Istilah paradigma pertama kali dilontarkan oleh Thomas S. Kuhn dalam bukunya The
Structure of Scientific Revolutions. Kemudian berkembang kedalam seluruh aspek
kehidupan manusia, baik dalam manajemen formal dalam artian manajemen milik
pemerintah secara resmi maupun manajemen informal atau manajemen yang dibentuk
tidak secara resmi.2 Paradigma adalah suatu pandangan yang disepakati dari seluruh
suatu angggota yang menjalankan suatu manajemen baik formal ataupun informal.
PARADIGMA MANAJEMEN SYARIAH ADALAH
Adapun pengertian manajemen syariah menurut Khoiril Arief adalah suatu pengelolaan
untuk memperoleh hasil optimal yang bermuara pada pencrian keridhaan Allah. Oleh
sebab itu, maka segala sesuatu yang diambil dalam menjalankan manajemen tersebut
harus berdasarkan aturan- aturan Allah yang tertuang dalam Al-qur’an, hadis dan
beberapa contoh yang dilakukan oleh para sahabat. Maka, isi dari manajemen syariah
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu manajemen konvensional yang
diwarnai dengan aturan Al-qur’an, hadis, dan kisah- kiah para sahabat.
3 LANDASAN PARADIGMA MANEJEMEN SYARIAH
1. Teologi Manajemen Syariah
Manajemen dalam pandangan ajaran Islam mengandung pengertian segala sesuatu harus
dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Prosesnya harus diikuti dengan baik.
Segala sesuatu tidak boleh asal- asalan.3 Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah
SAW: sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu
pekerjaan, dilakukan secara ihsan (tepat, teratur, jelas, dan tuntas)” (HR. Thabarani).
3 LANDASAN PARADIGMA MANEJEMEN
SYARIAH
2. Budaya Manajemen Syariah
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan Rasulullah SAW dalam melaksanakan tugasnya
sebaga pemimpin, beliau sangat mengutamakan akhlak. Akhlak merupakan faktor utama dari semua
aktivitas yang dilakukan oleh Rasul. Dalam konteks kekinian yang di sebut akhlak ialah Emotional
Quotient atau kecerdasan emosional.
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan, EQ menjadi sumber utama terbangunnya kredibilitas dan
kabilitas. Banyak orang yang menduduki jabatan pemimpin yang gagal dalam melaksanakan
kepemimpinannya karena mereka memiliki EQ rendah, sehingga menghalalkan segala cara dalam
mencapai tujuan.
Budaya manajemen syariah yang dimaksud yaitu :
b. Mengutamakan Pembelajaran
Mengutamakan pembelajaran bagi seorang pemimpin tidak dapat di nafikan, karena problem kehidupa
dalam suatu organisasi seperti organisasi bisnis memerlukan solusi yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
Sebagai contoh misalnya kepemimpinan Rasulullah SAW dalam berbisnis sejak menjalani magang
dengan pamannya hingga mandiri dan sampai puncak karirnya di usia 35 tahun. Beliau menggunakan
metode : Meniru (copy paste), coba dan coba lagi (Trial and error ), Pengondisian (Conditioning),
Berpikir (Thinking).
Budaya manajemen syariah yang dimaksud yaitu :
c. Mengutamakan Pelayanan
Dalam menjalankan tugas kepemimpinannya di bidang bisnis, Rasulullah memberi contoh perlunya
mengutamakan pelayanan yang menjadi naluri akhlaknya. Dalam mengutamakan pelayanan terhadap
umatnya Rasulullah SAW menjalankan pola layanan seperti :
a. murah senyum
b. Ramah
c. Menepati janji
d. adil
e. mengutamakan silahturahmi kemitraan
f. internalisasi keagamaan
3. Landasan moral manajemen syariah
Disini seorang pemimpin tidak boleh lupa bahwa apapun yang ia lakukan
dalam menjalankan tugas kepemimpinannya ia tidak pernah luput dari
pantauan Allah sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Zalzalah 7-8:
d. Cerdas
e. Komunikatif
Manajemen syariah merupakan suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil optimal yang
berujung pada keridhaan Allah, ataupun segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu
manajemen konvensional yang diwarnai dengan aturan al-Qur’an dan hadis. Sedangkan
paradigma adalah suatu pandangan yang disepakati dari seluruh suatu anggota yang
menjalankan suatu manajemen baik formal ataupun informal. Dapat disimpulkan bahwa
paradigma manajemen syariah adalah suatu pandangan yang dibangun atas tiga ranah yang
meliputi manajemen, etika, dan spritualitas yang selalu berhubungan. Dalam paradigma syariah
terdapat tiga landasan, yaitu teologi manajemen syariah, budaya manajemen syariah, dan
landasan moral manajemen syariah.
KESIMP U L AN
Karakteristik manajemen syariah memiliki relasi yang kuat dengan sistim sosial
karena berlandaskan etika dan akhlak. Maka dari itu, paradigma yang terbangun
dalam teori manajemen syari‟ah adalah kegiatan berpikir, merencanakan,
memimpin dan mengendalikan suatu organisasi untuk mencapai tujuan maqashid
syari’ah yakni merealisasikan kemaslahatan bagi segenap umat manusia.
Terima
kasih!
Semoga hari
Anda luar biasa.