliki oleh organisasi biusnis. Semua kegiatan-kegiatan tersebut perlu

4
Ibid, hal. 5-8
diselesaikan karena pada prakteknya akan menunjang dalam pencapaian dan tujuan dari
organisasi bisnis.

Karena pada prakteknya, selain pengertian organisasi adalah sekumpulan orang-


orang yang harus menyelesaikan suatu pekerjaan, dan menyelesaikan pekerjaan itu sangat
tidak mudah karena perlu juga memiliki ketekunan dan konsentrasi yang tinggi, karena jika
tidak seperti pekerjaan yang dikerjakan itu tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal,
bahkan bisa sebaliknya bisa membuat pekerjaan itu rugi dan tidak akan menghasilkan apa-
apa. Terlebih jika pekerjaan yang akan dikerjakan itu rumit, untuk menyelasaikannya itu
tidak mudah.

Dalam proses penyelesaian oraganisasi itu memerlukan beberapa tahapan-tahapan,


jangankan organosasi makan saja itu memerlukan tahapan-tahapan contohnya, mulai
menuangkan makanan ke pinggan, mamakannya, mengunyahnya, menelannya, hingga
memakannya kembali, dan seterusnya hingga makanan yang ada itu habis dan perut kitra
sudah terasa kenyang, begitu juga dengan organisasi tapi dengan tahapan yang berbeda
pastinya.

Tahapan-tahapan bagi organisasi bisnis biasa adanya telebih dahulu yang dinamakan
dengan perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengendalian.

Dengan adanya tahapan-tahapan ini, maka dikenal pula pengertian lain dari
manajemen yang dikemukakan oleh Nickels, manajemen adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan seperti yang telah
dijelaskan tadi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pada


dasarnya merupakan proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian
tujuan. Dalam menyelesaikan sesuatu tersebut, ada tiga faktor yang akan terlibat yaitu:

1. Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik itu sumber daya manusia, maupun
faktor-faktor produksi lainnya.
2. Adanya proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan mengimplementasikan, hingga pengendalian dan pengawasan.
3. Kemudian dengan adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan.5

5
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Kencana, 2005), hal. 4
2. Fungsi- Fungsi Manajemen

Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembagian fungsi-fungsi
manajemen ini tujuannya adalah:

a. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur;


b. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam;
c. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer;

Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan para penulis tidak sama. Hal inidisebabkan
latar belakang penulis, pendekatan yang diulakukan tidak akan sama. Hal ini disebabkan
karena latar belakang penulis yang berbeda, pendekatan yang dilakukan tidak sama. Untuk
bahan perbandingan fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli.

Robert Tanembaum mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

1. Kompleknya perusahaan karena jumlahnya sangat banyak, maupun karena


perkembangan lapangan usaha dan organisasi yang berbeda-beda.
2. Tidak adanya persamaan terminology di antara ratusan pengarang yang
menyangkut konsep yang sama.
3. Pemakaian kata-kata tanapa memperhatikan dengan serius arti dan nilainya.
4. Oleh masing-masing pengarang kurang diuraikan fungsi-fungsi manajemen
lainnya.
5. Kadang-kadang diselipkan soal teknik, kemahiran di antara fungsi0-fungsi
manajer.
6. Mencampuradukkan fungsi dan proses
7. Deskripsi fungsi-fungsi sangat subjektif
8. Mencampuradukkan fungsi dan kegiatan pekerjaan.

Berdasarkan alasan - alasan di atas, kita tidak perlu memperdebatkan pembagian fungsi-
fungsi manajemen tersebut. Yang lebih penting, perlu diketahui pengertian fungsi-fungsi dan
aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan pada setiap fungsi fundamental itu.

Dalam preakteknya pembagian fungsi fundamental itu tidak dapat dibedakan secara
tajam dan tegas, karena setiap manajer dalam usaha atau aktivitas-aktivitasnya untuk
mencapai tujuan harus melaksanakan semua fungsi tersebut, hanya skop dan penekanannya
yang berbeda-beda.
Adapun pembagian dari manajer sebagai berikut:

a. Top manager (TM), tugas-tugasnya (aktivitas-aktivitasnya) lebih banyak pada fungsi


planning dan organizing daripada kepada fungsi directing dan controlling, karena sifat
pekerjaanya adalah kerja “pikir” yaitu merencanakan, mengambil keputusan, dan
mengorganisir.
b. Middle manager (MM), tugasnya (aktivitasnya) terhadap planning dan organizing
seimbang dengan directing dan controlling, karena kerja pikirnya sama dengan kerja
fisiknya.
c. Lower manager (LM), tugas dan aktivitasnya lebih banyak pada fungsi
“directing/actuating dan controlling daripada ke fungsi planning dan organizing.

Kesimpulannya adalah TM memiliki sifat kerja dengan sitem pikir, TM ini sifat kerjanya
seimbang kerja pikirnya dengan kerja fisiknya dan LM memiliki sifat kerja lebih banyak
kerja pikirnya daripada kerja fisiknya.6

3. Tipe-Tipe Manajer Dalam Manajemen Islami

Tipe-tipe yang digambarkan dalam manajemen selalu memisahkan secara tegas antara
tipe yang satu dengan tipe yang lainnya. Dalam manajemen syariah, setiap orang
memiliki sisi-sisi yang kadang dapat menyatu didalamnya.

Oleh karena itu, tipe manajer yang baik memiliki beberapa karakter:

Ketegasan

Jika seorang manajer mengatakan sesuatu itu A, dengan argumentasi yang jelas tujuannya
kemana, maka harus disepakati bahwa itu A,. Karena yang sangat dibutuhkan saat ini adalah
manajer yang mempunyai ketegasan dalam menentukan sikap supaya dalam suatu pekerjaan
itu terampil dan terarah dengan baik

Musyawarah

Manajer yang baik adalah manajer yang selalu bermusyawarah, selalu meminta
pendapat dari bawahannya untuk mendapat kesepakatan yang tepat, dan menerima semua
pendapat yang disampaikan oleh rekan kerja kemudian disaring untuk mendapatkan solusi
yang lebih tepat dari yang tepat, yang esensinya adalah saling tukar menukar pendapat.

6
H. Malayu S.P. Hasibuan, Mnajemen,(Jakarta: Bumi Aksara,2016) hal.37-40
Dengan cara seperti itu kerja sama antara manajer dengan bawahan pun tidak aka nada
perselisihan, bahkan pekerjaan yang akan diselesailkan dengan adanya musyawarah terlebih
dahulu akan memudahkan dalam suatu pekerjaan dan pekerjaan pun akan lebih baik.

Keterbukaan

Seperti yang dicontohkan Umar bin Khattab , beliau merupakan seorang manajer atau
pemimpin yang baik. Dalam sejarah juga tercatat ketika umar mengumpulkan wanita-wanita
karena pada saat itu banyak laki-laki bujangan yang sudah tua belumb beristri, dan
penyebabnya adalah mahar wanita pada saat itu terlalu mahal untuk dinkahi, maka dari itu
tida semua laki-laki yang pada masa itu sanggup untuk memberikan mahar yang besar kepada
wanita yang ingin dinikahinya. Lalu umar mengatakan “wahai para wanita, jangan kalian
membuat mahar yang mahal-mahal”. Mendengar ini, seorang wanita protes sambil
membacakan surah An-Nisa ayat 20 bukankah Allah sudah berfirman:

“Bahwa kalian sudah memberikan kepada wanita itu harta yang banyak” (QS.
An-Nisa [4] :20).

Kemudian salah satu wanita mengatakan “Saya tidak setuju kepada kebijakan anda”.
Langsung Umar mengatakan: “Umar salah dan wanita itu benar”. Kisah itu menunjukkan
bahwa manajer yang baik itu adalah manajer yang transparan dan terbuka dalam segala hal.

Kepahaman yang mendalam terhadap tujuan organisasi. Visi misi dari otrganisasi itu harus
dipahami betul, harus diketahui juga apa nanti yang akan terjadi jika visi misi itu terwujud,
lebih banyak dampak yang baik atau dampak yang buruk. Jadi, dengan seperti itu nanti tidak
akan ada tanda tanya dalam diri kita kemana sebenarnya arah dan tujuan visi misi tersebut
akan kemana, oleh karena itu perlu kita pahami betul tujuan dari visi misi tersebut, sehingga
organisasi itu dapat berjalan dengan baik.7

7
K.H. Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, Pengantar Manajemen Syariah, (Depok: Rajawali pers, 2020)
hal.11-13
4. Tingkat Manajemen dan Keterampilan Manajemen

Tingkatan manajemen umumnya dibagi 3 bagian, yaitu sebagai berikut ini:

1. Manajer Pertama, seperti mandor, supervisor adalah tingkatan terbawah dalam


manajemen suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi langsung serta
bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan para tenaga operasional yang
bekerja di lapangan
2. Manajer madya, yang bertugas memimpin dan mengawasi manajer pertama
seperti kepala departemen, superintendin, manajer keuangan, dan manajer
fungsional yang lain, namun dibawah dan bertanggung jawab ke manajer puncak.
Manajer ini bertanggung jawab mengimplementasikan kebijakan serta
mendapatkan keselarasan antara tuntunan manajer puncak dengan kemampuan
bawahannya.
3. Manajer puncak yang bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan organisasi
biasa disebut dengan Direktu, Presiden Direktur (Presdir), General Manager CEO
(chief executive offier). Tugasnya adalah menetapkan kebijakan dan mengarahkan
organisasi agar dapat beradaptasi dengan lingkungan mikro perusahaandan
menjamin tercapainya tujuan perusahaan.

Adapun perbedaan tingkat manajemen tersebut diikuti dengan perbedaan


keterampilan manajemen yang diperlukan, yang meliputi keterampilan tekni,
keterampilan kemanusiaan, dan keterampilan konseptual. Semakin tinggi level
manajemen semakin tinggi pula kualifikasi konseptual yang harus dimiliki begitu
dengan sebaliknya kualifikasi teknis tidak begitu dituntut.

 Keterampilan konseptual (conceptual skills) adalah kemampuan mental


untuk mengordinasi dan memadukan seluruh kepentingan dan kegiatan
organisasi
 Keterampilan kemanusiaan (interpersonal skills) adalah kemampuan untuk
bekerja sama dengan manusia lain.
 Keterampilan teknis (technical skills) adalah kemampuan dalam
menggunakan prosedur, teknik dan pengetahuan di bidang-bidang khusus,
sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hampir semua tingkatan manajemen mempunyai
kecenderungan melakukan pekerjaan dengan intensitas yang hampir sama, dengan perbedaan
tertentu antar tingkat manajemen. Ternyata waktu terbanyak digunakan untuk melakukan
kegiatan seperti membaca laporan, menganalisis laporan, mengoreksi atas kesalahan-
kesalahan yang di dapat dan memberikan arahan untuk upaya perbaikan yang
berkesinambungan.

Kemudian setelah pengendalian hal yang dikerjakan oleh manajer adalah perencanaan
termasuk di dalamnya adalah mengingatkan kembali tentang apa tujuan yang harus dicapai,
mengingatkan kembali tentang hasil-hasil capaian masa lalu, membuka kembali inventarisasi
masalah dan rancangan solusinya, serta mengingatkan kembali akan ketersediaan sumber
daya apakah itu sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan sumber-sumber daya lain
yang melingkupi organisasi/perusahaan.8

8
Sentot Imam Wahjono dkk, Pengantar Manajemen, (Depok: Rajawali Pers, 2020) hal. 25-28
C. KESIMPULAN

Dari hasil makalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen merupakan
semua yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Ada berbagai macam-macam tujuan yang
terkait dengan manajemen misalnya dalam manajemen bisnis, manajemen organisasi dan
sebagainya. Manajemen pada dasarnya juga merupakan proses penyelesaian sesuatu yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
sesuatu yaitu: Pertama, penggunaaan sumber daya organisasi, dan sumber daya manusia serta
faktor lainnya. Kedua,Prosesnya berlangsung secara bertahap. Ketiga, seni dalam
melaksanakan pekerjaan.

Adapun beberapa tujuan dari fungsi manajemen yang telah disimpulkan oleh penulis
meliputi: Pertama, membuat sistem diskusi lebih teratur. Kedua, mempermudah dan
mendetail menganilisis percakapan. Ketiga, bertindak sebagai pedoman bagi pelaksanaan
proses manajemen, jika yang ketiga ini sudah terpenuhi maka dalam mengerjakan segala
pekerjaan sesuai manajemen maka akan lebih baik karena dikerjakan sesuai fungsinya.

Aspek-aspek yang harus dimiliki oleh setiap manajer oleh karena itu tipe manajer
yang baik memiliki beberapa ciri: Pertama, positif yaitu yang dibutuhkan saat ini adalah
manajer yang konsisten dan tegas. Kedua, diskusi manajer yang baik adalah yang selalu
berpikir,selalu meminta pendapat bawahan dan menerima segala pendapat yang diberikan
oleh rekan kerja dan menyaringnya untuk mendapat solusi yang lebih baik, dan yang Ketiga
keterbukaan.

Adapun tingkatan manajamen secara umum dikelompokkan menjadi tiga kategori


yang Pertama, Manajer lini depan seperti komisaris dan inspektur. Kedua, Manajer menengah
seperti kepala departemen dan manajer keuangan dan manajer lainnya dan manajer
operasional lainnya. Dan yang Ketiga CEO yang biasa juga disebut direktur, ketua, presiden
dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai