Anda di halaman 1dari 14

MODUL 1

MANAJEMEN PEMASARAN SYARIAH


Tema 1: Pendahuluan dan Konsep Umum Pemasaran
Syariah

Manajemen Bisnis Syariah


2021
A. Pendahuluan

Pemasaran atau Marketing merupakan istilah yang


sudah sangat populer di masyarakat, khususnya para
pebisnis. Marketing memiliki peran penting dalam peta
bisnis suatu perusahaan dan berkontribusi terhadap
strategi produk. Perusahaan baik berskala nasional
ataupun internasional sangat membutuhkan seorang
marketer atau penjual yang handal untuk memasarkan
produk atau jasa, sehingga dengan mudah menarik minat
masyarakat untuk menggunakan produk atau jasanya.
Keberhasilan suatu produk diterima oleh target pasar
tidak hanya ditentukan oleh murahnya cost atau kualitas
yang ditawarkan, namun sangat ditentukan juga oleh
strategi pemasaran yang dilakukan. Secara umum
Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses sosial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain1.

Pemasaran secara teknis menurut Mc Carthy


menyangkut perencanaan secara efisien konsumenan
sumber-sumber dan pendistribusian barang dan jasa dari
produsen ke konsumen, sehingga tujuan kedua pihak

1 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Indonesia: PT Macanan Jaya


Cemerlang, 2002), 15
(produsen dan konsumen) tercapai. Mc Carthy secara
tegas menyatakan bahwa pemasaran menunjukkan
performance kegiatan bisnis yang menyangkut
penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen,
untuk memuaskan konsumen dan mencapai tujuan
produsen2. Manajemen Pemasaran memiliki banyak
sekali fungsi yang memberikan informasi penting terkait
proses kegiatan ekonomi. secara umum fungsi pemasaran
diantaranya adalah (1) Melakukan suatu riset terhadap
konsumen, (2) Melakukan distribusi suatu produk atau
barang (3) Memberikan layanan atau service yang baik
kepada pelanggan (4) Meningkatkan dan
mengembangkan suatu produk (4) Menetapkan suatu
harga (5) Membuat suatu kegiatan pemasaran menjadi
lebih efektif dan efisien (6) Mengevaluasi suatu strategi
promosi dan distribusi (7) Menjalin suatu komunikasi
dengan konsumen (8) Memenuhi suatu kebutuhan
konsumen dan pasar. Dari beberapa fungsi tersebut dapat
digunakan sebagai pebisnis untuk melakukan kegiatan
ekonomi secara efektif dan efisien.

Manajemen pemasaran oleh pebisnis tentu harus


dilakukan dengan cara - cara ideal. Selain dari sudut
pandang teori ekonomi, pemasaran juga harus didasarkan
pada aspek nilai – nilai syariah Islam. sehingga pebisnis

2 Marwan Asri, Marketing (Yogyakarta: UPP-AMP YKNPN, 1991),14.


saat memasarkan produknya tidak hanya berorientasi
pada profit saja, tetapi ada aspek benefit atau
kemaslahatan yang didapatkan. Maka dari itu, perlu
adanya pembelajaran mengenai konsep pemasaran yang
sesuai dengan syariat Islam.

B. Konsep Pemasaran Syariah.

Pemasaran dalam perspektif Islam merupakan


suatu yang sangat penting dalam upaya mewujudkan
ekonomi yang ideal. dalam Al-Qur’an menjelaskan konsep
pemasaran dalam arti yang sangat luas. Tekanan Al-
Qur’an diarahkan pada manfaat barang yang diproduksi.
Barang tersebut harus mempunyai hubungan dengan
kebutuhan hidup manusia dan memberikan manfaat dari
barang yang diproduksi. Sejak zaman Rasulullah Islam
telah mengajarkan tentang cara pemasaran yang sesuai
dengan ajaran Islam, termasuk dalam ruang lingkup
bisnis3.

Pemasaran syariah merupakan sebuah disiplin


bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan values dari suatu inisiator
kepada stakeholder-nya, yang dalam keseluruhannya
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip

3 Abdurahman Zen, Strategi Genius Marketing ala Rasulullah, (DIVA Press,


Jogjakarta, 2011), hlm. 16
muamalah dalam Islam4. Pengertian lain dari pemasaran
syariah menurut Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa
adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values
dari satu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip-
prinsip al-Qur’an dan hadis5.

Pemasaran memainkan peran yang sangat penting


dalam memenuhi kebutuhan konsumen, disamping
pencapaian tujuan perusahaan. Dalam memenuhi tujuan
ini, seorang pemasar muslim harus memastikan bahwa
semua aspek kegiatan pemasaran, seperti perencanaan
barang dan jasa, harga dan strategi distribusi, seperti
halnya teknik promosi yang digunakan, haruslah sesuai
dengan tuntunan al-Quran dan as-Sunnah.

Pemasaran Syariah yang secara teknis hampir mirip


dengan pemasaran konvensional akan terlihat berbeda
jika dilihat dari karakter dan prinsipnya. Pemasaran
syariah akan terlihat dari konsep dasarnya yang merujuk
pada konsep dasar fiqih muamalah, yang salah satunya
adalah kaidah Al-ashlu fil-muamalah alibahah illa

4 Aziz Hakim Muhammad, Sistem Oprasional Pemasaran Syariah, (Renaisan,


Jakarta, 2007), hlm. 15
5 Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah:

Menanamkan Nilai dan Praktis Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung:


Alfabeta), hlm. 340
ayyadulla dalilun ‟ala tahrimiha”. Maksud dari kaidah
tersebut adalah pada dasarnya semua bentuk muamalah
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Sehingga dari kaidah tersebut jika diadobsi untuk
menggambarkan manajemen pemasaran syariah akan
dirumuskan dalam bentuk marketing mix versi syariah.
Berikut penjelasan mengenai marketing mix dalam
perspektif syariah Islam6.

1. Produk (Product)

Ada tiga hal yang perlu dipenuhi dalam menawarkan


sebuah produk; (1) produk yang ditawarkan memiliki
kejelasan barang, kejelasan ukuran/ takaran, kejelasan
komposisi, tidak rusak/ kadaluarsa dan menggunakan
bahan yang baik, (2) produk yang diperjual-belikan adalah
produk yang halal dan (3) dalam promosi maupun iklan
tidak melakukan kebohongan. Ketiga hal tersebut
merupakan elemen yang harus diupayakan oleh muslim
saat memasarkan produknya.

2. Harga (Price)

Terhadap pelanggan, harga akan disajikan secara


kompetitif. Dalam artian bahwa harga harus benar-benar
kompetitif antara pebisnis satu dengan yang lainnya.
Islam sependapat dengan penentuan harga yang

6 Thorik Gunar dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, 172


kompetitif. Namun dalam menentukan harga tidak boleh
menggunakan cara-cara yang merugikan pebisnis lainnya.
Islam tentu memperbolehkan pedagang untuk
mengambil keuntungan, karena hakekat dari berdagang
adalah untuk mencari keuntungan. Namun, untuk
mengambil keuntungan janganlah berlebih-lebihan.

3. Tempat (Place)

Dalam menentukan place atau saluran distribusi,


perusahaan Islami harus mengutamakan tempat-tempat
yang sesuai dengan target market, sehingga dapat efektif
dan efisien. Sehingga pada intinya, dalam menentukan
marketing-mix harus didasari pada prinsip-prinsip
keadilan dan kejujuran.

4. Promosi (Promotion)

Promosi dalam tinjauan syariah harus sesuai dengan


sharia compliance yang merefleksikan kebenaran,
keadilan dan kejujuran kepada masyarakat. Segala
informasi yang terkait dengan produk harus
diberitahukan secara transparan dan terbuka sehingga
tidak ada potensi unsur penipuan dan kecurangan dalam
melakukan promosi.

Konsep marketing mix dalam perspektif Islam


secara teknis dalam melakukan suatu pemasaran, baik
barang maupun jasa, tidaklah bebas nilai. Sebagai seorang
khalifah di muka bumi, manusia juga dituntut untuk
menjaga kesejahteraan masyarakat secara umum,
dengan berdagang menggunakan cara yang halal dan
diridhoi oleh Allah Subhanahu wa ta‟ala. Menurut thariq
menyatakan bahwa bisnis dalam Islam sangat
mengedepankan adanya konsep rahmat dan ridha, baik
dari penjual pembeli, sampai dari Allah SWT. Dengan
demikian, aktivitas pemasaran harus didasari pada etika
dalam pemasarannya7.

Konsep pemasaran syariah merupakan sebuah


alternatof solusi untuk proses pemasaran yang bebas dari
kemudhorotan. Syariah Marketing memimpikan
penerapan bisnis yang sesuai dengan nilai dan kaidah
agama Islam. Ada empat hal yang menjadi Key Success
Factors (KSF) dalam mengelola suatu bisnis, agar
mendapat celupan nilai-nilai moral yang tinggi, yaitu
diantaranya sebagai berikut.

1. Shiddiq (benar dan jujur),

Jika seorang pemimpin senantiasa berperilaku


benar dan jujur dalam sepanjang kepemimpinannya
haruslah menjiwai seluruh perilakunya dalam melakukan
pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan,

7 Gunara, Thorik dan Sudibyo, Utus Hardiono, Markeitng Muhammad Strategi

Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad saw., (Bandung: Madani Prima,
2008), 155
dalam bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat
perjanjian dengan mitra bisnisnya.

2. Amanah (terpercaya, kredibel)

Maksud dari amanah adalah sifat yang dapat dipercaya,


bertanggung jawab, dan kredibel, juga bermakna
keinginan untuk untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan
ketentuan. Diantara nilai yang terkait dengan kejujuran
dan melengkapinya adalah amanah. Sehinga sifat amanah
ini akan menjadi citra baik bagi produsen atau penjual
saat memasarkan produknya.

3. Fathanah (cerdas).

Istilah tersebut dapat diartikan sebagai intelektual,


kecerdikan atau kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah
adalah pemimpin yang memahami, mengerti dan
menghayati secara mendalam segala hal yang menjadi
tugas dan kewajibannya.

4. Thabligh (komunikatif),

Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif. Orang yang


memiliki sifat ini akan menyampaikannya dengan benar
dan dengan tutur kata yang tepat (bil-hikmah). Berbicara
dengan orang lain dengan sesuatu yang mudah
dipahaminya, berdiskusi dan melakukan presentasi bisnis
dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga orang
tersebut mudah memahami pesan bisnis yang ingin kita
sampaikan.

Penjelasan mengenai pemasaran syariah


sebelumnya merupakan sebuah konsep pengantar untuk
sedikit memahami tentang kaidah – kaidah ajaran agama
Islam dalam aspek pemasaran dalam menyampaikan
pesan kepada konsumen mengenai pemasaran yang tidak
bertentangan dengan nilai – nilai Islam. Secara alamiah
semua pelaku ekonomi baik konsumen maupun produsen
pasti ingin meningkatkan jumlah keuntungan, baik
keuntungan penjualannya atau keuntungan dari
konsumsi produk yang telah dibeli. Sehingga produsen
dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan penjualan dengan
menjaga kualitas pelayanan agar konsumen puas secara
lahiriyah dan secara batiniyah. Berdasarkan pemaparan
sebelumnya menunjukkan bahwa dalam upaya mencapai
tujuan dapat dilakukan dengan cara melakukan
pemasaran dengan menerapkan nilai – nilai Islam.

C. Karakteristik Pemasaran Syariah.

Pemasaran Syariah secara konseptual mempunyai


perbedaan dengan pemasarana konvensional. perbedaan
tersebut dapat dilihat salah satunya dari karakteristik
pemasaran syariah. Terdapat empat karakteristik syariah
marketing yang dapat menjadi panduan bagi para
pemasar diantaranya sebagai berikut.

1. Teistis (rabbaniyyah):

Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-


hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini
adalah yang paling adil, paling selaras dengan segala
bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk
kerusakan. Jadi seorang pemasar syariah memiliki
orientasi maslahah, sehingga tidak hanya mencari
keuntungan namun diimbangi pula dengan keberkahan
didalamnya. Allah berfirman dalam surat Al-Zalzalah: 7-88:
َ َ َ َ َ ًّ ََ ‫ال َذ َّرة‬
َ ‫َو َمن َيع َمل مث َق‬
‫ال ذ َّرة خ ْ ًيا َي َره‬ ‫ ف َمن َيع َمل ِمثق‬Ʊ ‫شا َي َره‬ ِ
Terjemah dari surat tersebut adalah Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya pula. Berdasarkan terjemahan
tersebut dapat menurut quraish syihab dapat ditafsirkan
dengan “_Kemudian, barangsiapa berbuat suatu
kebaikan, walaupun hanya sebesar butir debu, ia akan
melihatnya dalam lembaran catatan amal perbuatan
(shahîfah) dan mendapatkan balasannya dan Dan
barangsiapa yang berbuat suatu kejahatan walaupun

8 Departemen Agama, Al-Quran dan Tarjamah. Tri Karya, Surabaya, 2004


sebesar butir debu, ia akan melihatnya juga dan
mendapatkan balasannya. Tuhan tidak akan berbuat
zalim kepada siapa pun”.9

2. Etis (akhlaqiyyah)

Keistimewaan lain dari syariah marketer adalah ia sangat


mengedepankan masalah akhlak (moral dan etika) dalam
seluruh aspek kegiatannya, karena nilai-nilai moral dan
etika adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan
oleh semua agama.

3. Realistis (al-waqiyyah):

Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang


fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah
Islamiyah yang melandasinya. Pemasar syariah adalah
para pemasar profesional dengan penampilan yang
bersih, rapi dan bersahaja, bekerja dengan
mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, dan
kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.

4. Humanistis (insaniyyah):

Keistimewaan syariat Islam diciptakan untuk manusia


sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras,
warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang

9Shihab, Muhammad Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian


alQur'an, Jakarta, Lentera Hati, 2001.
membuat syariah memiliki sifat universal sehingga
menjadi syariah humanistis universal.10

10Kertajaya, Hermawan dan Syakir Sula, Muhammad, Syariah Marketing,


Bandung: Mizan Pustaka, 2006
DAFTAR RUJUKAN

Abdurahman Zen, Strategi Genius Marketing ala


Rasulullah, (DIVA Press, Jogjakarta, 2011), hlm. 16
Aziz Hakim Muhammad, Sistem Oprasional Pemasaran
Syariah, (Renaisan, Jakarta, 2007), hlm. 15
Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis
Syariah: Menanamkan Nilai dan Praktis Syariah
dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta),
hlm. 340
Departemen Agama, Al-Quran dan Tarjamah. (Tri Karya,
Surabaya, 2004)
Gunara, Thorik dan Sudibyo, Utus Hardiono, Markeitng
Muhammad Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis
Nabi Muhammad saw., (Bandung: Madani Prima,
2008), 155
Marwan Asri, Marketing (Yogyakarta: UPP-AMP YKNPN,
1991),14.
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Indonesia: PT
Macanan Jaya Cemerlang, 2002), 15
Shihab, Muhammad Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan,
Kesan dan Keserasian alQur'an, Jakarta, Lentera
Hati, 2001.
Kertajaya, Hermawan dan Syakir Sula, Muhammad,
Syariah Marketing, (Bandung: Mizan Pustaka,
2006)

Anda mungkin juga menyukai