Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pengertian Manajemen ZISWAF dan Fungsi manajemen

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Administrasi Manejemen ZISWAF

Disusu oleh :

Rida Saniya Raudoh

191105020019

Muhamad Gibraltar Bilad

191105020026

Muhammad Wildan Arrosyid

191105020013

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

TAHUN 2020
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan bagi pembaca dalam membahas pengertian medengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
A. Pengertian Manajemen.............................................................................
B. Aspek Manajemen ZISWAF. ...................................................................
C. Fungsi Manajemen....................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sudah kitapahami bahwa ekonomi suatu bangsa akan baik, apabila akhlak
masyarakatnya juga baik. Antara akhlak dan ekonomi memiliki keterkaitan yang tidak
dapat dipisahkan. Dengan demikian, akhlak yang baik berdampak pada terbangunnya
mu’amalah atau kerjasama ekonomi yang baik. Rasulullahdiutus tidak hanya untuk
menyebarluaskan akhlak semata, melainkan untuk menyempurnakan akhlakmulia
baik akhlak dalam berucap maupun dalam bertingkah laku, sehingga mendekatkan
diri kepada Allah SWT dan beriman dengan sebenar-benarnya dapat terwujud.
Tidak dapat dipungkiri lagi kalau di negara kita Indonesia sudah terlalu banyak
jumlah keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini, salah satu faktor
utama banyaknya anak jalanan yang mengabaikan pendidikan mereka untuk ikut
mencari uang demi menopang kebutuhan ekonomi keluarga.
Zakat, Infaq, Sadaqah dan Wakaf atau yang biasa dikenal dengan singkatan ZISWAF
bisa dikatakan sebagai jantung keuangan umat Islam, apabila betul-betul disadari.
Artinya, bila jantungnya ini beroperasi dengan lancar, maka bisa dipastikan ekonomi
umat juga lancar. Aspek mengenai manajemen ziswaf yang berlaku diindonesia hal
yang tidak bisa disepelekan dalam diri kita.

A. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian manajemen?
2. Apa aspek-aspek manajemen ziswaf?
3. Apa fungsi dari manajemen?
BAB II

MANAJEMEN ZISWAF

1. Pengertian Manajemen

Istilah manajemen ini sulit didefinisikan karena dalam kenyataannya tidak ada definisi
manajemen yang telah diterima secara universal. Manajemen dapat didefinisikan dengan
berbagai rumusan tergantung kepada cara pandang si pembuat definisi.

Defenisi manajemen yang diberikan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut: Orday Tead,
dalam buku “The Art Administration”: menyatakan bahwa Manajement is process agency
which direct and guides operation of organization in the realizing of established aims
(Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-
kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan).

Sedangkan John D. Millet, buku “Management in the public Service”:Management is


the process of directing and facilitating the work of people organized in formal group to
achieve a desired end (Manajemen ialah proses pembimbingan dan pemberian fasilitas
terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisisr kelompok formil untuk mencapai suatu
tujuan yang dikehendaki).

John M. Pfiffner, dalam bukunya “Public Administration”:Manajement is concerned


with the direction of these individuals and function to achieve ends previously determined
(Manajemen bertalian dengan pembibingan orang-orang dan fungsi-fungsi untuk mecapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya).

Bila kita perhatikan definisi diatas, maka akan segera tampak bahwa ada tiga hal
penting yaitu, pertama, adanya tujuan yang ingin dicapai, kedua, tujuan dicapai dengan
mempergunakan kegiatan-kegiatan orang-orang itu harus dibimbing dan diawasi. Menurut
pengertian yang kedua, manajemen adalah koleksi orang-orang yang melakukan aktifitas
manajemen. Sebagaimana dikatakan Jhon D Millaet, dalam bukunya “Management in the
public Service”, “Management is the process of directing and facilitating the work of people
organized in formal group to achieve a desired end goal”. Manajemen adalah proses
memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorganisir secara formal
sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.

Secara umum, pengertian manajemen merupakan suatu seni dalam ilmu dan
pengorganisasian seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi dan
pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan. Bisa juga diartikan
bahwa manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sistematis agar dapat memahami
mengapa dan bagaimana manusia saling bekerja sama agar dapat menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain maupun golongan tertentu dan masyarakat luas.

Ilmu manajemen pada saat ini memiliki banyak cabang tapi hanya beberapa cabang ilmu
manajemen yang populer, di antaranya adalah :
a. Manajemen produksi, merupakan cabang dari ilmu manajemen yang memiliki fungsi
untuk mengkoordinasi semua kegiatan untuk mencapai tujuan.
b. Manajemen sumber Daya Manusia (MSDM) adalah cabang dari ilmu manajemen
yang mempelajari tentang cara mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja (sumber
daya) yang dimiliki individu secara efektif dan efisien serta digunakan secara
maksimal untuk mencapai tujuan.
c. Menejemen Pemasaran, merupakan kegiatan perusahaan yang menjadi ujung tombak
perusahaan untuk bertahan dan juga berkembang serta mendapatkan keuntungan.
d. Manajemen keuangan, dapat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pemeriksaan,
penganggaran, pengelolaan, pencarian, pengendalian dan juga penyimpanan dana
yang dimiliki perusahaan atau organisasi.
e. Manajemen informasi dapat di artikan sebagai pengelolaan data yang di dalamnya
terdiri dari proses mencari, menyusun, proses klasifikasi serta memperlihatkan semua
data yang terkait dengan kegiatan perusahaan.

2. Aspek Manajemen Zakat


Zakat Pendayagunaa merupakan kegiatan untuk memberikan multimanfaat
bagi mustahik zakat dengan memanfaatkan hasil penghimpunan zakat. Dalam hal ini
berarti dana zakat berorientasi pada kegiatan produktif, bukan hanya konsumtif.
Aspek manajemen zakat merupakan hal yang penting dan fundamental. pengelolaan
zakat dilakukan mengikuti manajemen modern. Dalam kelembagaan pengelolaan
zakat terdapat unsur, pertimbagan, unsur pengawas, unsur pelaksana. Keberadaan tiga
unsur dalam kelembagaan pengelolaan zakat menunjukkan adanya penerapan
manajemen modern dalam pengelolaan zakat. Manajemen zakat yang baik adalah
suatu keniscayaan.
Dalam Undang-Undang (UU) No.38 Tahun 1999 yang sudah diamandemen
menjadi UU No.23 Tahun 2011 dinyatakan bahwa “Pengelolaan zakat adalah
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat”.
Kualitas manajemen suatu lembaga pengelola zakat harus dapat diukur. Untuk
itu, ada tiga kata kunci yang dapat dijadikan sebagai alat ukurnya.  Amanah,
Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap
amil zakat. Tanpa adanya sifat ini, hancurlah semua sitem yang dibangun.
Sikap profesional, sifat amanah belumlah cukup, harus diimbangi dengan
profesionalitas pengelolaannya. Transparan, Dengan transparannya
pengelolaan zakat, maka kita menciptakan suatu sistem kontrol yang baik,
karena tidak hanya melibatkan pihak intern organisasi saja, tetapi juga akan
melibatkan pihak eksternal. Dan dengan transparansi inilah rasa curiga dan
ketidakpercayaan masyarakat akan dapat diminimalisasi.
Ketiga kata kunci ini dapat diimplementasikan apabila didukung oleh penerapan
prinsip-prinsip operasionalnya, yaitu: 
1. Aspek Kelembagaan. Dari aspek kelembagaan, pengumpul zakat seharusnya
memperhatikan berbagai faktor, yaitu: visi dan misi, kedudukan dan sifat
lembaga, legalitas dan struktur organisasi, aliansi strategis.
2. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan aset yang paling
berharga. Sehingga pemilihan siapa yang akan menjadi amil zakat harus dilakukan
dengan hati-hati. Untuk itu perlu diperhatikan faktor perubahan paradigma bahwa
amil zakat adalah sebuah profesi dengan kualifikasi SDM yang khusus.
3. Aspek Sistem Pengelolaan. Pengumpul zakat harus memiliki sistem pengelolaan
yang baik, unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah lembaga tersebut harus
memiliki sistem, prosedur dan aturan yang jelas, manajemen yang terbuka,
mempunyai activity plan, mempunyai lending commite, memiliki sistem
akuntansi dan manajemen keuangan, diaudit, publikasi, dan perbaikan secara
berkala.
Aspek Manajemen Pemberdayaan Zakat
a. Pola Pengumpulan Zakat (Fundraising)
Pemerintah tidak melakukan pengumpulan zakat. Melainkan hanya berfungsi
sebagai Motivator, Regulator, dan fasilitator dalam pegumpulan zakat.
Pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh
pemerintah dan lembaga amil zakat yang dibentuk oleh masyarakat dan
dikukuhkan oleh pemerintah. Pengumpulan zakat dapat dilakukan melalui
penyerahan langsung (datang) ke Badan Amil Zakat melalui conter zakat, unit
pengumpulan zakat, pos, bank, pemotongan gaji, dan pembayaran zakat yang
dapat mengurangi penghasilan kena pajak.
b. Pola Pendistribusian Zakat
Pola adalah gambaran yang dipakai untuk contoh. Pola adalah bentuk yang
dipakai sebagai acuan atau dasar membuat/melaksanakan sesuatu yang dapat
menguntungkan manusia. Pola pendistribusian zakat adalah bentuk penyaluran
dana zakat dari muzzaki kepada mustahik dengan melalui amil.
c. Pola Kontemporer/Produktif (Bantuan Pemberdayaan)
Pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat kepada mustahik yang ada
dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktifitas suatu usaha/bisnis.
d. Pola Pendayagunaan Zakat
“Pola” dalam kamus besar bahasa Indonesi artinya sistem, cara kerja, bentuk
(struktur) yang tetap. Sedangkan “Pendayagunaan” adalah pengusahaan agar
mampu mendatangkan hasil atau pengusahaan (tenaga dan sebagainya) agar
mampu menjalankan tugas dengan baik.
Pola pendayagunaan zakat adalah cara atau sistem distribusi dan alokasi dana
zakat berdasarkan tuntutan perkembangan zaman dan sesuai dengan cita dan rasa
syari’at, pesan dan kesan ajaran Islam.

Sasaran Pendayagunaan Zakat (Empowering).

Allah SWT menetapkan delapan golongan mustahik (asnaf Mustahik). Terdiri


dari fakir, miskin, amil, muallaf, riqob, ghorimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
klasifikasi golongan mustahik dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
kelompok permanen dan kelompok temporer.
1). kelompok pemanen : fakir, miskin, amil, dan muallaf. Empat golongan
mustahik ini diasumsikan akan selalu ada di wilayah kerja organisasi pengelolaan
zakat dan karena itu penyaluran dana kepada mereka akan terus menerus atau dalam
waktu lama walaupun secara individu penerima berganti-ganti.

2). Kelompok temporer : riqob, ghorimin, fisabilillah dan ibnu sabil. Empat
golongan mustahik kini diasumsikan tidak selalu ada di wilayah kerja suatu organisasi
pengelolaan zakat

Salah satu fungsi zakat adalah fungsi sosial sebagai sarana saling berhubungan
sesame manusia, antara muzakki dengan mustahik, dan juga para amil. Oleh karena
itu, dana zakat dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan sosial masyarakat,
sehingga tidak hanya bersifat konsumtif yang habis terpakai, tetapi juga menjadikan
dana zakat bersifat produktif agar manfaat yang diberikan lebih luas dan besar.
Dengan demikian, diharapkan dana zakat mampu membuka kesempatan berkembang
bagi para mustahik agar di kemudian hari menjadi muzakki.

Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu tidak mudah dalam upayanya,


diperlukan fungsi-fungsi manajemen untuk mengatur dan mengarahkan agar kegiatan
yang dilakukan dalam pendayagunaan zakat sesuai dengan apa yang direncanakan
untuk mencapai tujuan.

Manajemen zakat yang ditawarkan oleh Islam dapat memberikan kepastian


keberhasilan dana zakat sebagai dana umat Islam. Hal itu terlihat dalam Al-Qur’an
bahwa Allah memerintahkan untuk memungut zakat (QS. At-Taubah: 103). Di
samping itu, surat At-Taubah ayat 60 dengan tegas dan jelas mengemukakan tentang
yang berhak mendapatkan dana hasil zakat yang dikenal dengan kelompok delapan
asnaf.

Dari kedua ayat tersebut di atas, jelas bahwa pengelolaan zakat, mulai dari
penghimpunan sampai dengan pendistribusian, dilakukan oleh sekelompok orang atau
dalam bentuk lembaga karena tidak mungkin jika dilakukan hanya seorang. Dalam
operasional zakat, ada kegiatan mendelegasikan tugas yang dilakukan oleh para amil
zakat. Inilah yang mendasari bahwa zakat harus dikelola secara profesional dan
terorganisir.

Manajemen pendayagunaan zakat berarti membahas usaha yang saling berkaitan


dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan
terarah, sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan.

Unsur-unsur Manajemen

Manusia merupakan faktor terpenting dalam manajemen, karena pada dasarnya


manajemen dilakukan oleh, untuk dan kepada manusia. Namun manusia tersebut tidak akan
mencapai tujuan jika tidak ada unsur lain. Atau dengan kata lain untuk mecapai tujuan maka
para manajer menggunakan enam M yaitu: men, money, material, methods, machines, dan,
markets. Sarana penting atau unsur utama dari setiap manajer untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan terlebih dahulu adalah men atau manusia. Karena manusia tersebutlah yang
melakukan atau menjalankan berbagai macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan. Aktivitas tersebut dapat ditinjau dari sudut proses seperti: planning, controlling,
actuating, dan organizing. Manusia sangat berperan penting. Untuk mencapai tujuan yang
sudah direncanakan, diatur dan sudah berjalan adalah peran penting yang dilakukan oleh
manusia. Manusia dapat dibilang sangat penting dalam unsur unsur manajemen ini.
Menjalankan proses manajemen untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien hanya
dapat dijalankan oleh manusia. Tanpa adanya manusia sebuah pekerjaan tidak akan berjalan
sesuai rencana yang dibuat, karena manusia adalah makhluk pekerja untuk menyelesaikan
tugas. Manusia dapat memotivasi pekerja lainnya agar lebih baik dalam melakukan
pekerjaan.
Sarana atau unsur yang kedua adalah money atau uang. Untuk melakukan berbagai
aktivitas diperlukan uang. Seperti upah atau gaji orang-orang yang membuat rencana,
mengadakan pengawasan, dan bekerja dalam proses produksi. Dalam pengertian manajemen,
proses yang memanfaatkan sumber daya yang dapat mencapai tujuan efektif dan efisien.
Untuk mencapai tujuan yang efisien sangat dibutuhkan modal dalam bentuk uang yang dapat
memenuhi hal tersebut. Dapat dilihat untuk membangun sesuatu memiliki uang sangatlah
menunjang kelancaran dalam pembangunan tersebut.
Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian agar tujuan yang ingin
dicapai tersebut bernilai lebih besar dari uang yang digunakan. Kegagalan atau
ketidaklancaran proses manajemen sedikit banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh
perhitungan ketelitian dalam penggunaan uang. Selain itu dalam proses pelaksanaan kegiatan,
manusia juga menggunakan material atau bahan-bahan. Jika bahan baku tidak tersedia untuk
menjalankan proses produksi, maka proses tersebut akan terhambat dalam jangka pendek
maupun panjang. Maka dari itu salah satu unsur unsur manajemen yang penting adalah
materials yang dapat memenuhi pencapaian tujuan.
Bahan baku didapatkan dengan membelinya di tempat yang menyediakan bahan baku
yang dibutuhkan. Untuk mencapai tujuan yang efektif sangatlah dibutuhkan bahan baku yang
tahan lama dan bagus agar manajemen berjalan lancar. Dalam mengolah bahan baku tersebut
membutuhkan manusia yang dapat menjadikannya sebagai produk yang dibutuhkan. . Dalam
sebuah proses mencapai sebuah tujuan memiliki persediaan bahan baku sangatlah
dibutuhkan. Hal itu disebabkan atas kemajuan teknologi dewasa ini sehingga manusia bukan
lagi sebagai pembantu bagi mesin, tetapi sebagai pembantu manusia. Dengan menggunakan
mesin akan membantu mempercepat pekerjaan yang dilakukan. Mesin digunakan untuk
memproses bahan baku agar menjadi sebuah produk yang berkualitas.
Manajemen dilakukan dengan banyak proses yang dilakukan dengan baik agar tujuan
yang dicapai menjadi sangat baik. Untuk itu bahan baku yang digunakan harus berkualitas
sehingga hasilnya sesuai dengan harapan. Mesin dapat berjalan karena manusia yang
menggerakan, maksud dari ini dari setiap unsur unsur manajemen sangatlah berkaitan. Untuk
melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna maka manusia
dihadapkan kepada berbagai alternatif metode atau cara dalam melakukan pekerjaan. Sebuah
metode yang digunakan untuk menjalankan proses manajemen dapat dilakukan dengan
pemikiran manusia. Sehingga metode dapat membuat proses tersebut lebih mudah dan cepat
selesai dalam mencapai tujuan yang efisien. Metode terjadi karena munculnya unsur unsur
manajemen di atas untuk melakukan proses dengan lancar.
Menggunakan metode yang telah disusun sesuai dengan divisi yang ada dapat
dibagikan kepada pekerja yang ahli pada bidangnya. Manusia akan membantu berjalannya
metode yang telah dibentuk untuk menghasilkan bahan baku menjadi bahan jadi. Dengan
metode yang baik juga akan membuat mesin berjalan dengan sesuai dan uang digunakan
sesuai dengan keperluan yang akan mencapai tujuan.
Unsur yang membuat lancar proses produksi adalah pasar, karena pasar dikunjungi
banyak konsumen yang akan membeli produk tersebut. Adanya pasar membuat produksi
terjual dan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari produk tersebut. Dalam hal ini
sebagai pembuat produksi dapat memperbaiki dan mempertahankan kualitas.
Pasar sangat berpengaruh terhadap sebuah produksi yang telah dihasilkan sesuai dengan
proses yang telah digunakan. Dalam manajemen untuk menguasai pasar dapat menggunakan
strategi yang baik untuk bersaing dan menjadi yang utama. Dengan strategi membuat produk
menjadi lebih cepat menyebar luas dan disukai konsumen. Unsur manajemen dalam bentuk
pasar juga menghendaki agar manajer mempunyai orientasi pemasaran (pengguna jasa).
Misalnya dengan pendekatan ekonomi mikro ataupun makro serta perhitungan
kecenderungan-kecenderungan baru yang menyangkut permintaan atas kebutuhan
masyarakat yang selalu disesuaikan dan dimudahkan. Semua unsur-unsur manajemen
tersebut dikoordininasikan oleh manajer. Selain itu diatur secara berimbang dan digunakan
secara efisien kearah tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang ditentukan melalui
proses manajemen. aktu mungkin merupakan aset yang paling berharga dan memerlukan
peninjauan proses perencanaan manajemen dan Anda harus menggunakan waktu seefektif
mungkin. Misalnya, berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk membuat dan
mengenalkan produk baru ke pasar, dan seberapa responsifkah bisnis terhadap tekanan
persaingan, Setelah membahas unsur unsur manajemen yang penting dalam menjalankan
manajemen dapat dilihat sebuah proses yang dilakukan harus baik. Dengan menggunakan
unsur manajemen dalam membuat sebuah produk adalah hal yang efektif dan efisien. Untuk
mendapatkan keduanya perlu memiliki semua unsur manajemen, karena semua unsur saling
berkaitan.
Dapat diketahui sesuai dengan pengertian manajemen di atas memiliki kata efisien dan efektif
yang akan dibahas di sini. Efektif sangat berkaitan dengan banyaknya hasil pencapaian yang
sesuai dengan harapan. Efisien seperti banyaknya penggunaan waktu dan uang yang
dikeluarkan dalam proses pencapaian tujuan.
Dalam kehidupan sangat sukar untuk mencapai tujuan yang efektifitasnya maksimal dan
dengan efisiensi yang maksimal juga. Hasil yang maksimal didapatkan dengan biaya yang
minimal sangatlah sulit terjadi. Yang sering terjadi pada umumnya adalah penggunaan biaya
minimal dan mendapatkan hasil yang cukup wajar. Keadaan seperti ini yang biasanya dikenal
dengan kata “Optimal”, karena kata optimal merupakan kombinasi dari keduanya. Dengan
menggunakan unsur manajemen sesuai dengan caranya akan mendapatkan hasil yang
optimal. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dapat melakukan sesuai dengan kebutuhan
yang digunakan dengan efektif dan efisien. Hal ini membuat manajemen berjalan dengan
imbang dan sesuai dengan hasil tujuan yang diharapkan, termasuk untuk manajemen
keuangan pada bisnis.
3. Fungsi Manajemen
Uraian tentang proses manajemen telah dikutip oleh Sarwoto menurut Terry fungsi-
fungsi dasar manajemen meliputi planning, controlling, actuating, dan organizing.
Terry memberikan penjelasan umum atas fungsi-fungsi dasar tersebut sebagai berikut:
a. Planning (P): Apa yang harus dikerjakan? Kapan? Di mana dan Bagaimana?
b. Organizing (O): Dengan kewenangan seberapa banyak? dan dengan sarana serta
lingkungan kerja yang bagaimana?
c. Actuating (A): Membuat para pekerja ingin melaksakan tugas yang telah
ditetapkan dengan suka rela dan kerjasama yang baik.
d. Controlling (C): Pengamatan agar tugas-tugas yang telah direncanakan
dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan rencana dan bila terdapat penyimpangan
diadakan tindakan-tindakan perbaikan.
Fungsi-fungsi dasar manajemen ini dikemukakan dalam teori yang berbeda satu
sama lain, baik mengenai pengelompokan, klasifikasi maupun istilah-istilah yang
digunakan untuk menyebut fungsi-fungsi hasil pengelompokan kegiatan
manajemen tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan dua pendapat yaitu
Henry Fayol dan George R. Terry. Henry Fayol memandang “coordinating”
sebagai fungsi dasar yang berdiri sendiri. George R. Terry pun menganggap
bahwa fungsi “coordinating” ini terdapat dalam proses manajemen secara implisit
pada keempat fungsi dasar yang sudah ada.
Adapun fungsi manajemen disini hanya dipaparkan satu pendapat saja yang
memandang secara umum dipergunakan dalam berbagai intansi atau lembaga.
Fungsi manajemen yang dimaksudkan adalah yang biasa disebut dengan istilah
POAC, yaitu: :planning, controlling, actuating, dan organizing.
a. Planning (perencanaan) Planning atau perencanaan adalah: pemilihan atau
penetapan tujuantujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan,
proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini, karena perencanaan
merupakan penetapan jawaban atas enam pertanyaan berikut:
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan?
4. Kapankah tindakan itu harus dikerjakan?
5. Siapakah yang akan mengerjakan?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan tersebut?

Sesungguhnya fungsi perencanaan bukan saja menetapkan hal-hal tersebut


tetapi juga termasuk di dalamnya budget. Pada dasarnya perencanaan kreatif
merupakan pekerjaan penentuan faktor-faktor, kekuatan, pengaruh, dan
hubungan-hubungan dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Semua
fungsi lainnya sangat bergantung pada fungsi ini. Fungsi lain tidak akan
berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat dan
kontinyu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik bergantung pada
pelaksanaan efektif pada fungsi-fungsi lain.
b. Organizing (pengorganisasian) Sarwoto memberikan pengertian
pengorganisasian secara umum yang diartikan sebagai keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab dan wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan Handoko mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah:
1) Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi
2) Perancangan dari pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja akan
dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan
3) Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian
4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk
melaksanakan tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana
ditetapkan, dibagi, dan dikoordinasikan.

c. Actuating (Pengarahan) Pengarahan adalah mengintegrasikan usaha-usaha


anggota pada suatu kelompok sedemikian, sehingga dengan selesainya tugas-
tugas yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan-tujuan
individual dan kelompok. Semua usaha kelompok memerlukan pengarahan,
kalau usaha itu akan berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok.
Pengarahan yang baik bukanlah kediktatoran oleh seorang pegawai dengan
memberikan informasi yang diperlukan mengenai kuantitas, kualitas, dan
batasbatas pemakaian waktu pekerjaannya tetapi partisipasi dari pegawai,
komunikasi yang mencukupi, dan kepemimpinan yang kuat, merupakan hal
penting bagi keberhasilan pengarahan
d. Controlling (Pengawasan) Controlling atau pengawasan, sering juga disebut
pengendalian pengawasan. Hal itu dapat dilakukan dengan kegiatan manajer
yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan
rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. Rencana yang
betapapun baiknya akan gagal sama sekali bilamana manajer tidak melakukan
pengawasan. Sehingga manajer harus memastikan bahwa tindakan para
anggota organisasi benar-benar membawa organisasi kearah tujuan yang telah
ditetapkan.
1. Inilah fungsi pengendalian dari manajemen yang mencakup empat unsur,
yaitu: menetapkan standar kinerja.
2. Mengukur kinerja yang telah ditetapkan.
3. Membandingkan kinerja dengan standar yang telah ditetapkan.
4. Mengambil tindakan untuk memperbaiki kalau ada penyimpangan.
Melalui fungsi pengendalian, manajer dapat menjaga organisasi tetap
melintas di atas rel yang benar.
e. Pentingnya Manajemen
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi. Semua usaha akan sia-sia dan
pencapaian tujuan akan lebih sulit apabila tanpa manajemen. Ada tiga alasan
utama diperlukannya manajemen:
1. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan
kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang
berkepentingan dalam organisasi.
3. Untuk mencapai efesiensi dan efektivitas, suatu organisasi dapat diukur
dengan banyak cara yang berbeda salah satu cara yang umum adalah
efisiensi dan efektivitas.
Pada mulanya manajemen tumbuh dan berkembang dikalangan industri
dan perusahaan (businness), akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya
ternyata sangat diperlukan dan bermanfaat bagi setiap usaha di berbagai
bidang. Pada zaman modern sekarang ini boleh dikatakan tidak ada suatu
usaha kerjasama manusia untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak
mempergunakan manajemen.
Organisasi tidak dapat lepas dari kegiatan manajemen mulai dari
perencanaan sampai dengan pengendalian, hal ini dikarenakan fungsi-
fungsi manajemen yang diterapkan oleh organisasi bertujuan agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan mudah dan jika terjadi penyimpangan
maka akan dapat segera diperbaiki. Karena fungsi pengendalian pada
manajemen dapat mengetahui dengan cepat jika terjadi penyimpangan.

Kesimpulan

Zakat merupakan ibadah yang memiliki dua sisi. Pada satu sisi zakat merupakan ibadah yang
berfungsi sebagai penyucian terhadap harta dan diri pemiliknya, pada sisi lain zakat
mengandung makna sosial yang tinggi. Dengan semakin luasnya objek zakat dengan jenis
usaha yang sangat variatif di bidang pertanian, perindustrian, peternakan dan profesi semakin
besar peluang untuk penggalangan dana dari sektor zakat. Akan tetapi kesuksesan dalam
penggalangan dana saja tidak akan mencapai sasaran, jika pendayagunaan dana zakat tidak
dikelola secara profesional. Manajemen pendayagunaan zakat berarti membahas usaha yang
saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik,
tepat dan terarah, sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan.

Anda mungkin juga menyukai