Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Islam

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.

Pengaturan dilakukan melalui proses dan l 1iterature berdasarkan urutan dari

fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk

mewujudkan tujuan yang diinginkan .

Menurut Mary Parker Follet (188-1933), manajemen diartikan sebagai The

art of getting things done through people. One can also think of manajement

functionally, as the action of measuring a quality on a regular basis and af

adjusting some initial plan; or as the actions taken to reach one’s intended goal.

This applies even in situations where palnning does not take place. Artinya lebih

dekat pada seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini

berarti bahwa seseorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai tujuan organisasi.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk

mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan

dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas

yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan sesuai dengan jadwal.

Dari beberapa pengertian manajemen di atas, yang terjemahanya dalam

bahasa Indonesia hingga saat ini memang belum ada keseragaman. Selanjutnya,
1
Rizal Ibnuza https://www.academia.edu/27224843/Manajemen_dalam_Islam
bila kita mempelajari literature manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah

manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu: a) Manajemen sebagai suatu

proses, b) Manajemen sebagai kolektivitas oran2g-orang yang melakukan aktivitas

manajemen, dan c) Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu

pengetahuan (Science).

1. Manajemen sebagai suatu proses. Pengertian manajemen sebagai suatu

proses dapat dilihat dari pengertian menurut :

 Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana

pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.

 Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan

melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang

dilakukan individu untuk mencapai tujuan.

 Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah

ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.

2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia

Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari

orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen,

sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau

berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer.

3. Manajemen sebagai ilmu ( Science ) dan sebagai seni

Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni. Mengapa disebut demikian?

sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu
2
Rizal Ibnuza https://www.academia.edu/27224843/Manajemen_dalam_Islam
pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi

suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala

manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah

yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam bentuk

suatu teori .

2. Manajemen Menurut Islam

Kalau kita telusuri sejarah, perjuangan Nabi Muhammad SAW sungguh

merupakan suatu fenomena yang spektakuler. Dirinya mampu membentuk suatu

peradaban terbesar hanya dalam kurun waktu 23 tahun. Wakt yang sangat singkat

untuk membentuk peradaban yang begitu kokoh dan terbesar luas hingga kini.

Dapat kita renungkan bahwa kesuksesan tersebut tentu tidak mungkin terjadi

tanpa adanya manajemen yang baik-walaupun pada waktu itu belum muncul yang

namanya istilah manajemen. Sekarang ini, manajemen merupakan istilah yang

sudah dipahami dan dimengerti oleh manusia secara luas . Dalam sebuah hadits

disebutkan:3

(‫ان اهلل حيب الدين يقثلزن ف سبيله صفا كاء هنم بنني )مر صو ص‬

“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu

pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas, dan tuntas).” (HR.Thbrani)

Pembahasan pertama dalam manajemen sayari’ah adalah perilaku yang

terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Jika setiap perilaku orang

yang terlibat dalam sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka

3
Rizal Ibnuza https://www.academia.edu/27224843/Manajemen_dalam_Islam
diharapkan perilakunya akan terkendali dan tidak terjadi perilaku KKN (korupsi,

kolusi, nepotisme) karena menyadari adanya pengawasan dari Allah SWT.

Hal ini berbeda dengan perilaku dalam manajemen konvensional yang

sama sekali tidak terkait bahkan terlepas dari nilai-nilai tauhid. Orang-orang yang

menerapkan manajemen konvensional tidak merasa adanya pengawasan melekat,

kecuali semata mata pengawasan dari pemimpin atau atasan. Setiap kegiatan

dalam manajemen syari’ah di upayakan menjadi amal soleh yang bernilai abadi .

Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil.

Batasan adil adalah pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak

merugikan pimpinan maupun perusahaan yang di tempati. Bentuk penganiayaan

yang dimaksudkan adalah mengurangi atau tidak memberikan hak bawahan dan

memaksa bawahan untuk 4bekerja melebihi ketentuan. Seyogyanya kesepakatan

kerja dibuat untuk kepentingan bersama antara pimpinan dan bawahan. Jika

seorang manajer mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang

ditentukan, maka sebena5rnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya. Dan ini

sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam .

Manajemen islam harus didasari nilai-nilai dan etika islam. Islam yang

ditawarkan berlaku universal tanpa mengenal ras dan agama. Boleh saja berbisnis

dengan label islam dengan segala labelnya, namun bila nilai-nilai dan akhlak

islam dalam melakukan bisnis tersebut ditinggalkan, maka tidaklah lagi pantas

dianggap sebagai islam .

4
Rizal Ibnuza https://www.academia.edu/27224843/Manajemen_dalam_Islam
5
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan

melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar

dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.” (az-Zalzalah:7-8).

Agama islam sebagai agama yang sempurna (kaffah) telah memberikan

ketentuan-ketentuan bagi umat manusia dalam melakukan aktivitasnya di dunia,

termasuk dalam bidang perekonomian. Semua ketentuan diarahkan agar setiap

individu dalam melakukan aktivitasnya dapat selaras dengan nilai-nilai yang

terdapat dalam Al-qur’an dan al-Hadis. Dengan berpegang pada aturan-aturan

islam, manusia dapat mencapai tujuan yang tidak semata-mata bersifat materi

melainkan juga yang bersifat rohani, yang didasarkan pada falah (kesejahteraan) .

Muhammad Hidayat, seorang konsultan bisnis syariah, menekankan

pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan dalam manajemen Islam. Nabi

Muhammad SAW adalah seorang yang sangat terpercaya dalam menjalankan

manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW,

adalah menempatkan manusia bukan sebagai faktor produksi yang semata diperas

tenaganya untuk mengejar target produksi.

Nabi Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan

(mantain) kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya

hubungan sesaat. 6Salah satu kebiasaan Nabi adalah memberikan reward atas

kreativitas dan prestasi yang ditunjukkan stafnya.

Menurut Hidayat, manajemen Islam pun tidak mengenal perbedaan

perlakuan (diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad

65
Rizal Ibnuza https://www.academia.edu/27224843/Manajemen_dalam_Islam
SAW bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan

bahwa Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen .

Menurut Abu Sin untuk dapat dikategorikan manajemen islam ada empat

hal yang harus dipenuhi.

Pertama, manajemen isami harus didasari nilai-nilai dan akhlak islami. Etika

bisnis yang ditawarkan salafy dan salam berlaku universal tanpa mengenal ras dan

agama. Boleh saja berbisnis dengan label islam dengan segala atributnya, namun

bila nilai-nilai dan akhlak berbisnis ditinggalkan, cepat atau lambat bisnisnya akan

hancur.

Kedua, kompensasi ekonomis dan penekanan terpenuhinya kebutuhan dasar

pekerja. Cukuplah menjadi suatu kezaliman bila perusahaan memanipulasi

semangat jihad seorang pekerja dengan menahan haknya, kemudian

menghiburnya dengan mengiming-iming pahala yang besar. Urusan pahala, Allah

yang mengatur. Urusan kompensasi ekonomis, kewajiban perusahaan

membayarnya.

Ketiga, faktor kemanusiaan dan spiritual sama pentingnya dengan kompensasi

ekonomis. Pekerja di perlakukan dengan hormat dan diikutsertakan dalam

pengambilan keputusan. Tingkat partisipaif pekerja tergantung pada intelektual

dan kematangan psikologisnya. Bila hak-hak ekonomisnya tidak ditahan, pekerja

dengan semangat jihad akan mau dan mampu melaksanakan tugasnya jauh

melebihi kewajiban.i
Keempat, sistem dan struktur organisasi sama pentingnya, kedekatan atasan dan

bawahan dalam ukhuwah islamiyah, tidak berarti menghilangkan otoritas formal

dan ketaatan pada atasan selama tidak bersangkut dosa .

B. Ayat Ayat Tentang Manajemen Islam

Ayat-ayat tentang manajemen dikompilasi melalui klasifikasi- klasifikasi

berdasarkan pada teoretis manajemen yang bermula dari pengertian atau arti

manajemen, unsur-unsur manajemen, prinsip-prinsip manajemen dan fungsi-

fungsi manajemen. Adapun ayat-ayat Alquran tersebut diuaraikan sebagai

berikut:

1. Arti Manajemen

Berdasarkan arti manajemen tersebut, ditemukan banyak ayat yang terkait.

Banyat ayat Alquran yang menerangkan tentang arti manajemen secara tidak

langsung. Adapun diantara ayat- ayat tersebut yaitu:


i

Anda mungkin juga menyukai