Anda di halaman 1dari 9

MATERI DASAR MATA KULIAH

MANAJEMEN LEMBAGA SOSIAL KEAGAMAAN

PENGERTIAN MANAJEMEN
Islam sangat memperhatikan pentingnya MANAJEMEN, hal ini sesuai pesan
sayyidina Ali ibn Thalib “Al haqqu bila nidham yablibuhul bathil bin nidham” yang artinya
”kebenaran yang tidak terorganisir atau tidak dikelola secara  dengan rapi akan dihancurkan
atau dikalahkan  oleh kebathilan /kejahatan  yang tersusun atau terorganisir secara rapi”.
Berarti hakekat manajemen adalah mengatur atau mengelola agar menajdi lebih baik dan
bermanfaat. Secara umum Manajemen diartikan  proses mengatur dan mengelola suatu obyek
baik  yang bersifat fisik maupun non fisik yang dilakukan secara sadar, terencana dan
sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada 4 (empat) hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam melihat manajemen yaitu ;
(1) Pekerjaan atau tugasnya harus jelas :Mengatur/mengelola
(2) Sasarannya atau  obyek harus jelas  (fisik non fisik)
(3) Prosesnya : dilakukan secara sadar, terencana dan sistematis
(4) Targetnya : mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut George R. Terry menjelaskan bahwa “manejemen adalah pencapaian tujuan
yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan orang lain.” Oleh sebab itu maka
berdasarkan pengertian tersebut, ada tiga hal, yang perlu diperhatikan dalam manajemen yaitu
: Pertama, manajemen sebagai ilmu pengetahuan bahwa manajemen memerlukan ilmu
pengetahuan. Kedua, manajemen sebagai seni dimana manajer harus memiliki seni atau
keterampilan me-manage. Ketiga, manajemen sebagai profesi, bahwa manajer yang
profesional bisa me-manage secara efektif dan efisien. Manajemen tidak hanya untuk
lembaga atau organisasi, tetapi kemampuan melakukan manajemen juga untuk kepentingan
pribadi dan keluarga. Sesuai firman Allah SWT dalam surat At Tahrim (66:6) “ Hai orang-
orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Alah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Setiap orang baik pemimpin formal, informal dan non formal harus mamiliki
pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan tugas yang telah dimiliki agar diri
pribadinya dan orang orang yang berada di dalam lingkunganya benar benar bisa terjaga dari
kehancuran.  Konsekuensinya, setiasp manusia harus mampu melaksanakan tugas pekerjaann
yang baik. Sesuai firman Allah SWT surah Al Insyirah 7-8  “Apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan), kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan
hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Manajemen harus mampu menghasilkan sesuatu yang buruk menjadi baik, sesuatu
yang tidak mampu menjadi mampu (berdaya), seseorang yang belum tahu atau paham
menjadi tahu dna paham, sesuatu yang kurang menjadi lengkap/sempurna, intinya semua yang
menjadi kewenangan harus menajdi indah, bermanfaat untuk semua. Hal ini sesuai firman
Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 14 “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yng
banyak berjenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(syurga)”.
Dalam menjalankan menejemen atau pengelolaan harus mampu memilih atau
mendelegasikan kepada orang yang tepat dalam artian kemampuan dna ketrampilannya. Salah
satu indikasi keberhasilan seseorang dalam menjalankan manajerial terletak bagaimana
memilih dan mempercayai orang lain. Jika sesuatu diserahkan tidak kepada orang yang tepat
maka akan rusak suatu urusan.  Seperti dalam sebuah hadis “ Apabila suatu  amanah
disia-siakan, maka tunggulah saat-saat kehancuran. (Abu Hurairah) bertanya:
Bagaimana meletakan amanah itu ya Rasulallh ? Beliau menjawab “ Apabila suatu
perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”.
(HR. Bukhari).
Berdasarkan asumsi dan dalil tersebut di atas, maka dapat dirinci, persyaratan seorang
manajer sekurang kurangnya memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan dan ketrampilan mengetahui karakter orang lain
2. Memiliki kemampuan dan ketrampilan menyusun perencanaan yang tepat
3. Memiliki kemampuan dan ketrampilan mengidentifikasi dan menyelesaikan
permasalahan (problem)
4. Memiliki kemampuan dan ketrampilan melakukan prediksi perkiraan perkembangan
masa mendatang.
Ada empat unsur yang selalu ada di dalam manajemen yaitu Organisasi, Kepemimpinan,
Hubungan antar manusia dan pengambilan keputusan;
Organisasi Kepemimpinan
Hubungan antar manusia Pengambilan keputusan
(Human Relations)  ( Decision Making)
Fungsi Manajemen
Manajemen adalah sebagai ilmu (sciences) dan juga bisa sebagai seni (art), artinya
manajemen dalam pelaksanaanya harus selalu memperhatikan situasi dan kondisi yang sesuai
dengan tujuan yang ditentukan. Oleh sebab itu manajemen memiliki berbagai macam fungsi
yang harus dipahami secara utuh dan konprehensif.
1. Fungsi manajemen menurut Henry Fayol. Ada lima fungsi manajemen yaitu Planning,
Organizing, Commanding, Coordinating dan Controling yang bias disebut
(POCCC).
2. Fungsi Manajemen menurut George Terry. Ada empat fungsi manajemen
yaitu Planning, Organizing, actuating, controlling yang biasa disebut (POAC).
3. Fungsi manajemen menurut F. Stoner. Ada empat fungsi manajemen yaitu Planning,
Organizing, Leading dan Controlling yang biasa disebut (POLC)
4. Fungsi Manajemen menurut Luther M Gullick. Ada delapan fungsi manajemen
yaitu Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting,
Budgetting, Controlling, atau biasa disebut (POSDCORBC)

Macam macam Manajer


Sebagai seorang manajer dalam menjalankan tuagsnya dapat dikelompokan dalam
beebrapa macam yaitu manajer yang baik, manajer yang fleksibel, manajer yang efektif dan
manajr yang efisien.
1. Manajer yang baik adalah manajer yang dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya tidak menyimpang dari teori atau ketentuan yang berlaku.
2. Manajer Fleksibel adalah manajer yang dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya selalu menyesuaikan dengan dinamika ilmu pengetahuan, teknologi dan
budaya.
3. Manajer yang efektif adalah manajer yang dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya mampu merealisasikan sesuai yang direncanakan atau sesuai yang
diprogramkan.
4. Manajer yang efisien adalah manajer yang dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya memperoleh dukungan atau kepuasan dari bawahan.

DEFINISI LEMAGA SOSIAL KEAGAMAAN


Menurut Bruce J.
Menurut Bruce J, lembaga sosial keagamaan adalah lembaga yang bertujuan mengatur
kehidupan manusia dan agama, sehingga terciptanya tatanan sosial yang tertib dengan
solidaritas kelompok yang kuat.
Emile Durkheim
Pengertian lembaga agama menurut Emile Durkheim adalah suatu sistem yang didalamnya
terdapat praktek yang berhubungan dengan agama, kepercayaan dan hal-hal suci yang
berguna untuk mempersatukan umat.
Pengertian Lembaga Sosial Keagamaan
Lembaga soaial keagamaan adalah lembaga yang mengatur hidup/kehidupan atau tingkah
laku manusia yang berkaitan dalam hidup beragama.
Selain itu pengertian lembaga agama adalah organisasi yang dibentuk oleh umat beragama
dengan maksud memajukan kepentingan hidup beragama yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ciri-Ciri Lembaga Sosial Keagamaan
Berikut merupakan sebuah ciri-ciri dari lembaga sosial keagamaan menurut Gillin and
Gillin, ialah:
1. Biasanya dapat terwujud atas sebuah pola atau aktivitas yang dapat tumbuh dalam
sebuah kehidupan bermasyarakat.
2. Bisanya aktivitas dan pola tersebut sudah akan berlangsung dengan terbilang cukup
lama hingga dapat mempunyai sebuah kekalana yang begitu sulit sebagai dibantah.
3. Mempunyai sebuah beberapa tujuan.
4. Mempunyai sebuah logo atau lambang yang dapat disepakati oleh bersama sebagai
mewakili sebuah tujuan dalam beberapa lembaga tersebut.
5. Tujuannya yakni dapat tercantum secara tertulis dengan proses peraturan atau hukum
nya , yakni dengan cara tertulis ataupun tidak tertulis.
Dalam lembaga ini, terdiri atas kalangan masyarakat yang dapat bersatu sebagai dapat
membentuk persatuan berdasarkan visi dan misi bersama, atau institusi di mana terdapat
sejumlah hubungan nilai, norma, dan kepercayaan yang nyata
Macam Dan Contoh Lembaga sosial keagamaan
1. Islam : Majelis Ulama Indonesia (MUI)
2. Kristen : Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI)
3. Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
4. Hindu : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
5. Buddha : Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi)
6. Khonghucu : Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin)
7. Lembaga Wanita Katolik (WK)
8. Lembaga Pendoa Rosario (legio maria)
Unsur-Unsur Lembaga Sosial keagamaan:
Beberapa ilmuwan seperti Light, Killer, dan Calhoun (1989), memusatkan perhatian
pada unsur-unsur dasar suatu agama, yaitu sebagai berikut.
 1. Kepercayaan
Setiap agama pasti memiliki kepecayaan seperti percaya kepada Tuhan, nabi-nabi, dan kitab.
 2. Simbol
Setiap agama mengenal berbagai lambang atau simbol, baik itu berupa pakaian, ucapan,
tulisan maupun tindakan.
 3. Praktek Keagamaan
Setiap ajaran agama yang ada memiliki praktek keagamaan seperti sholat, kebaktian, puasa,
semedi, dan lain sebagainya.
 4. Pemeluk/Umat
Agama memiliki sejumlah pemeluk/ pengikut.
 5. Pengalaman keagamaan
Setiap pemeluk agama memiliki beberapa bentuk pengalaman keagamaan

Fungsi Lembaga sosial Agama


1. Untuk Sebagai pedoman hidup
2. Sebagai Sumber kebenaran
3. Sebagai pengatur tata cara hubungan antara manusia dengan manusia dengan Tuhan
4. Sebagai Tuntunan prinsip benar dan salah
5. Sebagai pedoman pengungkapan suatu perasaan persaudaraan didalam sebuah agama
yang diwajibkan berbuat baik terhadap sesama manusia.
6. Sebagai pedoman keyakinan manusia yang melakukan perbuatan baik yang harus
selalu disertai dengan sebuah keyakinan bahwa perbuatannya ialah kewajiban dari
Tuhan dan yakin perbuatannya itu akan mendapatkan suatu pahala,
meskipun perbuatnnya sekecil apapun.
7. Sebagai pedoman Keberadaan yang pada hakikatnya makhluk hidup didunia ini
merupakan ciptaan tuhan.
8. Sebagai pengungkapan perasaan suatu nilai estetika manusia yang cenderung
menyukai keindahan karena keindahan merupakan bagian dari jiwa manusia.
9. Sebagai pedoman buat rekreasi dan hiburan. Dalam mencari suatu kepuasan batin
yang melalui rekreasi dan hiburan, tidak melanggar suatu kaidah-kaidah agama.
Proses Terbentuknya Lembaga Sosial Keagamaan
Timbulnya institusi social dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :
1- Secara Tidak Terencana
Secara tidak terencana maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam
kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat dihadapkan pada masalah
atau hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting.
Contohnya adalah dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu barang
orang menggunakan system barter , namun karena dianggap sudah tidak efisien dan
menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai alat pembayaran yang diakui masyarakat, hingga
muncul lembaga ekonomi seperti bank dan sebagainya.
2- Secara Terencana
Secara terencana maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan
yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang memiliki kekuasaan dan
wewenang. Contohnya lembaga transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk
mengatasi permasalahan kepadatan penduduk.
Singkat kata bahwa proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu yang saling
membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik kemudian timbul aturan yang
disebut norma kemasyarakatan. Norma kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk
lembaga social.
Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan istilah yang
berhubugnan dengan ”seperangkat aturan/ norma yang berfungsi untuk anggota
masyarakatnya”. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan/ norma yang berfungsi untuk
anggota masyarakatnya itu, terdapat dua istilah yang digunakan, yaitu ”social institution” dan
”lembaga kemasyarakatan”. Mana yang benar? Tentu semunya tidak ada yang salah,
semuanya benar.

Ciri-Ciri Lembaga Sosial Keagamaan


       Sebuah lembaga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Formalitas, merupakan ciri lembaga sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan
tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan,
tujuan, strategi, dan seterusnya.
2. Hierarkhi, merupakan ciri lembaga yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan
dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki
kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada
lembaga tersebut.
3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya lembaga sosial memiliki
banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung
(impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu lembaga lebih lama
daripada keanggotaan orang-orang dalam lembaga itu.

Tipe-tipe Lembaga Sosial keagamaan


Tipe-Tipe Lembaga Sosial adalah sebagai berikut:
 Berdasarkan Perkembangannya dalam masyarakat:
1. Crescive Institution : Tidak sengaja tumbuh dalam masyarakat melainkan karena adat
istiadat masyarakat tertentu. contohnya lembaga perkawinan.
2. Enacted Institution : Sengaja dibentuk dalam masyarakat. contohnya lembaga
pendidikan.
 Berdasarkan kepentingannya dalam masyarakat
1. Basic Institution : lembaga sosial yang penting keberadaannya dalam masyarakat.
contohnya lembaga pendidikan dan lembaga keluarga.
2. Subsidiary Institution : lembaga sosial yang tidak terlalu penting. contohnya rekreasi.
 Berdasarkan penerimannya dalam masyarakat
1. Approved/ Sanctioned Institution : diterima masyarakat. contohnya lembaga
pendidikan.
2. Unsanctioned Institution : tidak diterima masyarakat. contohnya pelacuran.
 Berdasarkan popularitasnya
1. General Institution : dikenal dunia secara luas. contohnya lembaga agama.
2. Restricted Institution : dikenal hanya oleh kalangan tertentu saja. contohnya lembaga
agama Islam, Kristen, Hindu dll.
 Berdasarkan tujuannya
1. Operative Institution : didirikan untuk tujuan tertentu. contohnya lembaga industri.
2. Regulative Institution : didirikan untuk mengawasi masyarakat. contohnya lembaga
hukum dan kejaksaan.

Fungsi Lembaga Sosial Keagamaan


Bahwa lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus
bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau
berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan
pemenuhan kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
Tujuan Lembaga Sosial Keagamaan
Tujuan lembaga sosial adalah:
1. Lembaga sosial yang memenuhi kebutuhan sosial dan kekerabatan (domestic institution)
Contoh: perkawinan, keluarga dan pengasuhan anak.
2. Lembaga sosial yang berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian
hidup, memproduksi, menimbun, dan memdistribusikan barang. Contoh: pertanian,
perikanan, perternakan, koprasi dan perdagangan.
3. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan. Contohnya, SD, SMP,
SMA, perguruan tingi, tempat-tempat kursus, dan pesantren.
4. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manuaia (scientific
institution) Contohnya: ilmu pengetahuan, metode ilmiah, dan penelitian.
5. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan rohani atau batin dalam dalam
menyatakan rasa keindahan dan kreasi.
6. Lembaga sosial yangbertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan
Tuhan (religious institution), contoh: pura, mesjid, gereja, mecaru, odalan, mekarya,
tahlilan, kebaktian dan sebagainya.
7. Lembaga sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan untk mengatur kehidupan
berkelompok serta bernegara (political institution) contoh: pemerintahan, kepolisian,
kehakiman, dan partai politik.
8. Lemaga sosial uyang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani manusia (somatic
institution) contoh: pemeliharaan kesehatan, kecantikan, dan kedokteran.

Komponen Lembaga Sosial Keagamaan


1. Norma sosial, yaitu suatu ketentuan yang menjadi dasar pedoman pengaturan perilaku
2. Organisasi sosial, yaitu institusi yang merupakan wadah untuk menyelenggarakan
pengaturan pemenuhan kebutuhan warga masyarakat berdasarkan norma sosial yang ada
3. Personil-personil pelaksana, yaitu orang-orang yang ditugasi secara khusus untuk
menyelenggarakan pengaturan perilaku berdasarkan norma sosial tersbut.

Karakteristik Lembaga Sosial Keagamaan


Untuk memahami lembaga sosial lebih lanjut kita perlu mengenali karakteristik umum
dari lembaga sosial yang dikemukakan oleh Gillin and Gillin :
1. Lembaga sosial terdiri dari seperangkat organisasi dari pemikiran-pemmikiran dan pola-
pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemsyarakatan. Karakteristik
ini menegaskan bahwa lembaga sosial terdiri dari sekumpulan norma-norma sosial dan
peran sosial dalam kehidupan bermaysrakat.
2. Lembaga sosial relatif memiliki tingkt kekekalan tertentu. Artinya, pramata sosial itu
pada umumnya mempunyai daya tahan tertentu yang tidak akan lenyap dalam kehidupan
bermasyarakat.
3. Lembaga sosial mempunyai tujuan yang ingin dicapai atau diwujudkan, tujuan dasarnya
adalah merupakan pedoman serta arah yang ingin dicapai.oleh karena itu, tujuan akan
motivasi ataupun mendorong manusia untuk mengusahakan serta bertindak agar tujuan
itu dapat terwujud.
4. Lembaga sosial merupakan alat-alat kelengkapan yang dipergunakan untuk mencapai
tujuannya. Alat-alat kelengakapan lembaga sosial bermaksud agar dapat melaksanakan
fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Lembaga sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang tersendiri. Lambang-
lambang tersebut merupakan spesifikasi dari suatu lembaga sosial, juga tidak jarang
dimaksudkan untuk pencerminan secara simbolis yang menggambarkan tujuan dan fungsi
lembaga yang bersangkutan.
6. Lembaga sosial memiliki dokumen baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dokumen ini
bertujuan menjadi suatu landasan atau pangkal tolak untuk mencapai tujuan serta
melaksanakan fungsinya.
Jenis-Jenis Lembaga Sosial Keagamaan
 Setelah membahas tentang tipe-tipe lembaga sosial, selanjutnya akan dibahas lagi tentang
jenis-jenis lembaga sosial secara mendalam sebagai berikut :
 Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga adalah merupakan lembaga yang penting. Di masyarakat mana pun
keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari
kegiatan dalam kehidupan individu. Lembaga keluarga juga dapat digolongkan menjadi
lembaga primer, karena para anggotanya saling mengadakan kontak langsung dan adanya
keintiman dari para anggotanya.
          Lembaga keluarga memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi pengaturan keturunan
2. Fungsi sosialisasi atau pendidikan
3. Fungsi ekonomi atau unit produksi
4. Fungsi pelindung atau proteksi
5. Fungsi penentuan status
6. Fungsi pemeliharaan
7. Fungsi afeksi.

 Lembaga Sosial Keagamaan


Lembaga agama adalah merupakan salah satu lembaga penting yang mengatur kehidupan
manusia. Menurut Durkheim (1966) agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kepercayaan dan praktik
tersebut mempersatukan semua orang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang
dinamakan umat.
      Lembaga sosial Agama berfungsi sebagai berikut :
1. Sumber pedoman hidup bagi Individu maupun kelompok.
2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan manusi dan manusia dengan tuhan.
3. Merupakan tuntutan tentang prinsip benar ataub salah untuk menghindari perilaku
menyimpang.
4. Pedoman untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yang mewajibkan untuk selalu
berbuat baikdengan sesamanya dan lingkungannya.
5. Pedoman perasaan keyakinan.
6. Pedoman keberadaan.
7. Pengungkapan keindahan.
8. Pedoman reaksi dan hiburan.
9. Memberikan identiras kepada manusia sebagai bagian dari suatu agama.
 Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi adalah sarana yang distandarisasi untuk memlihara ketertiban dalam
proses produksi dan distribusi barang serta jasa. Menurut Jonathan M. Turner, yang dimaksud
lembaga ekonomi adalah sekelompok status sosial, norma umum dan peran relatif stabil dan
saling berhubungan di sekitar pengumpulan sumber-sumber daya produksi dan distribusi
barang serta jasa.
Secara umum fungsi manifes (nyata) lembaga ekonomi adalah mengatur hubungan antar
pelaku ekonomi dan meningkatkan produktivitas ekonomi semaksimal mungkin. Lembaga
ekonomi juga berfungsi untuk mengatur distribusi serta pemakaian barang dan jasa yang
diperlukan bgi kelangsungan hidup manusia. Selain fungsi yang telah disebutkan di atas.
lembaga Ekonomi juga memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan.
2. Memberi pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter.
3. Memberi pedoman tentang harga jual beli barang.
4. Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja.
5. Memberi pedoman tentang cara pengupahan.
6. Memberi pedoman tentang cara pemutusan hubungan
7. Memberi identitas diri bagi masyarakat.
 Lembaga Politik
Aristoteles menyebut lembaga politik sebagai polis atau asosiasi politik yang diartikannya
sebagai asosiasi politik yang diartikannya sebagai asosiasi yang paling berdaulat yang mampu
memenuhi kebutuhan sendiri. Dengan demikian istilah lembaga pemerintahan, politik, negara,
maksudnya sama dan disebut sebagai lembaga politik, karena dalam istilah politik sudah
tercakup istilah pemerintah, negara,kekuasaan, kebijaksanaan, dan sebagainya.
Lembaga politik pada dasarnya selalu memiliki empat fungsi, yaitu :
1. Fungsi pemaksaan norma (enforcement norms).
2. Fungsi merencanakan dan mengarahkan ( planning and direction).
3. Fungsi menengahi pertentangan kepentingan (arbitration of conflicting interest)
4. Fungsi melindungi masyarakat dari serangan musuh dari luar.
 Lembaga Pendidikan
Kebutuhan akan intensitas pengetahuan atau pendidikan pada tiap masyarakat tertentu
berbeda, pada msyarakat sederhana, pengetahuan dan keterampilan seseorang cukup di dapat
atau diperoleh dari keluarga atau kerabatnya. Namun sejalan dengan perkembangan zaman,
kebutuhan manusia bertambah pula. Dikenalnya pembagian kerja yang menuntut keahlian
tertentu dalam berbagai proses produksi mendorong masyarakat untuk memperdalam
pengetahuannya. Sehingga dibentuklah lembaga pendidikan formal sebegai pelengkap
lembaga pendidikan non-formal.
  
Faktor-Faktor Terbentuknya Lembaga Sosial Keagamaan
     Faktor-Faktor yang mendorong terbentuknya lembaga sosial, antara lain sebagai berikut:
1. Adanya keinginan untuk mewujudkan keadaan hari esok yang lebih baik serta
menjamin kelangsungan hidup masyarakat.
2. Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan mendasar,
kebutuhan sosial maupun kebutuhan integratif.
3. Untuk mewujudkan efisiensi kerja dari setiap individu yang dapat didelegasikan
kapada lembaga-lembaga sosial tertentu untuk mewakilinya.

Anda mungkin juga menyukai